Professional Documents
Culture Documents
A
DENGAN MASALAH HIPERTENSI DI RW IV DESA
KEMANTREN, KEC. JABUNG
OLEH:
POPY ANGGRAINI, S.Kep
2015611091
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Lansia Ny. A Dengan Masalah Hipertensi di
RW IV, Desa Kemanten, Kec. Jabung, Kab. Malang 2016.
Laporan asuhan keperawatan gerontik ini berisi data-data yang didapatkan selama
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, pengumpulan data, prioritas diagnosa,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, sampai evaluasi keperawatan yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan kompetensi Departemen Gerontik Profesi
Ners di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Tahun Akademik 2015/2016.
Selama penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, dan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
terutama kepada:
1. Ibu Neni Maemunah, S.Kp selaku Ketua Program Studi Profesi Ners yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar Praktek Profesi Ners Departemen Gerontik.
2. Ibu Erlisa C, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing Institusi Praktek Profesi Ners Departemen
Gerontik yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan
laporan.
3.
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Malang, April 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Menua
merupakan
suatu
proses
menghilangnya
secara
perlahan-lahan
Dilihat dari data di atas Hipertesi merupakan penyakit terbanyak ke dua yang
dialami oleh lansia. Menurut Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam
FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua
umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya
elastisitas arteri atau bagian dari penuaan.
Dilihat dari latar belakang di atas maka penulis tertarik mengangkat Asuhan
Keperawatan Pada Ny. N dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Dusun Alas Kulak Desa
Kemantren di RW 05 RT 7, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
B Tujuan Penulisan
a
Tujuan umum:
Dapat melakukan perawatan gangguan pemenuhan rasa aman nyaman dan dapat
memahami tentang penyakit hipertensi.
Tujuan Khusus :
1
Metode Penulisan
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini, penulis menggunakan
beberapa pendekatan antara lain :
1
Observasi
Melakukan pengamatan terhadap pasien dalam melakukan kegiatan dan aktivitas.
2Wawancara
Penulis mewancarai pasien dan melakukan sesi tanya jawab serta menyesuaikan
kemampuan pasien dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
3Studi Kasus
Penulis melakukan atau mempelajari kasus yang akan di lakukan pengkajian.
Studi Kepustakaan
4
Penulis mempelajari kasus dengan menggunakan berbagai teori atau literature yang
diambil dari buku dan kepustakaan.
5Sumber Data
a
Primer
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari Asuhan
Keperawatan ini, maka sistematika penulisan ini dapat di bagi dalam lima bab yaitu:
BAB I :
Merupakan bab pendahuluan meliputi: Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, dan Sistematika.
BAB II :
Berisi tinjauan teori yang meliputi : Konsep Dasar (masalah utama) yang terdiri dari:
pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, penatalaksanaan medis, dan konsep
dasar asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB III :
Berisi tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV :
Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Dimana semua yang ada dalam pembahasan ini merupakan perbandingan
antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
BAB V :
Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
KONSEP TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang menurut: Proses menua,
Konsep dasar Hipertensi dan Konsep dasar Asuhan Keperawatan Hipertensi.
A Proses Menua (Ageing Proses)
1
adalah
suatu
proses
menghilangnya
secara
perlahan-lahan
Teori Biologis
Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi teori itrinsik dan
ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat
penyebab di dalam sel sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa
Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia.
Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah
satu teori yang ada. Teori tugas perkembangan, menurut Hanghurst (1972) setiap
individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap
tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas
perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan
kultural dan masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
3
Perubahan Fisik
Perubahan fisik dan fungsi akibat proses menua meliputi (Nugroho,
2008):
1
Perubahan sel: Jumlah sel menurun, jumlah sel otak menurun, terganggunya
mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
Sistem persarafan: Setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap
harinya mengakibatkan menurun hubungan persarafan sehingga lambat
dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
Mengecilnya saraf panca indra mengakibatkan berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih
sensitif terhadap perubahan suhu, rendahnya ketahanan terhadap dingin, dan
kurang sensitif terhadap sentuhan serta defisit memori.
Sistem
pendengaran:
terjadinya
Presbiakusis
pengumpulan
serumen
(gangguan
yang
pendengaran)
dapat
mengeras
akibat
karena
meningkatnya keratin.
