You are on page 1of 9

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DI RUANG PINUS RSJ SAMBANG LIHUM GAMBUT

Oleh :
Antonius Teven
Fransiska Hetty Lestari
Hetty Susilawati
I Ketut Deni Wahyudi
Maria Francisca Westriastuti K. R
Mitra Gempita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
BANJARMASIN
2013-2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekolompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
B. JENIS-JENIS TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas stimulasi
realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.
Aktivitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: baca
artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang
disediakan); stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi klien yang maladaptif atau distruktif, misalnya kemarahan, kebencian,
putus hubungan, pandangan negatif pada orang lain, dan halusinasi. Kemudian
dilatih persepsi klien terhadap stimulus.
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensoris klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa
ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya
klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi
dan perasaannya, serta menampilkan respons. Aktivitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah: musik, seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui
sebelumnya dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat
digunakan sebagai stimulus.

3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas


Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar klien, yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada di sekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula
dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalau, dan rencana ke depan. Aktivitas
dapat berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada di sekitar, dan
semua kondisis nyata.
4. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar
klien, sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan
satu), kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum TAK Sosialisasi
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus TAK Sosialisasi
a. Klien mampu memperkenalkan diri.
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain.
f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang
telah dilakukan.
3. Tujuan Umum TAK Stimulasi Persepsi
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan
oleh paparan stimulus kepadanya.
4. Tujuan Khusus TAK Stimulasi Persepsi
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat.
b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
D. MASALAH KEPERAWATAN
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi ditujukan pada klien
dengan masalah keperawatan:
Isolasi sosial
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Harga Diri Rendah
RPK
E. MANFAAT

1.
2.
3.
4.

Klien dapat belajar cara mengenal diri sendiri dan orang lain.
Klien belajar untuk bekerja sama dalam satu kegiatan.
Klien belajar untuk mengekspresikan diri melalui permainan yang dilakukan.
Klien dapat belajar mengemukakan pendapat mengenai suatu kegiatan.

F. PERSIAPAN
1. Analisa situasi meliputi: waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas
perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan.
2. Uraian tugas perawat (terapis)
a. Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola
komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari
dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk
menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok
mendisusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan
kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara
dinamis.
b. Fasilitator bertugas memberikan stimulus dan motivasi kepada klien yang
kurang ataupun tidak aktif terlibat dalam terapi aktivitas kelompok serta
menjadi contoh bagi klien lain selama proses kegiatan terapi aktivitas
kelompok.
c. Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas
terapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak
dapat mengikuti kegiatan sampai selesai).
3. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat.
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat
ruangan.
c. Melakukan kontrak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan.
4. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang
bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan
kegiatan terapi aktivitas kelompok. Bila klien ingin keluar untuk minum,
BAB/BAK harus minta izin dulu pada perawat.
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok.
Memanggil klien.
Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
Panggil nama klien.
Tanya alasan klien meninggalkan permainan.

Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada


klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali.
c. Bila ada klien lain ingin ikut.
Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditunjukkan pada klien yang telah
dipilih.
Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut.
Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.

G. KEGIATAN
1. Perkenalan
Kelompok memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh leader.
Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.
2. Kegiatan
Klien menyebutkan identitas diri dan melakukan perkenalan di depan kelompok,
serta melakukan perintah permainan.
3. Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan
dan pendapatnya tentang kegiatan.
4. Terminasi/Penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menybutkan
kembali tujuan dan manfaat kegiatan.
H. KRITERIA EVALUASI
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan:
90 % dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya.
90 % dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain.
80 % dari jumlah klien mampu berespon terhadap klien lain dengan

mendengarkan klien lain yang sedang berbicara.


80 % dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada permainan yang

diberikan.
70 % dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan.
70 % dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan.
50 % dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang terapi aktivitas
kelompok yang dilakukan kelompok.

