You are on page 1of 5

Uji kemampuan Dekolorisasi Isolat Jamur dari Limbah

Pabrik Damatex terdahap Pewarna Rhodamin B dan pewarna Azo


Jenis Remazol Red RB
oleh :
Anna Helena Sabandar (412014009)
Sherly A Saukoly (412014018)
Rut Christine (412014021)
Richard D Anggada (412013016)

I.

Latar belakang

Isu tentang polusi sudah merebak di berbagai kalangan. Salah satu


penyebab polusi di lingkungan berasal dari limbah pabrik. Limbah pabrik
terutama limbah cair. Ditampung dan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
lingkungan agar tidak berbahaya. Air limbah yang masih berwarna dari limbah
tekstil karena kandungan senyawa organik berbahaya akan berpengaruh pada
keadaan ekosistem. Limbah cair yang berwarna akan menghalangi penetrasi
sinar matahari sehingga bakteri fotosintetik tidak dapat mendegradasinya. Oleh
karena itu perlu pengolahan limbah yang dapat mengurangi kandungan senyawa
berbahaya dan
menjernihkan air limbah
yang
berwarna tersebut.
Saat ini sudah ditemukan berbagai teknik pengolahan limbah seperti
limbah pewarna tekstil untuk menjernihkan dan menghilangkan senyawa
berbahaya dalam limbah. Salah satu usaha penanganan limbah tekstil tersebut
adalah menggunakan mikroorganisme yang dapat mendekolorisasi kandungan
pewarna dalam limbah. Kemampuan mikroorganisme dalam melakukan
dekolorisasi warna bergantung pada jenis pewarna dan kemampuan degradasi
mikroorganisme untuk melakukan mineralisasi dan memanfaatkan untuk proses
metabolisme. Oleh karena itu perlu dicari mikroorganisme yang mampu
mendekolorisasi pewarna sehingga dapat dimanfaatkan dalam remediasi air
limbah di lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancanglah penelitian
mengenai mikroorganisme yang mampu mendekolorisasi pewarna tekstil
sehingga permasalahan mengenai limbah pewarna dapat teratasi

Tujuan :
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi lingkungan.
2) Untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme yang mampu mendekolorisasi
pewarna tekstil
Manfaat :
1) Dapat mengetahui jenis mikroorganisme yang dapat mendekolorisasi pewarna
tekstil
2) Dapat mengetahui kemampuan mikroorganisme tersebut dalam dekolorisasi
berbagai jenis pewarna
3)Dapat memberikan informasi bagi pembaca tentang isolat mikroorganisme
yang memiliki kemampuan dekolorisasi
Rumusan masalah :
1) Jenis-jenis pewarna tekstil apa saja yang digunakan dalam uji dekolorisasi oleh
isolat mikroorganisme dari limbah tekstil pabrik timatex?

2) Bagaimana uji dekolorisasi yang akan dilakukan untuk menguji kemampuan


isolat mikroorganisme tersebut?

II.

Tinjauan Pustaka

Dekolorisasi atau penghilangan warna merupakan suatu cara yang


digunakan untuk mengurangi kepekatan warna. Jamur dipilih sebagai salah satu
organisme biodekolorisasi yang mampu mendegradasi komponen warna yang
bersifat toksik karena jamur mempunyai kemampuan untuk transformasi, yaitu
merubah dari bahan kimia berbahaya pada limbah menjadi bentuk yang kurang
atau tidak berbahaya (Awaluddin et al. 2001). Bragulat et al., (1991)
membuktikan bahwa beberapaa pewarna menghambat pertumbuhan bakteri
dan jamur. Pada penghambatan pertumbuhan beberapa spesies jamur
pembusuk putih, dimaana makin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula daya
hambatnya. Substansi pada pewarna, misalnya khlor pada Methylene blue,
Pararosanilin dan Rhodamin B akan meningkatkan toksisitas. Selain itu, pewarna
azo tertentu dan senyawa antara dalam degradasinya bersifat toksik, mutagenik
dan karsinogenik (Cripps et al., 1990). Pada pendekolorisasi pewarna digunakan
pewarna Rhodamin B dan pewarna Azo remazol red RB.

