You are on page 1of 24

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM RESPIRASI
A. Definisi Respirasi
Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
Oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung Karbondioksida keluar
dari tubuh. ( Syaifuddin, 2002 ).
Respirasi adalah pertukaran gas antara individu dan lingkungan atau
keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir dengan darah dan antara darah
dengan sel-sel tubuh. Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang
dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. ( Kozier, 1991 )
Menurut Price dan Wilson (2006), pernafasan secara harfiah berarti pergerakan
oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida (CO 2) dari sel ke
udara bebas. Pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 diperlukan untuk menjalankan fungsi
normal sel dalam tubuh, akan tetapi sebagian besar sel-sel tubuh tidak dapat melakukan
pertukaran gas-gas langsung dengan udara, hal ini disebabkan oleh sel-sel yang letaknya
sangat jauh dari tempat pertukaran gas tersebut. Dengan demikian, sel-sel tersebut
memerlukan struktur tertentu untuk menukar maupun untuk mengangkut gas-gas
tersebut. Proses pernafasan terdiri dari beberapa langkah dan terdapat peranan yang
sangat penting dari sistem pernafasan, sistem saraf pusat, serta sistem kardiovaskular.
Pada dasarnya, sistem pernafasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang
menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli, yaitu
pemisah antara sistem pernafasan dengan sistem kardiovaskular.
Pada pernafasan yang melalui paru-paru atau pernafasan external, oksigen di
hirup melalui hidung dan mulut. Kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkhial ke alveoli dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.

Terdapat membran diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh, akan
tetapi sebagian besar sel-sel tubuh tidak dapat melakukan pertukaran gas-gas langsung
dengan udara, hal ini disebabkan oleh sel-sel yang letaknya sangat jauh dari tempat
pertukaran gas tersebut. Dengan demikian, sel-sel tersebut memerlukan struktur tertentu
untuk menukar maupun untuk mengangkut gas-gas tersebut. Proses pernafasan terdiri
dari beberapa langkah dan terdapat peranan yang sangat penting dari sistem pernafasan,
sistem saraf pusat, serta sistem kardiovaskular. Pada dasarnya, sistem pernafasan terdiri
dari suatu rangkaian saluran udara yang menghantarkan udara luar agar bersentuhan
dengan membran kapiler alveoli, yaitu pemisah antara sistem pernafasan dengan sistem
kardiovaskular. 8 alveoli yang memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dibawa ke jantung.
Kemudian akan dipompa ke dalam arteri di semua bagian tubuh. Darah meninggalkan
paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dimana pada tingkat ini hemoglobinnya 95%
(Pearce, 2002).
Adanya tekanan antara udara luar dan udara dalam paru-paru menyebabkan
udara dapat masuk ataupun keluar. Perbedaan tekanan terjadi akibat perubahan besar
kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan besarnya rongga ini
terjadi karena pekerjaan otot-otot pernafasan, yaitu otot antara tulang rusuk dan otot
pernafasan tersebut (Kus Irianto, 2008). Maka dari itu pernafasan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Pernafasan Dada
Pernafasan dada adalah pernafasan yang menggunakan gerakangerakan
otot antar tulang rusuk. Adanya kontraksi otot-otot yang terdapat diantara tulangtulang rusuk menyebabkan tulang dada dan tulang rusuk terangkat sehingga rongga
dada membesar. Ketika rongga dada membesar, paru-paru turut mengembang
sehingga volume menjadi besar. Sedangkan tekanannya lebih kecil daripada tekanan

udara luar. Dalam keadaan demikian udara luar dapat masuk melalui trakea ke paruparu (pulmonum).
2. Pernafasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot
diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga 9 diafragma yang
semula cembung menjadi agak rata, dengan demikian paru-paru dapat mengembang
ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan udara
terhirup masuk.
B. Anatomy Saluran Respirasi
Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring,
trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernasafan menjadi 2 bagian, yaitu : saluran
pernafasan atas & saluran pernafasan bawah.

