Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era industrialisasi saat ini kebutuhan energy listrik merupakan factor yang sangat
penting bagi bidang perindustrian dimana peningkatan kebutuhannya seiring dengan
perkembangan industry tersebut,baik industry dalam skala kecil maupun industry dalam skala
besar.Dalam hal ini banyak pihak-pihak yang telah berupaya untuk meningkatkan penyediaan
energy listrik,salah satunya adalah pemerintah,dimana pemerintah telah membangun beberapa
unit pembangkit baru dan meningkatkan optimasi dari pembangkit-pembangkit yang sudah ada.
Dalam suatu industry yang besar, pada proses produksinya sebagian besar (mayoritas)
beban yang digunakan adalah beban-beban yang sifatnya induktif seperti motor, trafo, AC, lampu
TL dan lain-lain. Pada penggunaan beban induktif ini masalahnya yang sering terjadi adalah
pada nilai factor daya yang rendah, karena beban induktif ini mengakibatkan daya reaktif
menjadi nail sehingga konsumsi daya (MVA) menjadi meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas system kelistrikan dengan beban yang sama, maka
dibutuhkan suatu usaha untuk meningkatkan nilai factor daya Cos dengan tujuan
meningkatkan efisiensi, sehingga akan memberikan keuntungan-keuntungan, misalnya
penambahan kapasitas daya listrik akibat berkurangnya rugi-rugi, meningkatnya masa pakai
peralatan listrik, dsb. Peningkatan factor daya pada umumnya adalah menggunakan kapasitor
sebagai kompensatornya, karena kapasitor merupakan komponen yang paling ekonomis serta
mudah dalam pemasangan. Tap changer adalah alat perubahan perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik ( diinginkan ) dari tegangan
jaringan/primer yang berubah-ubah, tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan
tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut dengan off load tap
changer dan hanya dapat dioperasikan secara manual, tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator berbeban disebut dengan on load
tap changer dan dapat dioperasikan secara manual dan otomatis, transformator ( trafo ) suatu
alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lainnya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik.
Pada sekripsi ini akan dibahas metode untuk menyelesaikan masalah perbaikan factor daya
dengan menggunakan software ETAP Power Station. Hasil yang dicapai diharapkan dapat
mencapai kepuasan dan menunjukkan penampilan yang terbaik.
1.3. Tujuan
Memecahkan masalah perbaikan factor daya dengan penempatan kapasitor untuk meningkatkan
factor daya pada PLTU PAITON UNIT 9 dan mengurangi rugi-rugi daya dan rugi-rugi tegangan
dengan menggunakan software ETAP Power Station.
angka.
Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk diagram, dalam hal ini single line
diagram penyulang.
3. Pemodelan
Setelah mendapatkan data, maka disimulasikan dalam software ETAP Power Station.
4. Analisa Data
Menganalisis data yang diperoleh dengan mempergunakan software ETAP.
5. Kesimpulan
Menarik kesimpulan dari hasil analisa data.
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, perumusan masalah, metode penelitian
yang digunakan,serta sistematika penulisan.
BAB II
BAB III
: METODE PENELITIAN
Pada
bab
ini
akan
dibahas
masalah
factor
daya,
perbaikan
factor
BAB V
: PENUTUP
Merupakan bab terakhir yang memuat intisari dari hasil pembahasan, yang
berisikan kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk pengembangan penulisan selanjutnya.
1.7. Relevansi
Dengan adanya perbaikan kapasitor pada Tap Trafo diharapkan akan memberikan solusi kepada
PLTU PAITON UNIT 9 yaitu factor daya yang bagus atau tidak berada dibawah pada batas yang
diijinkan oleh PLN dan daya yang disuplay dari generator dapat mencukupi kebutuhan
4
operasional di perusahaan dan di perumahan karena rugi-rugi dayanya sudah diperkecil dengan
perbaikan dan penempatan kapasitor yang tepat.
BAB II
SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1. Sistem Distribusi Tenaga Elektrik
System tenaga listrik merupakan suatu system terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan
peralatan dan komponen-komponen listrik. Sistem tenaga listrik ini mempunyai peranan utama
untuk menyalurkan energy listrik yang dibangkitkan oleh generator dari pembangkit ke
konsumen yang membutuhkan energy listrik.
