You are on page 1of 15

PENGARUH FAKTOR

LINGKUNGAN
TERHADAP
PENYAKIT ASMA DI
INDONESIA

BY:
Desi Wulandari
Ida Ayu Putri Pradnya P.
Laras wulan F.
Maria Ulfah
Maruf Budi S.
Rosa Tania

Asma merupakan penyakit yang di tandai


dengan variasi luas dalam waktu yang
pendek terhambatnya aliran udara dalam
saluran
sebagai

nafas

paru

serangan

yang
batuk

bermanifestasi
berulang

atau

mengi (wheezing) dan sesak nafas biasanya


pada malam hari.

Sesak nafas adalah kesulitan bernapas yang


disebabkan oleh suplai oksigen kedalam
jaringan tidak sebanding dengan oksigen
yang dibutuhkan tubuh. Hal ini ditandai
antara lain mengerutnya saluran pernafasan
serta pembengkakan dan pengeluaran lendir
yang belebihan pada jalan nafas

Di Indonesia asma merupakan 10 besar penyebab


kesakitan

dan

kematian.

Hasil

penelitian

International Study on Asthma and Alergies in


Childhood menunjukkan bahwa prevalensi penyakit
asma meningkat dari 4,2% tahun 1995 menjadi
5,4% tahun 2003. DKI Jakarta memiliki prevalensi
asma yang lebih besar yaitu 7,5% tagun 2007 , ini
disebabkan karena urbanisasi menyebabkan kota
semakin sempit dan sumpek

Pada tabel menunjukkan prevalensi penyakit asma di Indonesia


adalah 3,32%. Dengan prevalensi tertinggi adalah provinsi Gorontalo
7,23% dan terendah adalah Aceh 0,09%. Menurut hasil Riskesda
2007 sebesar 3,32% adalah angka yang lebih rendah dibandingkan
dengan hasil penelitian International Study on Asthma and Alergies in
childhood di Indonesia sekitar 5,4%pada tahun 2003. angka ini jauh
lebih rendah dari prevalensi penyakit asma yang dinyatakan oleh
Direktorat

Jenderal

pemberantasan

Penyakit

dan

Penyehatan

Lingkungan , Departemen Kesehatan dalam hari asma Se-dunia 2006


lalu sekitar 10% penduduk Indonesia. Sementara untuk wilayah DKI
Jakarta menurut Riskesda 2007 hanya 2,9%

Perbandingan hasil penelitian


asma di indonesia
International Study on
Asthma and Alergies in
Childhood (2003)

5,4%

Riskesda (2007)

3,32%
(tertinggi adalah provinsi
Gorontalo 7,23% dan terendah
adalah Aceh 0,09%)

Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan ,
Departemen Kesehatan dalam
hari asma Se-dunia 2006

10 %

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN


DENGAN PENYAKIT ASMA
a. Pelihara Ternak
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak hanya
unggas (ayam,bebek,burung) tetapi ternak
sedang (kambing,domba,babi) ternak besar
(sapi,kerbau,kuda),anjing,kucing,dan kelinci,dan
kelinci berpotensi memicu timbulnya asma.

b. Asap rokok dari perokok aktif


Asap rokok yang ditimbulkan oleh adanya perokok
aktif ataupun pasif di lingkungan rumah dapat
menimbulkan penyakit asma. Pada paru-paru
normal asap rokok tidak mempengaruhi saluran
napas, tetapi pada penderita asma dapat terjadi
reaksi penyempitan.

c. Jarak rumah dengan sumber pencemaran


beberapa penelitian menunjukkan bahwa udara
sekitar kita tercemar oleh berbagai polutan
udara, baik dari kegiatan industri maupun
kegiatan transportasi darat, terutama dengan
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang
tidak terawat dengan baik dan mengeluarkan
gas buangan yang banyak dan pekat

KESIMPULAN
Sebagian besar faktor lingkungan seperti polusi udara,
rokok

dan

kontak

dengan

bulu

binatang

dapat

mempengaruhi timbulnya penyakit asma.


Faktor

lingkungan

yang

paling

besar

pengaruhnya

terrhadap asma adalah asap. Faktor polusi udara karena


kedekatan

rumah

dengan

sumber

pencemaran

industri/pabrik , tempat sampah, bengkel dapat memicu


terjadinya asma . Variable yang paling berpengaruh adalah
jarak rumah dekatt dengan industri pabrik/ industri .

You might also like