1. Saluran Pernafasan Atas

a. Hidung
Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses
pernafasan berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
Hidung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut:
1) Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2) Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3) Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan
karang hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah yaitu: konka nasalis
inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis superior.
b. Faring
Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius).
1) Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis crania dan
di depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka bagian depan ke
dalam cavum nasi dan ke bawah ke dalam orofaring. Tuba eusthacius
membuka ke dalam didnding lateralnya pada setiap sisi. Pharyngeal tonsil
(tonsil

nasofaring)

adalah

bantalan

jaringan

limfe

pada

dinding

posteriosuperior nasofaring
2) Orofaring
Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal
lidah). Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan , makanan
masuk dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru.
3) Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di
belakang laring, dan dengan ujung atas esofagus
c. Laring
1) Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal
ditutup oleh sebuanh empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri
dari tulang-tulanng rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan
menutup laring

2) Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.
3) Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:
a) Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adams apple) dan sangat jelas
terlihat pada pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai
jakun.
b) Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol
keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang
V cartilago thyroideum.
c) Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk
cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane
cricotyroidea. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya
dengan cincin trachea I.
d) Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil
berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica
vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang
menonjol kedepan
2. Saluran Pernafasan Bawah

a. Trachea atau Batang tenggorok


1) Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5
cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher
dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut
manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata
torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
2) Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin
tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa
jaringan otot.
b. Bronchus
1) Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh.jenis sel yang sama.
2) Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang

kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah
cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah
3) Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di
bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang
berjalan kelobus atas dan bawah.
4) Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus
lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan
terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya
menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak
mengandung alveoli (kantong udara).
5) Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus
tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos
sehingga ukurannya dapat berubah.
6) Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut
saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar
udara ke tempat pertukaran gas paru-paru yaitu alveolus.
c. Paru-Paru
1) Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri atas gelembunggelembung kecil ( alveoli ). Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus
terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong
udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi
oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru,

asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0
cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus
Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
2) Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3
lobus ( lobus pulmo dekstra superior, lobus pulmo dekstra media, lobus pulmo
dekstra inferior) dan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobus sinistra
superior dan lobus sinistra inferior).
3) Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen.
Paru-paru kiri memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior
dan lima lobus inferior. Paru-paru kiri juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah
segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3
segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi
belahan-belahan yang bernama lobulus.
4) Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga dada /
kavum mediastinum.. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau
hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung.
5) Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang pernama pleura . Pleura dibagi
menjadi dua yaitu pleura visceral ( selaput dada pembungkus) yaitu selaput
paru yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaput
yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat
rongga kavum yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum
pleura ini vakum/ hampa udara.
6) Suplai Darah

Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel


kanan jantung, memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabangcabang untuk lobus, segmen dan lobules. Cabang-cabang terminal berakhir
dalam sebuah jaringan kapiler pada permukaan setiap alveolus. Jaringan
kapiler ini mengalir ke dalam vena yang secara progresif makin besar, yang
akhirnya membentuk vena pulmonalis, dua pada setiap sisi, yang dilalui oleh
darah yang teroksigenasi ke dalam atrium kiri jantung. Artheria bronchiale
yang lebih kecil dari aorta menyuplai jaringan paru dengan darah yang
teoksigenasi.

C. Fisiologi Pernafasan
Menurut Syaifuddin (2006), fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen
dan karbondioksida pada pernafasan melalui paru/pernafasan eksterna. Tubuh melakukan
usaha memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan mengeluarkan CO 2
sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran napas bersama
kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya oksigen. Terdapat 3 tahapan dalam
proses respirasi, yaitu:
1. Ventilasi
Proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru, serta keluarnya
karbondioksida dari alveoli ke udara luar. Alveoli yang sudah mengembang tidak
dapat mengempis penuh karena masih adanya udara yang tersisa didalam alveoli
yang tidak dapat dikeluarkan walaupun dengan ekspirasi kuat. Volume udara yang
tersisa ini disebut dengan volume residu. Volume ini penting karena menyediakan
O2 dalam alveoli untuk menghasilkan darah (Guyton & Hall, 2008).
2. Difusi
Proses berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah, serta keluarnya
karbondioksida dari darah ke alveoli. Dalam keadaan beristirahan normal, difusi dan
keseimbangan antara O2 di kapiler darah paru dan alveolus berlangsung kira-kira

