You are on page 1of 10

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Firman Allah QS. An Nisa : 59

Artinya : Wahai kaum mukmin, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kepada
Rasul-Nya, serta para pemimpin yang menegakkan syariat Islam dari golongan
kalian. Jika kalian, rakyat atau pemimpin, berbeda pendapat tentang sesuatu,
selesaikanlah persoalan kalian itu berdasarkan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, jika
kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Penyelesaian demikian itu
lebih baik dan cara terbaik bagi kalian.
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan.
Artinya,

kepemimpinan

(style

of

the

leader)

merupakan

cerminan

dari

karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior). Perpaduan atau sintesis antara


leader behavior dengan leader style merupakan kunci keberhasilan pengelolaan
organisasi; atau dalam skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah atau wilayah,
dan bahkan Negara. Banyak pakar manajemen yang mengemukakan pendapatnya
tentang kepemimpinan. Dalam hal ini dikemukakan George R. Terry (2006 : 495),
sebagai berikut: Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi
orang orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok secara
sukarela. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kepemimpinan
ada keterkaitan antara pemimpin dengan berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh
pemimpin tersebut. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orangorang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang pemimpin, maka ia harus
mempunyai

kemampuan

untuk

mengatur

lingkungan

kepemimpinannya.

Kepemimpinan menurut Halpin Winer yang dikutip oleh Dadi Permadi (2000 : 35)
bahwa : Kepemimpinan yang menekankan dua dimensi perilaku pimpinan apa yang
dia istilahkan initiating structure (memprakarsai struktur) dan consideration
Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

(pertimbangan). Memprakarsai struktur adalah perilaku pemimpin dalam menentukan


hubungan kerja dengan bawahannya dan juga usahanya dalam membentuk pola-pola
organisasi, saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan
pertimbangan adalah perilaku pemimpin dalam menunjukkan persahabatan dan respek
dalam hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya dalam suatu kerja.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan: bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam
situasi

tertentu.

Dari defenisi kepemimpinan itu dapat disimpulkan bahwa proses kepemimpinan


adalah fungsi pemimpin, pengikut dan variabel situasional lainnya. Perlu diperhatikan
bahwa definisi tersebut tidak menyebutkan suatu jenis organisasi tertentu. Dalam
situasi apa pun dimana seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau
kelompok, maka sedang berlangsung kepemimpinan dari waktu ke waktu, apakah
aktivitasnya dipusatkan dalam dunia usaha, pendidikan, rumah sakit, organisasi
politik atau keluarga, masyarakat, bahkan bangsa dan negara.
Sebagaimana firman Allah

Sesungguhnya manusia terbaik yang anda tunjuk untuk bekerja adalah orang yang
kuat dan amanah. (QS. Al-Qashas: 26).
Dalil lainnya, pujian yang diberikan oleh penguasa Mesir kepada Nabi Yusuf,


Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi
(kuat secara posisi) lagi dipercayai pada sisi kami. (QS. Yusuf: 54).
Demikian pula karakter Jibril yang Allah amanahi menyampaikan wahyu kepada para
rasul-Nya, karakter Jibril yang Allah puji dalam al-Quran,

