You are on page 1of 50

MODUL TOT KRIDA BINA GIZI

I. SKK Mengenal Keadaan Gizi


Deskripsi :
Pramuka Penegak dan Pandega diharapkan mampu menguasai masalah gizi utama dan tandatandanya, dapat mengkaji hasil penimbangan BB dan pengukuran TB dengan menggunakan
KMS, dapat menjelaskan keadaan gizi serta mengetahui anak yang perlu dirujuk ke Fasyankes
di daerahnya.
Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Mengenal Keadaan Gizi
Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :
1. Menjelaskan masalah gizi utama dan tanda-tandanya
2. Menjelaskan cara penimbangan BB dan pengukuran PB/TB
balita dan anak sekolah
3. Membaca hasil penimbangan dan pengukuran dalam KMS
4. Menjelaskan cara menilai pembesaran kelenjar gondok
5. Menjelaskan kapan harus merujuk anak ke Fasyankes
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :
1. Masalah Gizi Utama dan Tanda-tandanya
- KEP (Kurang Energi Protein)
- Anemia Gizi Besi (AGB)
- Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
- Kurang Vitamin A (KVA)
- Gizi Lebih
2. Cara Penimbangan BB dan Pengukuran PB/TB
- Cara Penimbangan BB
- Cara Pengukuran PB/TB
- Cara Menilai Keadaan Gizi
3. Hasil Penimbangan dan Pengukuran dalam KMS
- Memperhatikan KBM
- Naik (N)
- Tidak Naik (T)
4. Cara Menilai Pembesaran Kelenjar Gondok
- Perabaan
- Penggolongan
5. Rujukan ke Fasyankes
- Balita 2T dan Bawah Garis Merah (BGM)
- Anak Sekolah Gizi Kurang
Metode Pembelajaran

: Curah pendapat, CTJ

Media dan Alat Bantu

: Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook


Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol, Kapsul
Vitamin A, Tablet Tambah Darah (TTD)

Uraian Materi :
A. MASALAH GIZI DI INDONESIA
Di Indonesia terdapat masalah gizi utama, yakni:
1. KEP (Kurang Energi Protein)
2. Anemia Gizi Besi (AGB)
3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
4. Kurang Vitamin A (KVA)
5. Gizi Lebih
B. PENGERTIAN
1.

KEP (Kurang Energi Protein)


Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi enrgi dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam
jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah bila berat badan berada dibawah standar
normal.

2.

Anemia Gizi Besi


Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi sebagai penyebab utamanya. Pada
pemeriksaan darah jika kadar hemoglobin kurang dari batas sesuai umur atau keadaan
fisiologis dan kadar serum feritin kurang dari 12 mcq/dl.

3.

Gangguan Akibat Yodium (GAKY)


Secara klinis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh
seseorang kurang unsur Iodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama atau
kelainan akibat kekurangan iodium pada berbagai tahapan kehidupan (dari janin hingga
dewasa) didalam suatu populasi. Dapat dicegah dengan mengoreksi kekurangan iodium..
Tanda-tanda ini khas dengan dominasi defisiensi mental yang disertai manifestasi
gangguan syaraf pada organ ekstremitas, auditori, dan atau mata, kekurangan iodium
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh
kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat
kecerdasan.

4. Kurang Vitamin A
Keadaan dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh yang sebagian besar terdapat dalam
hati menjadi sangat kurang, sehingga timbul tanda dan gejala fisik, klinis dan sub klinis
yang dapat dideteksi. Gejalanya adalah buta senja, pada mata terdapat bercak bitot,
Xerophthalmia, dan secara subklinis kadar vitamin A darah kurang dari 20 microgram/dl
5. Gizi Lebih
Gizi lebih adalah keadaan kelebihan berat badan yang terjadi akibat maknaan yang
dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh dalam jangka panjang. Hal
tersebut mengakibatkan cadangan energi ditimbun dalam bentuk lemak.

Dampak

Penyebab

KURANG GIZI

Makan Tidak Seimbang

Penyakit Infeksi

langsung

Penyebab
tidak langsung

Tidak Cukup
Persediaan
Pangan

Pola Asuh
Anak Tidak
Memadai

Sanitasi dan Air


bersih/Pelayanan
Kesehatan Dasar Tidak
Memadai

Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan


Pokok Masalah
di masyarakat

Kurang pemberdayaan wanita dan


keluarga, kurang pemanfaatan
sumberdaya masyarakat

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan


Akar masalah
(nasional)

Krisis Ekonomi, Politik


dan Sosial

Bagan 1. Penyebab Kurang Gizi


(Disesuaikan dari badan UNICEF, 1998: The State of the World,s Children 1998, Oxford Univ, Press).

C. TANDA-TANDA
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus.
Penggolongan klisis KEP berat/gizi buruk dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Kwashiorkor
b. Marasmus
c. Marasmus-kwashiorkor
Tanda-tanda dan gejala Kwashiorkor :
 Edema umumnya diseluruh tubuh, terutama pada punggung kaki,
 Wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu,
 Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut rambut jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit, rontok,
 Perubahan status mental, apatis, dan rewel,
 Pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa berdiri atau
duduk,
 Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas,
 Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut, anemia dan diare.
Tanda-tanda Marasmus:
 Sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
 Wajahnya seperti orang tua.
 Cengeng, rewel, kulit keriput
 Jaringan lemak bawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada, pada daerah pantat
tampak seperti memakai celana longgar/ baggy pants
 Perut cekung, iga gambang
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare.
Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor:
Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor merupakan gabungan tanda-tanda kedua jenis KEP
berat/gizi buruk dari kwasiorkor dan marasmus.

