You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM
A. Definisi
Gangguan

alam

perasaan,

ditandai

dengan

syndrome

depresi

parsial/penuh, atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan


yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi
sosial/okupasi.
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan,
ide-ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan
logika/bukti-bukti yang nyata.
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun
hal-hal itu mustahil.
Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai
dengan orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen,
1995).
B. Etiologi
1. Teori Psikodinamika
Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua,
yang tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak
terselesaikan. Ini mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah,
dari proses berduka, dan mengarahkannya ke diri sendiri. Ego tetap lemah
sementara superego menjadi luas dan menjadi sifat menghukum.
Teori kognitif menunjukkan keyakinan bahwa depresi terjadi
sebagai akibat dari gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif
tentang diri selama proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan
memandang diri terhadap berharga dan tidak adekuat, serta hidup dalam
keputusasaan.

2. Teori Biologi
Karena adanya beberapa kekuatan/pengaruh dari beberapa penyakit
keluarga yang mempunyai gejala yang sama.
3. Teori Dinamika Keluarga
Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak
percaya pada diri sendiri, mudah tersinggung.
Rentang respon neurologist :

Respon adaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi
konsisten dengan
pengalaman

Perilaku cocok

Pikiran kadang
terganggu
Ilusi
Reaksi
emosional berlebih
Perilaku ganjil
Menarik diri

Respon maladaptif
Kelainan
pikiran/ delusi
Halusinasi
Delusi
Ketidakmampu
an untuk mengalami
emosi
Isolasi sosial

C. Psikopatologi Waham
Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya
sendiri mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa
sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi dan menyangkal ancaman
tersebut, terhadap persepsi diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan
terhadap suatu kejadian atau suatu keadaan dilanjutkan dengan memproyeksi
pikiran dan perasaannya ke lingkungan, sehingga pikiran, perasaan
keinginannya yang negatif dan tidak dapat diterima akan datang dari luar
dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk memberi alasan atau rasional
tentang interprestasi perangai (dirinya sendiri/ terhadap realitas dirinya sendiri
dan orang lain).
D. Manifestasi Klinis
1. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap kejadian/bencana.
2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.
3. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.
4. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas sederhana/kejadian

5. Pola bicara tidak logis/inkoheren


6. Pola tidur tidak teratur
7. Ambivalen
E. Macam-Macam Waham
1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan.
2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap
dirinya atau kekuatannya.
3. Waham somatik : klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu, terserang
penyakit atau di dalam tubuhnya terdapat binatang.
4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang
sedang mengancam dirinya.
5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia
ini/ sudah meninggal dunia.
6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi
pikirannya, padahal ia tidak pernah menyatakan pikirannya pada orang
tersebut.
7. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan luar.
F. Pohon masalah
Resiko tinggi mencederai
diri, orang lain dan
lingkungan

Perubahan isi
pikir: waham

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

G.

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah keperawatan :
a.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b.

Gangguan isi pikir : waham

c.

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Data yang perlu dikaji :


a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
2)

Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

b. Perubahan isi pikir : waham


1) Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2) Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung
c. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1) Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak


barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
H.

Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan isi pikir : waham
b.

Gangguan konsep diri : Harga diri


rendah.

I.

Rencana Keperawatan
1.

Gangguan isi pikir : waham


SP 1 kebutuhan yang tidak terpebuhi
a. Tujuan umum :
Pasien bisa memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.

2) Klien dapat berhubungan dengan realitas


Tindakan :
a)

Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang


lain, tempat dan waktu).

b)

Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi


realitas.

c)

Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan


klien

3) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi


Tindakan :
a)

Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

b)

Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik


selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

c)

Hubungkan

kebutuhan

yang

tidak

terpenuhi

dan

timbulnya waham.
d)

Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan


klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika
mungkin).

e)

Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk


menggunakan wahamnya.

4) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan :
a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
5) Klien dapat memasukan kegiatan dalam jadwal harian
Tindakan :
a)
Diskusikan kegiatan yang dimiliki pasien
b)
Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis
c)
Klien dapat membuat jadwal kegiatan harian.
SP 2 Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
a.

Tujuan umum :
Pasien bisa mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

b Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :

a)

Bina hubungan saling percaya : salam


terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan
topik pembicaraan)

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya


c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
d) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
3) Klien dapat memasukan kegiatan dalam jadwal harian
Tindakan :
a) Diskusikan kegiatan yang dimiliki pasien
b) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat membuat jadwal kegiatan harian.
SP 3 Klien dapat menggunakan obat secara benar
a. Tujuan umum :
Pasien bisa menggunakan obat secara benar
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak
yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien


d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2) Klien dapat menggunakan obat secara benar
Tindakan :
a)
Diskusikan tentang pemberian obat secara
benar
b)

Beri

penjelasan

kepada

klien

tentang

pemberian obat secara benar


c) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
3) Klien dapat memasukan kegiatan dalam jadwal harian
Tindakan :
a) Diskusikan kegiatan yang dimiliki pasien
b) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat membuat jadwal kegiatan harian.
2. Gangguan konsep : diri harga diri rendah
SP 1 Mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki si
a. Tujuan umum :
Klien mampu mendisukusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
2)

dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.


Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,


utamakan memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
d) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
c) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampua
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
3)

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan


kemampuan
Tindakan :
a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
d) Klien mendapatkan pujian yang wajar dari perawat sesuai dengan
keberhasilan
Tindakan :
a) Beri pujian atas keberhasilan klien
b) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan

memberi pujian yang realistis


4) Klien dapat memasukan kegiatan dalam jadwal harian
Tindakan :
a) Diskusikan kegiatan yang dimiliki pasien
b) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat membuat jadwal kegiatan harian.
SP 2 Melatih kemampuan kedua yang dipilih klien
a. Tujuan umum :
Klien mampu melakukan kegiatan kedua yang dipilih klien
b Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2) Klien dapat melakukan jadwal kegiatan harian.
Tindakan :
a) Diskusikan kegiatan yang dimiliki pasien
b) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat melakukan kegiatan berdasarkan jadwal kegiatan harian.
3) Klien dapat melatih kemampuan kedua yang dipilih
Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Melatih kemampuan kedua yang dimiliki klien
c) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
d) Beri pujian atas keberhasilan klien
4) Klien dapat memasukan kegiatan dalam jadwal harian
Tindakan :
a) Diskusikan kegiatan yang dimiliki pasien
b) Hindari memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c) Klien dapat membuat jadwal kegiatan harian.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003 Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr
Amino Gondoutomo. Keliat Budi A.
Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. 2000Standart asuhan keperawatan kesehatanberika
jiwa. Edisi 1. Bandung: RSJP.
Townsend M.C. . 1998. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri;
pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC.
Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. 20 22 Novembr
2004. Semarang.

You might also like