Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, benar,
indah, baik, religius dan sebagainya. Nilai itu Ideal, bersifat ide. Karena itu, nilai adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indera. Beberapa nilai Kristiani yang harus ditanamkan kepada generasi berikutnya :
Kebenaran (Truth) yaitu kita harus memegang kebenaran dan
mengajarkannya dalam kebenaran berdasar kepada Alkitab. Kesalehan (Righteousness) Kesalehan berbicara tentang hubungan atau relasi antara kita dengan Allah dan kesederhanaan hidup. Kekudusan (Holiness) ini merupakan syarat seseorang dapat melihat Allah, dan masuk menghadap hadirat-Nya. Kesetiaan (Faithfulness) sifat setia sangat diharapkan untuk dapat dimiliki oleh setiap orang percaya. Kesetianaan orang Kristen harus didasarkan kepada kesetiaan Allah sendiri dengan senantiasa menyertai kita. Keutamaan (Excellency) semangat untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan dan sesama tentunya diilhami oleh Allah sendiri yang telah memberikan pemberian yang terbaik, yaitu Anak-Nya Yang Tunggal bagi dunia. Kasih (Love) ini merupakan ciri kehidupan umat Kristiani yang selalu dinantikan oleh orang-orang disekitar kita. Semua orang percaya diperintahkan untuk menyatakan kasih ini, yakni mengasihi Tuhan dan sesama.
kristen Lahir Baru dan Hidup Baru
Manusia Baru kristen Lahir Baru dan Hidup Baru Manusia Baru Yesus membuang kehidupan kita yang dahulu, menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaanNya oleh nafsunya yang menyesatkan, Yesus juga menginginkan agar kita mengenkan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kita diharapkan membuang dosa dan berkata benar diantara sesama kita. Jika kita membenci atau marah kepada sesama kita hendaknya kemarahan itu hilan sebelum matahari terbenam dan jangan sekali-kali memberikan kesempatan pada iblis untuk merebut hatimu. Hendaklah segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah dibuang jauh-jauh dari diri kita dan biarkanlah Roh Kudus Allah ada pada kita
rti Hidup Baru
ALahir baru berarti memulai kehidupan yang berarti dalam Kristus. Yesus yaitu masuk dalam kehidupan yang baru. Hidup baru berarti suatu keadaan dimana kehidupannya sudah berubah tidak sama seperti sebelumnya. Kelahuran baru bukanlah sesuatu yang bisa kita ciptakan. Kelahuran baru bukanlah menerima vusu yang trasenden atau memulai hidup yang baru, ataupun memperoleh perasaan religius yang aneh. Kelahiran baru bukanlah suatu langkah maju dalam reinkarnasi. Kelahuran baru bukan sekedar kesadaran diri. Bukan sejenus renungn mistik atau perjalanan roh karena pengaruh obat bius. Sebaliknya, kelahuran baru adalah karya Allah yang nyata dan menetap, yang darinya kita meneima sifat yang batu dan kudis. Itulah yang tercakup dalam hidup baru, suatu kelahuran yang adikodrati dan rohani, dari atas yang terjadi setiap saat takkala seorang menaruh pengharapannya pada Kristus
KESELAMATAN 03 Relasi Pertobatan dan Kelahiran Baru dengan
Keselamatan Top of Form Bottom of Form KESELAMATAN (Pelajaran 3) by Dr. Erastus Sabdono Relasi Pertobatan dan Kelahiran Baru dengan Keselamatan. Berbicara mengenai keselamatan mau tidak mau kita juga harus menyentuh hal pertobatan dan kelahiran baru. Dengan berbicara dua pokok masalah ini kita akan menemukan jawaban pertanyaan yang lebih argumentatif atau berdasar kuat untuk menjawab pertanyaan yang sering muncul dan menjadi bahan perdebatan yaitu apakah keselamatan yang dimiliki seseorang bisa hilang. Pertobatan dan kelahiran baru adalah suatu hal yang sangat pribadi sifatnya, maksudnya adalah bahwa peristiwa atau pengalaman pertobatan dan kelahiran baru seseorang adalah sesuatu yang sangat pribadi. Tidak seorangpun dapat menilai atau menyatakan dengan mudah bahwa seseorang telah bertobat dengan sungguh mengalami kelahiran baru. Gejala-gejala seperti menangis dan mengaku menyesal atas dosa-dosa bukanlah ukuran pasti bahwa seseorang telah bertobat dan mengalami proses yang berjalan bersamaan atau sebenarnya dua pokok pikiran ini merupakan proses yang sama. Kalaupun dijelaskan berbeda hal ini disebabkan cara memandang dan penjelasan yang sudutnya berbeda.Kelahiran baru adalah buah atau akibat proses pertobatan yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus.