2. Anemia Gizi Besi (AGB):


Tanda Anemia Gizi Besi adalah : 5 L (LESU, LEMAH, LETIH, LELAH, LALAI)
Sering disertai dengan :
- Pusing
- Mata berkunang-kunang
- Pucat terlihat pada muka. bibir, lidah, telapan tangan dan kaki, kuku serta lipatan mata
sebelah dalam
- Sering mengeluh lekas lelah
- nafas pendek
- jantung berdenyut kencang
- nafsu makan kurang
Anemia gizi banyak terdapat pada anak pra-sekolah, anak sekolah, wanita hamil dan ibu
menyusui serta pekerja wanita berpenghasilan rendah.
BAGI IBU HAMIL
Anemia Gizi Besi akan:
- Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan akan membahayakan jiwa ibu
terutama waktu melahirkan.
- Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan dan berisiko Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
BAGI IBU MENYUSUI
Anemia Gizi Besi akan melemahkan ibu dan keadaan tersebut mengganggu pertumbuhan
bayi dan anak yang sedang disusui
BAGI USIA SEKOLAH, REMAJA DAN USIA PRODUKTIF
Anemia Gizi Besi akan mengakibatkan :
- Tidak dapat menerima/merangkap pelajaran dengan baik.
- Produktivitas menurun.

3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)


GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kurang unsur
yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Kekurangan yodium saat ini
tidak terbatas pada gondok dan kretinisme saja, tetapi ternyata juga berpengaruh terhadap

kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk
perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat kecerdasan. Terdapat
pembesaran pada kelenjar di leher bagian bawah. Pembesaran ini tidak selalu jelas
terlihat pada GAKY ringan dan hanya dapat diketahui dengan meraba/palpasi leher
bagian bawah. Pada tingkat yang lebih berat, tanpa meraba leher, GAKY sudah dapat
terlihat sikap kepala normal.

4. Kurang Vitamin A (KVA)


 Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang
setelah lama berada di cahaya terang.
 Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di
lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.
 Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak benda
didepannya, karena tidak dapat melihatnya.
 Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta senja.
Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat yang
kurang cahaya, karena tidak dapat melihat benda atau makanan didepannya.
Pada keadaan yang lebih berat, ada beberapa klasifikasi gejala klinis Kurang Vitamin A,
menurut WHO/ USAID, antara lain
a. Xerosis konjungtiva = X1A
- Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat/ terlihat sedikit kering,
berkeriput dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam
- Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna
kecoklatan
b. Xerosis konjuntiva dan bercak bitot = X1B
- Tanda-tanda pada X1A ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun
atau keju terutama terutama di daerah celah mata sisi luar
- Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda
khas pada penderita xerofthalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan
prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat
- Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva

- Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut


- Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik
c. Xerosis Kornea = X2
- Kekeringan pada konjuntiva berlanjut sampai kornea
- Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar
- Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita penyakit infeksi
dan sistemik lain)
d. Keratomalasia dan ulkus kornea = X3A, X3B
- Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus
- X3A = bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea
- X3B = bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan kornea
- Keadaan umum penderita sangat buruk
- Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah)
e. Xeroftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea
-

Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila
luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau
jaringan parut.

f. Xeroftalmia Fundus (XF)


-

Dengan alat opthalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol.

5. Gizi Lebih
Gizi lebih dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight dan obesitas. Obesitas adalah
kelebihan berat badan yang berasal dari lemak sedangkan overweight lebih mengacu
pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal.
Pada balita dikatakan gizi lebih jika dalam kurva pertumbuhan menunjukkan :
- Berat Badan menurut umur (BB/U) > 2 SD
- Berat Badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) > 2 SD
- Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) > 2 SD

Pada dewasa, cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh
dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi
menjadi :
1. Obesitas perifer (IMT Dewasa lebih dari 25)
2. Obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut.
Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada
wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari
90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas
abdominal.
Faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah pola makan, karakteristik individu,
hereditas, psikologi, aktivitas fisik dan gaya hidup. Dari hasil penelitian menunjukkan
yang paling berhubungan dengan kejadian obesitas sentral adalah pola makan yaitu
asupan karbohidrat yang berlebihan. Konsekuensi obesitas adalah meningkatkan resiko
kematian akibat penyakit degeneratif. Beberapa penelitian di negara maju menunjukkan
bahwa mereka yang mengalami obesitas sentral mempunyai resiko 3X untuk mengalami
penyakit jantung dari mereka yang normal.

D. Cara Penimbangan Berat Badan dan Tinggi Badan


Cara yang paling mudah untuk mengetahui keadaan gizi ialah dengan melakukan
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
1. Cara Penimbangan Berat Badan (BB)
Alat untuk menimbang berat badan antara lain adalah timbangan. Dikenal jenis
timbangan yaitu dacin dan timbangan injak (balance scale).Alat untuk mengukur tinggi
badan adalah microtoise atau alat ukur panjang badan. Caranya adalah sebagai berikut :
Timbang berat badanmu, tanpa sepatu dan menggunakan pakaian seringan mungkin.
2. Cara Mengukur Panjang Badan (PB) / Tinggi Badan (TB)
Ukur tinggi badanmu dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan (microtoise)
untuk anak yang sudah bisa berdiri atau alat ukur panjang badan untuk bayi atau anak
yang belum bisa berdiri.

