Professional Documents
Culture Documents
ASSESMENT
Assesment atau pemeriksaan fisioterapi dilakukan untuk menentukan
diagnosis dan problematik fisioterapi sebagai dasar untuk menyusun dan
menentukan jenis intervensi yang akan dilakukan. Jenis pemeriksaan
fisioterapi yang dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi Fraktur Patella
Sinistra menggunakan metode CHARTS, mencakup:
A Chief of Complain
Fisioterapi menanyakan keluhan utama pasien.Misalnya pada pasien
fraktur patella sinistra maka keluhan utama yang dirasakan pasien yaitu
terasa nyeri dan terjadi gangguan fungsi gerak pada daerah tungkai
kiri.
B History Taking
Pengambilan data pasien berkaitan dengan kondisi yang dialami
melalui anamnesis. Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada
pasiennya (autoanamnesis) dan anamnesis yang dilakukan kepada
keluarganya (alloanamnesis). Anamnesis terdiri dari 2 yaitu :
1 Anamnesis Umum
Anamnesis umum ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
terkait dengan identitas pasien yang meliputi :
Nama
:
Bunga
Umur
:
22
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Agama
:
Islam
Alamat
:
Jln. Kote
Pekerjaan
:
Mahasiswa
Hobby
:
Jalan-Jalan
Status
:
Belum nikah
Adapun data vital sign yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Denyut Nadi
: 72kali/menit
Pernafasan
: 23kali/menit
Temperatur/Suhu : 36 C
2 Anamnesis Khusus
Anamnesis khusus bertujuan untuk mengumpulkan informasi
terkait keluhan pasien dan riwayat perjalanan penyakit yang pernah
atau sedang dialami oleh pasien. Informasi tersebut dapat diperoleh
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, seperti :
No.
1.
2.
3.
4.
kecelakan
bermotor,
lutut
mengalami
kiri
saya
membentur aspal.
Dimana letak keluhan?
Di bagian lulut kiri
Jenis nyerinya menjalar Hanya di bagian lutut saja
atau hanya di bagian itu
saja?
Pada saat apa Anda Pada saat bergerak
merasakan nyeri? Saat
6.
7.
terbakar?
Bagaimana
keseimbangan
7.
8.
dokter?
Apa
yang
katakan
9.
penyakit anda?
Kapan Anda ke dokter Sesaat setelah kejadian saya dibawa ke
(apakah sesaat setelah rumah sakit.
kecelakaan atau setelah
beberapa hari)?
10.
roentgen
dan
11.
diperiksa laboratorium?
Apakah Anda diberi Iya. Saya diberi obat penghilang nyeri,
12.
13.
tapi
setelah
mengonsumsi obat?
Bagaimana
keadaan Saat tidur saya hanya bisa terlentang
tidur, makan, BAB, dan dan manyangga kaki kiri saya dengan
kegiatan hari-hari Anda?
14.
Bagaimana
duduk
saya
tidak
bisa
penyakit ini?
Bagaimana
ini?
Apakah
riwayat
Anda
penyakit
lain,
dll?
Masih ada keluhan lain Sudah tidak ada.
Anda?
Sumber :Data Primer
3 Anamnesis Tambahan
Dari anamnesis tambahan kita dapat mengetahui apakah
pasien pernah mendapat penanganan medis sebelumnya atau belum.
Depan
Terdapat deformitas
Warna kulit kemerahan
dekstra
lebih
maju
b Inspeksi Dinamis
Inspeksi dinamis yaitu inspeksi saat pasien bergerak. Inspeksi
ini sebenarnya telah dimulai sejak awal pertama bertatap muka
dengan pasien. Saat pertama kali melihat pada inspeksi yang
diperhatikan adalah raut muka pasien (apakah terlihat kesakitan),
pola berjalan, kemampuan melakukan gerakan-gerakan pada regio
terkait, dll.
Tabel 5.3 Data Inspeksi Dinamis
No.
Inspeksi Dinamis
Hasil inspeksi
4
1.
Saat
melepas
nyeri
dan Sangat nyeri
memakai celana
2 Tes Orientasi
Tes orientasi ini bertujuan untuk mengungkap letak kelainan
yang dikeluhkan oleh pasien.Tes orientasi ini dilakukan dengan
meminta pasien melakukan gerakan-gerakan aktivitas sehari hari
untuk memancing rasa nyeri. Pasien diinstruksikan melakukan
gerakan jongkok-berdiri, kemudian dalam posisi berdiri tanpa
memakai tongkat pasien disuruh mengambil barang yang dipegang
oleh fisioterapis (untuk melihat keseimbangan tubuh)
3 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Pemeriksaan fungsi gerak ini bertujuan untuk melokalisasi area
keluhan dan mengetahu jaringan yang mengalami cedera.
