You are on page 1of 51

PERSIAPAN PROSES AUDIT ENERGI

OLEH : IR. PARLINDUNGAN MARPAUNG

HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

SKKNI MANAJER ENERGI


Sub bidang Industri.

SISTEM MANAJEMEN ENERGI


Standar Sistem Manajemen Energi :
Internasional: ISO 50001 (diterbitkan: 15 June 2011)

Standar Sistem Manajemen Energi (ISO 50001) menyediakan


kerangka berbasis pasar dan praktik terbaik untuk mengintegrasikan
efisiensi energi ke dalam budaya korporat industri dan praktik
manajemen sehari-hari

Nasional SKKNI yaitu standar yang mengatur kompetensi SDM :


Kepmen Tenaga Kerja& Transmigrasi N0. 321/MEN/XII/2011 (Industri).
Kepmen Tenaga Kerja & TransmigrasiN0. 323/MEN/XII/2011 (Bangunan gedung).

Sistem Manajemen Energi - ISO50001


MANAJEMEN PUNCAK
Peran
Keterlibatan
Kepemimpinan

KOMITMEN
Kebijakan Energi
Manajemen review

Standar ini diterapkan untuk semua organisasi,


Standar tidak menyebutkan kriteria kinerja spesifik yang berkenaan
dengan energi.

Implementasi Sistem Manajemen Energi


Dengan menerapkan sistem manajemen energi, maka
konsumsi energi/biaya energi akan cendrung turun.
Resultan hasil sistem manajemen energi adalah
kinerja energi akan meningkat secara konsisten
(tidak dipengaruhi petugas).

Audit Energi dalam Sistem Manajemen Energi


Manajer Energi

Plan (Audit Energi)


Do
Check
Act

Operator

Persiapan Audit Energi - SKKNI


KODE UNIT : JPI.KE02.002.01
JUDUL UNIT : Menyiapkan proses audit energi
URAIAN UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan persiapan pelaksanaan
audit energi dalam Industri.
ELEMEN KOMPETENSI

1.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK)

Menyusun metodologi audit 1.1. Sasaran ditentukan


1.2. Lingkup kegiatan ditentukan
energi
1.3. Metodologi ditentukan
1.4. Kebutuhan data ditentukan.

2. Menyiapkan perangkat audit 2.1. Tim pelaksana ditetapkan


2.2. Peralatan ditetapkan
energi
2.3. Perlengkapan K3 (Keselamatan dan
kesehatan kerja ditentukan).
2.4. Anggaran disusun.

3. Membuat kerangka waktu audit 3.1. Rencana kegiatan ditetapkan


energi
3.2. Rencana kebutuhan sumber daya
ditetapkan.
3.3. Jadual pelaporan ditetapkan

PENGERTIAN AUDIT ENERGI


Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi Energi (Pasal 1).

Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi


dan identifikasi peluang penghematan energi serta
rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi
dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi
energi

4/23/2014

MAKSUD AUDIT ENERGI :


Maksud : Mendapatkan potret penggunaan energi.

Kegiatan :

Tujuan AUDIT ENERGI


Memahami masalah penggunaan energi
Intensitas & kinerja energi, potensi penghematan
energi, manfaat dan langkah yang diperlukan.

AUDIT ENERGI ADALAH WAJIB !


Sesuai PP70 tahun 2009 tentang konservasi energi, bagi industri tertentu audit
energi adalah wajib.
PP 70. pasal 12 :

(1)Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna


energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien.
(2)Pengguna energi/sumber energi yang menkonsumsi energi lebih
besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per
tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen
energi.
(3) Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan :
menunjuk manajer energi;
menyusun program konservasi energi ;
melaksanakan audit energi secara berkala;
melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;
melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada
Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.

Manfaat Audit Energi


Membuat Keputusan .

Data & informasi


HASIL AUDIT ENERGI

Keputusan investasi
Managemen puncak.

Metoda Penentuan Audit Energi


Jika jenis energi sudah ditentukan maka metoda audit
dapat ditentukan

Siapa Pelaksana Audit Energi


Auditor Energi
Kompeten

Internal
Eksternal

JENIS KATAGORI AUDIT ENERGI

Berdasarkan tingkat kedalaman yang


dihasilkan, audit energi dibedakan menjadi :
Walk-Through Audit (Pengamatan singkat)
Preliminary Audit (Audit Awal)
Detailed Audit ( Audit Rinci).

