You are on page 1of 45

1

TUGAS COASS BAGIAN BEDAH


RS MOH RIDWAN MAURAKSA
I . Tugas Dipoliklinik Bedah
1. Memeriksa pasien baru dan membuat status poliklinik
2. Follow up pasien post op,ganti verband,angkat jahitan.
3. a. Merawat dan menjahit luka luka baru
b. Memasang NGT
c. Memasang kateter urine
d. Memasang infuse.
4. Membantu persiapan pre op pasien operasi elektif dengan mengisi formulir yang
kemudian di paraf dokter bedah.
-

Laboratorium : Darah dan urine lengkap clotting dan bleeding


time

Foto Thorax

EKG

5. Membuat resep dan diparaf dokter bedah.


II. Tugas Diruangan
1. Memeriksa pasien baru dan membuat status lengkap distatus khusus coass
2. Follow up pasien post op meliputi pemeriksaan umum dan keadaan luka operasi
3. Mengganti verband, mengangkat jahitan, pengobatan parentral yang disiapkan
sendiri oleh coass,memasang NGT , kateter urine , memasang infuse.
4. Hari Selasa dan Jumat setelah follow up pasien,bertugas di ok c (ok minor
surgery) sebagai asisten atau sebagai operator dan setelah selesai kembali lagi ke
ruangan.
5. Membuat resep yang kemudian diparaf dokter bedah
III.Tugas Di OK
1. Sebagai asisten dokter bedah
2. Membuat laporan operasi
3. Membuat instruksi post op

2
Contoh :
1. Awasi T,N,RR,S,(NVD-Neuro vaskuler distal untuk kasus orthopedi) dan
perdarahan luka operasi
2. Puasa sampai flatus atau bising usus (+) dan tidak kembung (bagi pasien
dengan manipulasi usus)
3. Infus glucose 5% : NaCl (3 : 1) 20-30 tetes / menit atau glucose 5% :
NaCl : RL (1 : 1 : 1) 20-30 tetes / menit

4. Diit bebas / lunak / cair, setelah sadar betul, tidak muntah dan kembung
(bagi pasien pasien seperti operasi hernia, fam, struma)
5. Terapi oral atau parentral
-Antibiotik
-Analgetik
-Roboransia
6. Mobilisasi : boleh miring miring / duduk / secepatnya setelah sadar tidak
pusing / boleh bangun setelah 24 jam bagi pasien dengan spinal anestesi
7. Lain-lain sesuai instruksi dokter anastesi
4. Membuat resep obat obatan sesuai instruksi post op dan diparaf dokter bedah.

IV. Tugas Jaga Malam


I. Diruangan
1. memeriksa dan membuat status lengkap pasien baru distatus khusus coass
2. mengawasi pasien pasien post op baru maupun lama. Bila menemui
keadaan yang abnormal lapor ke dokter jaga RS kecuali bila ada pesan
khusus dari dokter bedah
II. Poliklinik emergency (UGD)
III. OK- cito.

V. Tugas Lain
1. Selama mengikuti kepaniteraan di bagian bedah umum setiap coass.diwajibkan
membuat satu makalah ilmiah dan sekali mengajukan presentasi kasus dengan
bimbingan dokter bedah yang ditunjuk.
2.

Ujian meliputi
-

Ujian pre test

Ujian tulis atau lisan

Ujian keterampilan minor surgery.

____________oooOOOooo____________

TATA CARA MELAKUKAN TINDAKAN BEDAH


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

1. TINDAKKAN A DAN ANTI SEPSIS


2. PASANG DUK BOLONG STERIL
3. LAKUKAN ANESTESI LOKAL
4a. UNTUK LUKA CUCI DULU
LUKA DENGAN PEROXIDA (H2O2) DAN
BETADIN (WOUND TOILET)
b. UNTUK TUMOR LANGSUNG LAKUKAN EKSTERPASI
5.

JAHIT LUKA (HECTING)

6. TUTUP LUKA DEGAN KASA STERIL.

ooooOOOoooo

PEMASANGAN KATETER URINE SECARA LEGEARTIS


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Indikasi : 1. Retensio Urin ( Hypertrofi Prostat)


2. Untuk memonitor cairan.
3. Pada penderita dengan inkontinensia urine.
4. Untuk mengambil sample urin.
5. Penderita coma lama.
6. Penderita dengan spinal anestesi terutama pada orang tua.
Kontra indikasi :
Penderita dengan riwayat trauma daerah genitalia,perineum ( trauma
pelvis ) :
1. Terlihat darah keluar dari orifisium urethrae externum.
2. Hematom daerah skrotum , perineum.
3. Pada colok dubur teraba letak prostat lebih tinggi ( hematom ).
Kateter boleh dipasang setelah yakin urethra utuh dengan pemeriksaan Urethrografi /
Urethrocystografi.
Macam macam kateter :
1. Nelaton kateter.
2. Folley kateter.
3. Three ways Folley kateter.
4. Kateter logam
5. Kondom kateter.

6
Cara memasang kateter urine :
1. Posisi penderita tertelentang.
2. Lakukan tindakan a dan anti sepsis genetalia dan sekitarnya.
3. Pasang duk bolong.
4.

Masukkan minyak glyserin steril atau jelly lidocain 2% dalam spuit


10-15 cc, setelah itu ujung penis dipencet agar minyak / jelly tidak
mengalir keluar.

