Professional Documents
Culture Documents
Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk
kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi
terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat
digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, karena harus memenuhi persyaratan tertentu seperti yang
diuraikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler
Parameter
Satuan
Pengendalian Batas
Ph
Unit
10.5 11.5
Conductivity
mhos/cm
5000,max
TDS
Ppm
3500,max
P Alkalinity
Ppm
M Alkalinity
Ppm
800,max
O Alkalinity
Ppm
2.5xSiO2,min
T.Hardness
Ppm
Silica
Ppm
150,max
Besi
Ppm
2,max
Phosphat residual
Ppm
20 50
Sulfite residual
Ppm
20 50
pHcondensate
Unit
8.0 9.0
Total
Total
Suspended Silica
Konduktivitas
(psig)
Solids
alkalinitas
solid
Micro.ohm/cm
(ppm)
(ppm)
(ppm)
(ppm)
0 300
3.500
700
300
150
7.000
301 450
3.000
600
250
90
6.000
451 600
2.500
500
150
40
5.000
601 750
2.000
400
100
30
4.000
751 900
1.500
300
60
20
3.000
901 1.000
1.250
250
40
2.000
1.0011.500
1.000
200
21
150
Sumber:PullmanKellogs(1980)
Parameter
Satuan
Nilai
Konduktivitas
mg/l
10
mg/l
mg/l
0.5
Total Silika
mg/l
0.05
Total Besi
mg/l
0.1
Total Copper
mg/l
0.02
C02
mg/l
Chloride
mg/l
0.01
Organic
mg/l
0.01
Sumber :PullmanKellogs(1980)
0-20
3500
20-30
3000
30-40
2500
40-50
2000
50-60
1500
60-70
1250
70-100
1000
Hingga 20
kg/cm2
21-39
kg/cm2
40-59
kg/cm2
0,05
0,02
0,01
0,01
0,01
0,01
0,3
0,1
0,02
0,02
0,01
-0,06
pH pada 250C
8,8-9,2
8,8-9,2
8,2-9,2
Kesadahan, ppm
0,5
Hingga 20
kg/cm2
21-39
kg/cm2
40-59
kg/cm2
TDS, ppm
3000-3500
1500-2500
500-1500
500
200
150
1000
400
300
20-40
20-40
15-25
pH pada 250C
10-10,5
10-10,5
9,8-10,2
25
15
10
2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk
asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau
kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia
Penyebab korosi Boiler:
Oksigen Terlarut
Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi )
Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat
menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh :
Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya
Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan
tinggi dan gelembung sulit pecah.
Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3,
FePO4
3. Endapan
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari :
Oksida besi sebagai produk korosi
Materi organic ( kotoran bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena
gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan.
Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir )
Dari peristiwa peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater,
menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip
turbin, menyebabkan turunnya effisiensi.
Pengolahan Eksternal
Pertukaran ion
Osmosis balik
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku air,
sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan
berikutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau
pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan
untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai.
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah.
Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total
garam dari larutan disebut penghilangan mineral ataudemineralisasi. Proses pengolahan
eksternal dijelaskan dibawah ini.
a.
Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan melewatkan air pada bed zeolit
alam atau resin sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah
pertukaran basa dimana ion kalsium dan magnesiun ditukar dengan ion sodium. Setelah
jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah larut, tidak
membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium dan
magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya
blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya.
Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam. Hal ini dicapai dengan
menggunakan resin kation, yang menukar kation dalam air baku dengan air hidrogen
menghasilkan asam hidroklorida, asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan
dalam menara degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam. Berikutnya, air
melewati resin anion, yang menukar anion dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan
membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu dilakukan pada jangka waktu tertentu
dengan menggunakan asam mineral dan soda kaustik, supaya kemampuan pertukaran ion
pulih kembali.
Sebelum penggunaan kembali resin yang telah jenuh,
perlu dilakukanpencucian atau pembilasan dengan air
lunak untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa diunggun resin. Air regenerasi
biasanya memerlukan 80 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin
dengan larutan garam 5 20%. Laju air garam yang digunakan berkisar 40
l/menit.m2. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai dengan pemilihan resin anion yang
benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan dapat digunakan untuk demineralisasi yang
hampir total, seperti untuk boiler pembangkit tenaga listrik.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien danpraktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapankimia karena tidak
menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.
b.
De-aerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan air umpan sbelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut
dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan
) dan oksigen (
).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari air
umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam
karbonat mengkorosi logam menurunkan umur pemipaan dan peralatan.
Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami
pengendapan dan menyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak
ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah
energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
De-aerasi dapat dilakukan dengan
dan
Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat dipilih untuk
menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistem
boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab:
dan
Sementara de-aerator mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen hingga ke tingkat
yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen yang sangat kecil sekalipun dapat
menyebabkan bahaya korosi terhadap sistem. Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang
baik memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan bahan kimia
pereaksi oksigen seperti sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler dan
meningkatkanblowdown dan kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi dengan oksigen
membentuk nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam boiler tekanan tinggi
bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah, karena senyawa tersebut tidak
meningkatkan TDS air boiler.
c.
Osmosis Balik
Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan konsentrasi yang berbedabeda dipisahkan dengan sebuah membran semi-permeable, air dari larutan yang
berkonsentrasi lebih kecil akan melewati membran untuk mengencerkan cairan yang
berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan,
prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir kelarutan
yang lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan pada sisi tekanan tinggi dan
perbedaan tekanan yang melintasi membran.
2.
Pengolahan Internal
1.
Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerakcalcium carbonate yang
keras berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa dibuang melalui blowdown.
2.
3.
Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan yang
mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian uap.
akan
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam Internal treatment adalah
sbb:
Fosfat (jenis ortho ataupun polyfosfat): bereaksi kesadahan calcium untuk
menetralisir kesadahan air dengan membentukhydrat tricalcium fosfat yang
berbentuk lumpur dan dapat dibuangmelalui blow down secara terus-menerus atau
secara berkala melalui bawah ketel.
Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif Air Boiler.
Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
-