Professional Documents
Culture Documents
dr.Isna Qadrijati,MKes
Disampaikan pada acara SIMPOSIUM REPRODUCTIVE HEALTH WOMEN DURING THE
LIFE CYCLE, Aula PKU RS.Muhammadiyah Surakarta, tanggal 19 September 2011
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu
yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam
makalah ini akan dibahas dua hal yaitu tentang ANATOMI SISTEM REPRODUKSI
MANUSIA yng menerngkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki dan Anatomi
Saluran Reproduksi Wanita. Selain itu juga dibahas mengenai FISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI MANUSIA yang meliputi : Pubertas pada Anak laki-laki,Pubertas pada Anak
wanita,Fisiologi reproduksi laki-laki,Siklus mestruasi,Respon Seksual Manusia,Fertlisasi dan
terjadinya kehamilan, serta Menopause.
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus urinarius.
Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat ditentukan, tetapi sifat-sifat
kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).
1. Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki
TESTIS
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm
dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung
ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan
epididimis disebut tunika vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen
yang bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna pria, setelah
migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis) akan menutup.
EPIDIDIMIS
Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis. Epididimis
dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur yang disebut duktus epididimis.
Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm. Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala
epididimis) dan berjalan berliku-liku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian
menjadi vas deferens. Epididimis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma.
SCROTUM
Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis
dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat sensitive terhadap
suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih
rendah daripada suhu di dalam abdomen.
VAS DEFERENS
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari
ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam bentuk gulungangulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini melewati korda
spermatika menuju abdomen.
VESICULA SEMINALIS
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di
depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada
kandung kemih daripada pada rectum. Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis
berasal dari arteri vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum
beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan menuju ke nodus
iliaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume
cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah
fruktosa dan prostaglandin.
KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan
sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ ini mengililingi uretra pria,
yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di belakang simpisis pubis. Lobus media prostat
secara histologis sebagai zona transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan
memisahkannya dengan duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat
menyumbat aliran urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut.
PENIS
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan yaitu permukaan
posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan dorsal. Jaringan erektil penis tersusun
dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus
spongiousum di bagian tengah. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan
erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat
ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan
pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita
memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus.
1.
Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi wanita yang terdapat
di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi wanita ada di dalam rongga pelvis.
RONGGA PELVIS
Terletak di bawah,berhubungan dengan rongga abdomen, dibentuk oleh os iski dan os pubis pada
sisi samping dan depan, os sakrum dan os koksigis membentuk batas belakang dan pinggiran
pelvis dibentuk oleh promontorium sakrum di belakang iliopektinal sebelah sisi samping dan
depan dari tulang sakrum (Syaifudin,1997).
PINTU KELUAR PELVIS (PINTU BAWAH)
Dibatasi oleh os koksigis dibelakang simfisis pubis, di depan lengkung os pubis,os iski, serta
ligamentum yang berjalan dari os iski dan os sakrum disetiap sisi, pintu keluar ini membentuk
lantai pelvis (Syaifudin,1997).
ISI PELVIS
Kandung kemih dan dua buah ureter terletak dibelakang simfisis, kolon sigmoid sebelah kiri fosa
iliaka dan rektum terletak di sebelah belakang rongga mengikuti lengkung sakrum. Kelenjar
limfe, serabut saraf fleksus lumbosakralis untuk anggota gerak bawah cabang pembuluh darah
a.iliaka interna dan v.iliaka interna berada di dalam pelvis (Syaifudin,1997).
Genetalia pada wanita terpisah dari urethra, dan mempunyai saluran tersendiri. Alat reproduksi
wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a.
Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina,klitoris, dan labia.Hanya mons dan labia
mayora yang dapat terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda interna mengalirkan
darah ke vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka interna bagian posterior, sedangkan aliran
limfatik dari vulva mengalir ke nodus inguinalis.
Alat genetalia luar terdiri dari :
1). Mons veneris/pubis (Tundun)
Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang besar terletak di di atas simfisis pubis. Area
ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas (Syaifudin, 1997).
2). Labia Mayora (bibir besar)
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora banyak mengandung urat
syaraf (Syaifudin, 1997). Labia mayora merupakan struktur terbesar genetalia eksterna wanita
dan mengelilingi organ lainnya, yang berakhir pada mons pubis.
Metrorrhagia, menstruasi yang ada secara tidak teratur dan menstrruasi ini akan mungkin
terjadi pada setiap 3-6 minggu sekali.
Oligomenorrhea, arus menstruasi yang terjadi amat ringan dan tidak sering terjadi pada
sebagian wanita yang akan mengalami kondisi ini, menstruasi mereka mungkin hanya 2
kali dalam setahun
Polymoenorrhea, menstruasi yang akan terjadi lebih sering, dan umumnya wanita yang
mengalami polymenorrhea akan myngkin menantikan menstruasi mereka 2-3 minggu
sekali.
Menorrhagia, yaitu pendarahan yang sangat hebat pada saat selama menstruasi, dan tak
jarang hal ini dapat membutuhkan konsultasi dokter dan pengobatan yang lebih lanjut.
Apabila usia nya sudah mencapai 16 tahun akan tetapi belum juga mengalami menstruasi
yang pertama
Pada periode menstruasi anda yang biasnya ada akan tetapi tiba-tiba berhenti padahal
tidak hamil.