Pemeriksaan fungsi gerak dasar ini dilakukan dalam 3 tahap
yaitu :
a Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Aktif
Pemeriksaan ini dilakukan dengan meminta pasien untuk
melakukan gerakan dengan keinginan dan kekuatannya sendiri
tanpa bantuan pemeriksa atau mekanis.
Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai kondisi
jaringan lunak di sekitar area yang mengalami cedera (otot dan
tendon) dan jika terjadi kelemahan dalam pola gerakannya
kemungkinan karena adanya gangguan pada kualitas saraf.
No.
1.
2.
3.
4.
mengenai
No.
1.
2.
3.
4.
Endorotasi
Eksorotasi
Terbatas
Terbatas
menilai
kekuatan
1.
2.
3.
4.
Tahanan
Fleksi
Ekstensi
Endorotasi
Eksorotasi
Hasil
Sedikit melawan dan nyeri
Sedikit melawan dan nyeri
Sedikit melawan dan nyeri
Sedikit melawan dan nyeri
4 Palpasi
Palpasi adalah tindakan meraba dengan satu atau dua tangan.
Palapasi menegaskan apa yang kita lihat dan mengungkapkan hal-hal
yang tidak terlihat. Palpasi membedakan tekstur, dimensi, konsistensi,
suhu dan kejadian-kejadian lain (Burnside, 1995).
No.
1.
cedera
lebih
dibandingkan
jaringan sekitar
2
2.
3.
Kontur kulit
Otot hamstring dan quadriceps
Tenderness
D Restrictive
Restrictive dalam pemeriksaan fisioterapi digunakan untuk mengetahui
keterbatasan yang dialami oleh pasien yang meliputi :
1 Keterbatasan ROM : Ketika terjadi gangguan pasti akan terjadi
keterbatasan dalam gerakan. Dalam hal ini pada kondisi fraktur
patella terjadi keterbatasan pada gerakan-gerakan dasar seperti
fleksi, ekstensi,
2 Keterbatasan ADL : Karena kondisi fraktur yang di alami pasien,
keterbatasan ROM memberikan pengaruh dalam aktivitas keseharian
pasien. Seperti keterbatasan untuk melakukan aktivitas toiletting,
berjalan, memakai celana dan pasien menjadi tidak mandiri.
3 Keterbatasan Pekerjaan : Kondisi fraktur memberikan pengaruh
terhadap aktivitas pekerjaan pasien sebagai mahasiswa menjadi
terganggu semenjak mengalami kondisi fraktur.
4 Keterbatasan Rekreasi : Pasien mengalami keterbatasan dalam
melakukan hobbynya dikarenakan kondisinya yang tidak mendukung.
No.
1.
E
Tissue Impairment
Musculotendinogen
Hasil
Spasme dan weekness pada otot
2.
Osteoarthrogen
3.
4.
Neurogen
Psikogenik
tibiofibularis
Gangguan kepercayaan diri dan
kecemasan
Tissue Impairment
Setelah melakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya kita dapat
mendeteksi
apakah
ada
gangguan
pada
mosculotendinogen,
F Spesific Test
Tes spesifik ini betujuan untuk menegakkan diagnostik yang lebih
akuran dan memastikan jaringan mana yang mengalami masalah. Adapun
tes-tes
spesifik
yang
umum
dilakukan
pada
kondisi
gangguan
muskuloskletal adalah :
1 Palpasi
Palpasi pada spesifik test bertujuan untuk mengetahui adanya
tenderness atau nyeri tekan. Pada fraktur patella ini terdapat adanya
tenderness (nyeri tekan).
Sumber : Data Primer
2 Pain Grading Scale
Pengukuran nyeri ini perlu dilakukan untuk meninjau tingkat nyeri
dan
nyeri
tekan.
Pengukuran
nyeri
dapat
dilakukan
dengan
No.
1.
2.
3.
Grade
5 = Normal
posisi
75%
3 = Fair
50%
2 = Poor
25%
1 = Trace
5%
melawan gravitasi
Ada sedikit kontraksi, ada sedikit atau tidak
0 = Zero
0%
No.
1.
2.
eksorotasi
0o-45o
20o
Pengukuran
Sumber : Data Primer
Kelompok
Perasaan cemas
a
b
c
d
Gejala
Cemas
Takut
Mudah tersinggung
Firasat buruk
10
2.
Ketegangan
3.
Ketakutan pada
4.
Gangguan tidur
5.
6.
Gangguan kecerdasan
Perasaan depresi
7.