Pertobatan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Adalah hal yang sangat penting untuk bisa membedakan pertobatan menurut Perjanjian Baru yaitu untuk orang percaya pada jaman anugerah (jaman Tuhan Yesus) dengan pertobatan menurut Perjanjian Lama untuk bangsa Israel. Bagi orang Israel di Perjanjian Lama, pertobatan pada umumnya menyangkut 2 aspek antara lain: Perubahan tingkah laku atau perbuatan. Kehidupan umat yang meninggalkan Torat, hidup dalam tingkah laku yang tidak menuruti hukum Torat kembali kepada kehidupan sesuai dengan hukum Torat. Pertobatan ini pertobatan moral. Pertobatan seperti ini juga dimiliki oleh agama-agama pada umumnya. Kesediaan meninggalkan praktek sinkretisme (mencampurkan atau menggabungkan beberapa agama atau keyakinan). Kehidupan umat yang meninggalkan ibadah kepada Yahwe, kembali beribadah kepada Yahwe. Pada jaman dahulu bangsa Israel sering tergoda menyembah kepada allah yang disembah bangsa kafir, seperti Baal, Dagon, Asyera, Asitoret, Milkom, Molokh dan banyak dewa lain. Pertobatan di dalam Perjanjian Lama berati meninggalkan penyembahan kepada dewa tersebut, kemudian kembali melakukan ibadah kepada Yahwe di kemah suci atau di bait Allah.
Komitmen menuju Pertobatan.
Ketika seseorang mendengar kebenaran kotbah, hatinya terbuka untuk merubah hidupnya. Hal ini bisa merupakan pertobatan sejati, tetapi juga pertobatan semu dan tergantung 2 hal: Apakah kotbah yang disampaikan benar-benar Firman Tuhan (Rom 10:17). Bila kotbah yang disampaikan adalah Firman Tuhan yang murni, maka produk pertobatannya juga adalah yang benar. Melahirkan petobat sejati. Petobat sejati akan memiliki merasa miskin dihadapan Tuhan arah perubahannya adalah masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan. Tetapi petobat semu berorientasi pada masalah-masalah duniawi atau materi. Biasanya, pertobatannya didorong oleh kesulitan hidup di dunia hari ini. Apakah benar-benar memiliki komitmen untuk merubah diri secara konsisten dan konsekuen. Dalam hal ini, harus bisa membedakan antara menyesal dan bertobat. Seseorang yang bertobat pasti memiliki penyesalan, tetapi seseorang yang menyesal belum tentu memiliki pertobatan yang sejati. Untuk contoh kasusnya, dapat dibandingkan antara Pertobatan Petrus dan Penyesalan Yudas. Kedua-duanya menyesal tetapi hasil akhir dari penyesalannya berbeda (Mat 26:75; 27:3). Banyak penyesalan hanya berhenti sampai penyesalan semata-mata, tetapi ada penyesalan yang berlanjut pada pertobatan. Hal ini bergantung komitmen seseorang untuk berubah.harus dimulai dari satu kesadaran terhadap dosa atau pemberontakan kepada Tuhan, kemudian berhasrat untuk masuk dalam persekutuan dengan Tuhan. Seorang yang merasa miskin dihadapan Tuhan adalah orang yang sadar menyadari bahwa dengan kekuatannya ia tidak dapat mencapai Tuhan, sekaligus sadar bahwa keadaannya belum seperti yang Tuhan kehendaki. Tentu bukan keadaan jasmaniahnya, tetapi kehidupan rohaniah atau batiniahnya. Pertobatan seseorang seharusnya tidak didorong oleh faktor-faktor lahiriah. Pertobatan harus diawali oleh sebuah komitmen untuk menyelesaikan masalah-masalah batiniah dan merupakan proses yang terus menerus berlangsung. Dalam hal ini dibutuhkan kerendahan hati dan hati yang rela dibentuk (Mat18:3). Hati yang rela dibentuk atau efektif diubah digambarkan sebagai hati anak-anak. Kata anak-anak disini adalah paidion yaitu anak umur 7-14 tahun; usia efektif dibentuk atau dididik. Pertobatan adalah sesuatu yang berlangsung terus sepanjang hidup. Mengapa? Seperti yang telah dijelaskan bahwa pertobatan adalah perubahan pikiran, oleh sebab itu setiap kali pikiran diperbaharui (Yun; Metamorphouste) atau dicerahi mengenal kebenaran dan ia mau berubah pikiran atau berbalik, maka ia mengalami pertobatan (Rom12:2). Jadi setiap kali pikiran seseorang dibukakan untuk mengenal kebenaran, maka ia harus bersedia berubah untuk hidup sesuai dengan kebenaran itu.
Sumber Hidup Baru
Sebagai umatNya, kita mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah utusan Allah. Injil yang berarti kabar baik telah menyatakan bahwa Yesus Kristus, anak Allah, meninggalkan surga dan datang ke dunia. Dia dilahirkan oleh seorang perawan: .....anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah. (Lukas 4 : 35), hidup tanpa dosa. Dia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani; 4 : 15). Ia disalibkan dan dibuat menjadi dosa karena kita supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (Z Korintus 5 : 21). Akhirnya Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukan Dia disebelah kanan-Nya di sorga.... Efesus 1 : 20). Mempercayai kebenaran-kebenaran inilah yang membuahkan keselamatan. Inti dari sumber hidup baru ini adalah pengakuan kita bahwa Yesuslah sumber keselamatan