5. Masukkan kateter urine dan didorong dengan pinset atau klem.


6. Setelah masuk tunggu beberapa saat urin keluar.
Hati hati pada penderita dengan retensio urine yang telah lama berlangsung ,
keluarkan urin secara bertahap. Bila dengan tiba tiba kandung kencing dikosongkan
sekali gus , penderita dapat syok oleh karena terjadi vaso dilatasi tiba tiba pembuluh
darah di vesika urinaria. Dapat pula tejadi hematuri akibat pecahnya pembuluh darah .

Bila gagal memasang kateter urine coba lagi dengan kateter dengan ukuran yang lebih
kecil. Bila masih gagal lakukan :
1. Pungsi buli buli diatas symphisis dengan abocath ukuran besar
sambung dengan slang infus.
2. Dengan membuat cystostomi.

ooooOOOoooo
.

PEMERIKSAAN REGIO ANAL


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp B. FInaCS.

Kelainan pada regio anal :

1. Kelainan kongenital : Atresia ani , Recto vaginal fistel, Recto Perineal fistel.
2. Trauma tumpul : Hematom, vulnus laseratum.
Tajam : Vulnus Pungtum, Vulnus scissum.
3. Infeksi : Infiltrat, Abses, Para anal fistel , Fissure.
4. Tumor : Skin tag, Haemorrhoid externa, Prolap hemorrhoid, Polyp recti, Ca
yang keluar ke anus.

Pemeriksaan dilakukan pada posisi Lithotomi :

1. Anamnesa : keluhan sesuai dengan kelainan yang diderita.


2. Inspeksi

: Adakah terlihat tumor , tanda tanda infeksi ?

3. Palpasi

: Konsistesi , nyeri tekan, terasa hangat ( pada infiltrat )

4. Colok dubur / Rectal toucher dinilai :


a. Keadaan tonus spincter ani : apakah Kuat/baik, lemah ( pada
ileus paralitik ).
b. Ampulla Recti : normal tidak kolap , kolap pada obstrusi
ileus , dilatasi pada paralitik ileus. Isi feses ( + ) / ( - ) ?

recti

8
c. Mukosa : licin pada keadaan normal , ber benjol benjol keras
pada ca rekti.
d. Tumor : ada atau tidak ada ( + / - )
e. Pada laki laki : nilai keadaan prostat apakah membesar ?
f. Nyeri tekan : Pada appendisitis akut nyeri tekan pada jam
9 11.
Pada Peritonitis umum nyeri tekan pada jam
9 3.
g. Pada wanita : Cari portio dan goyang ( Slinger test ) ,
normal tidak menimbulkan rasa sakit ( - ).
Slinger test ( + ) menandakan ada kelainan
didaerah kandungan seperti adnexitis, KET,
torsi kista ovarium.
h. Sarung tangan : terlihat feses, darah , lendir ?
5. Pemeriksaan anuskopi, kolonoskopi : menilai keadaan mukosa , ada tidaknya
Tumor , kaadaan hemorrhoid interna.

Oooo OOO oooo

MENENTUKAN LETAK TUMOR ABDOMEN


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Untuk membedakan letak tumor abdomen apakah terletak pada dinding abdomen,intra
peritoneal ataukah terletak di retro peritoneal :

Penderita tidur terletang buatlah agar dinding abdomen menjadi tegang


dengan cara menyuruh penderita mengangkat ( fleksi ) kepala atau mengangkat lurus kedua tungkai . Dapat pula kepala dan tungkai bersamaan
diangkat : Bila tumor bertambah jelas terlihat dan teraba maka tumor
tersebut terletak pada dinding abdomen.
Bila tumor hilang tidak teraba kemungkinan tumor terletak
di intra peritoneal atau retro peritoneal , untuk itu lakukan
pemeriksaan Ballotement : Bila balotement ( + ) tumor tersebut terletak di retro peritoneal. Bila ballotement ( - ) tumor
berada di intra peritoneal.

oooo OOO oooo

10

PEMERIKSAAN NYERI TEKAN SUMBU


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Pemeriksaan nyeri tekan sumbu bertujuan untuk menentukan ada tidaknya fraktur
Tulang.

Cara pemeriksaan :

1. Untuk dugaan adanya fraktur pada tulang lurus nyeri tekan sumbu dilakukan
dengan cara menekan fragmen proksimal dan distal kearah sumbunya, bila pen
derita merasa sakit kemungkinan tulang tersebut fraktur.

2. Untuk fraktur tulang iga ( costa ) nyeri tekan sumbu dilakukan dengan posisi pen
derita tidur tertelentang kemudian tekan tulang sternum penderita . Bila terdapat fraktur costa penderita akan menunjukkan rasa sakit sesuai tempat fraktur.

3. Untuk daerah pelvis nyeri tekan sumbu dilakukan dengan menekan SIAS kanan
dan SIAS kiri kearah medial.

Diagnosa pastinya ditentukan dengan pemeriksaan radiologis

ooooOOOoooo

11

BEDA TUMOR JINAK DAN GANAS SECARA UMUM


Dr.H. Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Batas

Tumor jinak
jelas

Tumor ganas
Tidak jelas

Permukaan
Konsistensi
Mobilitas

rata
kenyal lunak
mobil

Berbenjol benjol
keras
Terfiksir dapat melekat

Tumbuh

Lambat

pada dasar atau kulit


Cepat, infiltrasi

Metatase
Mikrokopik

ekspansi
(-)
Mitosis (-)

(+)
Mitosis (+)

Metastase dapat melalui Lymfogen , hematogen ke hepar, paru paru, otak , tulang pipih,
Tulang belakang.
Pada Ca lanjut penderita mengalami anemi oleh karena anak sebar kesumsum tulang
menganggu hemopuitik. Nyeri tulang disebabkan perios terdesak anak sebar.