0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan
bahwa paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi (Price dan Wilson, 2006).
3. Perfusi
Yaitu distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk
dialirkan ke seluruh tubuh (Siregar & Amalia, 2004).
D. Otot-otot Pernafasan
Menurut Djojodibroto (2009), yang digolongkan ke dalam struktur pelengkap
sistem pernafasan adalah struktur penunjang yang diperlukan untuk bekerjanya sistem
pernafasan tersebut. Struktur pelengkap itu sendiri terdiri dari costae dan otot, difragma
serta pleura. Dinding dada atau dinding thoraks dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit.
Tulang pembentuk dinding thoraks antara lain costae (12 buah), vertebra thoracalis (12
buah), sternum , clavicula dan scapula. Sementara itu, otot pembatas rongga dada terdiri
dari:
1. Otot ekstremitas superior
a. Musculus pectoralis major
b. Musculus pectoralis minor
c. Musculus serratus anterior
d. Musculus subclavius
2. Otot anterolateral abdominal
a. Musculus abdominal oblicus externus
b. Musculus rectus abdominis
3. Otot thorax intrinsic
a. Musculus intercostalis externa
b. Musculus intercostalis interna
c. Musculus sternalis
d. Musculus thoracis transverses
Selain sebagai pembentuk dinding dada, otot skelet juga berfungsi sebagai otot
pernafasan. Menurut kegunaannya, otot-otot pernafasan dibedakan menjadi otot untuk
inspirasi, dimana otot inspirasi terbagi menjadi otot inspirasi utama dan tambahan, serta
otot untuk ekspirasi tambahan.
1. Otot inspirasi utama (principal) yaitu:
a. Musculus intercostalis externa
b. Musculus intercartilaginus parasternal
c. Otot diafragma.
2. Otot inspirasi tambahan (accessory respiratory muscle) sering juga disebut sebagai
otot bantu nafas terdiri dari:

a.
b.
c.
d.

Musculus sternocleidomastoideus
Musculus scalenus anterior
Musculus scalenus medius
Musculus scalenus posterior
Saat pernafasan biasa (quiet breathing), untuk ekspirasi tidak diperlukan

kegiatan otot, cukup dengan daya elastis paru saja udara di dalam paru akan keluar saat
ekspirasi berlangsung. Namun, ketika seseorang mengalami serangan 12 asma, seringkali
diperlukan active breathing, dimana dalam keadaan ini untuk ekspirasi diperlukan
kontribusi kerja otot-otot seperti:
1. Musculus intercostalis interna
2. Musculus intercartilagius parasternal
3. Musculus rectus abdominis
4. Musculus oblique abdominus externus
Otot-otot untuk ekspirasi juga berperan untuk mengatur pernafasan saat
berbicara, menyanyi, batuk, bersin, dan untuk mengedan saat buang air besar serta saat
persalinan.

Gambar Otot-otot pernafasan


E. Mekanisme Pernafasan
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur,
berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang 13 terjadi pada otototot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam
sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena itu seseorang dapat menahan,

memperlambat atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa reflek napas juga di bawah
pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar
karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah (Syaifuddin, 2006).
Menurut Kus Irianto (2008), mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua
yaitu:
1. Inspirasi
Sebelum menarik napas / inspirasi kedudukan diafragma melengkung ke
arah rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum, otot
antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini
menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang
rusuk, menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti mengembangnya paruparu, sehingga udara luar melalui hidung, melalui batang tenggorok (bronkus),
kemudian masuk ke paru-paru.
2. Ekspirasi
Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot
untuk menurunkan intratorakal. Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang
rusuk dan otot diafragma mengendur, maka diafragma akan melengkung ke arah
rongga dada lagi, dan tulang rusuk akan kembali ke posisi semula. Kedua hal
tersebut menyebabkan rongga dada mengecil, sehingga udara dalam paru-paru
terdorong ke luar. Inilah yang disebut mekanisme ekspirasi.

