Professional Documents
Culture Documents
Uraian Tugas :
2)
3)
4)
5)
6)
2. Pelayanan klinis:
a. Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien
b. Penunjang pelayanan klinis
c. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
1) Penilaian indikator kinerja klinis
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
4) Analisis dan tindak lanjut
5) Penerapan manajemen risiko
8. KEGIATAN PENGUKURAN, ANALISIS, DAN UPAYA
PERBAIKAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN
PASIEN:
(Jelaskan garis besar program mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien)
A. PENGUKURAN DAN ANALISIS MUTU:
Pengukuran mutu/kinerja Puskesmas dilakukan dengan
menggunakan indicator-indikator yang ditetapkan baik
untuk administrasi manajemen, upaya kesehatan
masyarakat, dan upaya kesehatan perseorangan
(pelayanan klinis).
Indikator-indikator tersebut disusun berdasarkan pada
acuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan berdasarkan
pembahasan dengan penangunggung jawab UKM maupun
UKP. Indikator-indikator tersebut paling tidak memuat
tujuan, numerator dan denominator, target pencapaian,
cara dan periode pengumpulan data, dan analisis data.
Indikator dapat meliputi indicator sumber daya, proses, dan
hasil. Capaian indicator harus dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam bentuk upaya perbaikan
B. UPAYA PERBAIKAN MUTU PUSKESMAS DAN
KESELAMATAN PASIEN
1. Peningkatan Pemahaman dan komitmen tentang mutu
dan keselamatan pasien
Perbaikan mutu Puskesmas dan Keselamatan Pasien
hanya dapat terlaksana jika didukung oleh komitmen dan
peran aktif seluruh pimpinan dan karyawan Puskesmas,
makaupaya perbaikan mutu diawali diawali dengan
penggalangan workshop pemahaman mutu dan
penggalangan komitmen. Upaya peningkatan
9. METODA:
Metoda dalam peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien adalah sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja dan tindak lanjut dengan melalui analisis
terhadap capaian kinerja kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan,
memonitoring dan menilai hasil perbaikan, dan tindak
lanjut, mengikuti siklus PDCA.
b. Menindak lanjut masukan dan keluhan pengguna dan
masyarakat megikuti siklus PDCA
c. Upaya perbaikan dilakukan melalui tindakan korektif dan
tindakan preventif
d. Menerapkan manajemen risiko baik pada pelayanan
manajerial, UKM, dan UKP, dengan tahapan: menetapkan
lingkup manajemen risiko, melakukan analisis risiko, dan
menindak lanjuti. Manajemen risiko diterapkan baik secara
reaktif maupun proaktif. Upaya proaktif dilakukan sebelum
ada kejadian dengan menganalisis kemungkinan terjadinya
risiko dengan menggunakan metoda FMEA, sedangkan
upaya reaktif dilakukan untuk mengatasi kejadian yang
sudah terjadi dan mencegah terulangnya kejadian dengan
menggunakan metoda RCA.
10.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Seluruh kegiatan perbaikan mutu dan keselamatan pasien
dicatat dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas setiap bulan,
dan oleh Kepala Puskesmas dilaporkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten setiap tiga bulan sekali.
11.
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring keseluruhan upaya perbaikan mutu dan
keselamatan pasien dilakukan oleh para penanggung jawab
UKM dan UKP. Penanggung jawab mutu berkewajiban
memonitor keseluruhan pelaksanaan program mutu.
Evaluasi keseluruhan upaya perbaikan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien dilakukan minimal setahun sekali, dan
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.