) ( ) (
Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

Sesungguhnya Al Quraan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan
yang mulia (Jibril), ( ) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi
di sisi Allah yang mempunyai Arsy, ( ) yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi
amanah. (QS. At-Takwir: 19 21).
Demikianlah kriteria pemimpin ideal yang Allah sebutkan dalam al-Quran. Kuat
dalam arti mampu secara profesional dan amanah.
Kepemimpinan dalam dunia usaha sangat di perlukan dan menjadi sesuatu
yang vital, karena dari suatu prinsip kepemimpinan dapat menentukan masa depan
keberlanjutan usaha tersebut ke depannya. Kepemimpinan dalam syariat islam ini juga
harus di laksanakan dalam pengelolaan perusahaan mie instan.
Mie instan adalah salah satu produk makanan berupa mie yang sudah
dimasak terlebih dahulu, dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk
konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada
dalam paketnya. (Wikipedia)
Mie instan pertama kali dibuat oleh Mamofuku Ando pada tahun 1958, yang
kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan
pertama di dunia Chicken Ramen. Berbagai inovasi produk mie instan-pun
berkembang, baik dari segi rasa hingga packaging, seperti yang kita kenal saat ini.
Pemilihan tema mie instan dalam analisis kelayakan produk dilatar belakangi oleh
tenarnya pengkonsumsian mie instan. Dapat dipastikan jika hampir setiap individu
pernah mengkonsumsi mie instan. Tak jarang pula orang Indonesia yang menjadikan
mie instan sebagai makanan pokok kedua setelah nasi.
Alasan kedua dipilihnya tema mie instan adalah karena Indonesia merupakan
produsen mie instan terbesar di dunia.
Mie instan sebagai bahan pangan memiliki nilai lebih dalam kepraktisan dari
segi penyajian dan juga harga. Rutinitas padat yang dijalani individu setiap hari tentu
saja memaksa mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumsi yang menawarkan
kepraktisan dalam penyajiannya. Selain itu, ditengah melonjakknya harga segala
kebutuhan pangan, mie instan juga menawarkan keterjangkauan harganya. Inilah yang
menjadi factor utama banyaknya konsumen mie instan.
Mahasiswa adalah salah satu kelompok masyarakat yang mengkonsumsi mie
instan. Pola makan mie instan pada mahasiswa meningkat meningkat sejalan
Dengan aspek positif mie instan, yaitu mudah, cepat, murah, dan praktis,
sehingga tidak mengganggu aktivitas mereka. Beberapa mahasiswa mengemukakan
Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

bahwa kebiasaan itu memang sudah terjadi pada waktu mereka masih tinggal bersama
orang tua, dan kebiasaan itu masih dilakukan ketika mereka kost, bahkan tingkat
konsumsi menjadi lebih intensif. Hal ini berkaitan dengan selera atau pilihan pribadi
mahasiswa serta fungsi praktisnya mie instan.
Yang menjadi permasalahan saat ini adalah tingkat kelayakan mie instan
sebagai bahan konsumsi. Sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini yaitu adanya isu
negative tentang mie instan yang mengandung zat lilin. Untuk perlu diadakan suatu
analisis kelayakan mie instan sebagai bahan pangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam pengelolaan suatu usaha?
2. Bagaimanakah prinsip kepemimpinan yang amanah dan islami dapat di terapkan
dalam pengelolaan perusahaan mie instan?
C. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah pendekatan
LIKKETSS, yaitu lingkungan, Islam, kesehatan, keamanan, ekonomi, teknologi,
sains, dan social.
1. Pendekatan lingkungan digunakan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
dari produksi dan packaging mie instan.
2. Pendekatan Islam digunakan untuk mengetahui kualitas mie instan dengan
indicator halal atau haram.
3. Pendekatan kesehatan digunakan untuk mengetahui pengaruh konsumsi dari mie
instan.
4. Pendekatan keamanan digunakan untuk mengetahui
5. Pendekatan ekonomi digunakan untuk menjelaskan pengaruh keberadaan
perusahaan-perusahaan mie instan dalam meningkatkan jumlah tenaga kerja.
6. Pendekatan teknologi dan sains digunakan untuk mengetahui proses produksi mie
instan.
7. Pendekatan social digunakan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
pengkonsumsian mie instan.
D. Tujuan analisis
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan prinsip kepemimpinan dalam dunia usaha khususnya dalam pengelolaan
perusahaan mie instan yang di kelola dengan prinsip kepemimpinan yang islami dan
amanah.

Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

BAB II
Pembahasan
A. Pentingnya Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Suatu Usaha
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah
disepakati bersama sebelumnya.
Kepemimpinan penting bagi pengelolaan usaha karena kepemimpinan adalah
modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas, kepemimpinan
menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efektif dan
berpengaruh luas dan hidup, usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan, hanya akan
menjadi usaha yang tidak berkembang (Stagnan), kepemimpinan akan membentuk
usaha anda menjadi besar dan banyak orang mau bekerja untuk anda, kepemimpinan
dibentuk secara bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha (kombinasi dari
pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, cara mengarahkan dan penerimaan),
kepemimpinan sangat penting dalam krisis untuk membuat setiap pegawai dan semua
orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi
tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan.
Selain itu, ada 3 variabel (unsur) utama yang tercakup di dalam kepemimpinan, yaitu :
Pertama, Kepemimpinan Melibatkan Orang Lain. Seorang wirausaha akan berhasil
apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau
Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

berkerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Kedua, Kepemimpinan


Menyangkut Distribusi Kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk
memberikan sebagian kekuasan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat
menjadi pemimpin pada bagian tertentu Ketiga, Kepemimpinan Menyangkut
Penanaman Pengaruh Untuk Mengarahkan Bawahan. Seorang wirausaha juga harus
dapat memberi contoh yang baik bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
yang diperintahkan Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan Technical Skill
yaitu kemampuan untuk melakukan pekrjaan-pekrjaan yang bersifat operasional atau
teknis, Human Skill yaitu kemampuan bekerja sama dengan para bawahan dan
membangun tim kerja dengan pendekatan kemanusiaan, Conceptual Skill yaitu
kemampuan yang menyusun konsep dan mengungkapan pikirannya.
Ciri seorang pemimpin yaitu percaya diri, bertekad baja, penuh motivasi, tegas (tidak
plin-plan), kharismatik, antusias, dan pemberani.
B. Prinsip Kepemimpinan Yang Amanah Dan Islami
Ada tiga istilah sebagai landasan kepemimpinan dalam perspektif Islam. Pertama,
dalam Al-Quran istilah pemimpin disebut Al-Imm (Jamaknya : A-immah). Kata ini
bersal dari amma yaumm amman- wa Imman. Artinya, pemimpin sebagai
pemegang

amanat,

baik

dari

Allah

maupun

dari

manusia,

yang

harus

dipertanggungjawabkan. (Lihat QS. Al-Anfl : 27). Kedua, pemimpin sebagai


Khalfah (Jamaknya : Khulaf , Khalif). Khalifah berarti penguasa, pengganti, wakil,
atau mandataris. Juga berarti Khalfun (dari kata khalafa yakhlifu) yang berarti
belakang, sehingga pemimpin harus bersikap tutwuri handayani, mengikuti dan
mendorong aspirasi umat, selain sebagai Imm yang harus berada di depan memberi
teladan. Ketiga, pemimpin sebagai R-in (penggembala). Kata ini berasal dari ra
yar rayan riyatan wa maran. Ini antara lain memiliki arti perhatian
(riyatan) dan juga berarti tempat gembalaan (maran), sehingga seorang
pemimpin harus mempunyai perhatian sampai kepada tempat dan kondisi yang
dipimpinnya.
Kepemimpinan Islam, sudah merupakan fitrah bagi setiap manusia yang sekaligus
memotivasi kepemimpinan yang Islami. Manusia di amanahi Allah untuk menjadi
khalifah Allah (wakil Allah) di muka bumi (Q.S.al-Baqarah:30), yang bertugas
Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Sekaligus
sebagai abdullah (hamba Allah) yang senantiasa patuh dan terpanggil untuk
mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Sabda Rasulullah setiap kamu
adalah pemimpim dan tiap-tiap pemimpin dimintai pertanggungjawabannya
(responsibilitiy-nya).
Konsep amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifal fil ardli menempati
posisi senteral dalam kepemimpinan Islam. Logislah bila konsep amanah kekhalifahan
yang diberikan kepada manusia menuntut terjalinannya hubungan atau interaksi yang
sebaik-baiknya antara manusia dengan pemberi amanah (Allah), yaitu: (1)
mengerjakan semua perintah Allah, (2) menjauhi semua larangan-Nya, (3) ridha
[ikhlas] menerima semua hukum-hukum atau ketentuan-Nya. Selain hubungan dengan
pemberi amanah (Allah), juga membangun hubungan baik dengan sesama manusia
serta lingkungan yang diamanahkan kepadanya (Q.S.Ali Imran:112). Tuntutannya,
diperlukan kemampuan memimpin atau mengatur hubungan vertical manusia dengan
Sang Pemberi (Allah) amanah dan interaksi horizontal dengan sesamanya.
Jika kita memperhatikan teori-teori tentang fungsi dan peran seorang pemimpin yang
digagas dan dilontarkan oleh pemikir-pemikir dari dunia Barat, maka kita akan hanya
menemukan bahwa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep interaksi, relasi,
proses otoritas maupun kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi
secara horizontal semata. Konsep Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep
interaksi, relasi, proses otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan
mengkoordinasi baik secara horizontal maupun vertikal. Kemudian, dalam teori-teori
manajemen, fungsi pemimpin sebagai perencana dan pengambil keputusan (planning
and decision maker), pengorganisasian (organization), kepemimpinan dan motivasi
(leading and motivation), pengawasan (controlling) dan lain-lain (Aunur Rahim, dk.,
2001:3-4).
Ada beberapa dasar kepemimpinan dalam Islam yang harus dijadikan landasan dalam
berorganisasi (Quraish Shihab, 2000), di antaranya ialah :
1. Tidak mengambil orang kafir, tidak beriman sebagai pemimpin (QS.An-Nisaa:
144).

Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

2. Tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang mempermainkan Agama


Islam, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Maidah: 57;
3. Pemimpin harus mempunyai keahlian, selektif dan mendukung terhadap kebaikan
yang sesuai syariat.
4. Pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai dan dicintai umatnya,
mendoakan dan didoakan oleh umatnya.
Dari dasar kepemimpinan tersebut dapat ditarik benang merah bahwa seorang
pemimpin harus memiliki karakter yang khas, yang disingkat dengan memiliki sifat
yaitu:
1. Siddiq (Honest): Jujur
2. Istiqomah (Consistent): konsisten
3. Fatonah (Smart): cerdas menanggulangi persoalan danintropeksi bila muncul
permasalahan
4. Amanah (Responsible): tanggung jawab
5. Tabligh (Comunicative): menyampaikan kebenaran dan terbuka.
Karakter sifat merupakan sintesis Rasulullah terhadap Al Quran sebagai mujizat
terbesar dalam kehidupan. Sifat ini adalah karakter Rasulullah dalam memimpin umat
dan dijadikan tauladan oleh pemimpin setelahnya (khalifah) dan ternyata sikap yang
terbentuk dengan memegang teguh karakter dasar mampu mempengaruhi orang lain
dan menarik simpati manusia. Dan terbukti sangat efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan dunia dan akhirat.

Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

BAB III
Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau
sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati
bersama sebelumnya.
2. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dan dapat
mengarahkannya sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Proses kepemimpinan adalah fungsi pemimpin, pengikut dan variabel situasional
lainnya.
4. Mie instan adalah salah satu produk makanan berupa mie yang sudah dimasak
terlebih dahulu, dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi
hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam
paketnya.
5. Kepemimpinan penting bagi pengelolaan usaha karena kepemimpinan adalah
modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas, kepemimpinan
menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efektif dan

Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

berpengaruh luas dan hidup, usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan, hanya akan
menjadi usaha yang tidak berkembang (Stagnan).
6. Ada tiga istilah sebagai landasan kepemimpinan dalam perspektif Islam. Pertama,
dalam Al-Quran istilah pemimpin disebut Al-Imm, kedua, pemimpin sebagai
Khalfah,dan ketiga, pemimpin sebagai R-in.

Kepemimpinan yang islami dan amanah dalam pengelolaan perusahaan mie instan Page

10

You might also like