I. RENCANA PELAKSANAAN

1. Kriteria klien yang mengikuti TAKS di Ruang Pinus Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum Gambut
Klien isolasi sosial.
Klien harga diri rendah.
Klien halusinasi.
Klien RPK
2. Peserta: 10 orang pasien yang ada di Ruang Pinus.
3. Masalah Keperawatan.
Isolasi sosial
Halusinasi
Harga Diri Rendah
RPK
4. Persiapan
a. Analisa Situasi
1) Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal
: Rabu/ 25 September 2013
Waktu
: 10.00-10.30 WITA
Alokasi waktu
: Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (20 menit)
Ekspres Feeling Penutup (5 menit)
2) Jumlah Perawat
Mahasiswa
: 6 orang
Perawat Ruangan : 4 orang
3) Pembagian Tugas
Leader
: I Ketut Deni Wahyudi
Co-Leader
: Hetty Susilawati
Fasilitator
: Mitra Gempita
Antonius Teven
Observer
: Fransiska Hetty Lestari
Maria Francisca Westri
4) Alat Bantu
Handphone (pemutar musik)
Speaker
Bola
Gambar
Kertas huruf

b. Proses Pelaksanaan
1) Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh
pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader
menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok.

Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta lebih dulu


mengangkat tangannya.
Pada akhir perkenalan

pemimpin

mengevaluasi

kemampuan

identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat yang


ditunjuk oleh leader.
2) Permainan
Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan
duduk membentuk huruf U.
Co-Leader memberikan kesempatan pada klien untuk memperkenalkan
diri masing-masing.
Leader menyalakan lagu, kemudian bola dipindah dari satu peserta ke
peserta lainnya. Leader mematikan lagu kemudian pasien yang
memegang bola tersebut diminta untuk berdiri dan memperkenalkan
diri (nama lengkap, nama panggilan, umur, asal, hobi).
Begitu seterusnya sampai semua peserta memperkenalkan dirinya
masing-masing.
Setelah sesi perkenalan selesai dilanjutkan dengan menebak gambar
yang diberikan oleh perawat. Sebelum permainan dimulai Leader akan
menjelaskan aturan permainan.
Perawat mengamati kemampuan klien dalam mengenal gambar yang
diberikan.
Permainan selanjutnya pasien diberikan amplop yang berisi potongan
huruf yang disusun oleh peserta. Potongan huruf disusun menjadi kata
sesuai gambar yang ada di dalam amplop.
3) Peer Review (Evaluasi Kelompok)
Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan diri
dan mengikuti permainan.
Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang dilaksanakan.
4) Terminasi
Klien dapat kembali menyebutkan tujuan kegiatan.
Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan
kelompok ini.

J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada saat kerja
untuk menilai kemampuan klien dalam melakukan TAK.
1) Kemampuan Verbal

No

ASPEK YANG

1.

DINILAI
Menyebutkan

2.

nama lengkap
Menyebutkan

3.

nama panggilan
Menyebutkan

4.

umur
Menyebutkan

5.

asal
Menyebutkan

Nama Klien
YT

SR

FR

SW

IW

NS

MT

SD

WK

RY

hobi
Jumlah

2) Kemampuan Non Verbal


No

ASPEK YANG

1.

DINILAI
Kontak mata

2.

Duduk tegak

3.

Menggunakan
bahasa

4.

Nama Klien
YT

SR

FR

SW

IW

NS

MT

SD

WK

RY

MT

SD

WK

RY

tubuh

yang sesuai
Mengikuti
kegiatan
awal

dari
sampai

akhir
Jumlah
3) Kemampuan Kognitif
No

ASPEK YANG

1.

DINILAI
YT
Pasien mampu
mengenali

2.

gambar.
Pasien mampu
menebak

Nama Klien
SR

FR

SW

IW

NS

gambar.
3.

Pasien mampu
menyusun
potongan huruf
menjadi sebuah
kata.
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah tulisan nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda jika
3.

ditemukan, tanda X jika tidak ditemukan.


Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0,1,2 klien belum mampu.

You might also like