Gambar Microtoise

Gambar alat ukur panjang badan

3. Cara Menilai Keadaan Gizi


Menilai keadaan gizi balita dan anak sekolah dengan menggunakan kriteria berat badan
menurut umur (BB/U).
- Balita maupun anak sekolah dicatat dan dilihat umurnya dan ditimbang berat
badannya.
- Melihat tabel pada lampiran, bandingkan berat badan menurut umur dan berat badan
menurut tinggi badan
- Menyimpulkan keadaan gizi: apakah termasuk gizi lebih, gizi baik, gizi kurang atau
gizi buruk.
Menilai Keadaan Gizi Pada orang Dewasa (> 18 tahun) menggunakan IMT (Indeks
Massa Tubuh). Dengan IMT, akan diketahui gambaran gizi pada orang dewasa, apakah
seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk, IMT digunakan untuk orang dewasa
berusia 18-55 tahun dan tidak diterapkan untuk ibu hamil dan olahragawan. Untuk
mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Berat badan (kg)
IMT = -----------------------------------------------Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO, yang membedakan
batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang untuk orang Indonesia
adalah:
KATEGORI
KURUS

IMT

Kekurangan berat badan tingkat berat

< 17,0

Keterangan berat badan tingkat ringan

17,0 18,4

NORMAL

18,5 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

> 27,0

GEMUK

E. Hasil Penimbangan dan Pengukuran dalam KMS


Cara menilai keadaan gizi balita dan menggunakan KMS Balita.
- Balita ditimbang berat badannya secara berkala (sebulan sekali).
- KMS dipergunakan untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dari bulan ke bulan.
Setiap kali balita ditimbang, hasilnya dicatat dalam grafik KMS, demikian pula hal
tersebut dilakukan pada penimbangan-penimbangan bulan-bulan berikutnya.

Status

pertumbuhan balita dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan
dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
- Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan balita yaitu Naik (N) atau Tidak Naik
(T).
- Naik (N) apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan; atau kenaikan berat
badan sama dengan KBM atau lebih.
- Tidak naik (T) apabila grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan di bawahnya; atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.

F. Cara Menilai Pembesaran Kelenjar Gondok


1. Melakukan Palpasi/perabaan kelenjar gondok (di daerah gondok endemik)
- 8-10 penderita gondok dari berbagai tingkat pembesaran gondok dikumpulkan di
tempat latihan.

- Dengan bimbingan petugas kesehatan (instruktur). Pramuka Pandega, melakukan


pengamatan dan palpasi/perabaan terhadap leher bagian bawah dari semua penderita.
2. Berdasarkan hasil pengamatan dan perabaan, dibuat penggolongan penderita gondok,
sesuai dengan tingkat pembesaran kelenjar gondok (tingkat I, tingkat II, tingkat III).

G. Cara Merujuk Anak ke Puskesmas atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Anak yang perlu dirujuk adalah :
a. Balita yang tidak naik sesuai kenaikan berat badan minimum dua kali berturut-turut (2T)
dan Bawah Garis Merah (BGM)
b. Anak usia sekolah gizi kurang yang ditemukan perlu mendapat makanan tambahan

Referensi :
1.

SKK Krida Bina Gizi

2.

Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Perempuan dan Laki-laki

3.

Kartu Menuju Sehat (KMS) Anak Sekolah

4.

Panduan Manajemen Suplementasi Kapsul Vitamin A

5.

Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penangulangan Gangguan Akibat


Kekurangan Yodium

6.

Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

II. SKK Penyuluhan Gizi


Deskripsi :
Pramuka Penegak dan Pandega harus dapat menghayati pengetahuan gizi dasar dan pemanfaatan
pekarangan. Di samping itu, juga dapat memperagakan cara memasak dan penyuluhan gizi di
lingkungannya.
Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Penyuluhan Gizi
Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :
1. Menyebutkan berbagai golongan bahan makanan
2. Menjelaskan dan memasak menu gizi seimbang
3. Menjelaskan pemanfaatan pekarangan
4. Melakukan penyuluhan gizi
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :
1. Golongan Bahan Makanan
- Sumber Tenaga
- Sumber Pembangun
- Sumber Pengatur
2. Menu Gizi Seimbang
- Pengertian
- Peragaan cara memasak menu gizi seimbang
- Cara membuat alat peraga penyuluhan
3. Pemanfaatan Pekarangan
- Pengertian
- Keuntungan
- Perencanaan
4. Penyuluhan Gizi
- KMS
- Kurang Vitamin A (KVA)
- Anemia
- Diare/Mencret
- Seribu Hari untuk Negeri
Metode Pembelajaran
Media dan Alat Bantu

: Curah pendapat, CTJ, simulasi


: Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook
Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol, Food Model,
Papan Triplex 125 x 75 cm, Kain Flanel, Gambar aneka bahan
makanan, Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah Darah (TTD),
Oralit, Gelas, Sendok Teh dan Panci

Uraian Materi :
PENYULUHAN GIZI
Penyuluhan Gizi Masyarakat adalah penyebarluasan informasi gizi kepada masyarakat melalui
institusi keagamaan, sekolah, tempat-tempat umum, warung, dll.
A. GOLONGAN BAHAN MAKANAN
Dalam tubuh manusia, makanan berfungsi sebagai:
1. Sumber tenaga : dapat diumpamakan sebagai berikut:
- Mobil perlu bensin agar mempunyai tenaga untuk dapat dijalankan
- Manusia perlu makan agar mempunyai tenaga untuk bekerja, belajar dan berolah raga.
Contoh sumber zat tenaga antara lain: beras, roti, singkong, ubi, mie, dan lain-lain.