F. Proses Pertukaran Gas dalam Paru


Oksigen merupakan zat kebutuhan utama dalam proses pernafasan. Oksigen
untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Alat-alat pernapasan
berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang
mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk

memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Sistem pernapasan
pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan.
Saluran pernapasan atau traktus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh
manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tampat pertukaran gas yang
diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan
berakhir pada paru-paru.
Menurut Pearce (2002), paru-paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gen
dan gas karbonioksida. Saat proses pernafasan terjadi, oksigen masuk melalui trakea
dan pipa bronchial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris. Oksigen dari darah merah yang akan dibawa ke jantung dipisahkan oleh
membran alveoli kapiler kemudian akan dipompa di dalam arteri ke semua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 10 mmHg dan pada tingkat
ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah

dan

udara

berlangsung di alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan


didalamnya aliran udara timbal balik (pernafasan), dan tergantung pada difusi oksigen
dari alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama berlaku pada
gas dan uap yang terhidup paru-paru yang merupakan jalur masuk terpenting dari
bahan-bahan berbahaya lewat udara pada paparan kerja.

G. Mekanisme sistem Kerja Pernafasan


Terdapat beberapa mekanisme yang berperan membawa udara ke dalam paru
sehingga pertukaran gas dapat berlangsung. Fungsi mekanisme pergerakan udara
masuk dan keluar dari paru disebut ventilasi. Mekanisme ini dilaksanakan oleh
sejumlah komponen yang saling berinteraksi. Pompa pernafasan merupakan pompa

yang bergerak maju mundur dan mempunyai dua komponen penting yaitu volume
elastis paru itu sendiri dan dinding yang mengelilingi paru. Dinding tersebut
terdiri dari rangka, jaringan rangka thoraks, diafragma, isi abdomen serta dinding
abdomen. Otot-otot pernafasan yang merupakan bagian dinding thoraks adalah sumber
kekuatan untuk menghembuskan pompa. Diafragma dibantu oleh otot-otot yang dapat
mengangkat tulang iga dan sternum merupakan otot utama yang ikut berperan dalam
peningkatan volume paru dan rangka thoraks selama inspirasi.
Otot-otot pernafasan diatur oleh pusat pernafasan yang terdiri dari neuron dan
reseptor pada pons dan medulla oblongata. Pusat pernafasan merupakan bagian sistem
saraf yang mengatur semua aspek pernafasan. Faktor utama pada pengaturan
pernafasan adalah respon dari pusat kemoreseptor dalam pusat pernafasan terhadap
tekanan parsial (tegangan) karbondioksida (PaCO 2 ) dan pH darah arteri. Peningkatan
PaCO 2 atau penurunan pH merangsang pernafasan. Penurunan tekanan parsial O 2
dalam darah arteri PaO 2 dapat juga merangsang ventilasi. Kemoreseptor perifer yang
terdapat dalam badan karotis pada bifurkasio arteria karotis komunis dan dalam badan
aorta pada arkus aorta peka terhadap penurunan PaO 2 dan pH serta peningkatan
PaCO 2 . Akan tetapi PaO 2 harus turun dari nilai normal kira-kira sebesar 90 sampai
100 mmHg hingga mencapai sekitar 60 mmHg sebelum ventilasi mendapat
rangsangan yang cukup berarti (Price dan Wilson, 2006).

H. Anatomi Paru
Paru-paru merupakan organ pernafasan yang dibentuk oleh struktur- struktur
yang ada di dalam tubuh, seperti: arteri pulmonaris, vena pulmonaris, bronkhus, arteri
bronkhailis, vena bronkhailis, pembuluh limfe dan kelenjar limfe (Guyton & Hall,
2008). Struktur paru-paru seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru, bronkiolus bercabang-

cabang halus dengan diameter 1 mm, dindingnya makin menipis dibandingkan


dengan bronkus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih
mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.
Pada bagian distal kemungkinan tidak terdapat silia. Bronkiolus berakhir pada kantong
udara yang disebut dengan alveolus. Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiulus
berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau
mirip sarang tawon. Alveolus berselaput tipis dan terdapat banyak muara kapiler darah
sehingga memungkinkan adanya difusi gas pernasafan didalamnya.
Menurut Irman Somantri (2008), paru-paru terbagi menjadi dua bagian yaitu
paru kanan yang terdiri dari tiga lobus sedangkan paru kiri terdiri dari dua lobus. Setiap
paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa sub bagian menjadi sekitar sepuluh unit
terkecil yang disebut bronchopulmonary segments. Paru kanan dan kiri dipisahkan oleh
ruang yang disebut mediastinum. Dimana jantung, aorta, vena cava, pembuluh paruparu, esofagus, bagian dari trakea dan bronkhus, serta kelenjar timus terdapat pada
mediastinum.

