Professional Documents
Culture Documents
METODE TRANSPORTASI
Salah satu permasalahan khusus dalam Linear Programming adalah masalah transportasi,
untuk menyelesaikan permasalahan ini digunakan metode transportasi. Dokatakan khusus,
karena terletak pada karakteristik utama, yaitu bahwa masalah-masalah
masalah masalah tersebut cendrung
membutuhkan sejumlah pembatas dan variabel yang sangat
sangat banyak sehingga dalam
penggunaan komputer dalam menyelesaikan metode simpleksnya akan sangat mahal
dibandingkan secara manual. Disamping itu, kebanyakan koefisien dalam pembatasnya
bernilai nol dan sedikit sekali koefisien yang berharga bukan nol muncul dalam suatu pola
tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita mempelajari masalah-masalah
masalah masalah khusus seperti ini.
Dengan tujuan agar dapat segera menyelesaikan permasalahan transportasi yang akan
muncul.
Langkah-langkah
langkah penyelesaian masalah model transportasi
1. Mencari penyelesaian layak pada variabel dasar, dapat dipilih salah satu metode yang
tersedia. Metode yang dapat digunakan adalah Northwest Corner (sudut kiri atas), Least
Cost (biaya terkecil) dan Vogel Approximation (VAM).
a. Metode NWCR
Pendistribusian dimulai dari pojok kiri atas dan, diakhiri pada pojokk kanan
bawah (pokia-pokaba).
pokaba).
Setiap pendistribusian dipilih nilai sebanyak mungkin tanpa menyimpang dari
sumber/tujuan
Apabila variabel dasar sudah terisi semua, maka dihitung jumlah biaya yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Metode least cost
Pendistribusian dimulai dari biaya terkecil dan apabila terdapat biaya terkecil
lebih dari satu, maka dipilih salah satu.
1 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
2 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
Metode MODI merupakan variasi dari metode stepping stone yang didasarkan
pada rumusan dual. Perbedaannya dengan metode stepping stone adalah pada
metode ini tidak harus menentukan semua jalur tertutup variabel nonbasis, kecuali
pada saat akan melakukan perpindahan pengisian tabel. Dengan demikian MODI
merupakan cara efisien untuk menghitung variabel non basis. Dalam metode
MODI terdapat persamaan sebagai berikut :
mi + nj = Cij
1) Menentukan nilai mi untuk setiap baris dan nilai – nilai nj untuk setiap kolom dengan
mengggunakan hubungan Cij = mi + nj untuk semua variabel basis dan menentukan
nilai m1 = 0
2) Menghitung perubahan biaya Cij untuk setiap variabel non basis dengan
menggunakan rumus Cij – mi – nj.
3) Apabila hasil perhitungan terdapat nilai Cij negatif, maka solusi
solusi belum optimal. Oleh
karena itu dipilih Xij dengan nilai Cij negatif terbesar sebagai entring variabel.
4) Mengalokasikan sejumlah nilai ke entring variabel Xij sesuai dengan proses stepping
stone dan mengulangi langkah pertama.
Contoh : perusahaan tepung memiliki 3 pabrik yang terletak di Batu, Malang, dan
Pandaan. Kapasitas tepung yang tersedia di masing – masing pabrik adalah 120 ton,
80 ton. Seminggu yang lalau ada 3 pabrik roti yang memesan tepung, mereka
berlokasi di Madiun, Surabaya, dan Sragen. Adapun
Adapun permintaan dari masing –
masing perusahaan roti adalah 150 ton, 70 ton dan 60 ton. Adapun biaya pengiriman
yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
Batu
8 5 6 120
Malang
15 10 12 80
Pandaan
3 9 10 80
Demand 150 70 60 280
Berdasarkan data diatasbagaimana perusahaan tepung mendistribusikan permi
permintaan
pelanggannya?
3 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
4 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
distribusi dipilih yang terkecil, yaitu 80, dengan demikian segi empat
Pandaaan –Surabaya
– dan Pandaan – Sragen tidak mungkin dilakukan
pengisian.
b. Biaya 5. Pengisian kedua dilakukan pada biaya 5, pada biaya 5 ini
kapasitas supply 120 dan kapasitas demand 70. Jumlah distribusi dipilih
yang terkecil yaitu 70, denagan demikian segi empat Malang – Surabaya
dan Malang – Pandaan tidak mungkin dilakukan pengisian.
c. Biaya 6. Pengisian dilakukan
dilakukan pada biaya 6, pada biaya 6 ini kapasitas
supply 120 dan kapasitas demand 60, akan tetapi kapasitas supply sudah
berkurang 70, sehingga jumlah pendistribusiannya adalah 120 – 70 = 50
d. Biaya 12 pengisian dilakukan pada biaya 12, pada biaya 12 ini kapasitas
supply 80 dan kapasitas 60, akan tetapi kapasitas demand sudah terisi 50,
sehingga jumlah pendistribusiannya adalah 60 – 50 = 10
e. Biaya 15. Pengisian terakhir dilakukan pada biaya 15, pendistribusian
biaya 15 ini merupakan sisa kapasitas supply ( 80 – 10 = 70) dan sisa
kapasitas demand (150 – 80 = 70 ), maka pendistribusiannya adalah 70.
