Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kekerasan karena benda tumpul (blunt force injury) merupakan kasus yang
paling banyak terjadi dan selalu menduduki urutan pertama yang masuk di dalam
ilmu kedokteran forensik.
Cara kejadian yang terutama adalah kecelakaan lalulintas. Jika ditambah
dengan kasus-kasus yang tidak fatal, jumlahnya tentu akan berlipat ganda. Benda
tumpul dimaksud sebagai benda yang tidak bermata tajam (tidak dapat untuk
mengiris, membacok atau menusuk). Mempunyai konsistensi yang keras atau
kenyal, permukaannya dapat halus ataupun kasar. Kadang-kadang dalam satu
benda didapat bagian yang tajam dan tumpul, misalnya celurit dengan ujung tajam
dan tangkainya tumpul.
Benda-benda tumpul banyak terdapat disekitar kita, dimanapun kita berada.
Jika benda tersebut dibenturkan, membentur atau terbentur tubuh dengan keras
akan menibulkan rasa sakit dan kelainan atau kerusakan pada tubuh. Cara kematian
pada kasus kekerasan karena benda tumpul adalah tidak wajar. Yang tersering
adalah kecelakaan, misalnya kecelakaan lalulintas, terjatuh dari tempat tinggi.
Berikutnya pembunuhan, kasusnya juga cukup banyak misalnya dipukul besi
kepalanya, diinjak-injak dadanya dan sebagainya. Sedang yang jarang adalah
bunuh diri dari gedung tinggi, menubrukan diri pada kereta api dan sebagainya.
Karena merupakan kasus yang akan banyak kita jumpai baik dirumah sakit,
ditempat praktek, atau dimana saja kita berada sudah selayaknya kita pelajari
sebaik-baiknya.
Sebab kematian korban kekerasan karena benda tumpul adalah kerusakan
organ-organ vital, perdarahan, shock, infeksi, thrombosis dan embolisme.
PEMBAGIAN KEKERASAN KARENA BENDA TUMPUL
Menurut besarkecilnya tubuh yang terkena:
1. Lokal (localized)
Manya mengenai sebagian kecil dari tubuh, merupakan akibat kekerasan dari
sesuatu benda dengan luas tertentu yang relative kecil.
Kekerasan yang tibul dapat pada kulit, jaringan subkutan ataupun alat-alat
tubuh yang lebih dalam.
Biasanya dijumpai pada:
- Serangan manusia: ditinju, ditendang, dipukul dengan kayu dan
sebagainya.
- Serangan binatang: disepak kuda, tertidih binatang besar dan sebagainya.
- Tubrukan atau jatuh.
2. Generalized
Kekerasan mengenai seluruh tubuh atau sebagaian besar tubuh.
jantung,
paru-paru,
a.
b.
c.
d.
Luka robek
+
Utuh
+
Tumpul
Luka iris
Terpotong
Tajam
Vaskularisasi.
Kesehatan tubuh penderita.
Ukuran luka.
Ada tidaknya komplikasi, misalnya infeksi.
D. Luka retak
Yaitu luka pada kulit daerah tubuh yang ada tulang tepat dibawah kulit
tersebut, misalnya: kepala dan tulang kering. Luka ini akibat dari kekerasan
benda tumpul yang mempunyai pinggiran, missal: tepi meja, tepi kikir, tepi
pintu dll.
Tabel perbedaan antara luka iris dan luka retak
Cirri-ciri
Tepi luka
Sudut luka
Permukaan luka
Jembatan jaringan
Rambut
Memar/lecet sekitar luka
Luka iris
Tajam
Tajam
Rata
Tidak ada
Terpotong
Tidak ada
Luka retak
Tidak tajam
Tidak tajam
Tidak rata
Ada
Tercabut
Ada
b. Lien
Rupture pada umumnya berbentuk huruf Y, H atau L.
Keluhan: nyeri hypogastrium kiri, pucat, haus, nyeri bahu kiri, dinding
abdomen tegang, nadi cepat, dyspnea.
Komplikasi: internal bleeding.
c. Ginjal
Trauma hanya dapat mengenai jaringan ginjal saja dan menimbulkan
perdarahan retroperitoneal.
Jika luka rongga dalam ginjal, menimbulkan darah dalam urine.
Luka pada ginjalbiasanya unilateral, dengan gejala nyeri di daerah
ginjal dan hematuria.
d. Pancreas
Penyebabnya adalah trauma di epigastriumakan menekan pancreas
pada columna vertebralis dan terjadi rupture vertical.
Kematian disebabkan karena terjadi shock dan perdarahan.
e. Adrenal
Yang kanan mudah terluka karena lokasinya di bagian posterior lobus
dextra hepar. Sehingga dapat terluka jika hepar berpindah tempat
karena trauma. Pada umumnya terluka bersama-sama dengan organ
lain.
2. Organ-organ berongga
a. Lambung
Trauma local pada epigastrium atau hypochondrium kiri dapat
menyebabkan contuse, rupture atau tearing dari dinding lambung.
Tearing (robekan) lambung sering terjadi, akibat kekerasan yang
menyebabkan tarikan pada lambung.
Rupture bila saat trauma, lambung dalam keadaan terisi penuh dengan
makanan. Rupture biasanya di kurvatura mayor atau dekat cardia.
b. Usus/duodenum
Yang paling sering terluka setinggi lumbal ke II dimana duodenum
melintasi columna vertebralis.
Rupture dapat terjadi bila duodenum sedang penuh cairan. Atau terjadi
auto digestive pada luka contuse.
c. Kandung seni
Jika sedang penuh mudah rupture jika terjadi trauma.
Pelvis
Trauma dapat menyebabkan patah tulang (Becken Fracture)
Misalnya:
- Jatuh dari tempat tinggi.
- Tergilas roda kendaraan dapat timbul luxatio sendi sacroiliaca,
symphysiolisis atau fracture ramus os pubis/sacrum. Dapat disertai
robekan perineum, scrotum, urethra, vagina dan anus.