Gambar 2.1. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah ( JTM ), Jaringan Distribusi Tegangan
Rendah ( JTR ) dan Sambungan Rumah ke pelanggan.
Jaringan setelah keluar dari G.I. biasanya disebut jaringan distribusi. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan
tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah,
kemudian disalurkan ke industry-industri, rumah-rumah atau pelanggan (konsumen).
System ini disebut dengan jaringan distribusi loop karena saluran primer yang menyalurkan daya
sepanjang daerah beban yang dilayani membentuk suatu rangkaian loop, seperti terlihat pada
gambar 2.3.
10
|V jala jala|
|I jala jala|
Cos
(2.2)
|V jala jala|
|I jala jala|
sin
..(2.4)
|I| (2.5)
|V |
|I| .(2.6)
11
12
Kapasitor shunt adalah kapasitor yang dihubungkan pararel dengan saluran dan secara intensif
digunakan pada system distribusi. Kapasitor shunt mencatu daya reaktif atau arus yang
menentang komponen arus beban induktif. Dengan dipasangnya kapasitor shunt pada jaringan
distribusi akan dapat memperbaiki profil tegangan, memperbaiki factor daya, dan menaikkan
kapasitas system serta dapat mengurangi rugi-rugi saluran.
Ada dua cara dalam pemakaian kapasitor shunt :
-
Kapasitor tetap.
Kapasitor saklar.
a. Kapasitor Tetap
Adalah kapasitor untuk kompensasi daya reaktif yang kapasitasnya tetap dan selalu
terpasang di jaringan. Penggunaan kapasitor jenis ini harus memperhatikan kenaikan
tegangan yang terjadi pada saat beban ringan agar tidak melebihi batas tegangan yang
ditetapkan.
b. Kapasitor Saklar
Adalah kapasitor untuk kompensasi daya reaktif yang dapat di hubungkan dan dilepaskan
dari jaringan dan dapat diatur besar kapasitasnya sesuai dengan kondisi beban.
Besaran sebenarnya
Besaran dasar dengan ukuran yang sama
...
(2.7)
Rumus yang digunakan untuk penentuan arus dasar dan impedansi dasar adalah :
13
(2.8)
Impedansi dasar
Zd =
(2.9)
2
(kV dasar LN )
MVA dasar 1 fasa
...(2.10)
Dalam persamaan di atas nilai-nilai besaran diberikan untuk rangkaian satu fasa. Jadi
tegangannya adalah tegangan antar fasa dengan tanah dan daya setiap fasa. Setelah besaranbesaran dasar ditentukan maka besaran-besaran itu dinormalisasikan terhadap besaran dasar.
Dengan demikian impedansi per-satuan didefinisikan sebagai berikut :
Z=
impedansi sebenarnya Z ()
impedansi dasar Zd
..
(2.11)
akibat dari pembebanan ataupun saat kondisi system, pada perubahan ratio yang diatur oleh tap
changer adalah perubahan dengan range kecil antara + 10% - 15% dari tegangan dasar trafo
tersebut.
Perbandingan besar tegangan antara sisi primer terhadap tegangan sisi sekunder adalah
berbanding lurus dengan jumlah belitan pada masing-masing kumparan, ( E primer / Esekunder =
Nprimer / Nsekunder ) bila tegangan disisi primer berubah, sedangkan tegangan disisi sekunder yang
diinginkan akan tetap, maka untuk mendapatkan tegangan disisi sekunder yang konstan harus
melakukan penambahan atau mengurangi jumlah belitan disisi primer. Untuk mendapatkan range
yang lebih luas didalam pengaturan tegangan, pada kumparan utama trafo biasanya ditambahkan
kumparan bantu ( tap winding ) yang dihubungkan dengan tap selector pada OLTC.
Pada umumnya Tap Changer dihubungkan dengan kumparan sisi primer dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Lebih mudah cara penyambungan karena kumparan primer terletak pada belitan paling
luar.
2. Arus disisi primer lebih kecil daripada disisi sekunder, tujuannya untuk memperkecil
resiko bila menjadi los kontak dengan arus yang lebih kecil dapat dipergunakan
ukuran/jenis konduktor yang kecil pula.