4
Perubahan Mental
Perubahan-perubahan ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi
lingkungan.Intelegensi diduga makin mundur terutama faktor penolakan abstrak
10
mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu. Dari
segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan
timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi
(Mubarak, 2010).
c
Perubahan Psikososial
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan identitasnya
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun
(purnatugas), seseorang akan mengalami kehilangan, antara lain: kehilangan
finansial, kehilangan status, kehilangan teman/kenalan atau relasi dan
kehilangan pekerjaan/kegiatan (Nugroho, 2008).
Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat
lansia merasa kurang melakukan kegiatan antara lain: minat, isolasi dan
kesepian, peranan iman (Mubarak, 2010).
Perubahan Kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah:
1
11
Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. (Gunawan,
2001).
b Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardia output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1
Genetic : respon neurology terhadap stress atau kelainan arteri atau transportnya
Obesitas : terkait dengan kadar insulin yang tinggi yang menyebabkan tekanan
darah meningkat
Stress lingkungan
Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah (Mansjoer, 2007)
Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
Hipertensi Sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/ vakular renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin, dll (Mansjoer, 2007).
c. Manifetasi Klinis
Manifestasi klinis pada kelayan dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan
darah >140/90 mmHg, sakit kepala, epetaksis, pusing/migrant, rasa berat di tengkuk,
sukar tidur, mata berkunag-kunang, lemah dan lelah, muka pucat dan suhu tubuh
rendah (Mansjoer, 2007).
12
d. Patofisiologi
13
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan 2 cara yaitu :
a Pemeriksaan yang segera seperti :
1
Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama ) :
a
IUP: mengidentifikasikan
penyebab
perbaikan ginjal.
14
hipertensi
seperti:
Batu
ginjal,
e.
(USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.
Penatalaksanaan
Penanggulangan
hipertensi
secara
garis
besar
dibagi
menjadi
dua
jenis
penatalaksanaan :
1
Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adostrogen dalam plasma.
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperi berjalan, jogging,
bersepeda dan berenang.
Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
a
Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
Sirkulasi
Gejala
penyakit serebravaskuler.
15
Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah
kronik.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continu perhatian tangisan
yang meledak.
Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak.
Makanan/ cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan yang tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan berat badan dan
riwayat pengggunaan dierutik.
Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema, kongesti vena, DJV,
glikosuria.
Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan atau
kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan (mis, penglihatan kabur)
Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses piker atau memori). Respon motorik (penurunan kekuatan genggaman
tangan dan atau ferleks tendo dalam). Perubahan rentina optic.
Pernafasan
Gejala :
Keamanan
Gejala :
Pembelajaran/ penyuluhan
16
Nyeri akut atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
serebral
3
DX
I
Perencanaan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan 1
keperawatan diharapkan
resiko tinggi penuruna curah
jantung dapat teratasi
dengan criteria hasil :
2
Pelayan mau
berpartisipasi dalam
aktivitas yang
menurunkan TD dan
frekuensi jantung stabil.
Mempertahankan TD
dalam rentang individu
3
yang dapat diterima.
4
5
II
Intervensi
Observasi tekanan
darah kelayan.
Catat keberadaan,
kualitas denyutan
sentral dan perifer.
Berikan lingkungan
tenang, nyaman,
kurangi
aktivitas/keributan
lingkungan .
Kolaborasi dan
pemberian terapi.
17
Rasional
Untuk mengetahui
gambaran lebih lengkap
tekanan darah dalam
rentang normal atau
tidak.
Untuk mengetahui
adanya pucat, dingin,
kulit lembab dan masa
pengisian kapiler lambat
berkaitan dengan
vasokonstriksi atau
penurunan curah jantung.
Denyutan karotis,
jugularis, radialis dan
femoralis
teramati/terpalpasi.
Membantu untuk
menurunkan rangsang
simpatis, meningkatkan
relaksasi.
Untuk menentukan
intervensi selanjutnya.
Untuk mengurangi
penggunaan energi, dan
membantu keseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
III
IV
aktivitas yang di
2
inginkan.
Menunjukkan
penurunan dalam tandatanda intoleransi
3
fisiologi
Memperlambat respon
simpati efektif dalam
menghilangkan sakit.
Kaji keefektifitas
strategi koping dengan
mengobsevasi perilaku.