Gambar Anatomi organ paru


Menurut Price dan Wilson (2006), ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis
dan pleura viseralis. Pleura parietalis melapisi toraks atau rongga dada sedangkan
pleura viseralis melapisi paru- paru. Kedua pleura ini bersatu pada hilus paru.
Dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara kedua pleura ini yaitu pleura viseralis
bagian permukaan luarnya terdiri dari selapis sel mesotelial yang tipis (tebalnya tidak
lebih dari 30 m). Diantara celah - celah sel ini terdapat beberapa sel limfosit. Di
bawah sel-sel mesotelia ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit.
Seterusnya dibawah ini (dinamakan lapisan tengah) terdapat jaringan kolagen dan seratserat elastik.
Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut spasium pleura,
mengandung

sejumlah

kecil

cairan

yang

melicinkan

permukaan

yang
dan

memungkinkan keduanya bergeser secara bebas pada saat ventilasi. Cairan


tersebut dinamakan cairan pleura. Cairan ini terletak antara paru dan thoraks.
Tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan pleura parietalis dengan
pleura viseralis sehingga apa yang disebut sebagai rongga pleura atau kavitas
pleura hanyalah suatu ruangan potensial. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah
daripada tekanan atmosfer sehingga mencegah kolaps paru.

Jumlah normal cairan pleura adalah 10-20 cc. Cairan pleura berfungsi
untuk memudahkan kedua permukaan pleura

parietalis

dan

pleura

viseralis

bergerak selama pernapasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru yang
dapat dianalogikan seperti dua buah kaca obyek yang akan saling melekat jika ada
air. Kedua kaca obyek tersebut dapat bergeseran satu dengan yang lain tetapi keduanya
sulit dipisahkan. Cairan pleura dalam keadaan normal akan bergerak dari kapiler di
dalam pleura parietalis ke ruang pleura kemudian diserap kembali melalui pleura
viseralis.
I. Volume Paru
Menurut Guyton & Hall (2008) Volume paru akan berubah-ubah ketika proses
pernapasan berlangsung. Saat inspirasi akan mengembang dan saat ekspirasi akan
mengempis. Pada keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung
tanpa disadari. Volume udara di paru-paru selama proses pernafasan tidak tetap. Salah
satu

factor

penyebabnya

adalah

cara

bernafas.

Beberapa

parameter

yang

menggambarkan volume paru adalah :


1. Volume Tidal (Tidal Volume = TV)
Volume tidal adalah volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi pada
setiap kali bernapas normal. Volume udara tidal bervariasi tergantung pada tingkat
kegiatan seseorang. Pada kondisi tubuh istirahat, volume tidal sebanyak kira-kira
500 mililiter pada rata-rata orang dewasa muda, dan besarnya akan meningkat
bila kegiatan tubuh meningkat. Dari 500 mililiter udara tidal yang dipernapaskan
pada kondisi istirahat tersebut hanya 350 mililiter saja yang dapat sampai di
alveolus, sedang yang 150 mililiter mengisi ruang yang terdapat pada saluran
respirasi (disebut ruang rugi).
2. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume = IRV)

