Professional Documents
Culture Documents
Kevina Suwandi
102012001/C3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara nomor 6
Jakarta 11510
Proud_of_you16@yahoo.com
Pendahuluan
Ginjal adalah alat uropoetic yang menghasilkan urin. Ginjal berperan
penting dalam homeostasis, hormonal, eksresi sisa metabolisme, ekskresi bahan
yang tidak diperlukan, mereabsorpsi, sekresi, dan lain- lainnya. Ginjal
memproduksi urin yang mengandung zat sisa metabolisme. Sistem kemih terdiri
dari orgab penbentuk urin yaitu ginhal dan struktur yang membawa urin dari
ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal bekerja pada plasma yang
mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan- bahan yang
akan dipertahankan du dakan tubuh dan yang mengeluarkan bahan- bahan yang
tidak diinginkan melalui urin. Setelah terbentuk, urin mengalirkan ke suatu
rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak dibagian tengah medial
masing- masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran
berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan vena
renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing- masing ginjal ke
sebuah kandung kemih. Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer
adalah suatu kantung berongga berdinding otot polos yang dapat teregang.
Tidak ada
Rumusan Masalah
1. Seorang perempuan berusia 50 tahun yang memiliki 7 orang anak mengeluh sulit
menahan kencing sejak 1 tahun terakhir.
Analisis Masalah
Perife
Mekanisme
sistem
Pengendalian
sistem
berkemih
Sistem urogenital
wanita
Faktor yang
mempengaru
hi
Inter
Pusat
Makr
Organ yang
Mikr
Ekster
Hipotesis
1. Berkurangnya elastisitas otot merupakan salah satu penyebab sulit menahan kencing
Struktur Organ
Struktur Organ
Ginjal
Ada beberapa organ yang berperan dalam sistem pembentukan dan
penyaluran urin. Organ pertama adalah ginjal. Ginjal adalah organ yang
berbentuk seperti kacang berwarna merah tua yang memiliki panjang sekitar
12.5 cm dan tebalnya 2.5 cm. Setiap ginjal memiliki berat yang bervariasi ginjal
laki- laki beratnya antara 125 sampai 175 gram; sedangkan wanita memiliki
berat ginjal 115 sampai 155 gram. Ginjal ini terletak di area yang tinggi yaitu
pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga
terakhir yaitu ginjal kiri terletak pada iga ke 11 atau pada lumbal 2-3; sedangkan
ginjal kanan terletak pada iga ke 12 atau pada lumbal 3-4. Organ ini merupakan
organ retroperitoneal dan terletak di antara otot- otot punggung dan peritoneum
rongga abdomen atas. Tiap- tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di
atasnya. Ginjal kanan terletak lebih dibawah ginjal kiri karena ada hati di sisi
kanan.
Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat yaitu fasia renal,
jaringan adiposa, dan kapsul fibrosa. Faisa renal adalah pembungkus terluar.
Pembungkus
ini
melabuhkan
ginjal
pada
struktur
di
sekitarnya
dan
Pengertian dari alat- alat diatas adalah sebagai berikut. Pertama, hilus
renalis adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal. Sinus ginjal adalah rongga
berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk
jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik. Lalu
ada pelvis ginjal yang adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini
berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor yaitu yang merupakan rongga
yang mencapai glandular, bagian penghasil urin pada ginjal. Setiap kaliks mayor
bercabang menjadi beberapa kaliks minor. Lalu ada perenkim ginjal yang
merupakan jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini
terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari massamassa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap
piramida. Papila masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut
duktus pengumpul urin.
korteks yang melapisinya. Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang
merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular
dan satu komponen tubular. Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi
kapsul epitel berdinding danda yang disebut kapsul Bowman. Glomerulus dan
kapsul bowman bersama- sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitelium. Selm sel lapisan viseral dimodifikasikan menjadi podosit yaitu sel- sel epitel khusus
di sekitar kapiler glomerular. Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar
kapiler glomerular melalui beberapa prosesus primer panjang yang mengandung
procesus sekunder yang disebut prosesus kaki atau pedikel. Pedikel tersebut
berintegrasi. Ruang sempit antara pedikel- pedikelyang berintergrasi disebut
filtration slits atau pori- pori dari celah yang lebarnya sekitar 25 nanometer.
Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang memungkinkan aliran beberapa
molekul dan menahan aliran molekul lainnya. Ada sebuah barier jaringan yang
memisahkan darah dalam kapiler glomerular dari ruang yang berada di dalam
kapsila bowman yang disebut barier filtrasi glomerular. Barier ini terdiri dari
endothelium
kapilar
membran
dasar.
Lapisan
parietal
kapsila
bowman
membentuk tepi terlar korpus ginjal yang pertama pada kutub vaskular korpus
ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari
glomerolus. Yang kedua adalah pada kutub urinarius korpus ginjal, glomerolus
memfiltrasi aliran yang masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal. 3
macula densa yang berdungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh
penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan
macula densa mengandung sel- sel otot polos yang bermodifikasi yang disebut
sel jukstaglomeruler. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk
memproduksi renin.
Lalu vaskulerisasi dari ginjal sendiri oleh beberapa nadi dan vena. Ada
arteri renalis yang merupakan percabangan dari aorta abdomen yang mensuplai
masing- masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior.
Lalu ada arteri- arteri interlobaris yang merupakan cabang anterior dan posterior
dari arteri renalis yang mengalir di antara piramida- piramida ginjal. Arteri
arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan
medula. Lalu arteri yang berada di korteks adalah arteri interlobukaris. Arteriol
eferen meninggalkan setiap glomerolus dan membentuk jaring- jaring kapiler
lain. Lalu ada vena arkuata yang menerima darah dari vena interlobaris yang
bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal
untuk bersatu dengan vena kave inferior. 1
Sitoplasma sel mesangial tampaknya penuh dengan protein ini. Sel ini
dapat bekerja sebagai makrofag dan berfungsi membersikan lamina basal dari
materi khusus yang terkumpul selaman proses filtrasi. Secara mikrokospik,
6
tubulus kontortus proximal memiliki lumen yang tidak jelas, dan selnya
berjauhan karena hanya sedikit dan warnanya kemerahan karena bersifat
asidofil, sedangkan tubulus kontortus distal lumennya jelas dan sel- selnya
berdekatan dan juga warnanya biru karena bersifat basofil. Tubulus kontortus
distal dan proksimal sama- sama berada di korteks ginjal dan memiliki brush
border. Sedangkan lengkung henle adalah struktur yang berbentuk U yang terdiri
dari ruas tebal descenden dan ruas tebal ascenden. Ruas tebal descenden sama
dengan tubulus kontortus proximal, tetapi bedanya ia berada di medulla;
sedangkan yang ruas tebal ascenden strukturnya sama dengan tubulus
kontortus distal hanya saja ruas tebal ascenden ini terletak di medula.3
Suprarenalis
Kedua renn terletak retroperitoneal pada dinding abdomen masingmasing di sisi kanan dan sisi kiri columna vertebrealis. Masing- masing ginjal
terdapat kelenjar suprarenalis. Kedua glandula suprarenalis masing- masing
terletak pada bagian kraniomedial ren. Masing- masing glandula suprarenalis
terbungkus dalam capsula fibrosa dna diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan
tipografi masing- masing glandula suprarenalis berbeda, akan tetapi keduanya
terletak di supromedial ginjal. Suprarenalis kanan yang berbentuk segitiga
terletak ventral terhadap diaphragma dan ke arah ventral menyentuh vena cava
inferior di sebelah medial dan hepar di sebelah lateral. Glandula suprarenalis kiri
yang berbentuk seperti bulan sabit, berhubungan dengan lien, gaster, pankreas,
dan diaphragma. 5
Lalu ada kandung kemih atau vesika urinaria yang merupakan organ
muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpangan urin. Pada
laki- laki vesika urinaria terletak tepat di belakang simfisis pubis dan di deoan
rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus di depan
vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari. Berbentuk limas kalo kosong,
sedangkan kalo terisi penuh akan berbentuk bulat. Vesika urinaria ini berkerut,
akan tetapi kalau terisi penuh, kerutan tersebut akan hilang. Vesika urinaria ini
ditopang di dalam rongga pelvis dengan lipatan- lipatan peritoneum dan
kondensasi fasta. Dinding vesika urinaria adalah lapisan terluar. Lapisan ini
merupakan perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya
ada di bagian atas pelvis. Lalu ada lapisan otot yaitu otot detrusor tang
merupakan lapisan tengah. Lapisan iini tersusun dari berkas- berkas otot polos
yang satu sama lain saling membentuk sudut. Hal ini untuk memastikan bahwa
selama urinasi, vesika urinaria akan berkontraksi dengan serempak ke segala
arah untuk mengeluarkan urin. Lalu ada otot sphincter vesika yang berfungsi
untuk menahan urin di dalam vesika urinaria. Pada orang yang sudah lanjut usia,
biasanya sphincter ini melemah, shingga orang tua sering ngompol. Vesika
urinaria ini dapat menahan atau menampung urin sebanyak 200- 400cc.7
8
Uretra
Uretra mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh.
