You are on page 1of 5

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Topik: Pemberian Zinc pada Anak dengan Diare
Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Kandangan
Kabupaten Kediri

disusun oleh :
Syahda Alala, dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kabupaten Kediri
Jawa Timur

Halaman Pengesahan
Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat
Laporan F4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik: Pemberian Zinc pada Anak dengan Diare

disusun oleh :
Syahda Alala, dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 9 Februari 2016

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip Puskesmas Kandangan

dr. Linda Tjahjono


NIP. 19610805 198901 2 003

LATAR
BELAKANG

PERMASALAHAN

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah


kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya
masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi
salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan
malnutrisi pada anak
Menurut data World Health Organization(WHO) pada tahun
2009, diare adalah penyebab kematian kedua pada anak
dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2
miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun.
Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun ratarata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya
diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan
anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab
utama malnutrisi pada anak.
Kasus
Identitas pasien
Nama
: An. C
Usia
: 24 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Karang Tengah
BB
: 9 kg
Anamnesis
Keluhan utama : bab cair.
RPS : Pasien datang dengan keluhan BAB cair dari satu hari
yang lalu dengan frekuensi BAB 5x dalam sehari. Menurut ibu,
BAB pasien cair dengan sedikit ampas berwarna kuning, tidak
terlihat darah dan lendir. Nafsu makan pasien juga menurun
dan sempat muntah 2x dalam satu hari. Pasien juga sempat
demam sejak 2 hari yang lalu. BAK pasien masih dalam batas
normal.
RPD : menurut ibu, pasien hanya pernah sakit ringan seperti
batuk pilek. Tidak ada riwayat alergi obat
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
: compos mentis, GCS 456, kesan gizi
cukup.
Vital Sign
Nadi
Respirasi

: 98 x/menit
: 20 x/menit

Kepala dan Leher : anemis(-), icterus (-), cyanosis (-),


dyspneu (-), mata cowong (-)
Thorax
Pulmo
Inspeksi : Simetris, retraksi(-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi
: Simetris, fremitus kanan=kiri, ketinggalan
gerak(-)
Perkusi : Sonor

Auskultasi: Vesikuler, suara tambahan(-)


Cor
Inspeksi : IC tampak di SIC V LMCS
Palpasi
: IC teraba di SIC V LMCS, pelebaran
diameter(-)
Perkusi
: cardiomegali(-)
Auskultasi: S1-2 murni, reguler,bising(-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut>dinding dada,
Auskultasi : Peristaltik (+)normal
Perkusi : Timpani seluruh lap abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan(-), massa(-), turgor DBN
Extremitas : Oedem (-), deformitas (-).kekuatan otot

PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI

Diagnosis
Diare akut dehidrasi ringan
Prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh
Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO.
Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan
/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi
akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun
program LINTAS DIARE yaitu:
1.
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2.
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
5.
Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting
dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible
Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat
selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc
juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami
kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.

PELAKSANAAN

Terapi gizi sebagai salah satu terapi nonfarmakologis pasien


adalah sebagai berikut :
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi
lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang
air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.
Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc
segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada
balita:
1)
Umur <6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10
hari
2)
Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10
hari.

MONITORING
DAN EVALUASI

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah


berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1
sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada
anak diare
Ibu Pasien diberikan edukasi mengenai penyakit anaknya,
meliputi tanda dehidrasi pada diare, penanganan pertama saat di
rumah dan pentingnya tetap memberikan asupan makanan dan
ASI kepada anak dengan diare.
Pasien juga diharapkan dapat kontrol kembali ke poli umum
apabila keluhan masih ada.

Komentar/Umpan Balik:

Kediri, 9 Februari 2016


Peserta

Pendamping

Syahda Alala, dr.

dr. Linda Tjahjono


NIP. 19610805 198901 2 003

You might also like