Terapi tumor ganas : operasi, radiasi, khemo terapi, imuno terapi, hormonal

PENANGANAN NYERI KANKER


Dr.H.Mohammad Sabaroellah.Sp.B. FInaCS.

12

Menurut Rumus WHO :


1. Menggunakan three step analgesic ladder.
2. Sedapat mungkin memakai obat oral.
3. Analgesik diberikan secara teratur.
4. Efek samping harus diantisipasi dan diterapi secara agressif.
5. Pemakaian terapi dengan plasebo bukan terapi yang pantas.

Nyeri Ringan : berasal dari kulit, otot, tulang.


-

Parasetamol 650 mg setiap 4 jam.

Ibuprofen 400 600 mg setiap 6 jam.

Ketoprofen 25 60 mg setiap 6 8 jam.

Asam Mefenamat 250 500 mg setiap 6 8 jam.

Nyeri Moderat :
-

Dengan pemberian opioid lemah Tramadol maupun Codein

Dosis Tramadol 50 - 100 mg setiap 8 12 jam


Codein 120 360 mg setiap 3 4 jam

Nyeri berat :

13
- Morfin 10 20 mg diberikan setiap 3 4 jam ,
.

Dosis maksimum Morfin 400 mg dalam sehari.

Mengatasi Efek Samping :


-

Efek samping Morfin berupa sedasi diberi Dextro amphetamin atau


Methylphenidate 5 mg setiap pagi.

Konstipasi diberi Stool Softener seperti Senna, Cascora , magnesium sitrat


atau Laktosa.

Mual mual diberi Metoclopramide oral.

Oooo OOO oooo

BEDA HERNIA INGUINALIS LATERALIS DAN MEDIALIS


Dr.H..Mohammad Sabaroellah.Sp.B. FInaCS.

14

Nama lain
Dapat terjadi
Keluar melalui
Bentuk
Finger test

H I Lateralis
Indirek, Oblique
Kongenital / didapat
Kanalis Ingunalis
Lonjong
Terasa dorongan pada ujung

H I Medialis
Direk
Selalu didapat pada usia tua
Trigonum Hasselbach
Bulat bola
Terasa dorongan pada

Dapat menjadi
Komplikasi
Operasi

jari
Hernia Skrotalis / Labialis
Dapat terjadi obstruksi ilius
Pada anak anak dibawah 18

samping jari
Tidak dapat
Jarang terjadi
Herniorrhaphy dengan

th dan wanita : Herniotomi.

memakai Bassini plastik /

Diatas 18 th

pasang Mesh

Hernioherniorrhaphy /
Herniotomi dan dipasang
Mesh

Penyebab utama terjadinya hernia disebabkan oleh karena adanya peningkatan tekanan
intra abdominal yang dapat terjadi pada penderita dengan penyakit kronis seperti batuk
kronis, hypertrofi prostat . pada olah ragawan angkat besi , pada kuli kuli pembawa
barang barang berat, pada pemain musik peniup trompet.

Beberapa istilah : Reponible , isi hernia dapat keluar masuk.

15
Ireponible , isi hernia terjepit.
Inkarserata , terjadi ileus .
Strangulata , nyeri hebat karena jepitan dan terjadi gangguan aliran
darah.

ooooOOOoooo

BEDA HERNIA SKROTALIS DAN HYDROCELE TESTIS


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Dapat hilang timbul


Batas atas
Testis
Isi

Hernia Skrotalis
(+)
Tidak jelas
Dapat diraba
Usus, omentum atau ke dua

Hydrocele Testis
(-)
Jelas
Tidak dapat diraba
Cairan, tidak dapat

dua nya dan dapat

dimasukkan kedalam

16

Undulasi / fluktuasi
Bising usus
Trasiluminasi /
Diphanoskopi
Operasi

dimasukkan kedalam

rongga abdomen

rongga abdomen
(-)
(+/ -)

(+)
(-)

(-)
Hernioherniorrhapy

( +)
Hydrocelectomi

Pasang Mesh
Membedakan Torsio Testis dengan Orchitis : Pada Torsio Testis bila testis diangkat rasa
sakit akan berkurang , pada Orchitis rasa sakit tetap / bertambah.

APENDISITIS
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

1 .Apendisitis Akut :
Biasanya dimulai dengan gejala gastritis , beberapa hari kemudian rasa sakit turun
kedaerah perut kanan bawah ( Regio Mc Burney ) dengan tanda tanda peritonitis lokal : Defance muskular ( + ) , nyeri tekan ( + ) , nyeri lepas ( + ) , nyeri tekan kontra
lateral ( Rovsing sign ) ( + ) , Nyeri lepas kontra lateral ( Blumberg sign ) ( + )
Pemerisaan Psoas sign ( + ) dan Obturator sign ( + ).
Colok dubur nyeri tekan pada jam 9 12 , jangan lupa pada penderita wanita
menggoyang portio ( Slinger test ) . Normal slinger test tidak menimbulkan
rasa sakit. Bila timbul rasa sakit ( Slinger test + ) ini menandakan adanya kelainan didaerah kandungan dapat berupa adneksitis, PID, KET , torsi kista ovari-

17
um.
Pemeriksaa laboratorium didapatkan lekosittosis.
Pengobatan pembedahan berupa cito appendektomi. ( appendektomi a Chaud )

2. Apendisitis Kronis :
Keluhan penderita umumnya sakit perut kanan bawah yang sering kambuh
kambuhan . Pada pemeriksaan Regio Mc Burney hanya didapatkan nyeri tekan .

Lakukan nyeri tekan sedalam mungkin pederita akan mengeluh sakit.