Ditinjau dari sisi pengoperasiannya jenis tap changer ada dua macam yaitu, Tap changer yang
hanya dapat beroperasi untuk memindahkan tap dalam posisi transformator tidak beroperasi
( tidak bertegangan ) disebut dengan Off Load Tap Changer / deenergized tap changer, yang
hanya dapat dioperasikan secara manual. Biasanya dioperasikan dengan cara diputar untuk
memilih posisi Tap pada Trafo TM tombol pengaturnya dibagian atas deksel trafo, diantara
Bushing Primer dan Sekunder.
Sedangakan Tap Changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan Tap Transformator dalam
keadaan berbeban disebut dengan On Load Tap Changer atau disebut juga dengan OLTC,
yang pengoperasiannya dapat secara manual maupun elektris/motor rise.
15
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan Tap Changer yang
dapat dioperasikan dalam keadaan Trafo berbeban ( OLTC ) yang dipasang disisi Primer,
berfungsi
untuk
melanyani
pengaturan
tegangan
keluar
dari
Trafo,
Dengan
cara
16
Pada type tertentu dapat dipasang Diagfragma/Pressure Relief untuk pengaman tekanan
lebih dari OLTC.
2. pada Diverter Switch saat bergerak berubah-ubah posisi Tap,kontak-kontak Diverter Switch
membawa arus beban namun walaupun ada arus beban tidak terjadi pemutusan arus ( open
connection ) karena akan dilengkapi dengan kontak-kontak transisi dan resistor transisi, namun
saat perubahan posisi kontak-kontak Diverter Switch terjadi arcing tetapi masih dalam batas
toleransi. Gerakkan dalam Diverter Switch akan berlangsung setelah gerakan posisi kontakkontak dalam Selector mencapai titik perpindahannya.
3. pada Tap Selector merupakan kontak-kontak utama dalam Tap untuk perpindahan posisi pada
pengoperasian di OLTC, saat perubahan sampai diposisi Tap yang akan dicapai Tap Selector
tidak berbeban ( tidak membawa arus ) karena itu Tap Selector dapat ditempatkan dalam Main
tank Trafo dalam kecepatan gerak pada Tap Selector dan Diverter Switch awal gerak hingga
sampai diposisi berikutnya ( satu step ) sekitar 40-70 milli detik sesuai dengan typenya.
4. pada Mekanik Penggerak terdiri dari beberapa komponen antara lain adalah :
-
5. pada Proteksi yang terpasang pada OLTC adalah untuk pengaman terhadap tekanan lebih
( Pressure ) yang terjadi saat gangguan berat.
-
17
6. pada Konservator
Diverter Switch ditempatkan dalam kompartemen yang diisi oleh minyak isolasi, pada
pengoperasiannya terjadi pemanasan terhadap minyak oleh karena itu untuk menampung
pemuaian minyak kompartemen di OLTC dihubungkan dengan Konservator, disamping itu
karena kontaminasi minyak dari Diverter Switch bisa naik ke Konservator maka minyak di
Konservator OLTC harus terpisah / disekat dengan minyak Konservator tangki utama di Trafo.
2.7.2. Macam-macam Jenis Type OLTC
1. OLTC MR ( Maschinenfabrik Reinhausen )
OLTC MR ( Maschinenfabrik Reinhausen ) dari system pemasangan menggantung disebut juga
dengan Bell Type, penempatan dari Tap Changer diupayakan sedekat mungkin dari kumparan
Trafo sehingga hanya cukup menggunakan konduktor yang tidak terlalu panjang.
Pada OLTC MR ini ada dua konsep desain perpindahan Tap Changer yaitu dengan cara :
a. Tap Selector dengan Diverter Switch ( contoh MR Type M / MS ).
b. Tap Selector dikombinasi dengan Diverter Switch ( MR Type V ).
Keunggulan dari OLTC MR adalah :
1. Bentuk dari OLTC MR simple dan Compact.
2. Cara pemeliharaannya sangat mudah, bagian dalam dari ( Inser Tap / Diverter ) yang
dapat diangkat.
3. Penggantian kontak-kontak sangat mudah dilakukan.
4. Arcing Contact cukup kuat dan dilapisi oleh Tungsten.
2. OLTC ABB Type UZ
OLTC ABB type UZ dirancang sedemikian rupa dengan tujuan untuk keandalan yang tinggi,
desain yang disederhanakan dan kuat, oleh karena itu pemeliharaannya dapat diminimalisir oleh
Tap Changer dan ditempatkan diluar tangki utama di Trafo.