Catat laporan gangguan
tidur, peningkatan
keletihan, kerusakan
konsentrasi, penurunan
toleransi sakit kepala.
1
2
Memberikan bantuan
hanya sebatas kebutuhan
akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas.
Untuk meminimalkan
stimulasi/ meningkatkan
relaksasi
Untuk mengetahui skala
nyeri kelayan
Untuk menurunkan
tekanan vaskuler serebral
Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat disesuaikan
dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai dengan diagnosa yang
ada.
5Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada
kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan. Evaluasi
keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
A PENGKAJIAN
1
Biodata
a. Nama
: Ny.A
b. Umur
: 60 Tahun
c. Jenis kelamin
: Perempuan
d. Status perkawan
: Kawin
e. Agama
: Islam
f. Suku/Bangsa
: Jawa
g. Tingkat pendidikan
: SD
h. Alamat
i. Tanggal Pengkajian
: 24 April 2016
Riwayat Keluarga
-
No
L/
Hub. Keluarga
Pendidikan
Pekerjaan
1.
Ny. Aminah
P
P
Lansia
SD
Petani
2.
Tn. Durani
Suami
SD
Petani
3.
Anak
4.
Anak
5.
Ny. Jumati
Anak
Madrasah
Madrasah
Madrasah
Genogram
19
Buruh bangunan
Buruh bangunan
TKI
Keterangan Gambar:
Perkawinan
: Laki-laki
: Perempuan
Garis keturunan
: Laki-laki meninggal
Tinggal serumah
: Perempuan meninggal
Klien
3
Riwayat Pekerjaan
a
Riwayat Rekreasi
1. Hobi/minat : Memasak
2. Keanggotaan organisasi : Tidak ada
3. Liburan perjalanan : Dirumah saja
Sistem Pendukung
-
Lain-lain:-
Diskripsi kekhususan
-
20
Status Kesehatan
-
Status kesehatan saat ini : klien mengatakan pusing, pegal, darah tinggi
Obat obatan
Saat ini, Ny. A tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan khusus (seperti obat
hipertensi,dll).sebelumnya pernah minum obat bodrex.
Status Imunisasi
Tetanus, difteri:Influenza:Pneumothorak:-
Alergi
Obat-obatan:Makanan :Faktor Lingkungan: pengaruh hawa dingin (terasa linu/kram dikaki)
21
Konsep diri baik karena klien mampu memandang dirinya secara positif dan mau
menerima kehadiran orang lain.
10 Tinjauan Sistem
a
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
GCS :
E4 V5 M6
Tanda vital
compos mentis
Total : 15
180/100. RR : 19 X/menit
e
Sistem penglihatan
normal
f
Pendengaran :
normal
g
Sistem kardiovaskular
- Inspeksi
- Perkusi
Sistem pernafasan
-Inspeksi
- Auskultasi :
i
Sistem integument
Inspeksi tekstur kulit terlihat kendur,keriput (+), peningkatan pigmen (-), dekubitus
(-), bekas luka (-), palpasi turgor kulit normal, terdapat bekas luka (-).
Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air besar di kamar mandi,frekuensi 1-2x sehari,
ngompol(-)
22
Sistem muskuloskeletal
ROM klien baik atau penuh, klien seimbang dalam berjalan tetapi nyeri pada sendisendi, kemampuan mengenggam kuat, otot ekstermitas kaki kiri sama kuat, tidak
ada kelainan tulang, atrofi dll
Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita DM, palpasi tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid
m Sistem immune
Klien mengatakan tidak mengerti imunisasi , riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu
n
Sistem gastrointestinal
Klien mengkonsumsi makanan yang disediakan sendiri dengan frekuensi 3x sehari
dan setiap makan habis 1 porsi. kebiasaan minum kopi (+),susu (-), peristaltic (+).
klien mengatakan BAB tiap hari sekali dengan konsistensi lembek
Sistem reproduksi
Klien mengatakan memiliki anak 3 orang yaitu 2 anak laki-laki dan 1 perempuan
Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil.respon klien terhadap
pembicaraan positif dengan bicara yang normal dan jelas, suara pelo(-), interpretasi
klien terhadap lawan bicara cukup baik
Indeks KATZ
Skore A (0) : Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
Nilai yang didapatkan 0, yang berarti tingkat depresi klien tidak ada.
e
APGAR keluarga : Dengan jumlah skor adalah 5 yang berarti fungsi sosial klien
baik.