Pemeriksaan Apendikulogram akan terlihat appendik tidak terisi kontras .
Pengobatan pembedahan berupa appendektomi elektif. ( appendektomi a Froid )

3 .Apendisitis akut perforasi dengan tanda tanda peritonitis umum .


Penderita dengan tanda tanda peritonitis umum dapat berasal dari perforasi
apendik Terapi berupa cito laparotomi.

4. Appendikular Infiltrat :
Biasanya keluhan penderita sakit perut kanan bawah sudah berlangsung beberapa
hari sekitar lima sampai satu minggu. Penderita masih dapat buang air besar.
Pada pemeriksaan Regio Mc Burney nyeri tekan dan teraba massa.
Pemeriksaan laboratorium darah didapat nilai lekosit dan laju endap darah tinggi.

18
Pemeriksaan USG tampak adanya massa .
Terapi konservatif , penderita dirawat :
Bed rest total dengan posisi Fowler
Diet lunak
Anti biotika broad spektrum dosis tinggi
Follow up penderita : Bila keluhan penderita berkurang , massa mengecil , lekosit dan LED mendekati normal penderita dapat berobat jalan dan appendektomi
dilakukan tiga bulan kemudian karena pada saat ini perlengketan sudah tidak
ada.

5. Abses :
Appendikular infitrat dapat berkembang menjadi abses dan dapat terjadi pada
waktu penderita dirawat dimana pengobatan tidak adekwat.
Pada pemeriksaa regio Mc Burney terdapat massa lunak , pemeriksaan fluktuasi
positif.
Pemeriksaan USG menunjukan ada gambaran rongga abses.
Pengobatan abses ini berupa drainase abses dapat melalui sayatan Mc Burney
atau melalui laparotomi tergangtung dari luasnya abses.

19
Pada appendisitis akut appendik dapat berupa appendik yang udem disebut appendiksitis
akut plegmonosa.. Bila ada bagian yang ganggren disebut appendisitis akut ganggrenosa
dan bila perforasi disebut appendiksitis akut perforata.

ooooOOOoooo

PERITONITIS
Dr.H..Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Peritonitis merupakan peradangan dari Peritoneum.

Pembagian : - Menurut waktu :


Akut ( Perforasi Gaster / Usus )
Sub akut
Kronis ( Peritonitis TBC )
- Menurut Lokalisasi :
Lokal ( Apendisitis akut )
Diffuse ( Peritonitis umum }

20
Subphrenik ( Cholesistitis akut , Abses Hepar )
Pelvik ( PID , KET }
- Menurut kausa :
Aseptik ( Pada trauma abdomen )
Septik ( TBC, Streptokokkus, Staphylokokkus )
- Menurut jalannya infeksi :
Primer melalui Hematogen , Lymfogen.
Sekunder ( Perforasi usus / Gaster , Infeksi umum )
Tersier.

Pada pemeriksaan penderita demam tinggi , mengeluh sakit seluruh abdomen , muntah .
Inspeksi : Tampak sakit berat , dehidrasi , bila ada perforasi perut cembung .
Palpasi : Defance musculer ( + ) , Nyeri tekan ( + ) , Nyeri lepas ( + ) seluruh abdomen.
Perkusi : Nyeri ketok ( + ) seluruh abdomen.
-

Pada perforasi usus pekak hati ( - ) , oleh karena adanya udara bebas.

Pada Peritonitis TBC Perkusi akan didapat bentuk papan catur ( Timpaniredup-tipani-redup )

Peritonitis akibat adanya perdarahan intra abdominal penderita tampak anemi


dan didapat Shifting dullness ( + ).

Auskultasi : Bising usus melemah sampai menghilang.


Colok dubur : Nyeri tekan jam 9 sampai jam 3
Laboratorium : Lekositosis , Hb rendah menandakan adanya perdarahan intra

21
abdominal.
Foto Abdomen tiga posisi : Pada perforasi usus terlihat adanya udara bebas ( antara
Hepar dan Diafragma }
Foto abdomen tiga posisi bukan diagnosa pasti tetapi hanya membantu untuk
menegakkan diagnosa. Diagnosa pasti Peritonitis berdasarkan pemeriksaan klinis.
Terapi : Laparotomi eksplorasi .

ooooOOOoooo

OBSTRUKSI ILEUS
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Obstruksi ileus adalah kegagalan usus untuk mengosongkan isinya akibat adanya
sumbatan.
Dibagi dalam dua golongan : - Letak tinggi ( mengenai usus halus duodenum sampai
Ilium )
- Letak rendah ( mengenai Colon ).

Etiologi : A. a. Kongenital : Atresia ani, Stenosis.


b. Acquaired / didapat : Radang , trauma , neoplastik.
c. Kompressi dari luar usus ( pada panggul kecil Ca buli buli , tumor uterus)

22
B. Karena adhesi / Streng akibat operasi terdahulu.
C. Hernia.
D. Volvulus.
E. Invaginasi.

Pada pemeriksaan penderita mengeluh perut kembung , tidak dapat buang air besar dan
flatus . sakit perut bersifat hilang timbul ( kolik ). Muntah ( + ) , pada letak tinggi muntah
terjadi cepat. Pada letak rendah umumnya terjadi lebih lambat . mula mula muntah isi
lambung disusul isi duodenum bewarna hijau dan akhirnya cairan fekal.

Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi : Tampak sakit berat , dehidrasi.
Perut kembung , tegang.
Terlihat gambaran usus pada dinding abdomen. ( Darm Contour + )
Terlihat peristaltik usus pada dinding abdomen. ( Darm Steifung +)
Palpasi

: Bila ada tanda tanda peritonitis nyeri tekan (+) , nyeri lepas (+).

