Professional Documents
Culture Documents
Pendamping:
dr. Wahyu Widarti
Oleh:
dr. Cahya Firly Nanda
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Judul Laporan
: Pengetahuan HIV/AIDS
dr. Wahyu
Widarti
2.
3.
Bpk. Lasiran selaku Perawat Puskesmas Kalitidu dan penanggungjawab program Roadshow
seminar SMA sederajat di Kecamatan Kalitidu
4.
5.
Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro
periode Juli Oktober 2015 yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
Wassalam.
Menurut jenis
yang ditularkan melalui penyalahgunaan nafza, maupun yang ditularkan dari ibu pengidap
HIV/AIDS yang sejak muda telah mengkonsumsi napza kepada bayi-bayi yang
dilahirkannya. Bahkan, yang lebih parah lagi hanya sebagian kecil saja dari mereka yang
tahu kalau dirinya terinfeksi.
Faktor- faktor yang menyebabkan peningkatan cepat epidemi di Indonesia antara lain
terbanyak adalah penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang tidak steril, peningkatan
atau meluasnya industri seks yang melayani
minimnya penggunaan kondom oleh pelanggan pekerja seks komersil. Apabila tidak segera
ditanggulangi maka, HIV/AIDS akan dengan cepat meniadakan kemajuan pembangunan
yang telah dicapai bangsa selama ini.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/ AIDS pada penduduk usia 15-24 masih rendah, hanya 11,4
persen.
BAB 2
PERMASALAHAN
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama remaja mengenai HIV/AIDS.
2. Masih banyaknya angka kejadian HIV/AIDS dikarenakan pemahaman yang kurang
mengenai HIV/AIDS.
3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan HIV/AIDS dan bahaya
yang ditimbulkannya.
TUJUAN
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai HIV-AIDS, masyarakat diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan mengerti mengenai HIV-AIDS
2. Mengetahui dan mengerti tentang gejala-gejala HIV-AIDS
3. Mengetahui faktor-faktor resiko terkena HIV-AIDS
4. Mengetahui pengobatan HIV-AIDS
5. Mengetahui cara-cara pencegahan HIV-AIDS
BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
HIV/AIDS dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang menggunakan metode ceramah dimana
sasaran yang akan diberikan penyuluhan adalah Siswa baru MA Al-Islahiyyah Kecamatan
Kalitidu Bojonegoro. Pada kegiatan yang diawali dengan Pre test dan Post test tersebut juga
dilakukan sesi tanya jawab.
Pada kegiatan penyuluhan tersebut akan dijelaskan mengenai pengertian, bahaya
HIV/AIDS, penyebab, gejala, penularan, kelompok yang beresiko terkena HIV/AIDS,
pencegahan dari HIV/AIDS dan usaha yang dilakukan jika terkena AIDS.
HIV (Human ImmunoDeviciency) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia dan AIDS (Acquired ImmunoDeviciency
Syndrome) adalah
e. Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
f. Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
g. Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lamakelamaan akan berakhir dengan kematian.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular seperti virus influensa. Kita tidak usak
terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan
cara cara seperti di bawah ini :
a. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seksual).
b. Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
c. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
d. Makan dan minum.
e. Gigitan nyamuk dan serangga lain.
f. Sama-sama berenang di kolam renang
Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS. Penularan AIDS dapat terjadi melalui
cara-cara sebagai berikut:
a. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
b. Transfusi darah yang mengandung virus HIV
c. Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap
virus AIDS
d. Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang dikandungnya.
Kelompok yang mempunyai resiko tinggi tertular AIDS antara lain:
a. Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna
susila dan pelanggannya.
b. Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan
hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama
wanita ), Waria dan mucikari.
c. Penerima transfusi darah
atau
informasi
tersebut
dilakukan
secara
terus
menerus
dan
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1. Kegiatan
Penyuluhan masyarakat
4.2
Sasaran
Siswa Baru Ma Al-Islahiyyah Kecamatan Kalitidu
4.3
Lokasi
Aula MA AL-Islahiyyah
4.4
4.5
Waktu
Waktu pelaksanaan
Pukul
Peserta
Peserta 51 orang.
4.6
Materi
4.6.1
Definisi
HIV adalah singkatan dari Human Imunodeficiency Sindrom yang
selanjutnya dapat menyebabkan imunodefisiensi seperti AIDS dengan cara
menyerang sel lekosit CD4 sehingga dapat merusak kekebalan tubuh penderitanya.
Menurut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), HIV merupakan singkatan dari
human immunodeficiency virus. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti selsel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan
macrophages
komponen-komponen
utama
sistem
kekebalan
sel),
dan
penurunan
sistem
kekebalan
yang
terus-menerus,
yang
akan
penyebab AIDS sebagai manifestasi akhir yang muncul dari adanya infeksi karena
virus ini dengan cara merusak system kekebalan tubuh penderitanya.