Gejala somatic
8.
Gejala sensorik
9.
Gejala kardiovaskuler
10.
Gejala pernapasan
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
f
a
b
c
d
e
a
a
b
c
d
Lesu
Tidur tidak tenang
Gemetar
Gelisah
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gelap
Ditinggal sendiri
Orang asing
Binatang besar
Keramaian lalu lintas
Kerumunan orang banyak
Sukar tidur
Terbangun malam hari
Tidak puas, bangun lesu
Sering mimpi buruk
Mimpi menakutkan
Daya ingat
Kehilangan minat
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesenangan
pada hobi
Perasaan
a
b
c
d
a
b
c
d
e
a
b
c
d
e
sepanjang hari
Nyeri otot kaki
Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tidak stabil
Tinitus
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemas
Perasaan di tusuk-tusuk
Tachicardi
Berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lemas seperti mau
pingsan
Detak
a
b
c
sekejap
Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Merasa napas pendek atau
berubah-ubah
jantung
hilang
sesak
11
11.
Gejala
saluran
pencernaan makanan
12.
13.
Gejala urogenital
Gejala
vegetative/Otonom
14.
Perilaku
wawancara
sewaktu
Sering
menarik
napas
a
b
c
d
e
f
g
h
panjang
Sulit menelan
Mual,muntah
Enek
Konstipasi
Perut melilit
Defekasi lembek
Gangguan pencernaan
Nyeri lambung sebelum dan
i
j
k
sesudah
Rasa panas di perut
Berat badan menurun
Perut terasa panas atau
a
b
kembung
Sering kencing
Tidak
dapat
a
b
c
d
kencing
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Sering pusing atau sakit
e
a
b
c
d
kepala
Bulu roma berdiri
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Mengerutkan dahi
e
f
g
h
kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Napas pendek dan cepat
Muka merah
menahan
atau
Nilai 0 =
Nilai 1 =
Nilai 2 =
Nilai 3 =
14 20
= kecemasan ringan
21 27
= kecemasan sedang
28 41
= kecemasan berat
42 56
yang
mengalami
gangguan
ADL
dapat
diukur
menilai
kemampuan
fungsional
bagi
pasien-pasien
yang
Indikator
Makan(Feeding)
a
b
Grade
0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan
13
memotong, mengoles
2.
Mandi (Bathing)
3.
c
a
b
a
mentega dll
2 = Mandiri
0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
0 = Membutuhkan bantuan
orang lain
1 = Mandiri dalam
perawatan muka, rambut,
4.
5.
Berpakaian (Dressing)
a
b
c
a
6.
terkontrol
1 = Kadang inkontinensia
c
a
7.
Penggunaan toilet
pencahar)
1 = Kadang inkontensia
c
a
(sekali seminggu)
2 = Terkendali teratur
0 = Tergantung bantuan
orang lain
1 = Membutuhkan
bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal
8.
9.
Transfer
Mobilitas
c
a
b
sndiri
2 = Mandiri
0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk
d
a
orang)
3 = Mandiri
0 = Immobile (tidak
14
mampu)
1 = Menggunakan kursi
roda
2 = Berjalan dengan
10.
a
b
seperti tongkat)
0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan
bantuan
2 = Mandiri
20
: Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11
: Ketergantungan sedang
5-8
: Ketergantungan berat
0-4
: Ketergantungan total
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada pasien, nilai
yang diperoleh adalah 17 yang menginterpretasikan bahwa pasien
mengalami ketergantungan ringan.
ini
termasuk
dalam
15
BAB V
INTERVENSI FISIOTERAPI
A Diagnosis Fisioterapi
Berdasarkan assessment yang telah dilakukan, dapat ditentukan
diagnosisnya, yaitu Gangguan Fungsional pada knee joint sinistra akibat
Fraktur Patella 6 minggu yang lalu.
B Problem Fisioterapi
1 Problem Primer
16
Problem Fisioterapi
Gangguan
Modalitas Terpilih
Komunikasi
Dosis
F : 1 x sehari
I : pasien fokus
T : wawancara,
motivasi
T : 5 menit
17
2.
F : setiap hari
I : 3 jam
masih ada)
perubahan posisi
T : dibantu berbalik
T : 3 jam per posisi
F : setiap hari
I : 3 menit, jeda 2
Ice
Compress
(immobilisasi)
3.
Nyeri
Interferensi
4.
Spasme otot
Statik Kontraksi
menit, 4x repetisi
T : kompres
T : 10-15 menit
F : setiap hari
I :T : soft collar
T : 1 minggu
F : 1 x sehari
I : 20-30 mA
T : regional
T : 10 menit
F : setiap hari
I : 8x hitungan, 1520x repetisi
(tergantung
kekuatan pasien)
T : gerakan dasar
region knee
T : 3 menit
5.
