You are on page 1of 32

Aspek Etik dan Moral

Pelayanan Kesehatan

Kelompok 2
Arif Suwandi Suaib
Hastina
Muhammad Ichsan Satriawan
Nurul Intan Syafitri Arifin
Satiawati A.Kaligis
Satriani

A. Pendekatan Etik

1. Dasar pengambilan
keputusan
Dalam
falsafah
etika
,
pada
umumnya terdapat dua aliran utama
yaitu
aliran deontologis (non-consequentialist)
aliran teleologis ( consequentialist)

Secara deontologik , penilaian benar


tidaknya suatu perbuatan atau baik
tidaknya seseorang, bukan dengan
melihat apa hasil akhir perbuatannya.
Yang dinilai adalah perbuatan itu sendiri,
bukan tujuan atau hasil perbutan.

Immanuel kant (1734-1804) , pengajur


teori deontologis mengatakan bahwa
suatu tindakan etik hanya dilakukan
atas dasar keinginan baik (goodwill).
Seseorang memiliki keinginan baik jika
didasarkan
pada
nilai
universal
sebagai motif dari tindakan. Jadi baik
buruknya suatu perbuatan terletak
pada perbuatan itu sendiri (an sich).

Aliran teleologis (utilitarian theory) bermula dri


united kingdom yang oleh jeremy bentham
(1748-1832) dimaksudkan sebagai dasar etis
pembaruan hukum inggris , terutama hukum
pidana.
Pada aliran teleologis atau konsekuensealis,
baik buruknya seseorang atau benar salahnya
suatu perbuatan , dinilai dari tujuan yang
hendak dicapai. Bagi aliran teleologis motif
suatu tindakan tidaklah penting, tetapi hasil
perbuatan yang perlu diperhitungkan. Motif
manusia tidak bisa dilihat atau diukur , akan
tetapi
konsekuensi
tindakan
bisa
diperhitungkan (Wiradharma, 1999).

John
stuart
mill
seorang
pendukung aliran teleologis didalam
bukunya utilitarianism menyatakan
suatu tindakan , baik jika tindakan itu
cenderung untuk kepentingan orang
banyak , salah jika cenderung tidak
menghasilkan kebaikan untuk orang
banyak (the greatest happiness for
the greatest numbers)

Secara prinsipel terdapat empat


pokok dalam aliran utilitarian yaitu:
Memaksimalkan kebaikan (maximize
good)
Ukuran kebaikan (standart of goodness)
Konsekuensi (consequentialism)
Univesalitas (univesalism)

Dalam aliran teleologis terdapat dua


sub- aliran yang bebeda yakni
egoisme
egoisme etis
egoisme psikologis

ulitarianisme.
Utilatarianisme individual
Utilatarianisme sosial

Egois terdiri atas egoisme etis dan egoisme psikologis (salam ,1997).
Egoisme etis menekankan bahwa setiap tindakan
yang
mengenakkan
dan
mendatangkan
kebahagian bagi diri sendiri selalu dinilai sebagai
tindakan yang baik dan pantas dilakukan.
Egisme psikologis menyatakan semua orang
dimotivasi oleh tindakan, demi kepentingan
dirinya belaka. Jadi egoisme psikologis terutama
mau mengungkapkan bahwa motivasi satusatunya dari manusia dalam melakukan tindakan
apa saja untuk mengejar kepentingan sendiri.

Utilatarianisme
menilai
baik
atau
tidaknya , susila atau tidak susilanya
sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan
atau faedah yang ditimbulkannya.
Utilatarianisme terbagi atas dua bagian
yaitu Utilatarianisme individual dan
Utilatarianisme sosial.

Yang pertama menganggap seseorang itu


boleh besikap sesuai dengan situasi yang
mengutungkan dirinya. Jika menguntungkan
dirinya maka mungkin seseorang pura-pura
berlaku hormat bahkan kalau perlu dengan
sanjungan dan pujian yang berlebihan asal
membawa keuntungan bagi dirinya.
Utilatarianisme sosial pada prinsipnya tidak
berbeda dengan Utilatarianisme individual ,
hanya saja Utilatarianisme
sosial
lebih
menekankan pada aspek kepentingan umum.

2.Prinsip etika pengambilan keputusan pelayanan


kesehatan
dalam melaksanakan pelayanan, profesi kesehatan
berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika agar dapat
menyeleksi dan menentukan tindakan mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang benar mana yang salah.
Dengan kata lain profesi kesehatan menerapkan nilai-nilai
dan atau norma-norma moral dasar dalam menjalankan
tugas profesionalnya.
prinsip-prinsip etik ini berkembang dari telaah sumpah
Hipocrates (460 SM-377 SM) yang berbunyi sebagai
berikut : saya bersumpah demi apollo dewa penyembuh
dan aescpalius dan hygea, dan panacea dan semua dewa

Dari sumpah Hipocrates di atas maka secara umum terdapat


beberapa prinsip etika yaitu :
.