2. Sumber pembangun : dapat diumpamakan sebagai berikut:


- Tanaman perlu pupuk agar dapat tumbuh.
- Manusia perlu makan agar dapat tumbuh
Contoh sumber zat pembangun antar lain: daging, tempe, ikan, tahu, telur dan lain-lain.

3. Sumber zat pengatur : dapat diumpamakan sebagai berikut:


- Lalu lintas memerlukan polisi agar teratur dan tertib
- Manusia memerlukan makanan agar semua bagian tubuh dapat melaksanakan tuasnya
secara teratur.
Contoh sumber zat pengatur adalah sayur dan buah yang berwarna

B. MENU GIZI SEIMBANG


Untuk mencapai hidup sehat dan produktif seseorang perlu mengkonsumsi aneka ragam
makanan. Oleh karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi.
Masing-masing makanan dalam susunan aneka ragam menu gizi seimbang akan saling
melengkapi. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari paling sedikit berasal
dari 1 jenis makanan sumber zat tenaga, 1 jenis sumber zat pembangun dan 1 jenis sumber
zat pengatur.
Cara memasak menu gizi seimbang :
Sebelum mulai memasak, cucilah bahan makanan terlebih dahulu dan perlihatkanlah bahanbahan makanan tersebut serta jelaskan jenis, jumlah dan makanan yang tersedia didepan
anggota regumu. Apabila akan menggunakan bahan makanan yang dikemas bacalah label
sebelumnya. Gunakan garam beryodium setiap kali memasak. Peragakan cara memasak
yang benar sesuai dengan syarat-syarat gizi. Misalnya cara memasak sayuran yang benar :
1. Cuci dahulu sayuran sebelum dipotong-potong.
2. Didihkan air sebelum sayuran dimasukkan ke dalam panci (Air rebus secukupnya agar
kuah sayur tidak tersisa dan terbuang, karena dalam kuah terlarut beberapa vitamin).
3. Masaklah sayuran sebentar dalam panci tertutup dan api besar.
Pedoman dalam memilih bahan makanan untuk memasak adalah:
1. Bahan mudah didapat, murah, bernilai gizi tinggi, dapat diterima dan mudah
memasaknya.
2. Bahan makanan yang murah harganya belum tentu lebih rendah nilai gizinya dari pada
bahan makanan yang mahal.
Cara Membuat/Mempersiapkan Alat Peraga Untuk Penyuluhan Gizi
1. Papan Flanel:
a. Sediakan papan/tripleks jukuran 125 x 75 cm.
b. Tempelkan kain flannel warna gelap selebar papan tersebut
c. Buatlah gambar-gambar bahan makanan di kertas, Warnailah gambar-gambar tersebut
sesuai denganwarna aslinya.
d. Guntinglah gambar-gambar tersebut di papan berlapis flannel tadi.
e. Tempelkan gambar-gambar tersebut di papan berlapis flanel tadi.

2. Gunakan model bahan makanan (food model) yang terdiri dari sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
3. Mempersiapkan bahan makanan untuk alat peraga:
a. Sediakan berbagai aneka ragam bahan makanan dan kelompokkan menurut
golongannya.
b. Setiap golongan terdiri dari paling sedikit tiga macam
Contoh :
- Golongan sumber tenaga: beras, jagung, ubi, minyak goreng, kelapa
- Golongan sumber pembangun: ikan teri, telur, daging, susu, tempe, tahu, kacang
hijau, kacang tanah.
- Golongan sumber pengatur: bayam, wortel, kacang panjang, daun singkong,
papaya, pisang, jeruk.
c. Letakkan di atas meja dan aturlah dengan baik serta jelaskan gunanya.

C. PEMANFAATAN PEKARANGAN
Pekarangan perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Pekarangan bila diolah dan dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan berbagai bahan
makanan yang bergizi untuk keperluan keluarga shari-hari. Tidak perlu tanah yang luas.
Keuntungan yang diperoleh dari pekarangan:
a. Sumber tambahan bahan makanan yang bergizi: sayuran, buah-buahan, ikan dan hasil
ternak.
b. Sumber pendapatan bagi keluarga
c. Menghemat belanja keluarga
d. Sisa tanaman dapat digunakan ebagai makanan ternak.
e. Kotoran ternak dapat digunakan untuk pupuk.
Merencanakan tanaman pekarangan :
Untuk merencanakan tanaman pekarangan pada halaman yang tersedia di wilayah tempat
tinggal perlu membicarakan bersama anggota regu Pramuka dan masyarakat setempat.
Hubungilah petugas pertanian setempat, petugas PPL atau petugas lapangan untuk
memperoleh bantuan bibit dan bimbingan. Pekarangan dapat dimanfaatkan untuk : menanam
sayuran, menanam buah-buahan, membuat kolam ikan, atau memelihara ternak.