WALK-THROUGH AUDIT
Adalah audit energi dengan tingkat kegiatan
paling rendah yaitu level 1.
Aktifitasnya adalah :
Mengumpulkan data (bersifat umum), pengamatan singkat
secara visual dan wawancara.
Analisis dan evaluasi data (sangat dasar) system pemanfaat
energi, intensitas pemakaian energy dan kecendrungannya,
serta benchmark intensitas energi rata-rata terhadap
perusahaan sejenis dan menggunakan peralatan atau
teknologi serupa.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum
pengelolaan energi.
Level 1 is the basic level for an energy audit. It gives basic information on the opportunities for energy
savings on a very draft (basic) level. This may be called a walkthrough audit

Audit Awal (Preliminary Audit)


Audit awal merupakan level kedua dari tingkat
kegiatan audit energi.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya potensi penghematan energi.
Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level
satu, data dan informasi yang digunakan sudah
didasarkan dengan hasil pengukuran/sesaat.

The proposals for energy saving are more thoroughly grounded than in level 1 and are
based on some measurements.

Audit Rinci
Audit rinci merupakan level ke 3 dan tertinggi dalam kegiatan
audit energi.
Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas,
rekomendasi didasarkan atas kajian engineering dengan
urutan prioritas yang jelas.
Output audit rinci adalah uraian lengkap tentang jenis dan
sumber energi, rugi-rugi energi, faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi
peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi
berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi.
Energy consumption is carefully studied and the proposals for energy saving measures and investments are
so well-prepared that they are ready for implementation .

Level Kedalamaman Audit Energi


Level I
x 1)

Level Audit
Level II
x 1)

Level III
x 1)

Interview

Pengukuran : peralatan utama

Pengukuran: semua level

Evaluasi dasar sistem technikal.

Heat Balance
Potensi penghematan
Usulan Investment : guiding
Usulan Investment : well-grounded

x
-

x 1)
x
x
-

x 1)
x
x

Aktifitas
Mengumpulkan data energi dan
wawancara
Dokumen Teknikal.

1) Mungkin jika meter energi terpasang

PENENTUAN JENIS AUDIT ENERGI


Jenis audit energi ditentukan berdasarkan

Target penghematan energi


Lingkup Area
Kedalaman audit (analisis data) yang diperlukan
Sumber daya yang tersedia

Target dan Sasaran Audit energi


Target adalah besaran penghematan
energi yang ingin dicapai (%).
Sasaran adalah cakupan area kegiatan
audit energi yang dibatasi berdasarkan
target penghematan dan kemampuan
melakukannya.

PENENTUAN TARGET

Tanpa Kriteria;
Menentukan target tanpa pertimbangan internal
maupun eksternal. Metoda ini sulit atau terlalu
mudah dicapai.
Berdasarkan Informasi Internal;
Cara ini adalah yang terbaik yaitu berdasarkan
informasi baseline EEI atau rekomendasi hasil audit
energi.
Berdasarkan Informasi External ;
Yaitu berdasarkan benchmarking (EEI) perusahaan
sejenis, misalnya EEI adalah 425 kWh/kg,
sedangkan di perusahaan lain sejenis EEI rata-rata
400 kWh/kg, EEI tertinggi 450 kWh/kg dan EEI
terbaik 350 kWh/kg. Maka target dapat diset
misalnya 400 kWh/kg.

KRITERIA TARGET AUDIT ENERGI

Target harus : SMART


Simple
Measurable
Achievable
Realistic
Trackable

SYARAT TARGET
Target harus dinyatakan secara spesifik pada area tertentu dengan
besaran yang dapat dijangkau dalam suatu periode yang ditentukan.
Harus sesuai dan memenuhi kriteria
kebijakan perusahaan.
Besarnya target harus realistis
Target harus terukur dan bisa dilakukan
Mendapat dukungan dari seluruh unit
kerja terkait.

METODA PENENTUAN TARGET & SASARAN


Sasaran dan target ditetapkan melalui analisis Data (Jika data
tersedia).
Distribusi Pareto :
Sejumlah elemen memiliki pengaruh besar terhadap seluruh kelompok

Toeri Pareto berlaku untuk pengguna energi :


Bahwa sekitar 20 % peralatan energi menghabiskan 75
% dari total pemakaian energi.
Dan sekitar 70 % peralatan energi mengkonsumsi hanya
sekitar 15 % energi.
Sisanya 10 % dari total pemakaian energi dikonsumsi
peralatan lain- lain.