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
8 5 6
Batu
70 50 120
15 10 12
Malang
70 10 80
3 9 10
Pandaan
80 60 80
Demand 150 70 60 280
Menghitung biaya pendistribusian :
Z = 70 (5) + 50 (6) + 70 (15) + 10 (12) + 80 (3)
= 350 + 300 + 1050 + 120 + 240 = 2060
Metode VAM
1. Mencari opprotunity cost pada setiap baris dan kolom.
a. Baris pertama adalah 6 dan 5 ; penalty cost-nya 6- 5 = 1
b. Baris kedua adalah 12 dan 10 ; penalty cost-nya 12 – 10 = 2
c. Baris ketiga adalah 9 dan 3 ; penalty costnya 9-3 = 6
d. Kolom pertama adalah 8 dan 3 ; penalty costnya 8 – 3 = 5
e. Kolom kedua adalah 9 dan 5 ; penalty costnya 9-5 = 4
f. Kolom ketiga adalah 10 dan 6 ; penalty costnyai 10- 6 = 4
2. Memilih penalty cost terbesar dan melakukan pendistribusian.
Opportunity cost
8 5 6 1
15 10 12 2
3 9 10 6
5 4 4
5 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
8 5 6
Batu
70 (b) 50 (c) 120
15 10 12
Malang
70 (d) 10 (e) 80
3 9 10
Pandaan
80 (a) 80
Demand 150 70 60 280
Menghitung biaya pendistribusian :
Z = 70 (8) + 50 (6) + 70 (10) + 10 (12) + 80 (3)
= 560 + 300 + 700 + 120 + 240 = 1920
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode VAM dapat diinterprestasikan bahwa
dengan mengirimkan barang dari Batu ke Madiun sebanyak 70, dari Batu ke Sragen
6 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
sebanyak 50, dari Malang ke Surabaya sebanyak 70, dari Malang ke Sragen sebanyak
10 dan dari Pandaan
ndaan ke Madiun sebanyak 80, maka biaya yang akan dikeluakan oleh
perusahaan adalah sebesar Rp. 1920,-
1920,
Uji Optimalisasi
Penyelesaian masalah transportasi diatas memberikan hasil yang berbeda, dari ketiga metode
transportasi didapatkan biaya transportasi Rp. 2650,- untuk NWCR, Rp. 2100,
2100,- untuk metode
least cost dan Rp. 1920,- untuk metode VAM. Dari ketiga metode tersebut, metode VAM
merupakan yang terbaik, tetapi untuk membuktikannya perlu dilakukan uji optimalisasi, yaitu
apakah penyelesaian yang layak tersebut
t sudah optimal.
2. Hasil evaluasi menunjukkan water square X31 memiliki nilai terkecil sehingga X31
terpilih sebagi water square yang pertama akan diisi. Pengisian X31 dan 3 variabel basis
yaitu X11, X21 dan X22.
3. Memberikan tanda + (positif)
(posi pada water square yang akan diisi dan variabel basis yang
nilainya akan bertambah, pada contoh di atas yang diberi tanda positif adalah X12 dan X21.
4. Memberikan tanda – (negatif) pada variabel basis yang nilainya dipindahkan yaitu pada
X11 dan X22
5. Mengisi water square dengan memperhatikan variabel basis dan menyesuaikan dengan
kapasitas permintaan dan penawaran. Untuk mengisi water square X31, maka dipilih nilai
7 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
terkecil dari dua variabel basis yang berkoordinasi dan terdekat yaitu X21 atau X32.
Karena nilai X32 < X21, maka nilai X32 yang terpilih dengan tetap memperhatikan
kapasitas permintaan dan penawaran. Nilai variabel basis X32 = 20, lebih kecil dari
kapasitas permintaan dan penawaran sehingga X31 diisikan 20. Dengan memasukkan nilai
baru pada X31, maka komposisi nilai X31, X21, X22 dan X23 yang semula 0, 30, 50 dan 20
menjadi 20, 10, 70 dan 0. Pengisian water square ini dapat searah atau berlawanan arah
jarum jam.