D. MELAKSANAKAN PENYULUHAN GIZI


3. KMS
Dengan melihat KMS, kita dapat memantau berat badan dan keadaan gizi balita, apakah
timbangan badannya naik, tetap atau menurun dibandingkan bulan lalu. KMS dibedakan
untuk anak laki-laki dan perempuan, warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah
untuk anak perempuan.
Penyuluhan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Untuk memantau berat badannya, anak harus rutin ditimbang di posyandu.
 Pada penimbangan pertama belum dapat diketahui kenaikan berat badannya
dibandingkan bulan lalu, dianjurkan untuk datang menimbang lagi bulan depan.
 Anak dinyatakan naik timbangannya apabila kenaikan berat badannya sama atau lebih
dari kenaikan berat badan minimum
Pada KMS mencantumkan kenaikan Berat Badan Minimum(KBM) anak dimana:
- Umur anak 1 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800 gr
- Umur anak 2 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 900 gr
- Umur anak 3 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 800 gr
- Umur anak 4 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 600 gr
- Umur anak 5 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 500 gr
- Umur anak 6 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 400 gr
- Umur anak 7-10 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 300 gr
- Umur anak 10-24 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 200 gr
- Umur anak 24-60 bulan kenaikan berat badan minimum adalah 200 gr
Tindak Lanjut Hasil Penimbangan
Bila berat badan anak naik :
Pujilah ibu dan anak, katakan selamat, bagus, sehat, hebat, pertahankan terus.
Dianjurkan jangan lupa untuk datang menimbang lagi bulan depan. Anjurkan pula
meneruskan makanan anak seperti biasa dan lebih banyak makan karena anak
semakin besar akan membutuhkan makanan lebih banyak. Supaya anak tetap sehat
dan terawat, sebaiknya ibu mengikuti program KB.
Bila Berat badan tidak naik 1 kali
- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke posyandu

- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya
yang tertera pada KMS secara sederhana
- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan(batuk, diare, panas, rewel,dll)
dan kebiasaan makan anak
- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
Berat Badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya
- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya
yang tertera pada KMS secara sederhana
- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel,dll)
dan kebiasaan makan anak
- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Rujuk anak ke Puskesmas/ Pustu/Poskesdes.
2. Kurang Vitamin A.
- Berilah penyuluhan dengan pertimbangan kebiasaan setempat. Gunakanlah seharihari yang dimengerti oleh masyarakat.
- Siapkan macam-macam sayuran hijau tua dan buah yang banyak terdapat di tempat
tersebut.
- Siapkan:
a. Contoh sayuran dan buah yang mengandung vitamin A misal: wortel, bayam,
daun singkong, daun pepaya, daun katuk, pepaya, tomat, mangga dan lain-lain.
b. Contoh kapsul Vitamin A
c. Gambar gangguan kesehatan mata

- Selama Penyuluhan:
a. Jelaskan berbagai tanda kekurangan Vitamin A
b. Jelaskan cara mencegah kekurangan Vitamin A
c. Peragakan berbagai sayuran dan buah-buahan yang berguna untuk kesehatan
mata.
d. Anjurkan setiap hari makan sayuran dan buah
e. Anjurkan menanami pekarangan dengan sayuran dan sumber Vitamin A
f. Jelaskan guna kapsul Vitamin A dan peragakan cara pemberiannya
- Cara mencegah kekurangan Vitamin A:
a. Makanlah setiap hari sayuran hijau dan buah-buahan berwarna.
b. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi kepada balita umur 1-5 tahun (kapsul
berwarna merah) dan bayi umur 6-12 bulan (kapsul berwarna biru) tiap 6 bulan
sekali (bulan Februari dan Agustus).

Kapsul Vitamin A
3. Anemia Gizi Besi atau Kurang Darah
- Sebelum penyuluhan siapkan:
a. Daftar sayuran hijau yang terdapat di daerah setempat dan sektarnya
b. Contoh sayuran hijau
c. Contoh tablet tambah darah
- Selama penyuluhan:
a. Peragakan tanda tanda kurang darah.
b. Jelaskan akibat kurang darah, terutama pada ibu hamil,ibu menyusui remaja puteri
dan wanita usia subur.
c. Jelaskan cara-cara pencegahan kurang darah.
d. Peragakan berbagai sayuran dan kacang-kacangan.
e. Anjurkan pemanfaatan pekarangan
f. Jelaskan guna tablet kurang darah dan peragakan cara meminumnya.

Bila ibu hamil, mulai dari awas kehamilan perlu setiap hari minum satu tablet tambah
darah pada saat makan atau sesudah makan selama 90 hari.
Bagi remaja putri atau wanita usia subur dianjurkan minum tablet tambah darah 1
tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari selama haid.
4. Diare/mencret
Mencret atau diare adalah berak cair lebih dari 3 kali dalam sehari. Penyakit ini terjadi
disebabkan karena masuknya kuman penyakit ke dalam perut, karena makan makanan
basi, beracun atu salah makan dan dapat juga karena hal-hal lain.
Mencret sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan tubuh kurang cairan yang dapat
menyebabkan kematian.
- Sebelum penyuluhan perlu disiapkan:
a. Tanaman segar dan tanaman layu.
b. Oralit dan air matang
c. Gelas, sendok teh dan panci
- Selama penyuluhan dilaksanakan:
a. Yakinkah ibu-ibu mengenai bahaya mencret.
b. Kenalkan cairan apa saja yang dapat diberikan kepada penderita mencret.
c. Praktekkan bersama pembuatan oralit
e. Jelaskan cara-cara mencegah mencret
f. Bila oralit habis, anjurkan minta kepada kader Posyandu atau Puskesmas.
- Cara mencegah diare:
a. Makanan harus dicuci bersih dan dimasak dengan benar.
b. Disimpan dalam keadaan tertutup (dalam lemari atau tudung saji)
c. Minum selalu air matang.
d. Pemberian ASI sampai anam umur 2 tahun
e. Jagalah selalu kebersihan diri dengan mandi setiap hari, cuci tangan dengan sabun
sebelum makan.
f. Pelihara kebersihan rumah. Rumah harus cukup sinar matahari, cukup udara segar
dan lantai selalu bersih. Halaman pekarangan harus selalu bersih dari sampah dan
kotoran, air kotor harus selalu mengalir lancer.
g. Bila terjadi mencret, segeralah minum oralit atau cairan lain sesering mungkin.

