You are on page 1of 15

EKSTRAKSI KARAGINAN

Oleh :
Nama
NIM
Kelompok
Rombongan
Asisten

: Dwi Ariyanto Prasetya


: B1J013079
:2
: II
: Arida Fauziyah

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumput laut merupakan tumbuhan laut yang belum dapat dibedakan


antara akar, batang dan daunnya, oleh karena itu disebut thalophyta. Rumput laut
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan dengan banyaknya produk-produk
rumput laut yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, industri, pangan,
kosmetik, dan sebagainya. Beberapa produk rumput laut antara lain: Agar,
karaginan, dan furselaran diekstrak dari rumput laut merah (Rhodophyceae),
sedangkan alginat diekstrak dari rumput laut coklat (Phaeophyceae). Secara alami
terdapat tiga fraksi karaginan yaitu kappa-karaginan, lamda-karaginan, dan iotakaraginan. Disamping dari rumput laut, hidrokoloid hasil ekstraksi dapat juga
diperoleh dari ekstrak tanaman seperti pectin dan ekstrak hewan seperti gelatin.
Rumput laut merupakan salah satu hasil perikanan laut yang dapat
menghasilkan devisa negara dan merupakan sumber pendapatan pesisir. Sampai
saat ini sebagian besar rumput laut diekspor dalam keadaan kering dan sebagian
diolah menjadi agar-agar disamping dimakan sebagai sayuran. Selain dapat
digunakan langsung sebagai bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut
seperti agar-agar, karagenan dan alginat merupakan senyawa yang cukup penting
dalam industri. Indonesia disamping mengekspor rumput laut juga mengimpor
hasil olahannya dari tahun ketahun semakin meningkat jumlahnya. Sampai saat
ini industri pengolahan di Indonesia masih secara tradisional dan semi tradisional,
untuk alginat masih sangat jarang diolah di Indonesia.
Jenis rumput laut yang paling banyak dimanfaatkan dan dibudidayakan
adalah

rumput laut

jenis Eucheuma cotonii. Jenis rumput laut ini banyak

dibudidayakan karena hasil pengolahannya banyak dimanfaatkan dalam berbagai


bidang industri seperti industri makanan, kosmetik, obat-obatan, maupun industri-

industri lainnya. Eucheuma cottonii merupakan jenis rumput laut yang memiliki
nilai ekonomis penting di dunia industri karena kandungan kimianya berupa agar.
Dalam dunia perindustrian, agar ini banyak digunakan sebagai bahan pemantap,
pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi, dan pembuat gel.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ekstrasi karaginan adalah untuk mengetahui
rendemen dan proses ekstraksi karaginan dari rumput laut Euchema cottonii.

II.

Tinjauan Pustaka

Karaginan sampai saat ini belum diolah di Indonesia, walaupun bahan


baku yang digunakan (Eucheuma cottonii) untuk membuat karaginan banyak
terdapat di Indonesia. Karaginan adalah campuran yang kompleks dari beberapa
polisakarida. Ada tiga jenis karaginan, yaitu lamda, kappa, dan iota. Lamda dan
kappa karaginan dapat diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan
beberapa spesies Gigartina, sedangkan iota karaginan diekstrak dari Eucheuma
spinosum. Karaginan banyak dimanfaatkan pada industri farmasi, kosemtik,
makanan dan minuman seperti susu, keju, kecap, susu coklat, sirop, biscuit, dan es
krim. Juga untuk pet food dan keramik (Putra, 2007).
Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang banyak digunakan pada
bahan industri makanan, karena memiliki karagenan. Karagenan merupakan
senyawa polisakarida yang tersusun dari D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosidik. Karagenan
berfungsi sebagai pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel, dan
pengemulsi (Anggadireja et al., 1996). Rumput laut Eucheuma cottonii
merupakan salah satu jenis rumput laut yang bernilai ekonomi penting dalam
dunia industri dan perdagangan. Rumput laut ini sangat potensial untuk
dikembangkan karena mempunyai banyak manfaat, terutama dengan adanya
karaginan yang terkandung di dalam rumput laut tersebut. Kegunaan karaginan
hampir sama dengan agar-agar, yaitu sebagai pengatur keseimbangan, bahan
pengental, pembentuk gel dan pengemulsi (Waryat & Faridah, 2006).
Rumput laut Eucheuma cottonii biasanya digunakan sebagai bahan mentah
dalam industri farmasi, tekstil, kosmetik, kertas dan industri makanan. Dalam
industri makanan, rumput laut ini dapat digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan kue, roti, makaroni, manisan, dodol, minuman sari dan es rumput laut.
Selain itu rumput laut jenis Eucheuma cottonii juga dapat diolah menjadi produk

jam rumput laut yang baik untuk kesehatan karena mengandung protein dan serat
yang tinggi (Aslan, 1998).