a. Prinsip tidak merugikan ( non-maleficence) ditujukan kepada


kerugian fisik maupun
kepentingan lain

Ini merupakan prinsip dasar menurut tradisi Hipocrates yakni


tindakan dan pengobatan harus berpedoman primun non
nocere yang paling utama adalah jangan merugikan.

ada 4 syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan


yang demikian ( wiradharma, 1999 ) yaitu :
1.Yang baik tidak boleh dicapai dengan perantaraan yang buruk.
2.Alasan untuk memungkinkan terjadinya akibat buruk harus
cukup berat, alasan tersebut harus proporsional dimana harus
dipastikan bahwa akibat baik yang akan terjadi lebih banyak,
lebih penting,lebih bernilai daripada efek samping buruk yang
dapat terjadi .
3.

Kerugian yang sedang dipertimbangkan tidak boleh menjadi


sarana untuk mencapai efek yang lebih baik.

4.

Alasan yang buruk atau yang merugikan itu tidak sebagai


maksud. Jadi akibat buruk, meskipun diketahui akan terjadi, itu
tidak di inginkan.

b. Prinsip membawa kebaikan ( beneficence ) sesungguhnya


merupakan sisi positif dari prinsip tidak merugikan ( nonmaleficience).

Dalam bidang pelayanan kesehatan hal ini berarti bahwa apa pun
yang akan diberikan kepada pasien sepanjang ini membawa
kebaikan kepada pasien yang bersangkutan. Prinsip ini selalu
mengupayakan tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan
untuk melakukan yang terbaik , bermanfaat untuk dan tidak
merugikan dan menolong pasien/klien.

Dalam praktik etika

kedokteran, dikenal ada dua prinsip yaitu prinsip berbuat

baik

( doing good) dan prinsip bertujuan untuk tidak mencederai


pasien ( primun non nocere atau do no harm ).

ada empat langkah sebagai proses untuk menilai


risiko
kerugian
sehingga
kita
dapat
memperkirakan sejauh mana suatu kewajiban
bersifat meng ikat ( wiradharma, 1999 ) yaitu :
1.Orang yang perlu bantuan itu mengalami suatu
bahaya besar atau risiko kehilangan sesuatu yang
penting.
2.Penolong sanggup melakukan sesuatu untuk
mencegah terjadinya bahaya atau kehilangan itu.
3.Tindakan penolong agaknya dapat mencegah
terjadinya kerugian itu.
4.Manfaat yang diterima orang tersebut melampaui
kerugian bagi penolong dan membawa risiko
minimal.

c. Pada prinsip menjaga kerahasiaan


( confindentiality ) dimaksudkan dalam penyampaian
informasi dalam pelayanan kesehatan tenaga
kesehatan mau menyimpan rahasia pasien yang
berkaitan dengan sakit dan penyakitnya.
sebab, tanpa jaminan penyimpanan rahasia,
pasien kemungkinan tidak akan menyampaikan
semua
informasi
yang
diperlukan
untuk
kesembuhan
penyakitnya.
Akibatnya,
akan
memengaruhi
proses
penyembuhan
penyakit
tersebut.

d. Otonomi pasien ( autonomy of patient )


dimaksudkan bahwa setiap pribadi
manusia mempunyai
artinya : ia mempunyai hak dan kewajiban untuk menentukan
sendiri
tindakan-tindakannya
dan
mempertanggungjawabkannya dihadapan tuhan. Menghargai
otonom berarti menghargai otonomi berarti menghargai
manusia sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan
martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.

kebebasan pada prinsipnya dapat dibagi atas :


1. Kebebasan ekstensial yakni kebebasan yang
berkaitan dengan kemampuan manusia untuk
menentukan dirinya sendiri.
2. Kebebasan sosial adalah kebebasan yang kita
terima dari orang lain.

e. Berkaitan benar ( truth telling ) dimaksudkan


bahwa tenaga kesehatan maupu pasien harus
menyampaikan informasi yang benar tanpa
kebohongan maupun penipuan.
f. Prinsip berlaku adil ( justice ) dimaksudkan
dalam pemberian pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan bertindak tidak diskriminatif dalam arti
segala tindakan mereka tidak didasarkan pada
pertimbangan kemampuan finansial maupun
pertimbangan suku, agama, ras, dan antar
golongan.