5. Seribu Hari Untuk Negeri


Fokus intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan (sejak terbentuknya janin hingga
anak berusia 2 tahun), terbukti cost-effective untuk mencegah dan mengatasi gizi kurang
serta pendek (stunting), melalui kerjasama para pemangku kepentingan (pemerintah,
swasta, dan masyarakat). Upaya lainnya untuk memperbaiki status gizi adalah
terjaminnya ketersediaan pangan, pendidikan perempuan, kesetaraan gender, dan suplai
air bersih.
Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik
perlu disosialisasikan kepada masyarakat secara berlanjut. Untuk itu, dilaksanakan
Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima.
Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima sejalan dengan upaya
yang dilakukan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Fokus tema pesan
utama gerakan adalah:
1. Perilaku pola konsumsi makanan
2. Pola asuh
3. Aktivitas fisik
Secara lebih rinci :
PESAN UMUM
Pesan untuk anak sekolah adalah:
- Makan makanan beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan gizi;
- Biasakan sarapan pagi;
- Pilih makanan jajanan yang bergizi dan sehat;
- Cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah buang air; dan
- Menimbang berat badan secara teratur.
Pesan untuk remaja:
- Makan makanan beraneka ragam dengan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan
pangan hewani serta membatasi lemak, garam, dan gula, termasuk minuman
berkarbonasi;
- Menghindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol;
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur; dan

- Remaja putri, minum tablet tambah darah 1 kali sehari menjelang dan selama
menstruasi.
Pesan untuk masyarakat umum:
-

Makan makanan beraneka ragam dengan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan
pangan hewani serta membatasi lemak, garam, dan gula, termasuk minuman
berkarbonasi;

Aktivitas fisik secara teratur dan terukur;

Memantau berat badan secara teratur;

Pola hidup bersih dan sehat; dan

Menghindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol.


Pesan untuk lanjut usia:
- Makan makanan beraneka ragam dengan mengurangi lemak, garam, dan gula serta
memperbanyak sayur dan buah;
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan terukur sesuai kondisi (jalan santai,
bersepeda, senam);
- Mempertahankan berat badan ideal; dan
- Bersosialisasi untuk mengurangi stres dan meningkatkan rasa percaya diri.
PESAN KHUSUS
Pesan untuk ibu hamil:
- Makan makanan beraneka ragam 1 porsi lebih banyak dari sebelum hamil terutama
pangan hewani.
- Memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan
- Minum tablet tambah darah secara teratur minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
- Bila melahirkan lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif
Pesan untuk ibu menyusui:
- Makan makanan beraneka ragam dengan jumlah 1,5 porsi lebih banyak dari sebelum
hamil.
- Minum lebih banyak 3 gelas dari biasanya
- Hanya memberikan ASI saja sampai usia bayi 6 bulan (ASI Eksklusif)
- Menyusui bayi sesering mungkin agar produksi ASI semakin banyak
- Menimbang berat badan bayi secara teratur setiap bulan

- Meminta imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi

Pesan untuk ibu balita :


- Melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun
- Memberikan MP-ASI secara bertahap dimulai dari makanan bertekstur lunak,
lembek, hingga padat sesuai kebutuhan
- Memantau berat badan secara teratur
- Mulai 6 bulan sampai 59 bulan anak perlu mendapat kapsul vitamin A
- Mengajak anak bermain dan mengembangkan kreatifitasnya

Sandiwara/simulasi penyuluhan gizi perlu dipersiapakan.


a.

Penentuan judul

b.

Penentuan sasaran

c.

Pembuatan naskah

d.

Penentuan para pelaku

e.

Persiapan bahan dan sarana yang diperlukan

f.

Penentuan waktu yang tepat untuk menyajikan

Referensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

SKK Krida Bina Gizi


Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Perempuan dan Laki-laki
Kartu Menuju Sehat (KMS) Anak Sekolah
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Panduan Manajemen Suplementasi Kapsul Vitamin A
Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penangulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium
7. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

III. SKK Kadarzi dalam Posyandu


Deskripsi :
Pramuka Penegak dan Pandega menguasai pengertian, strategi operasional dan kelembagaan
Kadarzi, membantu kegiatan persiapan di Posyandu yang meliputi : kegiatan penimbangan dan
pengisian KMS, persiapan penyuluhan gizi serta kegiatan untuk meningkatkan cakupan
Posyandu.
Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Kadarzi dalam Posyandu
Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :
1. Menjelaskan arti, tujuan, sasaran dan perilaku Keluarga Sadar
Gizi (Kadarzi)
2. Menjelaskan arti, tujuan dan kegiatan Posyandu
3. Menjelaskan peran Pramuka dalam Posyandu
4. Menjelaskan strategi operasional Kadarzi
5. Menjelaskan cara meningkatkan cakupan penimbangan di
Posyandu
6. Menjelaskan penyuluhan gizi di Posyandu
7. Menjelaskan kegiatan kelembagaan Kadarzi di tingkat desa
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :
1. Arti, tujuan, sasaran dan perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
2. Arti, tujuan dan kegiatan Posyandu
3. Peran Pramuka dalam Posyandu
4. Strategi operasional Kadarzi
5. Cara meningkatkan cakupan penimbangan di Posyandu
6. Penyuluhan gizi di Posyandu
7. Kegiatan kelembagaan Kadarzi di Tingkat desa
Metode Pembelajaran
Media dan Alat Bantu

: Curah pendapat, CTJ


: Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook
Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol.