II. MATERI DAN METODE


A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi Eucheuma
cottonii, akuades 100 ml, larutan KOH 10% 100 ml, larutan KCl 10% 100 ml, dan
larutan H202 6% 100 ml.
Alat yang digunakan pada praktikum kali meliputi baskom, nampan
plastik, dan kain saring, kompor, beaker glass, dan panci.
B. Metode
1. Metode ekstraksi karaginan.
Rumput laut dimasak dengan akuades selama 15 menit
ditambah larutan KOH 10% 100 ml dan diaduk selama 15 menit
ditambah larutan KCl 10% 100 ml dan diaduk selama 15 menit
.
Disaring
Ditambah akuades 500 ml dan diaduk selama 15 menit
Ditambah akuades 500 ml dan diaduk selama 15 menit
Ditambah larutan H202 6% 100 ml dan diaduk selamat 20 menit
Disaring
Dijemur
Dihitung rendemennya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Gambar 3. 1. Penambahan akuades

Gambar 3. 2.
Penambahan akuades

Gambar 3. 3. Penambahan H2O2

Gambar 3. 4. Penyaringan

Gambar 3. 5. Penjemuran
KCl

Gambar 3. 6. Penambahan

Gambar 3. 7. Penambahan KOH

Tabel 1. Hasil remdemen


Rombonga
n
1

Hasil Rendemen
5,5 gr

2
3

5,2 gr
5,2 gr

1,7 gr

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa setelah dikeringakan
selama

beberapa hari, hasil rendemen karaginan Eucheuma cottonii adalah

rombongan pertama 5,5 gr, rombongan kedua 5,2 gr, rombongan ketiga 5,2 gr, dan
rombongan keempat 1,7 gram. Rendemen karaginan paling terdapat pada
romobongan pertama. Rendemen paling sedikit terdapat pada rombongan
keempat. Karaginan mempunyai jenis yang sensitif terhadap ion kalium dan ion
kalsium. Rendemen karaginan juga dipengaruhi lama dan suhu ekstraksi. Proses
ekstraksi yang lama dan suhu ekstraksi yang tinggi akan meningkatkan rendemen
karaginan. Hal ini disebabkan karena semakin lama rumput laut kontak dengan
panas maupun dengan larutan pengekstrak, maka semakin banyak karaginan yang
terlepas dari dinding sel dan menyebabkan rendemen karaginan semakin tinggi.
Rendemen dipengaruhi oleh jenis, iklim, metode ekstraksi, waktu pemanenan dan
lokasi budidaya. Selain itu, rendemen juga dipengaruhi oleh skala produksi,
dimana skala produksi yang besar akan menghasilkan rendemen yang besar pula
(Setyowati, 1998).
Karaginan merupakan kelompok polisakarida galaktosa yang diekstraksi
dari rumput laut. Senyawa-senyawa polisakarida mudah terhidrolisis dalam
larutan yang bersifat asam dan stabil dalam suasana basa. Terdapat tiga jenis
karaginan, yaitu lambda, kappa dan iota Pelaku Industri mneggunakan karaginan
sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat dan
pencegah kristalisasi dalam industri makanan ataupun minuman, farmasi, dan
kosmetik. Beberapa produk yang menggunakan karaginan adalah jeli, jamu, saus,
permen, sirup, puding, dodol, salad dressing, gel ikan, nugget dan produk susu.
Karaginan juga digunakan di industri kosmetika, tekstil, cat, obat dan pakan
ternak (Mohammad Istnaeny et al., 2012).
Pembuatan karaginan ini menggunakan metode ekstraksi dimana
pengertian ekstraksi adalah metode pemisahan suatu komponen solute (cair) dari
campurannya menggunakan sejumlah massa solven sebagai tenaga pemisah.
Proses ekstraksi terdiri dari tiga langkah besar, yaitu proses pencampuran, proses
pembentukan fasa setimbang, dan proses pemisahan fasa setimbang. Solven
merupakan faktor terpenting dalam proses ekstraksi, sehingga pemilihan solven
merupakan faktor penting. Solven ini harus saling melarutkan terhadap salah satu