Komponen utama dari OLTC ABB terdiri dari : dudukkan / rumah kontak ( Moulding ), Selector
Switch, Transition, Resistor dan Chang-over Switch. Komponen-komponen tersebut terletak
18
didalam tangki OLTC ABB, semua perlengkapan di OLTC ABB dijadikan satu unit termasuk
Motor system penggerak, oleh sebab itu OLTC ABB Type UZ dapat dipakai pada banyak macam
Trafo tenaga.
3. OLTC UNION
Prinsip kerja dari OLTC UNION mengacu kepada prinsip DR.Jansen yaitu dengan menggunakan
Selector dan Diverter Switch pada permukaan kontak Selector Switch yang diberi lapisan perak
yang dapat menjamin pengoperasian dengan keandalan tinggi, kontak Selector Switch dan
Gearingnya didesain untuk free maintenance selama Trafo tenaga beroperasi. Diverter Switch
dilengkapi dengan high speed resistance, arah gerakan Diverter Switch kekanan dan kekiri untuk
menjamin keandalan tinggi permukaan kontak-kontak Diverter Switch yang dilapisi tembaga
campuran Tungsten. Kontak-kontak dari OLTC UNION mampu menahan arus beban pada 1,1
kali rating dari arus beban, dari system Proteksi OLTC UNION menggunakan Surge Pressure
Protective Device yang ditempatkan pada Tap Changer Head, bila terjadi gangguan akan dapat
merespon sangat cepat hampir instantaneous < 10 ms, hal ini untuk mencegah kerusakan dari
tangki Diverter Switch disamping itu system dari proteksinya ditambah dengan Diverter
Protective Device sejenis dari RS 2001.
BAB III
19
Factor Daya =
Daya Nyata(kW )
Daya Semu(kVA)
(3.1)
Untuk daya semu sendiri dibentuk oleh dua komponen daya nyata ( kw ) dan daya reaktif
(kVAR).
20
P
P +Q2
2
..(3.2)
P = daya nyata ( kW )
= V . I . cos ...(3.3)
Q = daya reaktif ( Kvar )
= V . I . sin ...(3.4)
S = daya semu ( kVA )
= V . I ..(3.5)
= sudut phase
Suatu beban akan membutuhkan suplai daya aktif jika beban tersebut bersifat induktif dan suatu
beban membutuhkan suplai daya reaktif jika beban tersebut bersifat kapasitif. Jadi factor daya
dapat dilihat dari hubungan antara arus aktif, arus magnetisasi dan arus total.
Arus nyata ( Ia ) adalah arus yang dibeban dan kedalam energy panas.
Arus magnetisasi ( Im ) adalah arus yang mengalir dibeban untuk menimbulkan medan
magnet.
Arus total ( I ) adalah arus yang mengalir dijaringan dan merupakan penjumlahan vector
dari arus nyata dan arus magnetisasi.
21
Menurunnya factor daya berarti mengecilnya perbandingan antara daya nyata dengan daya semu
atau berarti semakin membesarnya kebutuhan beban dan daya aktif.
Karena pada saluran terdapat resistansi R dan reaktansi X maka rugi daya (
PL
) dirumuskan
I2 R
I cos
Dimana :
R+
I sin
R .(3.6)
IR
IX
23
rugi daya I2R akibat pemasangan kapasitor shunt pada saluran distribusi. Pengurangan rugi daya
saluran 3 fasa adalah :
pls = 3R (2( I sin ) Ic Ic2 ) Watt ..(3.12)
3.4. Perbaikan Tegangan
Pemakaian kapasitor shunt dalam system tenaga listrik selain untuk perbaikan factor daya juga
bertujuan menaikkan tegangan. Dan secara vektoris dapat digambarkan sebagai berikut :
V = I R + I X ..(3.13)
R
L
Dengan menambahkan kapasitor, daya reaktif komponen Q akan berkurang, gambar 3.7
menunjukkan perbaikan factor daya pada system, kapasitor mensuplay daya reaktif ke beban.
