Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
sumber
pelayanan
daya.
kesehatan
Infeksi yang
sebagai
diperoleh
penyebab
dalam
utama
perawatan
kematian
dan
pasien
adalah
fasilitas
yang
disediakan
dalam
pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit yang sangat lengkap dan
Meskipun
kemajuan
dalam
kesehatan
masyarakat
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Sedangkan infeksi
nosokomial adalah Infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di
Rumah Sakit. Infeksi nosokomial biasanya terjadi setelah pasien dirawat minimal
3 x 24 jam di rumah sakit. Bisa saja ini merupakan persoalan serius yang dapat
menjadi penyebab langsung atau tidak langsung terhadap kematian pasien.
Mungkin saja di beberapa kejadian, Infeksi Nosokomial tidak menyebabkan
kematian pasien. Akan tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih
lama di Rumah Sakit.
Istilah nosokomial berasal dari bahasa Yunani yaitu nosokomeion yang
berarti rumah sakit (nosos = penyakit, komeo = merawat). Infeksi nosokomial
dapat diartikan infeksi yang berasal atau terjadi di rumah sakit. Infeksi yang
timbul dalam kurun waktu 48 jam setelah dirawat di rumah sakit sampai dengan
30 hari lepas rawat dianggap sebagai infeksi nosokomial (Nasution LH, 2010).
dan
mengakibatkan
kematian.
Organisme
yang
biaa
endotoksin
diptheriae,
yang
gram
menyebabkan
negatif
pleomorfik,
timbulnya
penyakit,
10
abdominal.
Infeksi sistem pernafasan bawah
Bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan infeksi lainnya.
Infeksi pada sistem reproduksi
Endometriosis dan luka bekas episiotomy.
Infeksi silang (Cross Infection) Disebabkan oleh kuman yang didapat dari
orang atau penderita lain di rumah sakit secara langsung atau tidak langsung.
Infeksi sendiri (Self infection,Auto infection) Disebabkan oleh kuman dari
penderita itu sendiri yang berpindah tempat dari satu jaringan kejaringan lain.
Infeksi lingkungan (Enverenmental infection) Disebabkan oleh kuman yang
berasal dari benda atau bahan yang tidak bernyawa yang berada di lingkungan
rumah sakit. Misalnya : lingkungan yang lembab dan lain-lain (Depkes RI
1995).
Menurut Jemes H,Hughes dkk yang dikutip oleh Misnadiarli 1994
tentang model cara penularan, ada 4 cara penularan infeksi nosokomial yaitu :
1)Kontak langsung antara pasien dan personil yang merawat atau menjaga pasien
2)Kontak tidak langsung ketika obyek tidak bersemangat/kondisi lemah dalam
lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan, sebagai
11
contoh perawatan luka paska operasi. 3)Penularan cara droplet infection dimana
kuman dapat mencapai keudara (air borne). 4)Penularan melalui vektor yaitu
penularan melalui hewan/serangga yang membawa kuman. 10
2.6 Patogenesis
Infeksi nosokomial disebabkan oleh virus, jamur, parasit; dan bakteri
merupakan patogen paling sering pada infeksi nosokomial. Patogen tersebut
harus diperiksa pada semua pasien dengan demam yang sebelumnya dirawat
karena penyakit tanpa gejala demam (Nguyen, 2009).
1. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia
yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh
dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat
menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah
terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai
sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik
secara sporadik maupun endemik. Contohnya :
terhadap antibiotika
Klebsiella,
Enterobacter.
Pseudomonas
sering
sekali
2.Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai
macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari
transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV),
rotavirus, dan enteroviruse yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau
melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian
jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti
mikroorganisme lainnya.
Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan
dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah
cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicellazoster virus, juga dapat ditularkan.
3. Parasit dan Jamur
13
iii.
misalnya bronkoskopi.
b. Penularan melalui udara yang mengandung mikroorganisme yang mengalami
evaporasi,
atau
partikel
debu
yang
mengandung
agen
infeksius.
14
rentan yang berada pada ruangan yang sama atau pada jarak yang jauh dari
sumber infeksi. Sebagai contoh mikroorganisme Legionella, Mycobacterium
tuberculosis, Rubeola, dan virus varisela
c. Penularan melalui makanan, air, obat-obatan
dan
peralatan
yang
terkontaminasi.
d. Penularan melalui vektor, misalnya nyamuk, lalat, tikus, dan kutu.
Gambar 2.1
Sumber Infeksi di Rumah Sakit
Infeksi nosokomial mulai dengan penyebab (di bagian tengah gambar
berikut), yang ada pada sumber. Kuman keluar dari sumber melalui tempat tertentu,
kemudian dengan cara penularan tertentu masuk ke tempat tertentu di pasien lain.
Karena banyak pasien di rumah sakit rentan terhadap infeksi (terutama Odha yang
mempunyai sistem kekebalan yang lemah), mereka dapat tertular dan jatuh sakit
tambahan. Selanjutnya, kuman penyakit ini keluar dari pasien tersebut dan
meneruskan rantai penularan lagi (Wenzel 2010).
15
Gambar 2.2
Rantai Penularan Infeksi Nosokomial
Beberapa
jamur,
misalnya
Candida
albicans,
Aspergillus
sp.,
16
infeksi
nosokomial
bergantung
pada
etiologi
yang
mendasarinya. Infeksi nosokomial pada daerah bedah atau ulkus dekubitus dapat
17
dan
disembuhkan.
Bagaimana
pun
juga,
keberhasilan
ini
Kesalahan diagnosa
Banyaknya pasien yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari
gen
yang
resisten
terhadap
antibiotika,
mengakibatkan
timbulnya
20
kedua
belum
ada
atau
tidak
tersedia.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
bermutu. Untuk seorang petugas pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu.
Untuk seorang petugas kesehatan, kemampuan mencegah infeksi memiliki
keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan, karena mencakup setiap aspek penanganan
pasien.
23
DAFTAR PUSTAKA
dari
www.who.int/csr/resources/publications/drugresist/en/whocdscsreph200212.p
df.
24
Nguyen QV. Hospital-acquired infections. Last updated 2009 Jan 14. [diakses tanggal
27
November
2015].
Tersedia
dari
www.emedicine.medscape.com/article/967022 overview.
Prevention of nosocomial infection. Dalam : Ducel G, Fabry J, Nicolle L, penyunting.
Prevention of hospitalacquired infections, a practical guide. Edisi ke-2.
Malta : World Health Organization; 2002. h. 30-7. [diakses tanggal 27
November
2015].
Tersedia
dari
www.who.int/csr/resources/publications/drugresist/en/who
Williams WW. 2010. Guideline for infection control in hospital personnel. [diakses
tanggal
27
November
2015].
www.wonder.cdc.gov/wonder/PrevGuid/p0000446/p0000
25
Tersedia
dari
446.asp.