24
INDEKZ KATZ
Indeks Kemandiran Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Nama Klien : Ny. A
Kelamin
:P
Umur
: 60 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Alamat: RW IV RT 08, Desa Kemantren, Kec. Jabung
SKORE
KRITERIA
Kemandiran
dalam
hal
makan,kontinen,berpindah,ke
kamar
A
kecil,berpakaian dan mandi (0)
B
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali satu fungsi
tersebut (1)
C
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali mandi dan
satu fungsi (2)
D
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi,berpakaian dan satu fungsi tambahan (3)
E
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, dsn satu fungsi tambahan (4)
F
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali
mandi,berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
(5)
G
Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut (6)
Lain-lain
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C,D,E, atau F.
25
NO
1
2
3
4
+
+
+
+
+
+
5
6
7
8
9
10
PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini?
Hari apa sekarang ini?
Apa nama tempat ini?
Berapa nomor telephone Anda? atau
dimana alamat Anda?
Berapa umur Anda?
Kapan Anda lahir?
Siapa Presiden Indonesia sekarang?
Siapa Presiden sebelumnya?
Siapa nama kecil ibu Anda?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru
semua secara menurun?
Jumlah kesalahan total
JAWABAN
27 April 2016
Rabu
60 tahun
Jokowi
SBY
5
Keterangan :
Kesalahan 0-2 : Fungsi Intelektual Utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan Intelektual Ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan Intelektual Sedang
Kesalahan 8-10: Kerusakan Intelektual Berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
Bisa dimaklumi kurang dari 1 kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan di atas SMA
26
B ANALISA DATA
No
I
Symptom
Etiologi
Hilangnya elastisitas
pembuluh darah
DS :
Problem
Nyeri akut
Penyempitan pembuluh
ditusuk-tusuk
darah
dengan
menurun
Peningkatan tekanan
vaskuler suvebral
tidak
TTV :
N : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
TD : 180/100 mmHg
S : 37 0C
Ds :
II
Keterbatasan paparan
Kurang
informasi tentang
pengetahuan
hipetensi
Keterbatasan kognisi
penangganan penyakitnya.
Kurangnya pengetahuan
Do :
C DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Nyeri akut (nyeri kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
28
D INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tgl/
jam
Senin, 25 April
2016
Pukul: 16.30
WIB
Diagnosa
Nyeri akut (sakit
kepala)
berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan vascular
serebral
Tujuan
Memahami
penatalaksanaan nyeri
dengan kriteria hasil klien
dapat mendemonstrasikan
teknik manajemen nyeri
yang diajarkan.
Skala nyeri 1 3 nyeri
ringan
Nyeri terkontrol
Tidak mengeluh nyeri
Intervensi
1
2
3
4
5
Rasional
1
2
3
4
5
Menentukan kebutuhan
manajemen nyeri.
Panas dapat meningkatkan
relaksasi otot.
Mengurangi ketegangan
Memberikan rasa nyaman
Memberikan ketenangan
Hari/tgl/
jam
Senin, 25 April
2016
Pukul: 16.30
WIB
Diagnosa
Tujuan
Kurangnya
Setelah dilakukantindakan
pengetahuan
keperawatan diharapkan
berhubungan
klien mengerti tentang
dengan
penyakitnya dengan
Keterbatasan
kriteria hasil :
paparan informasi Klien menunjukkan
tentang
pemahaman tentang
penyakitnya
kondisi/prognosis,
perawatan diri.
Klien tidak bertanya
tentang penyakitnya.
Intervensi
1
2
3
Rasional
1
2
Menentukan kebutuhan
informasi yang dibutuhkan
klien.
Klien mengerti tentang
penyakitnya sehingga tau
bagaimana
penatalaksanaannya.
Membantu klien untuk
mengurangi keluhan
dengan mudah.
E IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
1.
Hari/
Tanggal
Rabu, 27
April 2016
Pukul: 16.00
WIB
Dx. Kep.
I
Implementasi
1
2
3
4
5
2.
Rabu, 27
April 2016
Pukul: 16.00
WIB
II
1
2
3
Evaluasi Tindakan
1
2
3
4
5
1
2
3
No
3.