Perkusi

Hyper tympani.

Auskultasi: Bising usus meningkat sampai terdengar metalic sound ( berasal da


ri percikan cairan ) dan borborhygmi ( gemuruh udara ) , didengar
pada saat penderita mengeluh kesakitan / saat terjadi kolik.
Colok dubur: Ampulla rekti kolaps.

23
Foto abdomen tiga posisi terlihat dilatasi usus dengan adanya air fluid level ( batas udara
dan cairan ) , Step ladder ( Gambaran seperti tangga ).

Terapi : Laparotomi eksplorasi.

ooooOOOoooo

PARALITIK ILEUS
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Kasus paralitik ileus bukan kasus bedah tetapi kasus non bedah. Sering dokter Interna
mengkonsulkan ke bagian bedah.
Pada pemeriksaan biasanya penderita sebelumnya mengalami diarrhe dan berobat ke
dokter , perut menjadi kembung , tidak dapat buang air besar dan flatus setelah minum
obat dokter. Ini akibat pemberiaan obat spasmolitik.
Pada pemeriksaan fisik :
Inspeksi : Perut kembung.
Palpasi

: Tegang.

Perkusi

: Hyper tympani.

24
Auskultasi: Bising usus ( - )
Colok dubur : Tonus spingter lemah dan Ampulla rekti dilatasi.

Foto abdomen tiga posisi terlihat usus dilatasi sampai ke rektum ( pelvis )

Terapi pada kasus ini konservatif :

Terapi Paralitik ileus : - Penderita dirawat.


- Puasa.
- Pasang pipa lambung ( Naso gastric tube )
- Pasang pipa rektal ( rectal tube / Schorsteen )
- Pasang dauer kateter.
- Infus cairan RL
- Alinamin 3 X 1 ampul , Dapat diberikan obat obat anti
Spasmolitik lainnya.

25

ooooOOOoooo

PERSIAPAN PENDERITA PRE OPERASI


PADA AKUT ABDOMEN
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B FInaCS.

1. Puasa
2. Pasang infus RL
3. Pasang pipa lambung ( Naso Gastric Tube ) untuk dekompressi , mencegah
muntah dan aspirasi.
4. Pasang dauer kateter untuk memonitor cairan.
5. Pemeriksaan laboratorium : Darah dan urine lengkap , clotting time dan
bleeding time

26
Astrup dan elektrolit.
6. Foto toraks.
7. EKG.
8. Foto Abdomen tiga posisi.
9. Isi Informed consent.
10. Ijin operasi
11. Bila perlu siapkan darah dan plasma.
12. Awasi T , N , RR , S ,produksi urine.

ooooOOOoooo

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Bila mendapatkan penderita dengan riwayat trauma tumpul abdomen dengan dugaan
adanya perdarahan intra abdomen akibat ruptur hepar atau lien dan pada pemeriksaan
tampak penderita anemi , tanda tanda peritonitis ( + ) dan pemeriksaan
Shifting dullness ( + ) menunjukkan ada cairan segera persiapkan untuk laparotomi.

Bila tanda tanda peritonitis belum jelas atau masih meragukan lakukan pemeriksaan
labotorium Von Slany yaitu pemeriksaan darah Hb dan Lekosit tiga kali ber turut turut

27
selang satu jam. Bila Hb turun dan Lekosit naik terus penderita tampak anemi perlu
tindakan segera laparotomi.
Bila Hb dan Lekosit stabil keadaan umum penderita relatif stabil jangan dipulangkan ,
penderita sebaiknya dirawat untuk pengawasan ketat sebab ada kemungkinan terjadi
delayed bleeding ( perdarahan kemudian ) dari organ hepar , lien , ginjal.. Lakukan
pemeriksaan berulang kali selama dua belas jam.

Dapat pula dilakukan dengan cara Peritoneal Lavage / Peritoneal Tab , dengan cara ini
dapat menentukan jenis cairan apakah darah , cairan empedu , cairan usus halus dan
sebagainya.

Peritoneal Lavage dilakukan dengan membuat sayatan kecil kurang lebih dua centimeter
dibawah umbilikus sampai peritoneum terbuka , bila darah keluar ( + ) , segera dilanjut kan dengan laparotomi.
Bila darah ( - ) , masukkan selang kelubang sayatan kemudian masukkan cairan Ringer
atau NaCl lima ratus cc . setelah itu cairan dikeluarkan dan dianalisa dengan mata atau
dibuat preparat apusan diobyek glas , bila cairan mengandung sel darah merah lebih dari
seratus ribu ( 100.000 ) per mm3 dan mengandung Lekosit lebih dari lima ratus ribu

28
( 500.000 ) per mm3 tanda ada perdarahan intra abdominal maka dilanjutkan dengan
melakukan laparotomi.

ooooOOOoooo

HEMORRHOID
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Hemorrhoid merupakan pelebaran pembuluh darah vena di dalam pleksus hemoroidal


yang ada di daerah anus.
Faktor risiko : - Pola makan kurang serat, makanan pedas atau beralkohol.
- Kehamilan.
- Posisi duduk yang tidak berpindah pindah.
- Obesitas.
- Konstipasi kronis atau diarrhe.
- Kebiasan jarang buang air besar ( lama ).

29
Derajat hemorrhoid interna :
1. Grade 1 : Buang air besar berdarah , benjolan belum keluar , masih
berada di prksimal linea dentata.
2. Grade 2 : Benjolan keluar pada saat defekasi ( mengedan ) dan
dapat masuk secara spontan.
3. Grade 3 : Benjolan keluar .pada saat mengedan .atau keluar secara
spontan pada saat tekanan intra abdominal meningkat
( batuk , mengangkat benda berat ), benjolan dapat
dimasukan secara manual.
4. Grade 4 : Prolap permanen.

