You are on page 1of 4

Soal LO !

1.
2.
3.
4.

Sebutkan alat-alat kontrasepsi !


Jelaskan cara alat-alat konstrasepsi tersebut bekerja !
Sebutkan faktor-faktor volume haid menjadi sedikit atau banyak !
Adakah pengaruh steroid anabolic terhadap reproduksi ?

Jawab :
1. Alat-alat kontrasepsi :
a. Pil KB
b. Intrauterine device (IUD)
c. Diafragma
d. Implant
e. Suntikan
f. Kondom Laki-laki
g. Kondom Perempuan
h. KB Alami (Hitungan Kalender)
i. Vasektomy
j. Tubektomi
2. Cara kerja :
a. Pil KB : biasanya mengambil kombinasi dari hormone estrogen dan
progesterone. Hormon estrogen dan progesterone pada pil KB secara
efektif menghentikan hipofisis untuk memproduksi LH dan FSH
sehingga folikel tidak berkembang di ovarium; karena ovulasi tidak
terjadi, sehingga kehamilan tidak terjadi. Karena mempunyai banyak
efek samping, wanita yang mengkonsumsi pil KB harus menemui
dokter secara teratur
b. Intrauterine device (IUD) : sepotong plastic kecil yang dimasukkan ke
dalam uterus. IUD dipercaya mengubah lingkungan dari uterus dan
tuba uterine sehingga fertilisasi mungkin tidak dapat terjadi, tapi jika
fertilisasi terjadi, proses implantasi tidak bisa terjadi.
c. Diafragma adalah latex lembut berbentuk mangkuk dengan rim
fleksibel yang tersangkut di belakang tulang pubis dan terpasang di
cervix. Setiap diafragma harus dipasang oleh dokter dan dimasukkan
ke vagina tidak lebih dari dua jam sebelum hubungan seks.
d. Kondom perempuan : terdiri dari tabung polyurethane dengan cicin
fleksibel yang cocok dengan cervix. Kondom perempuan menutup
masuknya sperma ke uterus dan mencegah STDs.
e. Kondom Laki-laki : cairan sperma tersimpan di kondom sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina
f. Implan : menggunakan hormone progesterone sintetik yang
menggangu siklus menstruasi. Pada versi yang tua, implant terdiri dari
6 pasang tabung yang di tanam di bawah kulit lengan bawah wanita.

Untuk versi terbaru, terdiri dari satu tabung yang tetap berlaku sekitar
3 tahun
g. Suntikan : suntikan hanya pada hormone progesterone atau kombinasi
dari hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis anterior
tidak mensekresi FSH dan LH.
h. KB alami (Hitungan Kalender) : Dengan meilhat waktu terjadinya
menstruasi pada siklus sebelumnya akan mendapat gambaran
mengenai kapan terjadinya masa ovulasi pada wanita. Hal ini karena
biasanya masa subur akan terjadi 12-16 hari sebelum terjadinya
menstruasi.
i. Vasektomi : dokter memindahkan bagian kecil dari masing-masing
duktus (vas) deferens di dekat epididymis dan mengikat duktus,
sehingga sperma tidak dapat meninggalkan epididymis.
j. Tubektomi : tuba uterine dipotong dan diikat sehingga sperma tidak
bertemu dengan ovum.
Referensi : Mader, SS. 2004. Understanding Human Anatomy &
Physiolgy. Edisi 5. USA. McGraw-Hill Companies.
3. Hipomenore adalah perdarahan haid dalam jumlah sedikit, ganti pembalut
1-2 kali/hari. Etiologi kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis
hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri ( sindrom asherman). Lamanya
Perdarahan Secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau haid
lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang.
Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya lebih
dari 80 ml permenses kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu
menstruasi, terjadi pada siklus yang teratur
Penyebab dari sedikitnya volume darah haid atau lamanya haid kurang
dari 3 hari kelainan bawaan dari rahim yang kecil (hipoplasia), kelainan
hormon karena rendahnya hormon estrogen-progesteron.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Berat badan ,Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi
fungsi menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang
menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium, tergantung derajat
tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat badan.
b. Aktivitas fisik,Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat
membatasi fungsi menstruasi.
c. Stress, Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh,
khususnya system persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan
proklatin atau endogen opiat yang dapat memengaruhi elevasi kortisol

basal dan menurunkan hormone lutein (LH) yang menyebabkan


amenorrhea.
d. Diet.
Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan
dengan anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel
yang pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10
kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus
menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging
merah dan rendah lemak berhubungan dengan amenorrhea.
e. Paparan
lingkungan
dan
kondisi
kerja.
Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang
panjang dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang.
f. Gangguan
endokrin
Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta
hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi. Prevalensi
amenorrhea dan oligomenorrhea lebih tinggi pada pasien diabetes.
Penyakit polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi
insulin, dan oligomenorrhea. Amenorrhea dan oligomenorrhea pada
perempuan dengan penyakit polystic ovarium berhubungan dengan
insensitivitas hormone insulin dan menjadikan perempuan tersebut
obesitas. Hipertiroid berhubungan dengan oligomenorrhea dan lebih
lanjut menjadi amenorrhea. Hipotiroid berhubungan dengan
polymenorrhea dan menorraghia.
g. Gangguan
perdarahan
Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu: perdarahan yang
berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang
sering.
Referensi : Shier, D. 2011. Holes Human Anatomy and Physiology. Edisi
13. USA. McGraww-Hill companies.
4. Penggunaan AAS tanpa indikasi yang jelas dapat memberikan efek
samping yang buruk pada sistem reproduksi dan endokrin (hormonal) pria.
Penggunaan AAS dapat menekan sekresi hormon testosteron endogen
melalui mekanisme umpan balik negatif (negative feedback mechanism) di
aksis hipotalamus hipofisis testiskular, luteinizing hormone (LH) dan
follicle stimulating hormone (FSH). Gangguan pada sekresi hormon
testosteron endogen, LH dan FSH dapat menyebabkan terjadinya disfungsi
seksual, 779dan infertilitas (azoospermia dan oligozoospermia) dan
penurunan ukuran testis atau atrofi testis.

Referensi : Jimmy, dkk. 2010. Efek Pemberian Anabolik Androgenik


Steroid Injeksi Dosis Rendah Dan Tinggi Terhadap Gambaran Morfologi
Testis
Wistar.
Viewed
8
Mei
2014.
From
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/viewFile/4044/356

You might also like