Volume cadangan inspirasi adalah udara yang masih dapat dihirup


setelah inspirasi biasa sampai mencapai inspirasi maksimal. Volume cadangan
inspirasi juga disebut udara komplementer. Umumnya pada laki-laki sebesar
3.300 mililiter dan pada wanita sebesar 1.900 mililiter.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reserve Volume = ERV)
Volume cadangan ekspirasi

adalah udara yang

masih dapat

dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi biasa sampai mencapai ekspirasi


maksimal. Volume cadangan ekspirasi juga disebut udara suplementer. Pada
laki-laki 1.000 ml, sedangkan perempuan 700 ml.
4. Volume Residu (Residual Volume =RV)
Volume residu adalah volume gas dalam paru yang masih tertinggal saat
akhir ekspirasi maksimal, dengan kata lain volume residu adalah kapasitas paru
total dikurangi kapasitas vital. Udara yang masih tersisa didalam paru sesudah
ekspirasi maksimal sekitar 1100ml.
J. Kapasitas Vital Paru
Menurut Guyton & Hall (2008), kapasitas vital paru adalah volume cadangan
inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi, volume ini merupakan
jumlah maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah terlebih dahulu
penghisapan secara maksimum. Kapasitas vital rata- rata pada pria muda dewasa kirakira 4,6 liter, dan pada wanita muda dewasa kira- kira 3,1 liter. Meskipun nilai itu
jauh lebih besar pada beberapa orang dengan berat badan yang sama pada orang lain.
Orang yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan kurus biasanya mempunyai
kapasitas paru yang lebih besar daripada orang yang gemuk dan seorang atlet yang
terlatih baik, mungkin mempunyai kapasitas vital 30- 40 % diatas normal yaitu 6-7
liter. Dalam keadaan yang normal, kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak

5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal 3 liter udara. Pada saat
kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2.600 cm3 (21/2 liter).
K. Gangguan-Gangguan Pernafasan
1. Hipertensi Paru
Hipertensi Paru adalah peningkatan tekanan darah pada sistem vaskular
paru. Keadaan ini sering dijumpai pada penyakit kardiovaskular atau pernafasan
yang serius. Penyebab Hipertensi Paru :
a. Peningkatan Aliran Darah Paru
b. Penungkatan Retensi Paru Terhadap aliran darah
c. Penghambatan Aliran Keluar
2. Bronkiektasis
Bronkiektasis

adalah

dilatasi abnormal bronkus

atau

bronkiolus.

Bronkiektasis terjadi pada obstruksi paru kronis di saluran nafas bagian bawah
karena tumor, infeksi kronis, akumulasi mukus seperti yang terjadi pada fibrosis
kistik dan pajanan terhadap toksik. Brokus terisi mukus sehingga terjadi atelektasis
dan pembentukan hubungan abnormal tara bronkus. Ventilasi alveolus terganggu.
3. Depresi Sistem Saraf Pusat
Depresi Sistem Saraf Pusat adalah penurunan stimulasi pernafasan yang
terjadi akibat perubahan fungsi pusat pernafasan di otak. Depresi sistem saraf pusat
dapat terjadi pada hipoksia dan atau peningkatan kronis kadar karbondioksida, yang
keduanya dapat terjadi apabila terdapat penurunan ventilasi atau perfusi paru.
4. Infeksi Saluran Nafas Atas
Infeksi saluran nafas atas adalah infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme di stuktur saluran nafas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran
gas, termasuk rongga hidung, faring dan laring, yang dikenal dengan ISPA antara lain

pilek, faringitis atau radang tenggorok, laringitis, dan influenza tanpa komplikasi.
5. Pneumonia
Pneumonia, infeksi akut pada jaringan paru oleh mikroorganisme,
merupakan infeksi saluran nafas bagian bawah. Sebagian besar pneumonia
disebabkan oleh bakteri, yang terjadi secara primer atau sekunder setelah infeksi
virus. Penyebab tersering pneumonia bakteri adalah bakteri gram-positif,
streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptococcus, bakteri
staphylococcus aureus dan streptokokus beta hemolitikus grup A juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga pseumonas aeruginosa.
6. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain infeksi saluran nafas bawah.
Penyyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium tuberkulosis, yang
biasanya ditularkan melalui inhalasi, percikan ludah (droplet), dari satu individu ke
individu lainnya, dan membentuk kolonisasi di bronkulus atau alveolus. Kuman juga
dapat masuk ke tubuh melalui saluran cerna, melalui ingesti susu tercemar yang ridak
dipasteurisasi, atau kadang- kadang melalui lesi kulit.
7. Pneumokoniosis
Pneumokoniosis