Aristoteles membagi keadilan menjadi tiga jenis


yaitu;
1. Keadilan distributif (justitia distributiva)
enam prinsip material:
a. Bagian yang sama
b. Sesuai dengan kebutuhannya
c. Sesuai dengan usahanya
d. Sesuai dengan kontribusinya kepada
masyarakat
e. Sesuai dengan jasa atau kesalahananya
f. Sesuai dengan prinsip tukar-menukar yang
berlaku
2. Keadilan kommutatif ( justitia commutiva)
3. Keadilan legal

g.
Prinsip
mempropokasi
privasi
(privacy)
dimaksudkan bahwa tenaga kesehatan dalam
menjalankan tugasnya tidak sampai menyinggung
masalah pribadi apsien, demikian pula pasien
menerima
semua
bentuk
pelayanan
tanpa
melakukan suatu perbuatan yang sensitif dan
menyentuh
persoalan
pribadi
dari
tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
Keputusan etik memiliki beberapa ciri yang membedakan dengan
keputusan non-etik, yaitu;
1. Semua pertimbangan etik menyangkut pertimbangan tentang apa yang
benar dan apa yang salah
2. Pengambilan keputusan etik sering berkaitang dengan pilihan yang
sukar.
3. Keputusan etis yang tidak mungkin dielakkan.
4. Keputusan etis yang tidak hanya dipengaruhi norma yang
dipertimbangkan dan pemahaman akan situasi, tetapi juga oleh
keyakinan, kepribadian, dan lingkungan sosial.

B. PENDEKATAN MORAL PELAYANAN


MASYARAKAT

Moral berasal dari bahasa Latin Mores


berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan.
Dengan demikian moral dapat diartikan
sebagai ajaran kesusialaan.
Menurut
Magnis
(Dewi,
2008)
pengertian moral secara umum dapat
diartikan sebagai wejangan, ajaran,
patokan, kumpulan peraturan dan
ketetapan baik lisan maupun tertulis
mengenai
bagaimana
manusia
bertindak .

Pengertian moralitas (morality) secara prinsipiel


sama buat semua orang jadi ia bersifat universal
sebab terdiri dari kadiah-kaidah etis yang
fundamental. Pengertian ini disebut sebagai
moralitasaa dalam arti sempit (morality in the
narroow sense). Selain itu, terdapat pengertian
moralitas secara luas (a board sense of morality)
yang terdapat berbeda dilihat dari budaya,
falsafah, agama dan perbedaan lainnya.

Moral menurut Immanuel


2008) terdiri atas:

Kant

(Dewi,

a.Heteronom
moralitas yang ditentukan oleh penilaian
yang datangnya dari luar diri manusia
b.Otonom
moralitas yang penilaiannya didasarkan
atas kesadaran pribadi

Beauchamp (Coughlin et el,1996) menyebutkan


beberapa tindakan yang tergolong moralitas umum
yaknii;
1. Berkata benar
2. Penghormatan terhadap privasi orang lain
3. Jaminan kerahasiaan informasi
4. Permintaan persetujuan setiap tindakan pada orang
lain
5. Dedikasi terhadap teman sejawat
6. Dilarang membunuh
7. Dilarang melakukan kekerasan
8. Jangan memandang rendah orang lain

Untuk menilai suatu kebaikan diperlukan suatu


standar moral. Setidaknya daa lima ciri yang
membedakan standar moral yaitu;
1. Standar moral pada sebuah persoalan yang akan
merugikan secara serius atau akan
menguntungkan seseorang
2. Standar moraal yang ditetapkan atau diubah oleh
sebuah lembaga otoritas misalnya Mahkamah
Konstitusi.
3. Standar moral harus diutamakan dariapda nilai
yang lain termasuk kepentingan diri sendiri
4. Standar moral berdasarkan pertimbangan yang
tidak memihak yaitu pada sudut pandang moral
itu sendiri.
5. Standar moral yang diasosiasikan dengan emosi

C. UKURAN BAIK DAN BURUK

Moral juga dapat berarti berkenaan dengan


apa yang dianggap baikatau buruk dalam
masyarakat dalam kurun waktu tertentu sesuai
perkembangan atau perubahan norma dan nilai.
Di dalam Ensiklopedia Indonesia (Lubis,2006)
suatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan
rakhmat dan memberikan perasaan senang dan
kebahagiaan, jadi sesuatu yang dikatakan baik
bila ia dihargai secara positif.
Sedangkan pengertian buruk adalah segala
yang tercela, lawan baik, pantas, bagus dan
sebagainya. Perbuatan buruk berarti perbuatan
yang bertentangan dengan norma-norma
masyarakat yang berlaku.

Berbagai ukuran tentang baik buruknya tindakan dapat


dikemukakan dari berbagai sudut pandang antara
lain;
1. Pandangan Islam
2. Adat kebiasaan
3. Kebagiaan (Hedonisme)
a. Hedonisme Individualistis
b. Kebahagiaan Rasional
c. Kebahagiaan Universal
4. Bisikan hati
5. Evolusi
6. Utilitarian
7. Eudaemonisme
8. Aliran Pragmatisme
9. Aliran positivisme
10.Aliran Naturalisme

11. Aliran vitalisme


a. Vitalisme pessimisti
b. Vitalisme optimisme
12.Aliran Gessangnungs Ethik
13.Aliran Idealisme
a. Akal pikiran merupakan yang paling
fundamental dan lebih tinggi
kedudukannys
b. Menolak pendapat yang menyatakan
akal pikiran yang bersumber dari materi
14.Aliran sosialisme
15.Aliran Regiosisme
16.Aliran humanisme

You might also like