Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Oleh:
Nourma Yustia Sari, S.Ked
J510155045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
CASE REPORT
HERNIA INGUINALIS LATERAL DEXTRA
Diajukan Oleh :
Nourma Yustia Sari, S.Ked
J510155045
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari, 3 Maret2016
Pembimbing :
dr. Bakri Hasbulloh, Sp.B
(.................................)
(.................................)
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Suku
Alamat
Tanggal MRS
No. RM
: Bpk.S
: 78 tahun
: Laki-laki
: Buruh angkut barang
: Kristen
: Jawa
: Jalan Salak 7/178 Perumnas Palur, Karanganyar
: 09 Februari 2016
: 36.07.XX
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Benjolan di lipatan paha kanan.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
d. Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
f. Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
b. Riwayat hipertensi
: disangkal
c. Riwayat DM
: disangkal
6. Keluhan Sistemik
a.Cardio
b. Pulmo
e.Muskuloskeletal
C. PEMERIKSAAN FISIK
BAK lancar
:
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Vital Sign
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
: 120/80 mmHg
: 80x/menit
: 20x/menit
: 36,3oC
2. Status Interna
a. Pemeriksaan Kepala
Normocephal
Pupil isokhor, 3 mm
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
b. Pemeriksaan Leher
KGB
JVP
c. Pemeriksaan Thorax
1. Paru
Inspeksi : simetris kanan kiri (+), retraksi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : sonor kanan kiri (+)
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
2. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
d. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar,simetris, distended (-), massa(-),
bekas luka operasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Suara timpani (+)
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), kembung (-), defans muskuler (-),
hepar/lien teraba (-)
e. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior
Inferior
Akral
: Hangat
3. Status Lokalis
berbaring
Thumb test : Tidak keluar benjolan (hernia inguinalis lateral).
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Parameter
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Limfosit
Granulosit
HbsAg
GDS
Ureum
Creatinin
Jumlah
8,02
4,64 jt
14,3
42,4
200
34,6
57,9
Negative
114
38,9
1,38
Satuan
Ul
Ul
Gr/dl
%
Ul
%
%
Nilai Rujukan
5-10/uL
4,5-5,5 juta/uL
14,00 18,00 g/dl
42,00 52,00 %
150-300/uL
25 - 40%
50 70%
mg/dl
mg/dl
Mg/dl
70 150
10 50
0,8 1,1
E. RESUME
Bpk.S, usia78 tahun, datang dengan keluhan terdapat benjolan di lipatan paha
kanan. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan terlihat jelas saat pasien
batuk, bersin, mengejan dan berdiri. Tetapi saat pasien berbaring benjolan tersebut
hilang atau tidak nampak. Pasien tidak merasakan sakit ketika di tekan benjolannya.
Pasien mengaku tidak ada keluhan mual, muntah, pusing dan sesak nafas. BAB dan
BAK dalam batas normal. Pasien mengaku terganggu aktivitas sehari-harinya karena
benjolan tersebut. Sejak 1 minggu yang lalu pasien berobat ke puskesmas. Pasien diberi
obat namun pasien lupa nama obatnya dan pasien di rujuk ke RSUD Karanganyar.
F. DIAGNOSIS KERJA
Hernia inguinalis lateral dextra
G. DIAGNOSIS BANDING
Hidrokel
Orkhitis
Kriptokhismus
H. PENATALAKSAAN
Konservatif :
- Inj. Cefoperazone vial/12 jam
- Inj. Ranitidin amp/12 jam
- Inj. Santagesic/8 jam
- Metronidazole 500mg/8 jam
Operatif : Herniorepair
G. Prognosis
Dubia ad bonam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah
suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang
diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh
kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.1
Hernia ingunalisdibagimenjadiduayaitu Hernia IngunalisLateralis (HIL) dan
Hernia IngunalisMedialis. Disiniakandijelaskanlebihlanjut hernia ingunalislateralis.
Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lainya itu hernia indirecta yang
artinyakeluarnyatidaklangsungmenembusdinding abdomen. Selain hernia indireknama
yang lainadalah Hernia oblique yang artinyaKanal yang berjalanmiringdari lateral atas
ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya
terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL)
dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang didapat. 3
Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM
Tipe
Deskripsi
Hubunga
Dibungk
Onset
n dengan
us
biasanya
vasa
fascia
epigastri
spermati
ca
ca
inferior
Lateral
interna
Ya
oleh
pada waktu
Hernia
Penojola
ingunal
Dan
is
melewati
pada
lateralis
cincin
waktudewas
inguinal
a.
dan
biasanya
merupak
an
kegagala
Congenital
bisa
n
penutupa
n cincin
ingunalis
interna
pada
waktu
embrio
setelah
penuruna
Hernia
n testis
Keluarny
ingunal
is
langsung
mediali
menemb
us fascia
Medial
Tidak
Dewasa
dinding
abdomen
B. KLASIFIKASI
Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:3
Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.
Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4 kelas:3
Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
Kelas 4 : hernia femoralis.
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:3
1. Hernia Indirek
Hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi. Hernia inguinalis indirek
sliding.
2. Hernia Direk
Suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum
pubicum. Hernia divertikular di dinding posterior. Hernia inguinalis direk dengan
pembesaran difus di seluruh permukaan segitiga Hesselbach
Hernia tipe 2
yang berdiameter
(hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung
peritoneal yang melewati cincin interna yang berdiameter 2
Hernia tipe 3
cm
hernia mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin
interna yang berdiameter > 2 cm
Hernia tipe 4
Hernia tipe 5
Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding
posterior, meliputi:3
Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.
Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.
Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior.
Tipe 3c adalah hernia femoralis.
Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.
C. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi
diyakini ada tiga penyebab, yaitu:2
2) Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
Overweight
Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
Kehamilan
Ascites
evaginasi
diverticular
peritoneumyang
membentuk
bagian
ventral
gubernaculums bilateral. Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus
vaginalis testes akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan
kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu
sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak
pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.Testis yang pada
mulanya terletak didalam rigi urogenital di retroperitoneum,turun kedaerah cincin
dalam pada sekitar umur kehamilan 28minggu.Penurunan testis melalui kanalis
inguinalis diatur oleh hormone androgen dan faktor mekanis (meningkatkan tekanan
dalam perut).Testis turun kedalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu.Setiap
testis turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis.
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi
ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga
peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan
testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup
maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan
terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena
Gambar
2.2.
Perbandingan
HIL
(Indirek)
dan
HIM(direk)
E. ANATOMI
Keberhasilan operasi hernia inguinal tergantung akan pengetahuan tentang
dinding abdomen,kanalis inguinalis,.lapisan-lapisan dinding abdomen .
Regio inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas
lapisan miopaneurotis. Penamaan struktur anatomi di daerah ini banyak memakai nama
penemunya sebagai pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam bukunya Skandalakis
(1995), dinding abdomen pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan
seterusnya.
Pada dasarnya, inguinal dibentukdarilapisan:
1. Kulit (kutis).
2. Jaringan sub kutis (Campers dan Scarpas) yang berisikanlemak.
Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa).
Bagiansuperfisialmeluaskedepandinding abdomen dan turunkesekitarpenis, skrotum,
perineum, paha, bokong. Bagian yang profundusmeluasdaridinding abdomen
kearahpenis (FasiaBuck).
3. Innominatefasia (Gallaudet)
Lapisan ini merupakanlapisansuperfisialataulapisan luar dari fasia muskulus
obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui.
4. Aponeurosis otot obliquus eksternus
Dibentuk oleh dua lapisan: superfisial dan profunda. Bersama dengan aponeurosis
otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka membentuk sarung rektus
dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus eksternus menjadi batas superfisial dari
kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke
tuberculum pubicum. Apponeurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk
ligamentum inguinale (Poupart) merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis
muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus superior
tulang publis., Lakunare (Gimbernat) Merupakan paling bawah dari ligamentum
inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari
daerah Sias. Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum
melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini membentuk pinggir medial
kanalis femoralisdan Colles. Ligamentum ini dibentuk dari serabut aponeurosis
yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas ke linea alba.
(1)
(2)
Gambar
2.6.
Spermatic
dan
cord(1)
Ligamentum Rotundum(2)
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh
ramus pubis dan fascia. Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam
metode perbaika laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.
8. Preperitoneal space
Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, limfatik, pembuluh darah dan saraf.
Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus
cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. Nervus cutaneous femoral
lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis.
Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia
iliaca dan melalui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinale pada spina iliaca
anterior superior.
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 atau kadang dari
L3. Ia turun di depan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral.
Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang
femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. Ductus deferens
berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke
cincin interna inguinal.
Jaringan lemak dan limfatik ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah
jaringan lemak sangat bervariasi.
c. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4
cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi
kanalis inguinalis adalah:
- Anterior :Dibatasioleh aponeurosis muskulusobliquseksternus dan 1/3
lateralnyamuskulusobliqusinternus.
- Posterior :Dibentukoleh aponeurosis muskulustransversusabdominis yang
bersatudenganfasiatransversalis dan membentukdinding posterior dibagian
lateral. Bagian medial dibentukolehfasia transversa dan konjointendon, dinding
Superior
:Dibentukolehserabuttepibawahmuskulusobliqusinternus
dan
Gambar 2.9.