Therapi :
Untuk hemorrhoid grade 1 dan 2 konservatif : diet tinggi serat dan buah ,
hindari makanan yang dapat menimbulkan diarrhe , merubah kebiasaan
defekasi yang salah , boleh diberi pencahar / Laxadine untuk melancarkan
defekasi .
Selain itu dapat pula dilakukan dengan tindakan invasive seperti :
- Skleroterapi.
- Koagulasi infra merah atau dengan koagulasi laser.
- Cryoterapi.
- Rubber Band Ligasi.

30
- Diatermi bipolar.
- Dopler Ultrasound Guided Hemorrhoid Artery Ligation.

Untuk hemorrhoid grade 3 dan 4 dilakukan Hemorrhoidektomi.

ooooOOOoooo

INVAGINASI / INTUSSUSEPSI
Dr.H.Mohammasd Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Invagiasi : adalah masuknya segmen usus proksimal kedalam lumen usus bagian distal
yang dapat menimbulkan gejala obstruksi usus.
Bagian usus yang masuk kedalam lumen usus distal disebut Intussuseptum
Sedangkan usus yang menerima disebut Instussusepien.
Trias invaginasi pada anak :
Nyeri kolik abdomen yang hebat ( sifat hilang timbul ).
Feses bercampur darah dan lendir.
Palpasi teraba massa seperti sosis.

31
Therapi : Pada anak bila belum ada tanda tanda obstruksi atau peritonitis konservatif
dengan Ba inloop ( untuk menegakkan diagnosa dan terapi ). Dimonitor melalui layar kaca . Dengan terapi hidrostatik usus didorong perlahan lahan sampai lepas. Bila gagal dilakukan laparotomi untuk mereduksi manual dengan
cara milking ( seperti memerah susu ) bila usus masih baik. Reseksi usus dilakukan bila invaginasi tidak dapat direduksi secara manual, terdapat ganggren
atau perforasi usus, bila terdapat keraguan tentang viabilitas usus, ditemukan
adanya lead point spesifik.
Pada orang dewasa bila obstruksi ileus disebabkan oleh karena invaginasi tidak boleh dilakukan milking , oleh karena umumnya disebabkan oleh karena
keganasan, dilakukan reseksi anastomosis.
ooooOOOoooo

HEMATURIA
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Hematuria : Adanya darah didalam urine.


Dapat mikroskopik hematuria , dapat makroskopik / Gross hematuria.
Dapat disertai rasa sakit / kolik akibat batu , dapat dengan tanpa rasa sakit
biasanya disebabkan oleh karena infeksi spresifik ( TBC / jamur ) atau
proses keganasan.

Etiologi

:
1. Pre Renal : kelainan hematologi seperti Sickle cell disease , kelainan

32
Koagulasi , Leukemia.
2. Renal

: - Kongenital : Poly cystic kidney , hydroneprhose.


- Trauma tumpul / tajam.
- Infeksi : Glomerulnephritis , pyelonephritis , TBC

ginjal.
- Keganasan : Willem tumor, hamartoma,
hypernephroma.
- Batu : Nephrolytiasis.
3. Post Renal : - Kongenital : Urethral valves , striktur .
- Trauma tumpul / tajam.
- Infeksi : cystitis , prostatitis , urethitis.
-

Keganasan : Transisional cells tumor of renal pelvis,


Ca buli buli , ca prostat.

- Batu : ureterolythiasis , vesicolythiasis .

Pemeriksaan :
- Pre Renal : Pemeriksaan laboratorium hematologi lengkap
bila terdapat kelainan kirim ke bagian sub bagian
hematologi.

- Renal dan post renal :


Pemeriksaan - USG ( Ultra Sono Grafi )

33
- BNO ( Blast Nier Oversich }
- IVP ( Intra Venous Pyeolografi ) per
lu disertakan hasil ureum dan cretinin
darah.
- RPG ( Retrograde Pyelo Grafi )
- CT Scan.
- MRI .
Hematuria tanpa disertai rasa sakit perlu pemeriksaan
Sitologi urine dan pemeriksaan BTA / jamur.

ooooOOOoooo

BATU SALURAN KEMIH..


Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Batu Buli Buli ( Vesicolithiasis ) :


Gejala pada orang dewasa kencing sering tersendat sendat, disuria .
Gejala pada anak lelaki gelisah kesakitan sambil menarik narik ujung
penisnya dan pada anak perempuan menggosok gosok labianya.
Pemeriksaan : laboratorium darah dan urine lngkap.
USG

34
BNO IVP.
Terapi

Batu ukuran kecil kurang dari 2 cm bila peralatan ada dapat dilakukan
tindakan Lithotripsi yaitu memecah batu dengan alat Lythotriptor.
Batu ukuran besar dilakukan Sectio Alta.

Batu Urethra :
Ukuran batu kurang dari 1 cm , penderita dapat meraba letak batunya.
Bila batu terletak diujung penis , batu dapat dipecah dengan klem
dapat dengan atau tanpa blok anestesi.
Batu letak ditengah atau proksimal urethra cara mengatasinya :
Masukkan folley kateter sampai mentok kebatu, kembangkan balon
kateter 2 cc ( tujuannya untuk menahan minyak keluar ) , kemudian
semprotkan minyak gliserin steril / jelly sampai batu masuk kembali
buli buli. Balon kempeskan pasang dauer kateter . Penderita kirim ke
dokter bedah..
Batu Ureter :

Keluhan

Penderita kesakitan berteriak teriak sambil memegang pinggang


yang sakit , sakit bersifat kolik ( hilang timbul ) , rasa sakit menjalar
ke perut, inguinal sampai ke daerah genitalia.
Nyeri ketok pada pinggang.