komponen murninya, sehingga diperoleh dua fasa rafinat. Ekstraksi karaginan dari
rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus rumput laut dalam larutan
perebus, disaring, dijendalkan, dipress dan dikeringkan kembali. Untuk
memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel yang tinggi, rumput laut yang
digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi perlakuan alkali panas (ATC).
Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut: rumpt laut kering yang telah diberi
perlakuan alkali panas diekstraksi dengan menggunakan larutan KCl 0.1% dengan
olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut kering. Ekstraksi dilakukan pada suhu
90-95C selama 3-6jam. Setelah proses esktraksi selesai, ru,put lat disaring dengan
saringan bergetar. Filtrat yang diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan
dibiarkan membentuk gel semalam. Gel karagenan kemudian diiris dengan
menggunakan alat pemotong gel dengan ketebalan 0,8 cm sehngga membentuk
lembaran. Lembaran gel kaagenan dibungkus dengan menggunakan kain blacu
kemudian dipres dalam bak pengepres dan diberi beban dengan menggunakan
batu pemerat. Pengepresan dilakukan selama semalam dengan penambahan beban
secara bertahap dan diperoleh lembaran-lembaran gel karaginan yang cukup tipis.
Gel karagenan kemudian dijemur beserta kain sampai kering. Kemudian dilepas
dari kainnya dan dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung
karagenan. (Badan riset Kelautan dan Perikanan,2003).
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali. Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 3,6-anhidro-galaktosa (3,6-AG), keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak, dihubungkan dengan ikatan
glikosidik -1,3 dan -1,4 secara bergantian.Eucheuma cottonii, akuades 100
ml,Fungsi larutan KOH 10% adalah sebagai penghancur dinding sel dan
mempertahankan pH dalam keadaan basa. larutan KCl 10% berfungsi sebagai
pengatur kekentalan hasil ekstraksi Larutan H202 6% berfungsi sebagai pemutih
dan pencerah rumput laut (Yasita dan Rahmawati, 2009).
Klasifikasi Eucheuma cottonii menurut Luning (1990) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi

: Rhodophyta

Kelas

: Rhodophyceae

Ordo

: Gigartinales

Famili

: Solieracea

Genus

: Eucheuma

Species

: Eucheuma cottonii

Ciri fisik Eucheuma cottonii adalah mempunyai thallus silindris,


permukaan licin, cartilogeneus. Keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang
berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah. Perubahan warna sering terjadi
hanya karena faktor lingkungan. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi
kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas
pencahayaan. Umumnya Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah
pantai terumbu (reef). Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air
laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati
(Aslan, 1998). Beberapa jenis Eucheuma mempunyai peranan penting dalam
dunia perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak karaginan. Kadar
karaginan dalam setiap spesies Eucheuma berkisar antara 5473 % tergantung
pada jenis dan lokasi tempat tumbuhnya (Atmadja, 1996).
Menurut Dian & Intan (2014) menyatakan bahwa, konsentrasi NaOH dan
H2O2 pada proses ekstrasi karaginan memiliki pengaruh yang nyata. Konsentrasi
NaOH yang semakin tinggi menyebabkan pH basa stabil dan ini memberikan
hasil rendemen yang baik. Penambahan H2O2 meningkatkan jumlah air pada
ekstraksi karaginan.
Menurut Soegiarto et al (1978), standar mutu karaginan adalah sebagai
berikut:
Penampakan
Ukuran partikel
Kelembaban
Kandungan air
Protein
Lemak
Total ash
Jumlah material asing
Material terlarut
pH
Kekuatan gel
Viskositas
Titik leleh
Poin setting