P
S1
Cos 1 =
..(3.15)
Bila suatu kapasitor Qc kVAR dipasang pada beban, factor daya dapat diperbaiki dari Cos
menjadi Cos
Cos 2 =
dimana :
P
S2
P
( P +Q 2)
2
Q1Qc
P2 +
.(3.16)
Sehingga daya semu dan daya reaktif berkurang dari S 1 ( kVA ) ke S2 ( kVA ) dan dari Q1 ( kVAR
) ke Q2 ( kVAR ) sehingga kapasitas beban akan meningkat. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa persentase pengurangan rugi daya jaringan dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut ini :
25
.(3.17)
= 100
1(
2 )
.(3.18)
I = Arus Semu =
.(3.19)
Pada suatu tegangan V, daya aktif, daya reaktif dan daya semu adalah sebanding dengan arus,
dimana hubungannya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Daya semu ( kVA ) =
( VI ) =
...(3.20)
KW
KVA
Factor daya
Daya aktif
26
Cos =
Daya aktif
Daya semu
Sin =
Daya reaktif
Daya semu
Tan =
Daya reaktif
Dayaaktif
(kW )
(kVA )
...(3.22)
(kVAR )
(kVA )
(3.23)
(kVAR )
( kW )
.(3.24)
Karena komponen daya aktif biasanya konstan, dan daya semu serta komponen daya reaktif
berubah sesuai dengan factor daya, maka persamaan yang dinyatakan dalam komponen daya
aktif yang paling tepat digunakan.
Tan
Tan (3.28)
IP =
Y pq
q=1
VPq ..................................................................(3.29)
= Vp*
Y pq
Vpq .......................................................(3.31)
q=1
Dalam penyelesaian aliran daya dengan Newton Raphson bentuk persamaan aliran daya yang
dipilih adalah polar, dimana tegangan dinyatakan dalam bentuk polar,sebagai berikut ini :
|V p|
Vp* =
Vq =
e-j
|V q|
ej
|V pq|
Pq* =
e -j
pq
Pp jQp =
|V p V q Y pq|
q=1
e j(
q+
pq)
..(3.32)
Dengan memisahkan bagian riil dan bagian imajiner maka dapat diperoleh :
n
Pp =
|V p V q Y pq|
q=1
cos ( p
+ pq ) ...(3.33)
sin ( p
+ pq ) ..(3.34)
Qp =
|V p V q Y pq|
q=1
Dengan menggunakan persamaan (3.34) dan persamaan (3.35) untuk n buah simpul dalam
system didapat 2n persamaan, sedangkan disetiap simpul ada 4 variabel. Untuk memecahkan
persoalan ini, 2n variable perlu ditentukan terlebih dahulu, sehingga 2n variable yang lain dapat
dicari dengan menggunakan 2n persamaan yang ada. Penentuan 2n variable ini dilakukan dengan
menentukan beberapa macam simpul dalam system,yaitu :
a. Simpul PQ ( Simpul Beban )
29
Pada simpul ini jumlah netto daya nyata dan daya reaktif P p dan Qp diketahui,
sedangkan yang dicari adalah
|V |
.
c. Simpul Referensi ( Slack Bus )
Bedanya dengan kedua macam simpul yang terdahulu adalah bahwa pada simpul ini,
daya nyata maupun daya reaktif tidak ditentukan. Dilain pihak, yang ditentukan
adalah besarnya tegangan
|V 1|
dan sudutnya
sehingga merupakan sudut referensi bagi ketegangan dan system. Pada umumnya
dalam analisis aliran daya hanya sebuah simpul referensi.
Simpul referensi ini diperlukan karena nilai Pp dan Qp untuk setiap simpul tidak
ditentukan terlebih dahulu. Nilai P dan Q total dari system ini dapat dihitung setelah
aliran tidak dapat ditentukan terlebih dahulu. Nilai P dan Q total dari system ini dapat
dihitung setelah aliran daya antara simpul dihitung, kemudian rugi-rugi pada saluran
dihitung. Rugi-rugi pada saluran ini mempunyai nilai daya nyata Pr dan daya reaktif
Qr, hal ini selanjutnya harus diperhitungkan dengan daya nyata dan daya reaktif yang
dibangkitkan pada simpul referensi dengan persamaan sebagai berikut ini :
P = P + P P ( p 1 )
1
Bp
Gp
(3.35)
Q1 = P Bp + Pr P Qp ( p
1 )
...