Pemeriksaa: Laboratorium darah dan urine lengkap.


USG.
BNO.

35
IVP dilakukan setelah dua minggu serangan kolik hilang, oleh karena
pada saat kolik ginjal dalam keadaan spasme, kontras tidak akan
terlihat.
Terapi

Batu kurang dari 1 cm diharapkan dapat turun dengan terapi konsertif :


- Anti biotika.
- Diuretik Lasix 1 X 1 tablet pagi hari.
- Preparat K ( Aspar K)
- Spasmolitik.
- Sering sering minum.
- Joging ( loncat loncat )

Indikasi Operasi Batu Ureter


- Besar batu lebih dari 1 2 cm.
- Terapi konservatif gagal setelah beberapa kali dicoba , batu tetap pada
posisi yang sama.
- Kolik lebih dari tiga kali dalam setahun
- Pada pemeriksaan IVP terlihat bendungan grade 2 3.
- Jumlah kuman lebih dari 100.000 / mm3

Indikasi Circunsisi :

36
- Alasan agama.
- Kesehatan ( kebersihan ).
- Phymosis.
Kontra indikasi circumsisi :
- Hypospadia.
- Infeksi daerah genitalia ( Dermatitis , moniliasis )
- Hemophilia , berikan terlebih dahulu preparat Cryopresipitate.
Terapi Phymosis :
Dicoba dilatasi , bila terjadi phymosis berulang kali dan orang tua
belum setuju untuk circumsisi lakukan dorsumsisi saja.

ooooOOOoooo

KARSINOMA ( Ca ) THYROID.
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Jenis Ca thyroid yang sering di jumpai :


1. Ca Thyroid Papiliferum :
Sifat : Tumbuh lambat , ber tahun tahun.
Termasuk golongan berdiferensasi baik.
Mengenai penderita usia dibawah 40 tahun.
Metastase melalui lymfogen

37
2. Ca Thyroid Folikuler :
Sifat : Lebih ganas
Mengenai penderita diatas 40 tahun.
Sering unilateral.
Metastase melalui hematogen ( hepar, paru paru, tulang )
3. Ca Thyroid Meduler :
Sifat : Mengenai pederita usia tua 50 60 tahun.
Berasal dari sel C atau para folikuler kelenjar gondok yang banyak
mengandung Amiloid. Sel C disebut juga APUD ( Amine Precur
sor up take and Decarboxylation Cell ) sehingga disebut pula
sebagai APUDOMA . Karena keras seperti batu disebut pula
Ca Solidum.

4. Ca Thyroid Anaplastik :
Sifat : Paling ganas , tumbuh cepat dan fatal dalam beberapa minggu
atau bulan sudah menimbulkan keluhan seperti gejala obstruksi
jalan nafas , oesophagus . Keadaan umum cepat menurun dan cepat
bermetastase.

Kecurigaan keganasan pada pemeriksaan fisik :


1. Pernah mendapat radiasi didaerah leher.
2. Nodul soliter pada anak anak , laki laki dewasa / tua.

38
3.

Nodul yang cepat membesar.

4. Nodul dengan konsistensi keras dan terfiksir.


5. Nodul dengan keluhan suara serak, sesak nafas , susah menelan.
6.

Nodul dengan metastase ke kelenjar getah bening, paru paru , tulang ,


hepar.

7. Nodul dengan foto leher terdapat kalsifikasi / perkapuran dalam kelenjar thyroid.

ooooOOOoooo

PNEUMO THORAX, HEMATO THORAX,


PLURAL EFFUSION, EMPYEMA.THORAXIS
Dr. H.Mohammad Sabaroellah SpB.FInaCS.

Pnemo thorax
Etiologi

Hemato thorax

Plural Effusion

Empyema
thoraxis
Infeksi

Trauma /

Trauma /

Infeksi /

spontan

spontan

keganasan

Inspeksi
Dyspnoe

39
Anemi

--

--

--

Cyanosis

nafas
Palpasi

Vokal Fremitus

--

--

--

--

Sela igamelebar
Dada yang
terkena > N
Tertinggal
dalam gerak

Pneumo Thorax Hemato Thorax

Plural Effusion

Empyema
Thoraxis

Palpasi
Krepitasi
Perkusi

--

--

--

Hyper Sonor

--

--

--

Pekak
Auskultasi

--

Suara nafas
Pungsi
Terapi

-Udara

-Darah

-Cairan

-Nanah / pus

WSD

Pada Pneumo Thorax WSD dipasang pada sela iga 2 mid clavikula kanan / kiri.

40
Pada Hemato Thorax, Plural Effusion dan Empyema Thoraxis WSD dipasang untuk dada
kanan dipasang pada sela iga 7 8 linea axilaris anterior / posterior.
Untuk dada kiri pada sela iga 8 9 linea axilaris anterior / posterior.

WSD dicabut bila klinis penderita tidak sesak, produksi WSD tidak ada lagi dan foto
thorax paru sudah mengembang.ara melepas pipa WSD : dicabut pada saat
pedekspirasi , lobang bekas pipa WSD segera ditutup kasa yang sudah dilapis vaselin.

ooooOOOoooo

TRAUMA THORAX
Dr.H.Mohammad Sabaroellah SpB. FInaCS.