Menurut Robbins, Stanley L., dkk., dalam Buku Ajar Patologi, AIDS adalah
suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan
imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma sekunder,
dan manifestasi neurologi. Sedangkan menurut Tuti Parwati dalam buku ajar Ilmu
Penyakit dalam, AIDS didefinisikan sebagai sindrom atau kumpulan gejala penyakit
dengan karakteristik defisiensi imun yang berat, dan merupakan manifestasi
stadium akhir dari infeksi HIV. Antibody HIV memang tidak identik dengan AIDS
karena AIDS harus menunjukkan gejala-gejala penyakit akibat defisisensi imun
seluler. Namun,
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah AIDS adalah sindroma yang yang ditandai
dengan adanya imunodefisiensi akibat system pertahanan tubuh yang dirusak oleh
virus HIV dan sindroma tersebut dapat berupa neoplasma sekunder, manifestasi
4.6.2
b. Stadium II
Etiologi
Virus yang menjadi penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV (Human
Immuno-deficiency Virus). Saat ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-
Faktor Resiko
Menurut buku Saku Dasar Patologi Penyakit oleh Robbins, Stanley L., di
Amerika Serikat terdapat 5 kelompok resiko, antara lain :
1. Pria homoseksual/biseksual. Sekitar 60% kasus AIDS yang dilaporkan (pada
pria homoseksual virus masuk melalui limfosit dalam semen melalui mukosa
rektum yang terluka).
2. Pengguna obat intravena (tanpa pengalaman kontak homoseksual). Sekitar 23%
dari seluruh penderita, yang sisebabkan karena penggunaan jarum tercemar dan
paraphernalia.
Epidemiologi
Dewasa ini dunia tengah mengalami suatu pandemic virus HIV. Pandemic
ini tidak hanya menimbulkan dampak negative di bidang medis, tetapi juga di
bidang social, ekonomi, dan politik. AIDS merupakan masalah global yang penting
dan merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan berbagai aspek
kehidupan. Menurut buku Ajar Ilmu Penyakit dalam dalam tulisan tentang AIDS
oleh tuti Purwati Merwati, epdemi HIV dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Silent epidemi atau epidemic HIV itu sendiri, yang secara diam-diam tanpa
disadari, dana tanpa diketahui terjadi di masyarakat. Dari penelitian
seroarkeologi, ternyata HIV telah ada pada darah beku di Afrika yang
tersimpan sejak tahun 1959.
2. Munculnya kasus-kasus AIDS yang terjadi beberapa tahun kemudian. Hal ini
dikarenakan perlu beberapa tahun sebelum seseorang dengan infeksi HIV akan
berkembang cepat pada awal delapan puluhan. Perkembangannya akan terus
berlanjut dalam decade mendatang karena adanya penularan yang baru dan
gejala HIV yang asimtomatik
3. Epidemic reaksi masyarakat terhadap masalah HIV dan kasus AIDS, sebagai
akibat adanya kedua epidemi sebelumnya. Hal ini mulai Nampak sekita
4.6.6
Cara Penularan
a. Penularan Seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak
antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum,
alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual
reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif
tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko
hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena
HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual
secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya
tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang
memudahkan transmisi HIV.
b. Penyakit menular seksual
c. Kontaminasi Patogen Virus melalui Darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik,
penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi
dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah
yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen),
tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B
dan hepatitis C. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum
yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Postexposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko
itu. Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-
lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga
terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh.
d. Penularan Masa Perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero)
selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat
persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama
kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu
memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara
bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah faktor dapat
memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan
(semakin
tinggi
beban
virus,
semakin
tinggi
risikonya).
Menyusui
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul sesuai dengan tahap-tahap perkembangan
virus HIV. Gejala ini sesuai dengan menurunnya tingkat CD4 di peredaran darah
perifer dan makin melemahnya tingkat imunitas tubuh. Penyakit yang ditimbulkan
akan lebih sulit diatasi jika sebelumnya penderita penderita telah menderita
penyakit tersebut dan diperparah dengan HIV. Misalnya, seseorang terserang sifilis
terlebih dahulu sebelum terinfeksi HIV, maka gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit sifilis akan makin parah dan mempercepat terjadinya proses infeksi.
Manifestasi klinis dapat terbagi menjadi 2, yaitu gejala mayor dan gejala
minor, sebagai berikut:
1. Gejala Mayor:
a. Berat badan turun lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan
b. Diare kronis selama lebih dari 1 bulan
c. Demam > 38C dalam waktu lebih dari 1 bulan.
d. HIV ensephalopati
2. Gejala Minor:
a. Batuk pneumonia atau tuberculosis
pelayanan
pada
pasien-pasien
HIV/AIDS.