Canalis Inguinalis
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini
merupakan defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf U dan V
dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian
atas muskulus transversus abdominis, iliopublik tract dan interfoveolar (Hasselbach)
ligament dan pembuluh darah epigastrik inferior di bagian medial. External inguinal
ring adalah daerah pembukaan pada aponeurosis muskulus obliqus eksternus,
berbentuk U dengan ujung terbuka kearah inferior dan medial. 9
d.Isi kanalis inguinalis pria : 10
Duktus deferens
3 arteri yaitu :
1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
Plexus vena pampiniformis
3 nervus:
1. Cabang genital darinervusgenitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabutsimpatisdariplexushipogastrik
3 lapisan fasia:
1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut- serabut muskulus obliqus
internus dan fasia otot.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.
inferior menjadi
batas
superolateral dari
trigonum
inferior
ligamentum
dibentuk
inguinale.
oleh
Hernia
yang melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai hernia direk, sedangkan hernia
yang muncul lateral dari trigonum ini adalah hernia indirek.
F.
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini
tidak terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya.
Hernia ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran
yang sama . hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia
ingunalis lateralis.9
Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat
simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang
pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat
tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring.9
Pada palpasi
Dinding posterior kanalisingunalisakanterasa dan adanyatahanan pada hernia
inguanalislateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya
tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk
pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka
itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis.
Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan
hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa
pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan kebalikannya pada hernia
ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara
anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan
pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan
operasi.9
H. KOMPLIKASI
1. Hernia inkarserasi :
Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang
Tidak dapat direposisi
Adanyamual ,muntah dan gejalaobstruksiusus.
2. Hernia strangulasi :
Gejala yang sama disertaiadanyainfeksisistemik
Adanyagangguansistemik pada usus.12
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Untukmendukungkearahadanyastrangulasi, sebagaiberikut:
Leukocytosisdenganshifttotheleft yang menandakanstrangulasi.
Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi
dehidrasi.
Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius
yang menyebabkan nyeri lipat paha.8
2. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha
atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8
Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu
adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous
Reduction of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara
spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe
pembagian reduction of hernia en masse :
Retropubic
Intra abdominal
Pre peritoneal
J. PENATALAKSANAAN HERNIA
1. Penanganan di IGD
Mengurangi hernia.
Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien
harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20 terhadap hernia
inguinalis.
Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral
(seperti kaki kodok)
Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang
berlanjutselam proses reduksi penonjolan
Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu
mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks
akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia.
Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm
Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan
posisikan Trendelenburg, dan kompres dingin selama20-30 menit.7
Konsul bedah jika :
Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan
saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan.
Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.
Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada
gejala strangulasi.
Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus
masih hidup, ada tanda-tanda leukositosis.
Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna
gelap.7
Indikasi operasi :
- Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif
tanpa penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama
inkarserata, strangulasi, yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus),
testis, dan adanya peningkatan risiko infeksi dan rekurensi yang mengikuti
tindakan operatif.
- pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan
inkarserata dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (RobaeckMadsen, Gavrilenko) bahwa lebih baik melakukan elektif surgery karena angka
mortalitas, dan morbiditas lebih rendah jika dilakukan cito surgery.
1. Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan
lambat dan menetap sampai terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,
pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil,
anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.
- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan
harus dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena
merusak kulit dan otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih
mengancam
2. Operatif
-Anak-anak : Herniotomy :
Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada
Berliner repair
dikenal
dengan
ligasi
sederhana
dengan
diangkat
tinggi
pendekatan
operasi,
banyak
teknik
hernioraphy dapat
hernia direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.
Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum
inguinalis lateral.
Bassini technique
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekonstruksi, tetapi
semuanya
menggunakan
jahitan
permanen
untuk
mengikat
fascia
Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di
sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan
dilaporkan kurang dari 1 persen. Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang
penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan
tetapi pengalaman yang luas dengan mesh telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan
teknik ini terus populer. Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau
general.
Gambar
2.19.
Setelah
pemasangan Mesh13
d. Kelompok 4 : Laparoscopic
Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki
dengan menempatkan potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum.
Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel
karena paparan usus terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic
herniorhappies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal
preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan
dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio
inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan
peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur laparokopik langsung yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
2. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles of Surgery.
Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
3. Inguinal Hernia: Anatomy and Management Accesed on 1st January 2011 Available
at http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
4. Manthey,
David.
Hernias
.2007.on
1st
January
2011
Available
athttp://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
5. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic
Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
6. Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2004; hal. 523-38
7. Kerry
V. Cooke.incarcerated
hernia.2005.on
1st
January
2011 Available
athttp://www.webmed.com
8. Inguinal
hernia.
Accesed
on
1st
January
2011
Available
at
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms
9. Doherty GM. 2006. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current
Surgical Diagnosis and Treatment. Twelfth edition. New York. Mc Graw-Hill. 765777
10. Inguinal
hernia.Accesed
on
1st
January
2011
Available
at
2011
Available
at
http://www.healthsystem.virginia.edu/toplevel/home/
11. Inguinal
hernia.Accesed
on
1st
January
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia
12. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York.
WB Saunders Company. 795-801
13. Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland.
WHO. 151-156.
Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingots Abdominal Operation. Volume 1. Tenth edition.
New York. Mc Graw-Hill. 479-525.