Terjadi pendarahan menstruasi yang berlangsung lama hingga lebih dari 7 hari
Panjang siklus menstruasi akan terpisah lebih lama 35 hari kurang dari 21 hari terhitung
pada saat hari pertama pendarahan menstruasi akan terjadi ke hari pertama pendarahan
siklus berikutnya.
Adapula pendarahan yang terjadi di luar jadwal menstruasi yang terjadi biasa nya
(misalnya siklus menstruasi yang sudah selesai, namun dua atau tiga hari berikutnya akan
terjadi pendarahan lagi)
Tidak akan mengalami periode menstruasi selama tiga bulan berturut-turut atau lebih
padahal anda belum memasuki masa perimenopause.
Akan mengalami periode menstruasi yang tidak teratur paahal anda belum memasuki
adanya masa perimenoupase (menjelang menopause).
Posted in Siklus Menstruasi | Tagged gejala adanya siklus menstruasi tidak normal, jenis
menstruasi tidak normal, siklus menstruasi, Siklus Menstruasi Tidak Normal | Leave a comment
Siklus Menstruasi Normal Pada Wanita
Posted by siklus menstruasi
Perubahan terbesar yang terjadi pada wanita saat pertumbuhan adalah dimulainya masa
menstruasi. Menstruasi adalah keluarnya sedikit atau beberap cairan darah selama beberapa hari
dari vagina setiap bulannya. Hal ini mungkin terdengar menakutkan bagi seorang perempuan
yang baru kali pertama mengalami menstruasi.
Umumnya menstruasi dimulai ketika seorang wanita atua perempuan berusia antara 10-15 tahun
tergantung dari pesatnya pertumbuhan hormon tubuh. Jangka waktu antara satu menstruasi ke
menstruasi berikutnya biasanya sekitar 28 hari (4 minggu atau sekitar satu bulan). Tapi hal ini
bisa berbeda-beda dari 20 ke 35 hari atau bahkan lebih lama, terutama pada awal menstruasi.
Menstruasi bisa terjadi paling singkat 2 hari dan paling lama 8 hari.
Menstruasi terjadi ketika masa pubertas atau remaja yang disebabkan oleh pertumbuhan hormon
dan peningkatan hormon seks yang menyebabkan terjadinya menstruasi.
Dimulainya masa pubertas dan menstruasi pertama (menarche) seringkali dideskripsikan sebagai
peristiwa utama dalam sejarah kehidupan remaja.
Menghitung Siklus Menstruasi, menstruasi, menstruasi tidak teratur, proses menstruasi, siklus
menstruasi, siklus menstruasi pada wanita | 1 Comment
Fase Menstruasi
Posted by siklus menstruasi
Ada 3 fase yang dialami setiap wanita selama menstruasi, yaitu :
1. Fase Folikuler adalah dimana kdar FSH ( Folicle Stimulating Hormone ) sedikit meningkaat
sehingga merangsang tumbuhnya 3 30 folikel ovarium ( kantung dinding telur ) yang masing
masing mengandung 1 sel telur.
2. Fase Ovulatior adalah dimana kadar LH ( Luteinizing Hormone ) meningkat dan folikel yang
matang akan menonjol ke permukaan ovarium ( dinding telur ) untuk melepaskan sel telur
( ovulasi ). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu 16 32 jam setelah terjai peningkatan
kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah,
rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium
( kantung induk telur ) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan
hormon progesteron dalam jumlah besar.
Tetapi perlu diketahui setelah 14 haari kropus luteum akan hancur dan selama dalam fase ini
seorang wanita juga akan mengalami peningkatan suhu tubuh sampai siklus yang baru akan
dimulai, keculai jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum akan menghasilkan
HCG ( Human Chorionic gonadotropin ) hormon ini akan menjaga kropus luteum yang
menghasilkan hormon progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendri. Fase
Luteal biasanya ditandai sebagai fase bagi wanita yang ingin hamil.
Keluarnya darah haid tergantung tebal tipisnya endometrium. Pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi hormonal dalam jangka panjang, karena adanya efek supresi ovulasi yang lama,
folikulogenesis tidak akan terjadi dan endometrium pun akan menjadi lebih tipis, oleh karena itu,
kebanyakan haid yang dialami hanya berupa bercak-bercak saja. Misalnya pada wanita yang
mengggunakan KB, mereka akan terlihat lebih gemuk dan datang haidnya lebih sering terlambat.
FISIOLOGI OVULASI
A.OVULASI
Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang tersebut dari dalam rahim untuk
kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah
hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya. Yang dimana pada proses
ini melibatkan interaksi dari
hipotalamus
hipofise
c. Fase pasca-ovulasi Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit
sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum.
Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf
memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja
estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada
vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga
estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila
terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai
hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah
menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan
progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada
kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase
pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya. Pada sebagian besar
kasus, dari 10
20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang
dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai sehingga
dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat terus berkembang
sampai tahapan ovulasi.
Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium
mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi
akan menyebabkan terjadinya surge kadar FSH dan LH (
proses umpan balik positif
). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk :
o
Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga dapat terjadi
ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang
o
Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.