ANALISIS ABC
Untukperusahaan yg kompleks dengan ratusan atau lebih
pengguna energi, maka penentuan prioritas dapat dilakukan
dengan metoda Analisis ABC
Distribusi Pareto
Sekitar 20 % peralatan energi
menghabiskan 75 % dari total
pemakaian energi (Katagori A)
Sekitar 70 % peralatan energi
mengkonsumsi sekitar 15 % dari
total konsumsi energi (Katagori B)
Sisanya adalah untuk peralatan
lain- lain (Katagori C)
Prioritas :
I. Katagori A
II. Katagori B
III. Katagori C

Langkah Analisis ABC


Langkah kegiatan dalam membuat keputusan dengan menggunakan metode analisis ABC adalah
mengikuti proses berikut.

Langkah

Langkah 1

Tindakan yang Perlu

Obyektive

Bagi sistem keseluruhan menjadi kelompok

Pendekatan ini akan membuat

dan sub-kelompok berdasarkan jenis energi

masalah yang kompleks

seperti diperlihakan pada gambar informasi

menjadi lebih sederhana.

pemanfaatan energi di atas.

Langkah 2

Langkah 3

Hitung energi input masing masing sub

Membantu dalam menetukan

kelompok

prioritas pengendalian

Analisis ABC konsumsi energi sub kelompok

Membantu manajer energi


untuk menentukan prioritas
dan model

Langkah 4

Analisis mikro katagori A dan katagori B sub

Mengidentifikasi area

kelompok peralatan masing masing untuk

masalah dan membantu

tiap jenis energi yang digunakan

menetapkan sasaran,
troubleshooting dan kontrol.

Informasi Penguna Energi


Berdasarkan Kelompok
Sumber energi & Kelompok Unit kerja

Significant energy users


(Unit kerja significan)

Informasi sumber energi


Berdasarkan Sub Kelompok Pengguna Energi
Konsumsi energi (%) per Unit kerja

Sumber energi (%) Sub Kelompok

Berdasarkan informasi di atas, maka :


Konsumen energi terbesar adalah :
Unit V : 40 %,
Unit IV : 30 %,
Unit I : 15 %,
Sisanya Unit II&II =15 %.
Sumber energi yang terbesar adalah BBM (20 %).
Prioritas : Kelompok unit : Unit V
Sumber energi : BBM

Prioritas I

Daftar Urutan Prioritas Konservasi Energi


dengan Metoda Analisis ABC (Katagori kelompok unit &Jenis Energi)

Unit

Katagori Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status

IV

Prioritas : I = AA

AA. BBM (20 %)

Prioritas I

AB. Listrik (12 %)

Prioritas III

AC.Batubara (8 %)

Prioritas IV

BA. BBM (15 %)

Prioritas II

BB. Batubara (12 %)

Prioritas III

BC. Listrik (3 %)

Prioritas VIII

CA. BBM (7.5 %)

Proiritas V

CB. Batubara (4.5 %)

Prioritas VI

CC. Listrik (3.5 %)

Proiritas VII

Prioritas : II = BA

Prioritas : III = AB; BB

Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi dengan Metoda Analisis ABC
(Katagori Biaya Energi)

Unit
V

IV

Katagori Unit Kerja


A

Prioritas I = (A)

Katagori - Jenis Energi

Status

AA. BBM (20 %)

Prioritas I

200 (A)

AB. Listrik (12 %)

Prioritas II

125 (B)

AC.Batubara (8 %)

Prioritas V

75

BA. BBM (15 %)

Prioritas III

120 (C)

BB. Batubara (12 %)

Prioritas IV

100

BC. Listrik (3 %)

Prioritas VIII

22

CA. BBM (7.5 %)

Proiritas VI

60

CB. Batubara (4.5 %)

Prioritas VII

40

CC. Listrik (3.5 %)

Proiritas IX

20

Prioritas II = (B)

Biaya Energi (Juta Rp)

Prioritas III = (C)

Penentuan Tim Audit

Tim audit biasanya terdiri dari dua atau 3 orang disesuaikan dengan
lingkup dan metode audit.

Tim audit :
Latar belakang KOMPETENSI TEKNIS
(listrik, mekanik, dan proses industri).

Kebutuhan Data

Jenis dan kebutuhan data primer dan sekunder serta data


kualitatif dan kuantitatif diidentifikasi
Data umum peralatan energi
Data historis konsumsi energi
Data manajemen energi
Data proses & peralatan energi
Data operasi

Metode observasi
Maksud observasi :
Melihat secara langsung fisik dan kelainan yang
terjadi pada peralatan energi, jenis teknologi
peralatan yang digunakan sudah hemat energi,
Mengetahui kondisi operasi, pemeliharaan
apakah sudah sesuai dengan prosedur yang
berlaku.