(3.36)
Indeks 1 ( p = 1 ) adalah indeks bagi simpul referensi.
30
Berdasarkan uraian diatas untuk system yang terdiri dari n buah simpul, 2n
variable telah diketahui, sedangkan 2n variable yang lain harus dicari. Untuk
mencari 2n variable ini dipakai persamaan (3.33) dan persamaan (3.36)
untuk setiap simpul sehingga didapat 2n persamaan yang merupakan syarat
untuk mencari 2n variable tersebut. Hal yang merupakan syarat untuk
mencari 2n variable tersebut ialah :
Dalam metode
Newton
dimisalkan dulu nilainya, jadi untuk setiap simpul ada dua variable yang
diketahui dan dua variable yang dimisalkan, kecuali untuk simpul referensi
yang akan dihitung terakhir. Kemudian digunakan persamaan (3.33) dan
persamaan (3.34) untuk menghitung nilai P dan nilai Q pada setiap simpul.
Pada setiap simpul P Q, nilai P dan nilai Q diketahui dan nilai yang diketahui
inilah yang dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan di atas. Apabila
selisih antara nilai yang diketahui dan hasil perhitungan di atas lebih kecil
dari pada suatu nilai yang dikehendaki, maka nilai variable yang dimisalkan
tersebut di atas dapat dianggap benar. Apabila selisih tersebut lebih besar
dari nilai yang dikehendaki, maka harus dilakukan proses iterasi sampai
selisih tersebut mencapai nilai yang dikehendaki. Untuk simpul P V yang
tidak dibandingkan hanya selisih daya aktif
|V |
dari simpul
berdasarkan
suatu
ketelitian
( nilai yang
perhitungan
yang
, maka harus
dilakukan iterasi.
E. Proses iterasi dilakukan dengan mengkoreksi nilai yang dicoba bagi
|V | dan
32
HITUNG TEGANGAN
BUS
Vpk
+ 1 Vpk + DVp
PERIKSA
PERUBAHAN
TEGANGAN
HITUNG ELEMEN
JACOBIAN
Tdak
HITUNG ARUS BUS
( I p(0)p = 1,2,3,p s)
Ya
HITUNG ALIRAN DAYA
33BUS
DAN DAYA SLACK
(Sp dan Spq)
DS1
Selesai
Mulai.
Masukkan data : bus, power grid, generator, trafo, motor, static load dan kabel.
Cek data parameter.
Melakukan proses Aliran Daya dengan menggunakan Metode Newton Raphson.
Mengecek apakah terjadi Error Report :
a. Ya
: Cek data parameter lagi.
b. Tidak : Proses selanjutnya ( langkah 6 ).
6. Mengecek apakah Cos lebih kecil dari batas yang diijinkan.
7. Melakukan penempatan kapasitor.
8. Cetak hasil.
9. Selesai.
34
Input data :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bus
Power Grid
Generator
Trafo
Motor
Static Load
7. Kabel
Ada Warning ?
Memeriksa Syarat
0,87
Cos
Penempatan Kapasitor
Syarat Terpenuhi?
Cetak Hasil
Tidak
Selesai
35
BAB IV
ANALISA PENGATURAN TAP TRAFO DAN KAPASITOR UNTUK PERBAIKAN
ALIRAN DAYA REAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER
STATION PADA PLTU PAITON UNIT 9
36
37
Gambar 4.1.2. Single line PLTU PAITON Unit 9 menggunakan ETAP Power Station
38
39
40
41
42
43
44
4.3. Solusi Perbaikan Faktor Daya dengan menggunakan ETAP Power Station 7.0.0
ETAP Power Station 7.0.0 merupakan program untuk menganalisa kondisi transien suatu system
kelistrikan. ETAP Power Station memungkinkan antar muka secara grafis dan komputasi yang
sempurna dan secara langsung kita dapat menggambar single line diagram. Program ini didesain
berdasarkan tiga konsep, yaitu :
diagram.