Pada laki- laki, uretra membawa cairan semen dan urin, tetpai tidak pada waktu
yang bersamaan. Uretra laki- laki panjangnya 17- 22 cm dan melalui kelenjar
prostat dan penis, sedangkan pada wanita uretranya lebih pendek yaitu 4 cm.
Karena uretra wanita lebih pendek maka mudah untuk terkena infeksi,
sedangkan pada laki- laki ureteranya panjang sehingga tidak mudah terkena
infeksi. Uretra prostatika dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua
duktus ejakulator yang masing- masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen
dan kelenjar vasikulosa. Lalu ada uretra membranosa yang merupakan bagian
yang terpendek. Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter
uretra eksternal. Lalu uretra kavernosus merupakan bagian yang terpanjang.
Bagian ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai
orifisium uretra eksternal pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra
membesar untuk membentuk suatu dilatasi kecil yaitu fossa navicularis. Urinasi
bergantung pada inervasi parasimpatis dan simpatis juga impuls saraf volunter.
pubokoksigeus
pada
otot
levator
ani
juga
berkontribusi
dalam
Sistem Persyarafan
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).5
10
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan
mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari
impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan
cairan tubuh.
c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi
otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang
disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang
disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu
dan bagian dalam (medula) berwarna putih.3
d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga
berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.
Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat
pencernaan.3
2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang belakang. Bagian
luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang terletak
memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga
menyelaputi sumsum tulang belakang.3
Sistem
saraf
simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa ganglion-ganglion
yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang,
dan daerah pelvis. Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot
jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti
lambung, pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik pada
kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.3
b.
Sistem
saraf
parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik memiliki
fungsi
kebalikan
dari
saraf
simpatik.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut
13
urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion.3
Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam proses pembentukan urin
: filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus.
1. Filtrasi Glomerulus
Filtrasi di dalam ginjal terjadi didalam Glomerulus, sehingga disebut
Filtrasi Glomerulus. Filtrasi Glomerulus merupakan langkah pertama didalam
pembentukan Urin pada manusia. Membran Glomerulus seratus kali lipat
lebih permeabel daripada kapiler-kapiler di tempat lain. Tekanan darah kapiler
glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan untuk menginduksi
filtrasi glomerulus. Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen
dan selanjutnya menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah
pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif
lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. 4
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman harus
melewati 3 lapisan yang membentuk membran glomerulus :
1. Dinding kapiler Glomerulus
2. Lapisan gelatinosa aseluler = Membran basal ( basement membrane ).
3. Lapisan dalam kapsul Bowman.
difiltrasi
glomerulus,
akan
tetapi
tidak
disekresi
maupu
Tekanan darah
Pada
peningkatan
atau
penurunan
tekanan
darah,
GFR
sebagai
autoregulasi.
Autoregulasi
merupakan
15
diameter
pembuluh
darah
vasokonstriksi.
yang
akan
menyebabkan
laju
filtrasi
glomerulus
meningkat.4
Jika
terjadi
penurunan
mekanisme
aliran
autoregulasi
darah,
lain
maka
yang
akan
disebut
terjadi
dengan
GFR
menyebabkan
durasi
menurun.
filtrat
Penurunan
berjalan
GFR
disepanjang
akan
tubulus
molekul
yang
ditangkap
oleh
sel
mesengeal
enzim
yang
disebut
dengan
renin.