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
8 5 6
Batu
120 120
Malang
- 15 + 10 12
30 10 50 70 80
+ 3 - 9 10
Pandaan
20 20 60 80
Demand 150 70 60 280
6. Menguji hasil Stepping Stone dengan mencari nilai perubahan biaya yang terkecil
yang masih negatif dengan mengulagi langkah 1 sampai didapat tabel optimal :
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
8 5 6
Batu
120 120
Malang
- 15 10 + 12
10 70 80
+ 3 9 - 10
Pandaan
20 60 80
Demand 150 70 60 280
8 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
- 8 5 + 6
Batu
120 120
15 10 12
Malang
70 10 80
+ 3 9 - 10
Pandaan
30 50 80
Demand 150 70 60 280
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
8 5 6
Batu
70 50 120
15 10 12
Malang
70 10 80
3 9 10
Pandaan
80 80
Demand 150 70 60 280
Pada iterasi keempat menghasilkan tabel optimal karena hasil evaluasi menunjukkan semua
variabel nonbasis sudah bernilai positif. Nilai Z optimal adalah :
Z = 70 (8) +50 (6) + 70 (10) + 10 (12) + 80 (3)
= 560 + 300 + 700 + 120 + 240 = 1920
Artinya, dengan pendistribusian barang sebanyak 70 dari Batu ke Madiun, 50 dari Batu ke
Sragen, 70 dari Malang ke Surabaya, 10 dari Malang ke Sragen dan 80 dari Padaan ke
Madiun, maka biayaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1920,
1920,-
9 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
METODE MODI
Tabel NWCR
Tujuan
Biaya
Madiun (n1= ) Surabaya (n2 = ) Sragen (n3= ) Supply
8 5 6
Batu (m1=0)
120 120
Malang (m2 = )
- 15 + 10 12
30 50 80
+ 3 - 9 10
Pandaan (m3 = )
20 60 80
Demand 150 70 60 280
1. Menulis persamaan mi, nj dan Cij dari variabel basis :
X11 : m1 + n1 = C11 = 8
X21 : m2 + n1 = C21 = 15
X22 : m2 + n2 = C22 = 10
X32 : m3 + n2 = C32 = 9
X33 : m3 + n3 = C33 = 10
2. Menghitung nilai mi dan nj
X11 : 0 + n1 = 8 n1= 8
X21 : m2 + n1 = 15 m2 = 15 – 8 = 7
X22 : m2 + n2 = 10 n2 = 10 – 7 = 3
X32 : m3 + n2 = 9 m3 = 9 – 3 = 6
X33 : m3 + n3 = 10 n3 = 10 – 6 = 4
3. Menghitung variabel nonon basis
X12 : C12 – m1 – n1 = 5 – 0 – 3 = +2
X13 : C13 – m1 – n3 = 6 – 0 – 4 = +2
X23 : C23 – m2 – n3 = 12 – 7 – 4 = +1
X31 : C31 – m3 – n1 = 3 – 6 – 8 = -11
Seperti halnya metode Stepping Stone karena hasil evaluasi masih terdapat nilai negatif,
maka penyelesaian belum optimal. Langkah selanjutnya adalah melakukan
pendistribusian sejumlah nilai sesuai dengan kapasitas permintaan dan penawaran dengan
menggunakan Stepping Stone.
Stone
Tujuan
Biaya
Madiun (n1= 8) Surabaya (n2 = 3) Sragen (n3= 4 ) Supply
8 5 6
Batu (m1=0)
120 120
15 10 12
Malang (m2 = 7 )
10 70 80
3 9 10
Pandaan (m3 = 6 )
20 60 80
Demand 150 70 60 280
4. Menghitung Z pada tabel optimal
Seperti halnya dengan metode Stepping Stone,, setelah hasil evaluasi bernilai positif
semua, maka penyelesaian yang dilakukan sudah optimal. Apabila penyelesaian sudah
optimal, maka dilakukan penghitungan terhadap biaya minimalnya (Z)
10 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
Tujuan
Biaya
Madiun (n1= 8) Surabaya (n2 = 4) Sragen (n3= 6) Supply
8 5 6
Batu (m1=0)
70 50 120
15 10 12
Malang (m2 = 6)
10 70 10 80
3 9 10
Pandaan (m3 = -5)
80 60 80
Demand 150 70 60 280
Menghitung variabel nonbasis
X12 : C12 – m1 – n1 = 5 – 0 – 4 = +1
X13 : C13 – m1 – n3 = 15 – 8 – 6 = +1
X23 : C23 – m2 – n3 = 9 + 5 – 4 = +11
X31 : C31 – m3 – n1 = 10 + 5 – 6 = +9
Pada iterasi keempat menghasilkan tabel optimal karena hasil evaluasimenunjukkan
semua variabel nonbasis sudah positif. Nilai Z optimal adalah :
Z = 70 (8) + 50 (6) + 70 (10) + 10 (12) + 80 (3)
= 560 + 300 + 700 + 120 + 240 = 1920
Tujuan
Biaya
Madiun Surabaya Sragen Supply
8 5 6
Batu
120
15 10 12
Malang
80
3 9 10
Pandaan
80
0 0 0
Dummy
20
Demand 150 70 80 300
Jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah penawaran
11 of 12
Bahan kuliah Riset Operasi
Tek. Informatika UMMU Ternate
Zufri Hasrudy Siregar
Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah
penawaran, maka jumlah penawaran harus diseimbangkan sehingga perlu
menambahkan
ambahkan baris dummy.
12 of 12