Disisi
lain,
dengan
4.6.9
Prognosa
Prognosa penderita HIV/AIDS menurut Buku Saku Dasar Patologi
Penyakit oleh Satanley L. Robbins adalah jika tidak diobati, penderita AIDS akan
meninggal dalam waktu kira-kira 20 bulan; jika diobati dengan baik akan dapat
bertahan lebih lama. Sumber lain menyebutkan median survival penyakit AIDS
adalah antar 1-2 tahun untuk Negara maju dan 1 tahun untuk Negara berkembang.
BAB 5
KESIMPULAN
a. Monitoring
Monitoring dilakukan dengan memberikan sesi tanya jawab dalam penyuluhan. Dari
masyarakat yang hadir, terdapat 4 orang penanya.
Pertanyaan pertama:
Apakah pusing yang terus menerus bisa menjadi gejala AIDS?
Pertanyaan kedua:
Apakah bagi wanita yang masturbasi dengan menggunakan tangan pasangannya dapat
menyebabkan HIV-AIDS?
Pertanyaan ketiga:
Apakah tes HIV dapat dilakukan di tingkat Puskesmas?
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Melihat progress nilai dari Pretest dan Posttest
2. Pemateri memberikan pertanyaan secara kualitatif kepada peserta secara acak
c. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penyuluhan ini adalah HIV
AIDS merupakan penyakit yang sangat mematikan yang dapat menular
dengan mudah melalui darah dan sekret. Sehingga, HIV AIDS harus
dicegah dengan mengeliminisis sumber penularannya. Hal ini sangat
penting diketahui masyarakat mengenai tanda, gejala, pengobatan serta
pencegahannya.
d. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Boshoff, C. and Weiss, R. (2002). "AIDS-related malignancies". Nat. Rev. Cancer 2 (5): 373
382. PubMed.
Dedi, Setiyadi Abang. 2011. Laporan kasus penyakit HIV/AIDS. Pontianak: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Pontianak.
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2011. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Juni
2011. Online. (http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf. Diakses 12 Mei 2014)
Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan
Ni Made S, EGC, Jakarta
Majalah Farmacia Edisi Desember 2006 , Vol 6 No. 5, Halaman: 30 (2787 hits) ARV :
Tumpuan Penderita HIV. Online (http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/
one_news.asp?IDNews=379 diakses 12 Mei 2014)
Mansjoer, Arif,dkk. Kapita Selecta Kedokteran FKUI. 2000. Jakarta: EGC
Rasmaliah. 2001. Epidemiologi HIV/AIDS dan Upaya Penanggulangannya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat: Universitas Sumatra Utara
Sherwood. L. Fisiologi Manusia. edisi 2. Alih bahasa : Pendit. B.U. Jakarta : EGC. 2001.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan medical bedah Ed 8. Jakarta: EGC
UNAIDS (2006). "Overview of the global AIDS epidemic" (PDF). 2006 Report on the global
AIDS
epidemic.online(http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_GR_CH02_en.pd
f. Diakses pada 12 Mei 2014)
WHO.2008. EPIDEMI HIV DAN AIDS DI DUNIA DAN INDONESIA. online.
(http://pmtct.bikinsitus.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=55
Diakses 12 Mei 2014)
TAHAPAN
Pembukaan
PENYULUHAN
1. Mengucapkan salam
PESERTA
1. Membalas salam
( 10 menit )
2. Memperhatikan
Pretest
tujuan
penyuluhan
1. Lembar jawaban
(10 menit)
penjelasan
kosong
Soal
berjumlah
10
buah
LJK
Materi
4.
Lembar
1.
dikumpulkan kembali
Menjelaskan tentang
( 30 menit )
jawaban
HIV-
1.
Menyimak
dan
memperhatikan
penjelasan
yang
diberikan
4
Tanya
1.
Jawab
( 30 menit )
2.
Memberikan
1. Mengajukan
pertanyaan tentang
pertanyaan
Post test
(5 menit)
1.
Lembar
jawaban
kosong
yang
diajukan
1. Mengisi data diri
2. Membaca soal dan
2.
Soal
berjumlah
10
buah
mengerjakannya
3. Mengumpulkan
LJK
Penutup
(3 menit )
Lembar
jawaban
dikumpulkan kembali
1. Memberikan kesimpulan dari
yang sudah dijelaskan
2. Mengucapkan
terima kasih
salam
1. Memperhatikan
penjelasan
dan
2. Membalas salam
DOKUMENTASI ACARA
LAMPIRAN
Nilai Pretest
Nilai
0
10
20
30
40
50
60
Jumlah
Rata-rata
Jumlah siswa
1
11
21
8
7
2
1
51
Jumlah nilai
0
110
420
240
280
100
60
1210
23,725
Nilai PostTest
Nilai
40
50
60
70
80
90
100
Jumlah
Rata-rata
Jumlah siswa
2
7
3
7
9
19
4
51
Jumlah nilai
80
350
180
490
720
1710
400
3930
77,059