Uraian Materi :
1. Arti, Tujuan, Sasaran dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap
anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berprilaku gizi yang baik
secara terus menerus. Sasaran kadarzi adalah semua anggota keluarga. Perilaku sadar gizi
yang diharapkan terwujud minimal adalah :
- Menimbang Berat Badan (BB) secara teratur
- Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan (ASI Eksklusif)
- Makan beranekaragam makanan
- Menggunakan garam beryodium
- Minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Tujuan Umum KADARZI: Agar seluruh keluarga berperilaku sadar gizi.
Tujuan Khusus KADARZI:
- Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi
- Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi yang
berkualitas.
2. Arti, tujuan dan kegiatan Posyandu
Posyandu adalah wadah pelayanan kesehatan di tingkat desa/ kelurahan, dilaksanakan secara
berkesinabungan yang melibatkan masyarakat, kader, bidan di desa (Poskesdes) dan
Puskesmas.
Tujuan Pos Pelayanan Terpadu
- Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran
- Untuk mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera.
- Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Kegiatan kesehatan di posyandu
- Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Pelayanan gizi : memberikan paket pertolongan gizi, seperti, tablet Fe, vitamin A
- Imunisasi
- Keluarga Berencana dan Penanggulangan diare
- Konseling Gizi

Kegiatan KADARZI di Posyandu :


a. Pemantauan pertumbuhan balita yaitu dengan menimbang berat badan balita setiap bulan
b. Mengisi Kartu Menuju Sehat untuk mencatat hasil penimbangan, untuk memantau
pertumbuhan dan kesehatan balita.
KMS Balita adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau
risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak
tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya
bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan
berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
KMS Balita yang baru dibedakan antara KMS anak laki-laki dan perempuan. KMS anak
laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan untuk laki-laki. KMS anak perempuan
berwarna merah muda dan terdapat tulisan untuk perempuan. Pada KMS yang baru
mencantumkan kenaikan Berat Badan Minimum(KBM) yang dianjurkan dicapai setiap
bulannya.
Fungsi KMS:
-

Sebagai alat memantau pertumbuhan anak, yang dapat dilihat dari grafik
pertumbuhan

Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak

Sebagai alat edukasi, dimana didalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar


perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita
diare.

Kegunaan KMS:
Bagi Orang Tua : Dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap
bulan membawa balitanya ke Posyandu untuk ditimbang.
Bagi Kader : KMS digunakan untuk mencatat BB anak dan pemberian kapsul vitamin A
serta menilai hasil penimbangan
Bagi Petugas Kesehatan : Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis
pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A.

Hal-hal yang perlu dicatat dan diketahui di KMS balita adalah:


- Identitas anak
- Catatan hasil penimbangan anak.
- Catatan perkembangan anak dalam bentuk grafik
- Catatan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
- Kenaikan Batas Minimum (KBM) yang tercantum dibawah kurva, merupakan
kenaikan berat badan minimum anak sesuai dengan pertambahan umur anak
- Catatan pemberian Imunisasi
- Catatan Penanggulangan diare
- Catatan pemberian kapsul vitamin A
- Cacatan kondisi kesehatan anak
- Catatan tentang pemberian makanan anak
- Catatan dan Rujukan ke Puskesmas/ RS
Gambar KMS perempuan dan laki-laki

c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu
berupa:
a. MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)
b. Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa makanan
keluarga.

3. Peranan Pramuka dalam Posyandu


a. Membantu Persiapan
 Penyiapan 4 meja yang akan digunakan dalam kegiatan.

 Mencatat hasil penimbangan di meja 1


 Menyiapkan alat-alat penyuluhan di meja 4 seperti lembar balik contoh makanan mentah.
 Menyiapkan paket pertolongan gizi di meja 4 (vitamin A dosis tinggi, tablet tambah
darah dan oralit).
b. Membantu Membagikan Paket Pertolongan Gizi.
 Membantu membungkus tablet tambah darah
 Membantu memberikan kapsul vitamin A dosis tinggi ke dalam mulut anak
c. Membantu Penyelenggaraan PMT Penyuluhan
 Membantu menyiapkan tempat penyuluhan
 Membantu menyiapkan media penyuluhan, seperti contoh makanan mentah, papan tulis
atau kertas flip-chart.
d. Membantu Kegiatan Penimbangan Dan Pengisian KMS.
 Membantu mencatat hasil penimbangan sebelum dimasukkan ke dalam KMS.
 Kertas berisi catatan hasil penimbangan tersebut diplot ke dalam KMS.
 Membantu mencatat nama anak dan orang tua pada KMS bagi peserta baru.
4. Strategi Operasional Kadarzi
- Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana masyarakat dalam memantau
dan mencegah secara dini gangguan pertumbuhan balita.
- Menyelenggarakan promosi gizi secara sistimatis melalui sosialisasi dan pendampingan
keluarga
- Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak lainnya dalam mobilisasi sumber daya untuk
penyediaan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan asuhan
gizi
- Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi terutama zat gizi mikro dan MP
ASI bagi balita GAKIN

5. Cara Untuk Meningkatkan Cakupan Posyandu :


a. Melengkapi sarana/ prasarana Posyandu
b. Pendataan sasaran Posyandu

c. Penyebarluasan kegiatan Posyandu sebelum hari H


d. Kunjungan rumah kepada keluarga yang balitanya tidak dibawa ke Posyandu
e. Penyuluhan gizi di Posyandu:
- Demo memasak makanan bergizi
- Diskusi kelompok terarah bagi kelompok ibu-ibu, ayah, remaja, tentang gizi yang terkait
5(lima) perilaku sadar gizi
- Penyebarluasan informasi pelaksanaan posyandu melalui institusi keagamaan, sekolah,
tempat-tempat umum, warung, dll.