4.
Hari/
Tanggal
Kamis , 28
April 2016
Pukul: 16.00
WIB
Kamis, 28
April 2016
Pukul: 16.00
WIB
Dx. Kep.
I
II
Implementasi
Evaluasi Tindakan
No
5.
6.
Hari/
Tanggal
Jumat, 29
April
2016
Pukul : 16.30
WIB
Jumat, 29
April
2015
Pukul : 16.30
WIB
Dx. Kep.
Implementasi
II
Evaluasi Tindakan
1
2
3
1
2
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar teori dengan kenyataan
yang ditemukan dilahan praktek berkaitan dengan asuhan keperawatan pada lansia dengan
diagnosa medis Hipertensi.
A Pengkajian
Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi data yang
perlu dikaji adalah nyeri, aktivitas/istirahat, neurosensori, kardiovaskular, makanan/cairan,
hygiene, interaksi sosial, keamanan dan integritas ego, sedangkan pada pengkajjian kasus
ditampilkan data demografi, riwayat pekerjaan, riwayat lingkungan hidup, riwayat
rekreasi, sistem pendukung, deskripsi kekhususan, alasan mengapa klien masuk panti,
keluhan utama yang dirasakan klien, aktivitas sehari-hari, tinjauan sistem, status kognitif,
afektif dan sosial klien.
Dalam proses pengkajian kasus, didapatkan data-data yang menunjukkan masalahmasalah kesehatan klien, antara lain :
1
pada kenyataannya hal tersebut tidak di alami oleh klien, sehingga penulis tidak
mengangkat masalah tersebut karena nantinya sangat menghambat proses pemberian
asuhan keperawatan jika masalah tersebut diangkat.
B Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan keperawatannya, terdapat 4
diagnosa, sedangkan pada tinjauan kasus penulis mengangkat 3 diagnosa yang ada di
teori. Dalam proses pengkajian penulis mendapatkan sedikit hambatan, yakni keterbatasan
dalam hal bahasa.
C Perancanaan
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana kolaborasi dengan keluarga. Tidak
semua perencanaan yang ada diperencanaan teoritis dimasukkan dalam perencanaan kasus
karena disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan asuhan keperawatan.
D Pelaksanaan
Pemberian tindakan keperawatan kepada klien disesuaikan dengan perencanaan
yang telah dibuat. Fokus pelaksanaan tindakan keperawatan adalah health education
tentang bagaimana penanganan jika nyeri kepala sampai ke leher dirasakan lagi. Tidak ada
tindakan keperawatan yang langsung menangani nyeri klien karena pada saat pengkajian
klien sedang tidak merasakan nyeri. Sedangkan penanganan untuk masalah gangguan
istirahat tidur, tindakan difokuskan bagaimana menciptakan lingkungan yang nyaman dan
melatih tehnik relaksasi. Untuk masalah kurang pengetahuan, tindakan di fokuskan pada
health education tentang penyakit hipertensi dan sedikit memberikan informasi tentang
hipertensi (tekanan darah tinggi).
E Evaluasi
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian pelaksanaan asuhan keperawatan
kepada klien dilakukan setelah 3 x 24 jam, tetapi eveluasi tindakan dilakukan setiap
selesai melaksanakan tindakan keperawatan.
Pada saat evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian kriteria evaluasi, misalnya
untuk diagnosa I klien mampu mendemonstrasikan cara menangani keluhan nyeri yang
berarti sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan.
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada klien Ny.A penulis dapat
menyimpulkan :
1
Dalam proses memberikan asuhan keperawatan pada lansia, kita harus sabar
menghadapi perubahan emosi pada lansia.
Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan khusus seperti klien
dengan sulit berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia tapi harus memiliki triktrik tersendiri agar komunikasi lancar.
B Saran
1
Bagi Klien
Hendaknya klien tetap menjaga kesehatan, jangan terlalu memaksakan diri untuk
bekerja dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan di mayarakat.
Bagi Perawat/Mahasiswa
Hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih peka terhadap masalahmasalah yang dialami lansia serta meningkatkan kerjasama.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta: Kanisius
Mansjoer, A, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Mubarak, W. I., dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC.