adalah

penyakit

paru

restruktif

akibat

inhalasi

okupasional debu, biasanya dari batu, batubara, tumbuhan atau serat buatan.
Pneumokoniosis biasanya hanya terjadi setelah pajanan debu bertahun-tahun.
8. Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah kolapsnya sebagian atau seluruh paru yang terjadi
sewaktu udara atau gas lain masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru. Terdapat
berbagai jenis pneumotoraks :
a. Pneumotoraks terbuka dan spontan

b. Tension Pneumothoraks
9. Gagal Nafas
Gagal nafas adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi
hipoksia, hiperkapnia ((peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Keadaan ini sering terjadi apabila bernafas menjadi demikian sulitnya sehingga
terjadi kelelahan dan individu tidak lagi memiliki energi untuk bernafas.
10. Sindrom Gawat Nafas Dewasa (ARDS)
Sindrom gawat nafas dewasa (adult respiratory distress syndrome / ARDS)
adalah penyakit yang ditandai kerusakan luas alveolus dan atau membran kapiler
paru. ARDS selalu terjadi setelah gangguan besar pada sistem paru, kardiovaskular,
atau tubuh secara luas. ARDS terjadi akbiat cedera langsung pada kapiler paru atau
alveolus.
11. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
SARS pertama kali dikenal sebagai ancaman global oleh World Health
Organization (WHO) pada pertengahan Maret tahun 2003, SARS coronavirus
(SARS-CoV) adalah agens penyebab dan diyakini sebagai virus hewan yang mampu
menembus batasan spesies ke manusia.

12. Asma
Asma adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai inflamasi
saluran nafas dan spasme akut otot polos bronkiolus. Kondisi ini menyebabkan
produksi mukus yang berlebihan dan menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan
penurunan ventilasi alveolus
13. Bronkitis Akut
Bronkitis adalah penyakit pernafasan obstruktif yang sering dijumpai yang

disebabkan inflamasi pada bronkus. Penyakit ini biasanya berkaitan dengan infeksi
virus atau bakteri atau inhalasi iritan seperti asap rokok dan zat-zat kimia yang ada
didalam polusi udara . Penyakit ini memiliki karakteristik produksi mukus
berlebihan.
14. Brokitis Kronis
Bronkitis Kronis adalah gangguan paru obstruktif yang ditandai produksi
mukus berlebihan di saluran nafas baah dan menyebabkan batuk kronis. Kondisi ini
terjadi setidaknya 3 bulan berturut-turut dalam setahun atau 2 tahun berturut-turut
15. Empfisema
Emfisema adalah penyakit obstruktif kronis dengan karakteristik
penurunan elastisitas paru dan luas permukaan alveolus yang berkurang akibat
destruksi dinding alveolus dan pelebaran ruang distal udara ke bronkiolus terminal.
16. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Individu yang mengidap emfisema kronis biasanya juga menderita
bronkitis kronis dan memperlihatkan tanda-tanda kedua penyakit. Keadaan ini
disebut dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK, chronic obstructive
pulmonasry disease). Asma kronis ang berkaitan dengan emfisema atau bronkitis
kronis juga dapat menyebabkan PPOK.
17. Kanker Paru
Kanker paru adalah kanker pada lapisam epitel saluran nafas (karsinoma
bronkogenik). Kanker paru dapat tumbuh dimana saja di paru. Terdapat empat jenis
umum kanker paru : tiga karsinoma sel besar dan satu karsinoma sel kecil.
Karsinoma sel besar adalah karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan
karsinoma sel besar.

DAFTAR PUSTAKA
Djojodibroto, Darmanto. (2009). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Kozier, erb: Oliveri. (1991). Fundamental Of Nursing, Concept, Process and Practice,
Addison-Wesley Co. California.
Kus Irianto. (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Yrama
Widya.

Pearce, Evelyn C. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum.
Price, S & Wilson, L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Somantri, Irman. (2008). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan keperawatanPada Pasien
dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Syaifuddin, H. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta: EGC.
____________. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.
Jakarta: EGC.

You might also like