Bubuk kuning
200 mesh
Maks 18%
Maks 75 cc
0,50-0,70%
0,30 0,50%
Maks 15 %
Maks 1,0%
Maks 1,0%
7,0-10,0
500-1200 g/cm2
30 300 CPS
500 - 700 C
300 - 500 C

Kelarutan
Standar plate count
E. coli
Salmonella
Total coliform

Air mendidih
< 5000 col/g
negatif
negatif
< 100 col/g

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut
1. Proses ekstraksi karaginan dimulai dengan penambahan akuades, kemudian
ditambah laruta. larutan KOH 10% 100 ml, larutan KCl 10% 100 ml, dan
larutan di saring, kemudian ditambahkan H202 6% 100 ml, di saring lagi, dan
dijemur.
2. Hasil rendemen karaginan rombongan pertama adalah 5,5 gr, rombongan
kedua adalah 5,2 gr, rombongan ketiga adalah 5,2 gr, rombongan keempat
adalah 1,7 gr.
B. Saran
Kuis praktikum jangan terlalu susah.

DAFTAR REFERENSI
Anggadireja, J., Zatnika, dan Istiani, dan Noor, Z. 1996. Teknologi Produk
Perikanan Dalam Industri Farmasi. Stadium General Teknologi dan
Alternatif Produk Perikanan Dalam Industri Farmasi. Bogor: IPB.
Aslan, M. Laode. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.
Atmadja, W. 1996. Pengenalan Jenis Algae Merah (Rhodophyta). Jakarta:
Puslitbang Oseanologi LIP,.
Harun, Maya, Montolalu, R. I., Suwetja, I. K. 2013. Karakterisasi Fisika Kimia
Karaginan rumput Laut Jenis Kappaphycus alvarezii Pada Umur Panen
Yang Berbeda Di Perairan Desa Tihengo Kabuapaten Gorontalo Utara.
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan. 1(1): 7-12.
Istini, S., A. Zatnika dan Suhaimi. 1998. Manfaat dan Pengelolaan Rumput Laut.
Fishering and Aquaculture 1 (1) : 01-12.
Istnaeny, Mohammad Hudha,Risa Sepdwiyanti, dan Suci Dian Sari. 2012.
Ekstraksi Karaginan dari Rumput Laut (Eucheuma Spinosum) dengan
Variasi Suhu Pelarut dan Waktu Operasi. Berkala Ilmiah Teknik Kimia 1
(1).
Kadi, A. dan W.S. Atmadja. 1988. Rumput Laut (Algae) Jenis Reproduksi,
Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi-LIPI.
Luning,

K. 1990. Seaweeds Their Environment, Biogeography


Ecophysiology. Canada: John Willey and Sons. Inc.

and

Mustapha, S., H. Chandar, Z. Z Abidin, R. Saghravani and M. Y. Harum. 2011.


Production of semi-refined carrageenan from Eucheuma cotonii. Journal
of Scientific and Industrial Research 70 : 865-870.
Putra, B. 2007. Penentuan pH optimum isolasi Karaginan dari rumput Laut
Eucheuma cotonii. Jurnal Kimia 1 (1) : 15-20.
Setyowati, D. 1998. Pengaruh Jenis Rumput Laut dan Lama Ekstraksi terhadap
Peningkatan Kualitas Karaginan dan Hubungan dengan Fungsi
Karaginan Sebagai Stabilisator Susu Kedelai. Malang: Laporan
Penelitian Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya.
Soegiarto, A. H. Mubarak, S., dan W. S. Atmadja. 1978. Rumput Laut (Alga)
Manfaat dan Budidaya. Jakarta: LIPI,.
Taylor, W.R. 1967. Marine Algae of The Eastern Tropical and Subtropical Coast
of The Americans. USA: The University of Michigan Press.

Waryat dan Faridah. 2006. Perbandingan Pemanis (Sukrosa, Fruktosa, dan


Glukosa) Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma cottonii.
Jakarta: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Yasita, D., I.D. Rahmawati., 2009. Optimasi proses ekstraksi pada pembuatan
karaginan dari rumput laut Eucheuma cottoni untuk mencapai foodgrade.
Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
Yunizal, Murtini JT, Utomo BS, Suryaningrum. 2000. Teknologi Pemanfaatan
Rumput Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekplorasi Laut dan
Perikanan, Jakarta.

You might also like