Observasi langsung
kondisi fisik peralatan energi
data operasi dan pemeliharaan

P disarankan = 0.5
kg/cm2

P aktual =2.3 1.3 = 1 kg/cm2

Observasi Instalasi
Kerugian energi sering terjadi dalam
praktek mulai dari yang kecil hingga
ukuran yang cukup besar seperti bocoran
uap, radiasi panas dll.
Kerugian energi akibat bocoran tersebut
dapat terjadi karena masalah instalasi dan
pemeliharanan.
jika dihitung dalam satu tahun dapat
mencapai nilai ratusan hingga ribuan juta
rupiah per tahun.

37

Observasi instalasi :
Isolasi Pipa Panas

Metoda Pemeriksaan
Metoda periksaan didasarkan analisis suara dengan menggunakan
Visual
Alat ukur pendengar (sound device),
infra red (thermography).

Periksaan steam trap :


Jika steam trap berfungsi dengan baik/normal suara yang dihasilkan
adalah siklus, dan dengan menggunakan alat pendengar (sound device)
seseorang dapat mendengarkannya secara pisik.
Alat pendengar suara sangat bervariasi dalam hal kecanggihan mulai
dari yang sederhana seperti handmade steel welding rod hingga yang
canggih seperti ultrasonic testing equipment.

sound device

Ultrasound

1. Pemeriksaan steam Trap dengan Infrared Thermography

2. Pemeriksaan motor dengan Infrared Thermography

METODE PENGUKURAN
Intrumen Ukur Audit Energi

a. Power analyser

b. Combustion anayser,

c. Termometer

Pengukuran Kwalitas Daya

THERMOMETERS
Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu baik pada
fluida, permukaan maupun gas.
Thermometer dapat dikatagorikan kedalam dua tipe yakni
kontak langsung (thermocouple) dan non contact (infrared).
Thermometer sering digunakan untuk mengukur suhu pada :
Ambient air
Refrigration plant : compressor, cooling tower, chilled water
Bioler : surfaces, flue gases, steam pipes, feed water. Condensate
water
Furnaces : surfaces, flue gases, cooling water
Waste heat recovery : gas, water

Thermocouple digunakan untuk melakukan pengukuran


temperatur pada udara, liquid dan gas.

Thermocouple umumnya tidak digunakan untuk mengukur


temperatur permukaan.

POWER ANALYZER
Power Analyzer Digital 3 phase,
Harmonitor3000

Clamp on power tester


44

POWER ANALYZER (2)


Instrumen ini digunakan untuk mengukur parameter sistem listrik (voltase,
arus, power factor dan kwalitas daya).
Kwalitas daya berkaitan dengan parameter antara lain:

Ketidak-seimbangan arus.
Ketidak-seimbangan tegangan.
Kestabilan tegangan terhadap beban kejut.
Faktor daya.
Tingkat harmonik (THD) arus.
Tingkat harmonik (THD) tegangan.

THERMOGRAPHY
Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu suhu ujung kopling dan bearing
motor
Suhu ujung kopling dan bearing motor yg tinggi serta selisih antara suhu bearing
pompa juga tinggi adalah tanda adannya misaligned pada poros pompa

WATER FLOW METERS


Instrumen ini digunakan untuk mengukur laju aliran
cairan/air.
Aliran diukur untuk mendapatkan besaran laju alir pada
pompa, cooling tower, sistem pendinginan, heat exchanger
dan kondensor.

ANEMOMETERS
Instrumen ini digunakan untuk
mengukur kecepatan alir udara.
Kecepatan alir udara perlu diukur
untuk mendapatkan besaran alir
misalnya pada sistem pendingin
udara (AHU/FCU), cooling tower,
sistem pembakaran dan heat
exchanger.

Pelindung Diri K3 Yang Diperlukan

Perlengkapan K3 seperti :
Sepatu boot,
Helmet,
Ear plug
Sarung tangan
Kaca pelindung mata
dsb;

Perlengkapan lain yang dianggap perlu.

49

MENENTUKAN JADUAL AUDIT ENERGI


Audit lapangan

Pengumpulan data historis (3 hari)


Observasi (2 hari)
Pengukuran (3-10 hari)
Diskusi (1-2 hari)

Analisis data
Tabulasi data (6 hari)
Analisis data (5-14 hari)
Diskusi (2 hari)

Pelaporan
Menyusun draf laporan (3-14 hari)
Presentasi (1 hari)
Menyusun laporan akhir (3-10 hari)

You might also like