A. Rhodamine B
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan
pada industri tekstil dan kertas. Nama kimia untuk Rhodamin B yaitu N-[9-(2Carboxyphenyl)-6(diethylamino)-3H-xanthen-3-ethyethanaminium
chlorida.
Sinonim dari Rhodamin B yaitu tetra ethylrhodamine; D & C Red No. 19,
Rhodamine B Chloride, C. l. Basic Violet 10, dan C. l. 45170. Rumus Molekul
Rhodamin B yaitu C28H31N2O3Cl. Bobot Molekul (BM) Rhodamin B yaitu 479 dan
titik leburnya adalah 165C. Rhodamin B sangat larut dalam air dan alkohol,
sedikit larut dalam asam hidroklorida dan natrium hidroksida. Rhodamin B
merupakan zat warna sintetik berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan,
berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan
berwarna merah terang pada konsentrasi rendah, termasuk golongan pewarna
xanthenes basa, dan terbuat dari metadietilaminofenol dan ftalik anhidrid
merupakan suatu bahan yang tidak bisa dimakan serta sangat berfluoresensi.
Rhodamine digunakan untuk pewarna kulit, kapas, wool, serat kulit kayu, nilon,
serat asetat, kertas, tinta dan vernis, sabun dan bulu (Wirasto, 2008). Berikut
adalah struktur kimia dari Rhodamine B :

Di dalam Rhodamine B sendiri terdapat ikatan dengan klorin (Cl). Senyawa


klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Reaksi
untuk mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna yang dapat
digunakan pada reaksi Frield-Crafts untuk mensintesis zat warna seperti
triarilmetana dan xentana. Reaksi antara ftalat anhidrida dengan resorsinol,
sedangkan dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluorescein. Apabila
resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan
Rhodamine B. Selain terdapat ikatan Rhodamine B dengan Klorin terdapat juga
ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamine B inilah yang menyebabkan
Rhodamine B berwarna merah (Anonim1, TT).

B. Pewarna azo jenis Remazol red RB


Pewarna azo adalah jenis zat warna sistetis yang lebih dari 50 warnanya
tedapat dalam indeks warna. Pewarna azo memiliki sistem kromofor dari gugus
azo (-N=N-) yang berikatan dengan gugus aromatik. Terdapat berbagai macam
jenis warna azo antara lain warna kuning, merah, jingga, biru AL (Navy Blue),
violet dan hitam, hanya warna hijau yang sangat terbatas yang tersebat dialam.
Salah satu jenis zat warna yang berkromofor azo yang banyak digunakan adalah
zat warna reaktifyan digunakan dalam proses pencelupan bahan tekstil (Renita
dkk, 2004).
Perombakan zat warna azo dalam dilakukan secara anaerobik. Kemudian,
biodegradasi zat warna dalam kondisi anaerobik ini cukup potensial untuk
merombak zat warna tekstil. Perlakuan secara anaerobik pada dasarnya sebagai
cara pengelolahan awal untuk limbah cair yang mengandung bahan organik
tinggi dan sukar untuk didegradasi. Dalam proses anaerobik terjadi pemutusan
molekul-molekul yang sangat kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana, sehingga mudah terbiodegradasi oleh proses aerobik menjadi CO 2,
H2O, NH3 dan Biomassa. Berikut ini terlihat biodegradasi zat warna azo secara
anaerabik-aerobik (Renita dkk, 2004). :

Namun perombakan pada kondisi aerob dan anaerob ini, zat warna azo
lebih sulit mengalami perombakan pada kondisi aerob dibandingkan dengan
kondisi anaerob. Namun, titik lemah perombakan anaerob adalah terjadinya
biotransformasi zat warna azo menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu
amina aromatik yang bersifat lebih toksik dari zat warna azo awalnya(
Sastrawidana,2011).
Salah satu pewarna azo yang larut dalam air adalah remazol red RB.
Pewarna remazol red RB merupakan salah satu zat warna yang memiliki satu
ikatan ganda N=N sehingga disebut juga sebagai pewarna sintetik monoazo Zat
warna remazol red RB ini digunakan sebagai pewarna merah pada industri

