You are on page 1of 3

III.

METODE EVALUASI
3.1 Tolak Ukur Penilaian
Evaluasi dilakukan pada program Imunisasi Dasar di Puskesmas karang anyar lampung
selatan. Adapun sumber rujukan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2, Departemen Kesehatan RI, Tahun 2008

3.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan berupa:
1. Sumber data primer

Wawancara dengan koordinator pelaksana Program Imunisasi Dasar pada


bayi di Puskesmas Karang anyar lampung selatan.

Pengamatan di Puskesmas Karang anyar lampung selatan.

2. Sumber data sekunder

Laporan tahunan Program Imunisasi Puskesmas Karang anyar lampung


selatan pada periode Januari-Desember 2011

3.3 Cara Analisis


Evaluasi Program Imunisasi Dasar pada bayi di Puskesmas Kedaton dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Menetapkan beberapa tolok ukur dari unsur keluaran
Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil
output adalah dengan menetapkan beberapa tolok ukur atau standar yang ingin
dicapai. Nilai standar atau tolok ukur ini dapat diperoleh dari Pedoman Kerja
Puskesmas tahun 2008.
2. Menentukan satu tolok ukur yang akan digunakan
Dari beberapa tolok ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan digunakan.
17

3. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolok ukur keluaran. Bila


terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah.
Setelah diketahui tolok ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil pencapaian
keluaran Puskesmas (output) dengan tolok ukur tersebut. Bila pencapaian
keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolok ukur, maka ditetapkan sebagai
masalah.
4. Menetapkan prioritas masalah
Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat diatasi secara
bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan Puskesmas. Selain itu adanya
kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan satu dengan yang lainnya dan
bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap paling penting, maka masalah
lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu, ditetapkanlah prioritas masalah yang
akan dicari solusi untuk memecahkannya.
5. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan
Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan tersebut, maka
dibuatlah kerangka konsep masalah. Hal ini bertujuan untuk menentukan faktorfaktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan tadi yang berasal dari
komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input, proses, lingkungan dan
umpan balik. Dengan menggunakan kerangka konsep diharapkan semua faktor
penyebab masalah dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang
tertinggal.
6. Identifikasi penyebab masalah
Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep selanjutnya akan
diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan
antara tolok ukur atau standar komponen-komponen input, proses, lingkungan dan
umpan balik dengan pencapaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka
ditetapkan sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi.
7. Membuat alternatif pemecahan masalah
Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa alternatif
pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut dibuat
untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah ditentukan. Alternatif
18

pemecahan masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta situasi


dan kondisi Puskesmas.

8. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah


Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan
dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing penyebab masalah)
yang dianggap paling baik dan memungkinkan.

19

You might also like