Lampiran Materi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Penyakit Hipertensi
Sasaran
: Ny.A
Tempat
: Rumah Ny.A
: 30 menit
A ANALISA SITUASI
1
Peserta
Jumlah peserta 3 orang yaitu Ny.A berumur 60 tahun dengan pendidikan
tidak sekolah. Ny.A tidak memiliki pengetahuan yang relevan tentang penyakit
Hipertensi yang di deritanya.
Ruangan
Ruangan yang digunakan yaitu ruangan tamu rumah, situasi pencahayaan
terang, dengan suasana sekitar rumah yang tenang karena tetangga dan anggota
keluarga yang lain sedang beraktivitas diluar rumah.
Pengajar
Fasilitator yaitu mahasiswa profesi ners Unitri Malang
B TUJUAN
1
C Sasaran
Ny.A
D Materi
a
Pengertian hipertensi
Penyebab Hipertensi
Penanggulangan Hipertensi
E Metode
a
Ceramah
KEGIATAN PENYULUHAN
No
WAKTU
KEGIATAN PENYULUH
1.
3 menit
KEGIATAN LANSIA
Pembukaan :
Menjawab salam
mengucapkan salam.
2.
15 menit
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya
Memperhatikan
diberikan
Pelaksanaan :
3.
10 menit
Bertanya
Menjawab
untuk bertanya
Evaluasi :
pertanyaan
2 menit
Mendengarkan
Menjawab salam
F Kriteria Evaluasi
1
Evaluasi Struktur
a
Evaluasi Proses
a
c
3
Evaluasi Hasil
Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan :
a
Pengertian Hipertensi
Penyebab Hipertensi
Penatalaksanaan Hipertens
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
A Pengertian
Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2001).
B Penyebabnya
1
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus .
C Efek Hipertensi
Efek letal dari hipertensi terutama disebabkan oleh tiga hal berikut :
1
Kelebihan beban kerja pada jantung, yang menimbulakan perkembangan awal dari
penyakit jantung kongestif, penyakit jantung koroner atau keduanya, yang seringkali
menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
Tekanan yang tinggi seringkali menyebabkan robeknya pembuluh darah utama di otak,
yang diikuti oleh kematian pada sebagian besar otak, keadaan ini disebut infark
serebral, yang secara klinis dikenal dengan nama stroke. Bergantung pada bagian
otak mana yang terkena, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia,
atau berbagai gangguan otak yang serius lainnya.
Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan berbagai perdarahan pada ginjal,
yang menimbulkan kerusakan pada area ginjal, dan akhirnya terjadi gagal ginjal, air
kencing bercampur darah dan kematian. (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997)
dihindari karena dapat memperberat keadaan hipertensi antara lain makanan yang
mengandung lemak dan kolesterol tinggi, garam, makanan asin atau yang diasinkan,
daging kambing, buah durian, minuman alkohol yang berlebihan, makanan dan minuman
yang mengandung bahan pengawet, rokok, kopi, kegemukan (obesitas) dan stress (MKI.
2000 : 58).
E Gejala Hipertensi
Ada gejala yang tidak boleh diabaikan oleh penderita tekanan darah tinggi karena gejala
tersebut berhubungan dengan organ-organ yang menderita kerugian karena hipertensi
yang tidak terkendali, antara lain :
1
Serangan pusing,
Kekakuan,
Kehilangan keseimbangan,
Jantung berdebar-debar
Sukar tidur
Napas pendek
8
Kelumpuhan anggota badan, khususnya sebelah badan atau salah satu bagian muka,
atau salah satu tangan, atau kemampuan berbicara menurun dapat menjadi tanda
peringatan adanya stroke.
10 Terengah-engah pada waktu bekerja, dengan rasa sakit pada dada yang menjalar ke
rahang, lengan, punggung atau perut bagian atas, menjadi tanda permulaan nyeri
dada.
11 Susah nafas dapat menjadi tanda yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi
kegagalan jantung.
12 Sering bangun setiap malam untuk buang air kecil dan lebih banyak serta lebih sering
mengeluarkan urine siang hari dapat menjadi tanda pertama gangguan ginjal (Tom
Smith. 1986 : 144).
F Penanggulangan Hipertensi
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
penatalaksanaan non farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non farmakologis sama
pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada hipertensi ringan,
diantaranya:
1