Data Gabungan Total ( Total Integration of Data )
ETAP Power Station menggabungkan konsep elektrik, logika, mekanik dan fisik dari
suatu elemen system dalam database yang sama. Sebagai contoh : sebuah kabel, tidak
hanya terdiri dari data sifat-sifat listrik dan dimensi fisik, tetapi juga informasi yang
45
Standar yang digunakan ETAP Power Station versi 7.0.0 ada dua yaitu standar IEC dan standar
ANSI. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa dalam system tenaga di dunia terbagi dalam dua
satuan umum. Dalam gambar 4.2. terdapat toolbar AC Edit, DC Edit dan Instrument yang
merupakan kumpulan dari alat-alat ukur. AC Edit digunakan untuk menggambar jaringan AC,
DC Edit digunakan untuk menggambar rangkaian DC. Dimana setiap kelompok tools tersebut
terdapat bus, kabel, CB, fuse, beban dan lain sebagainya. Mode Toolbar digunakan untuk meruning program.
Analisa yang dapat dilakukan antara lain adalah analisa aliran daya, hubung singkat, motor
starting, harmonisa, stabilitas transient, koordinasi relay dan lain sebagainya. Komponen
diletakkan pada modul dengan cara klik kiri sekali pada salah satu tool yang diinginkan, lalu
diletakkan pada modul dengan klik kiri. Kemudian melakukan pengisian data dengan cara
double klik salah satu peralatan yang ada di modul yang telah terpilih untuk pengisian data
parameter maupun keterangan secara lengkap.
Factor daya tersebut merupakan nilai rata-rata dari bus system sehingga pada bus-bus lain
memungkinkan terdapat nilai factor daya yang buruk. Ini terjadi karena pada bus tersebut
terhubung beban-beban induktif dengan kapasitas yang besar yang berpeluang sangat besar pula
memperburuk nilai factor daya system. Selain itu rugi daya reaktif yang terjadi juga ditambah
oleh distorsi harmonic oleh beban-beban seperti motor induksi, komponen-komponen power
elektronik yang ada di dalam transformator maupun harmonic yang ditimbulkan oleh alat-alat
kompensasi itu sendiri. Dengan load flow analysis dalam ETAP Power Station, besar kandungan
daya reaktif bisa menjadi indikasi bahwa ada distorsi harmonic di dalamnya, tetapi dengan
menggunakan kompensasi kapasitor ini tidak begitu memberikan kontribusi yang berarti dalam
hal mereduksi distorsi harmonic. Akan lebih baik jika digunakan harmonic filter. Tetapi kedua
46
cara mengatasi permasalahan factor daya ini memiliki kelebihan masing-masing. Jika
menggunakan kapasitor biaya relative lebih murah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. peningkatan factor daya dari 0,86 menjadi 0,90 membutuhkan kapasitor dengan kapasitas daya
sebesar 300kVar. Serta menyebabkan daya reaktif menurun dari 6,569 Mvar menjadi 5,519
Mvar.
2. terjadinya penurunan daya semu dari 13,485 MVA menjadi 13,033 MVA.
3serta mampu menurunkan rugi-rugi daya sebesar 0,004 MW.
5.2. Saran
Jika ingin dilakukan perluasan jaringan yang kemungkinan akan terjadi penambahan beban
dalam jumlah besar, maka perlu terlebih dahulu dilakukan analisa load flow agar system dapat
tetap dipertahankan dalam kondisi stabil, penyaluran daya aktif dan daya reaktif yang optimal
dan factor daya yang baik.
47
Daftar Pustaka
[1] Grainger, John J, William D. Stevenson, 1994, Power System Analysis . McGraw Hill, Inc.
Singapore.
[2] Bruce, Smith., Jos Arrilaga., 1998, ACDC Power System Analysis., Short Run Press, Ltd.,
England.
[3] Richardson, Dovald V., Arthur J. Caisse, 1996, Rotating Electric Machinery and
Transformer Technology 4th Edition., Prentice-Hall, Inc. United States of America.
[4] Harrison, J.A., The Essence of Electric Power System. Prentice Hall. Great Britain.
[5] Lister, 1993, Mesin dan Rangkaian Listrik (Terjemahan)., Erlangga, Jakarta.
[6] --------, 2000, TAP Powerstation User Guide Operation Technology.
[7] Deni, Almanda, Ir., 2000, Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik.
Elektroindonesia.com.
[8] Paresh Chandra, Sen., 1996, Principles of Electric Machines and Power Electronics, 2nd
Edition, John Wiley and Sons, Inc. United States of America.
48
49
50
51