Mencegah
weakness
ekstremitas
(Knee)
mucle Infra
Red
18
No.
1.
Problem Fisioterapi
Modalitas Terpilih
Mencegah stiffness joint Exercise
ekstremitas sekitar
3.
NMT
Dosis
F : setiap hari
I : 8x hitungan, 3x
repetisi
T : AROMEX
T : 3 menit
F : setiap hari
I : 8x hitungan, 15-30x
repetisi
T : SCS
T : 3 menit
Problem Fisioterapi
Mencegah limitasi ROM
Meningkatkan
Modalitas Terpilih
Exercise
proses Ultrasound
pre
eliminary
exercise
Mencegah limitasi ROM Exercise
knee
Mencegah
mucle Exercise
weakness
Meningkatkan
kekuatan Exercise
otot
dan
Dosis
F : 1x per hari
I : 8x hitungan, 5x
repetisi
T : AROMEX
T : 1 menit
F : 2-3 kali per minggu
I : 0,2 watt/cm
T : IUS 1 Mhz
T : 3 menit
F : 1x per hari
I : 5x hitungan, 8x
repetisi
T : AROMEX
T : 60 detik
F : 1x per hari
I : 8x hitungan, 3x
repetisi
T : Isometrik exercise
T : 30 detik
F : 1x per hari
I : 8x hitungan, 3x
repetisi
T : Strenthening exercise
T : 30 detik
F : 1x per hari
I : 15x hitungan, 3x
repetisi
T : Stretching exercise
19
T : 1 menit
Problem/Tujuan
1.
2.
Modalitas Terpilih
Dosis
Fisioterapi
Mengembalikan
fungsi PNF
F : 3x per minggu
ADL
I : 8x hitungan, 3x
Meningkatkan
AFPR
kemampuan ADL
Fungsional
I :T : jalan-jalan di sekitar
rumah
T : 1 jam
Rekreasi)
5 Home Program
a Mengkompress leher dengan air hangat untuk memperlancar
sirkulasi darah.
b Sebaiknya tidak menyetir untuk sementara waktu.
c Olahraga setiap hari (senam, aerobic).
E Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk membandingkan kondisi awal pasien
sebelum diintervensi dan kondisi setelah pasien diintervensi. Evaluasi
yang dilakukan mengacu pada interval tertentu.
No.
Problem
Fisioterapi
1.
Rasa Percaya
Diri
HRS-A
18
Interpretasi
Terdapat
penurunan
tingkat
kecemasaan
(kecemasan
20
ringan tidak
ada
kecemasan)
2..
Nyeri Diam
VAS
Terdapat
penurunan
nilai nyeri
3.
Nyeri gerak
VAS
Terdapat
penurunan
nilai nyeri
4.
Nyeri Tekan
VAS
Terdapat
penurunan
nilai nyeri
5.
Mucle
MMT
Weakness
Terdapat
peningkatan
kekuatan otot
6.
Spasme
Asworth
Scale
Terdapat
penurunan
pada spasme
otot
7.
Limitasi ROM
Goniomete
S. 50. 0.
S.75.0
Terdapat
20
.45
peningkatan
nilai ROM
R. 20. 0.
F.40.0.
21
20
40
T.75.0.
75
8.
Gangguan
Indeks
Fungsi ADL
Barthel
17
20
Terdapat
peningkatan
fungsional
ADL
(ketergantung
an ringan
mandiri)
F Dokumentasi
Data-data tentang riwayat medis klien, hasil-hasil pemeriksaan klinis,
program intervensi fisioterapi yang telah dilaksanakan pada klien dan
catatan penting tentang hasil perkembangan terapi, dapat dilihat dan
tercantum pada kartu kontrol pemeriksaan kesehatan klien.
G Modifikasi
Dalam modifikasi, fisioterapis melakukan modifikasi pada program
intervensinya apabila tidak terdapat peningkatan kondisi yang baik pada
pasien dengan melihat hasil evaluasi.
H Kemitraan
Pengembangan kemitraan dapat dilakukan dengan profesi kesehatan
lainnya dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan sepenuhnya
terhadap kondisi klien.Hal ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien
dan perkembangan patofisiologinya.Dalam memberikan intervensi klien
tersebut, fisioterapis dapat bermitra dengan dokter spesialis saraf, dokter
dokter spesialis patologi klinik, ahli okupasional, perawat, psikolog, ahli
gizi, dan pekerja sosial medis lainnya
22