I. Trauma tajam : 1. Tidak tembus , perawatan luka seperti biasa jahit langsung.
2. Tembus , cek dengan sonde , tergantung dari hasil foto thorax
Pasang WSD , luka dieksisi kemudian dijahit.

II. Trauma tumpul : 1. Kontusio ( memar ) jaringan. Terapi konservatif beri analgetik
bila terdapat hematom beri yelly Trombhopobe .
2 Fraktur costae , terapi konservatif obat obatan analgetika , dahulu
memakai fiksasai dengan plester lebar.
Terapi bedah fiksasi internal dengan memakai clip atau mini plate
atau wire.
3. Hematothorax berasal dari ruptur a/v Inter costalis , a/v Mamaria

41
Interna. Terapi tranfusi darah bila Hb rendah , pasang WSD , bila
perdarahan masif > 800 cc atau 3 5 cc /kg bb per jam segera dilakukan thoracotomi.
4. Pneumothorax dapat berupa Tension pneumothorax terapi perto
tongan pertama tusuk dengan jarum kontra ventil atau jarum terbuka dilanjutkan dengan WSD. Pada asymtomatic pneumothorax
paru yang kolapas minimal < 30 % hanya dilakukan observasi .
Pada pneumothorax terbuka ( open pneumothorax ) luka ditutup
atau dijahit dan pasang WSD.

5. Flail Chest , ditandai dengan gerakan paradoksal pada dinding dada


karena patah tulang iga multiple dan segmental atau lebih dari dua
garis fraktur. Terapi sementara fiksasi daerah yang sakit dengan ples
ter lebar , tidur miring kearah daerah yang sakit.Umumnya flail chest
disertai dengan kontusio paru , bila ini terjadi penderita dirawat di
ICU dan segera pasang ventilator .
Terapi bedah fiksasi tulang iga yang patah dengan clip atau dengan
wire atau mini plate.
6. Tamponade jantung dapat terjadi oleh luka tembus atau trauma tum
pul yang menyebabkan terkumpulnya darah dalam rongga perikardium. Terdapat tanda -Trias Beck : Peningkatan tekanan vena
leher ,
hipotensi dan suara jantung menjauh.

42
- Pulsus paradoksus , denyut nadi meningkat, pasien syok tetapi tidak ada respons terhadap resusitasi cairan.
Terapi : Perikardiosintesis. Bila gagal thoracotomi dengan perikardiotomi.

ooooOOOoooo

MENDUGA DIAGNOSA DARI PENAMPILAN


DAN KELUHAN PEDERITA
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

1. Penderita datang dengan berjalan membungkuk sambil tangan memegang perut


kanan bawah dugaan kearah appendisitis akut.
2. Penderita mengeluh sebelumnya sakit di ulu hati sudah berobat ke dokter diberi
obat mag tidak ada perobahan , setelah beberapa hari ini sakit terasa di bawah
perut kanan bawah , dugaan kearah appendisitia akut.
3. Penderita datang dengan kesakitan sambil tangan memegang daerah pinggang,
mengeluh sakit pinggang bersifat hilang timbul , rasa sakit menjalar sampai
kedaerah genetalia , dugaan kearah kolik ureter.

43
4. Penderita datang dengan keluhan sakit perut kanan atas menjalar kearah scapula ,
dugaan kearah kolik bilier / cholecystitis.
5. Penderita datang mengeluh bila buang air kecil ayang ayangan dugaan kearah
UTI / Cystitis..
6. Penderita datang dengan keluhan ada bisul disekitar dubur yang tidak sembuh
sembuhdugaan kearah Para anal fistel.
7. Penderita mengeluh pada lipat pahanya terdapat benjolan yang dapat hilang bila
penderita tidur dan timbul bila penderita berdiri atau mengedan, dugaan kearah
hernia inguinalis lateralis / medialis ( tergantung usia penderita )
8. Penderita laki laki mengeluh rasa tidak enak di kantung kemaluan kiri , merasa
ngilu / sakit perut diatas tulang kemaluan kiri , dugaan kearah Varikokel.
9. Seorang ibu membawa bayi umur 12 hari dengan keluhan bayinya perut
kembung tidak dapat bab dan flatus , diagnosa kearah atresia ani.
10. Seorang ibu mengeluh anak laki lakinya bila buang air kecil ujung penisnya
menggelembung terlebih dahulu baru kemudian keluar air seninya, diagnosa
kearah fimosis.
11. Seorang ibu mengeluh anaknya bila mau buang air kecil selalu menangis / rewel
sambil menarik narik penisnya / menggosok gosok labianya , diagnosa kearah
batu buli buli ( vesikolitiasis ).
12. Seorang ibu membawa bayi / anak dengan benjolan di klavikulanya .dari
anamnesa
ternyata pada watu melahirkan bayinya mengalami kesulitan / sianak mengalami
trauma sebelumnya , diagnosa kearah fraktur klavikula dengan sudah terbentuk

44
kalus.
13. Seorang ibu membawa anaknya dengan keluhan lutut anaknya bengkak , dari
anamnesa terdapat fokal infeksi seperti karies dentis / otitis media perforata /
pharingitis sebelumnya , diagnosa kearah osteomyelitis akut.
14. Seorang penderita datang dengan riwayat trauma pada posisi tertelentang terlihat
posisi tungkainya Abduksi , eksorotasi dan fleksi ( Tumit dapat dilihat
didepan ),
diagnosa kearah Luksasio kaput femoris anterior.
Bila posisi tungkai penderita Adduksi, endorotasi dan fleksi ( Tumit dapat dilihat dibelakang ) , diagnosa kearah Luksasio kaput femoris posterior.

ooooOOOoooo

45

You might also like