pencelupan tekstil atau biasanya dicampur dengan zat warna lain untuk
menghasilkan warna yang baru. Dalam penggunaannya, zat warna azo sulit
dirusak oleh perlakukan kimia maupun fotolitik sehingga apabila air limbah teksi
yang mengandung zat warna azo terbuang ke lingkungan maka dapat bertahan
lama dan mengalami akumulai kosrntrai tertentu hingga memberi dampak
negative terhadap daya dukung lingkungan (memiliki sifat toksik). Selain itu,
adanya zat warna azo pada daerah perairan mampu menghambat penetrasi
sinar matahari kedalam air. Hal ini menyebabkan aktivitas fotosintesis organisme
di perairan misalnya mikroalga terganggu. Kemudian, pasokan oksigen didalam
air pun menjadi ber kurang hingga menyebabkan aktivitas mikroorganisme
anoksik-anaerob menghasilkan produk dengan bau yang tidak sedap di dalam air
(Montano, 2007).

III.

Rancangan Percobaan

Bahan dan alat:


- Sampel air limbah, lumpur aktif dari IPAL industri tekstil, atau tanah yang
terkena air limbah
- Bahan pewarna tekstil atau Amaranth
- Medium NA yang mengandung pewarna 80 ppm
- Medium nutrient broth yang mengandung pewarna 80 ppm
- Garam fisiologis (0,9% NaCl) steril
- Akuadest steril
- Membran filter (diameter 2 m) dan pompa vakum
- Cat gram
- KOH 30% (sebagai pembanding hasil pengujian sifat gram)
- Ose, drigalsky, mikroskop, mikropipet, pipet pasteur, gelas benda dan penutup,
spektrofotometer
Metode:
1. Isolasi bakteri
- Encerkan sampel (air limbah, lumpur aktif, atau tanah) menggunakan larutan
garam fisiologis hingga 108.
- Sebanyak 0,1 ml dari pengenceran sampel (mulai 10 6 sampai 108)
diinokulasikan pada medium NA yang mengandung pewarna tekstil dengan
konsentrasi 80 mg/l.
- Inkubasikan pada suhu 37 C selama 48 jam.
- Amati koloni yang muncul dan membentuk zona terang
- Lakukan pemurnian lebih lanjut dan pelihara kultur pada medium NA yang
mengandung pewarna
2. Identifikasi morfologi dan kemampuan bakteri.
- Karakterisasi morfologi sel (bentuk dan sifat gram) dari kultur yang telah
diperoleh.
- Uji kemampuan reduksi Amaranth dengan menumbuhkan biakan yang telah
murni pada medium cair yang mengandung Amaranth.

- Inkubasi kultur secara statis dan lakukan pengambilan sampel setiap 6 jam
- Amati pertumbuhan (biomassa) masing-masing bakteri dengan mengukur
kekeruhan (optical density = OD) kultur menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 600 nm.
- Lakukan juga pengukuran kadar warna dengan mengukur absorbansi pewarna
dalam kultur. Penentuan absorbansi warna dilakukan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang serapan maksimum untuk masingmasing pewarna.
- Pengambilan sampel dilakukan hingga warna dalam kultur menghilang.
- Setelah pewarna dalam kultur menghilang, lakukan pengukuran biomassa
dengan mengukur biomassa

Daftar Pustaka :
Renita dkk.2004. Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob Aerob.
http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-renita2.pdf diakses pada tanggal
23 Februari 2016
Sastrawidana. 2011. Studi Perombakan Zat Warna Tekstil Remazol Red RB
secara Aerob Menggunakan Bakteri Enterobacter Aerogenes yang Diisolasi dari
Lumpur Limbah Tekstil.. Kimia 5 (2) : 117-18
Montano, J. G., 2007, Combination of Advanced Oxidation Processes and
Biological Treatments for Commercial Reactive Azo Dyes Removal, Thesis,
Universitat Autonoma de Barcelona, Bellaterra
Wirasto. 2008. Analisis Rhodamin B dan Metanil Yellow dalam
Kecamatan
Laweyan
Kotamadya
Surakarta
dengan
Metode
Kromatografi Lapis Tipis. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah,
Surakarta.
Anonim1
http://eprints.undip.ac.id/43762/3/Dewi_Sri_G2A009095_Bab2KTI.pdf
Awaluddin R, Darah S, Ibrahim CD, Uyub AM. 2001. Decolorization of
commercially available synthetic dyes by the white rot fungus
Phanerochaete chrysosporium. J Fungi and Bactery 62:55-63.
Shely, tolong perbaiki dapus ini b su kerja selesai nih. Danke

You might also like