Renin
akan
menjadi
angiotensin
II.
Angiotensin
II
ialah
suatu
Peningkatan
tekanan
darah
pada
akhirnya
akan
Peningkatan
aliran
ini
akan
menyebabkan
penurunan
tekanan
hidrostatik
kapiler
sehingga
Reabsorpsi natrium
Dari semua ion natrium yang difiltrasi, dalam keadaan normal 99,5%
direabsorpsi, dengan rata-rata 67% direabsorpsi di tubulus proksimal, 25%
di lengkung Henle dan 8% di tubulus distal dan tubulus pengumpul. Selain
direabsorpsi secara aktif ion natrium ini juga membantu memfasilitasi
reaksi perpindahan dari molekul-molekul lain, seperti glukosa dan asam
amino, ion klorida, urea dan molekul air.
di
tubulus
proksimal
dan
direbsorpsi
secara
total
dengan
mekanisme yang bergantung energi dan ion natrium. Glukosa dan asam
amino
diangkut
melalui
proses
transportasi
aktif
sekunder,
suatu
dan
molekul
organik
tertentu
dari
lumen
ke
dalam
sel.
18
oleh kecepatan reabsorpsi ion natrium dan tidak dikontrol secara langsung
oleh ginjal.
4. Reabsorpsi air.
Air secara pasif direabsorpsi melalui osmosis di seluruh panjang tubulus.
Dari molekul yang difiltrasi, 80% direabsorpsi secara obligatorik di tubulus
proksimal dan lengkung Henle karena secara osmotis mengikuti reabsorpsi
zat terlarut. Reabsorpsi ini terjadi tanpa dipengaruhi oleh beban H 2O tubuh
dan tidak diatur. Sisa 20%-nya direabsorpsi dalam jumlah bervariasi di
bagian distal tubulus; tingkat reabsorpsi ini berada di bawah kontrol
langsung hormon, bergantung pada status hidrasi tubuh.
5. Reabsorpsi urea.
Selain Cl- dan H2O, reabsorpsi urea juga secara tidak langsung
berkaitan dengan reabsorpsi aktif Na +. Urea adalah suatu produk sisa yang
berasal dari penguraian protein. Reabsorpsi air yang diinduksi secara
osmotik di tubulus proksimal yang diinduksi yang sekunder terhadap
reabsorpsi aktif ion natrium menimbulkan gradien konsentrasii untuk urea
yang mendorong reabsorpsi pasif zat sisa bernitrogen ini. Urea yang
sebenarnya adalah zat yang tidak dibutuhkan tubuh lagi tetapi tetap
direabsorpsi karena merupakan zat osmotik yang dapat membantu proses
reabsorpsi air di duktus koligens (pengumpul).
6. Reabsorpsi fosfat.
Tidak seperti reabsorpsi nutrien-nutrien organik, reabsorpsi PO 43- dan Ca2+
juga berada di bawah kontrol hormon. Hormon paratiroid dapat mengubah
ambang ginjal untuk PO 43- dan Ca2+, sehingga jumlah kedua elektrolit yang
ditahan di dalam tubuh ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan sesaat
tubuh.
Hormon
paratiroid
bekerja
di
tubulus
proksimal,
untuk
6,7
Sedangkan
asam
urat
setelah
mengalami
filtrasi
akan
Kesimpulan
20
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6 th ed. USA : Lippincott William &
Wilkins ; 2000. p 142-8
2. Puts R, Pabst R, editors. Sobotta atlas of human anatomy volume 2 trunk, viscera,
lower limb. 14th ed. Germany : Elsevier Gmbh ; 2006.
3. Sloane E, Widyastuti P, editor. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; 1995. h 133-7
4. Sherwood,Lauralee.Fisiologi manusia: dari sel ke sistem.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2001.h.468-85.
5. Davey P. At a glance medicine. Jakarta : Erlangga ; 2005.h.235.
6. Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC;2007.h.327-9.
7. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11th ed. Singapore : Elsevier
Pte Ltd ; 2008.p.289-415.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001
21