6. Kegiatan dalam Kelembagaan Kadarzi di Tingkat Desa


Pertemuan Tingkat Desa merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh para tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kader Poskesdes, perangkat desa/ kelurahan dan
dihadiri oleh petugas puskesmas dan lintas sektor tingkat kecamatan. Pertemuan tersebut
sebagai upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di bidang gizi/ kesehatan. Di
dalam pertemuan dibahas masalah-masalah gizi/ kesehatan yang ada di desa dan langkahlangkah tindak lanjut yang diperlukan.
Keberhasilan Kadarzi akan sangat tergantung pada kerjasama lintas sektor diberbagai
tingkatan administrasi. Pada tingkat nasional kegiatan Kadarzi dikoordinasikan oleh
Kementerian Kesehatan, dan pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dikoordinasikan oleh
Dinas Kesehatan yang dalam pelaksanaannya dilakukan bersama dengan kelembagaan yang
ada dan terkait seperti : Pokjanal Posyandu, Dewan Ketahanan Pangan, Tim Pangan dan Gizi,
Instansi Pemberdayaan Masyarakat, Tim Penggerak PKK,dll.

Referensi :
1. Buku Krida Bina Gizi
2. Pedoman Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

IV. SKK Perencanaan Menu


Deskripsi :
Pramuka Penegak dan Pandega menguasai perencanaan menu dengan gizi seimbang, dapat
menjelaskan cara menyusun hidangan sehat dan seimbang untuk sekali makan dan menu untuk 3
(tiga) hari makan, serta dapat menggunakan daftar bahan makanan penukar.
Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Perencanaan Menu
Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :
1. Menjelaskan definisi dan prinsip Perencanaan Menu
2. Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah Perencanaan
Menu
3. Menjelaskan kebutuhan gizi perorangan
4. Menyusun menu gizi seimbang
5. Menggunakan daftar bahan makanan penukar
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :
1. Definisi dan prinsip Perencanaan Menu
2. Manfaat dan langkah-langkah Perencanaan Menu
3. Kebutuhan gizi perorangan
4. Penyusunan menu gizi seimbang
5. Daftar bahan makanan penukar
Metode Pembelajaran
Media dan Alat Bantu

: Curah pendapat, CTJ


: Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook
Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol.

Uraian Materi :
1. Definisi dan prinsip Perencanaan Menu
Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang,
yaitu makan makanan yang beranekaragam berasal dari hidangan sehari-hari, mengandung
unsur-unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, yang terdiri
dari sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan
mineral).
Prinsip perencanaan menu, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan gizi
2. Sesuai dengan dana yang tersedia
3. Disukai dan memuaskan konsumen yang diberi makan

Beberapa cara untuk menekan biaya adalah dengan penggunaan bahan makanan menurut
musimnya, penyesuaian menu dengan hari pasar (untuk daerah/tempat dimana hari pasar
tidak setiap hari), penggunaan sebanyak mungkin bahan makanan berasal dari pekarangan
sendiri, serta menyusun menu tunggal yang padat gizi, seperti nasi soto, nasi pecel, dan lainlain.

2. Manfaat dan langkah-langkah Perencanaan Menu


Manfaat suatu perencanaan menu :
1. Secara garis besar dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
2. Variasi dan kombinasi makanan dapat diatur, sehingga dapat dihindari kebosanan
disebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering terulang.
3. Menu dapat disusun sesuai dengan dana yang tersedia, sehingga uang belanja dapat diatur
(merancang dana sesuai kondisi keuangan)
4. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin, misalnya dengan
membeli bahan makanan kering sekaligus untuk beberapa hari/seminggu atau untuk satu
bulan.
2. Menghilangkan keragu-raguan para perencana menu dalam hal pemilihan bahan makanan.

Merencanakan menu untuk 10 hari tidak semudah merencanakan menu siklus pendek,
misalnya untuk 1 (satu) hari atau 3 (tiga) hari.
Untuk mempermudah perencanaan menu, maka dapat diikuti langkah-langkah berikut:
1. Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan
2. Pertama kali cantumkan bahan makanan sumber hidrat arang dalam daftar menu
(nasi/roti/mie dan sebaginya).
3. Kemudian cantumkan bahan makanan sumber protein (daging/ikan/telur dan sebagainya ,
tahu/tempe/kacang merah dan sebagainya). Buat variasi untuk menghindari kebosanan.
4. Berikutnya cantumkan sayuran, dalam warna kontras dan rasa yang serasi.
5. Selanjutnya cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang akan sangat
membantu masalah biaya.

6. Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan sebanyak mungkin variasi hidangan


untuk menghindari kebosanan.Kemudian periksa kemungkinan adanya penggunaan menu
berulang dan lakukan perbaikan bila perlu.
Contoh menu pagi:
Merupakan hidangan aneka ragam yang sederhana, mengenyangkan dan mudah dikerjakan.

1 piring nasi, 1 potong telur dadar, lalap teh manis atau

3 iris roti rawar, 1 telur ceplok, daun slada, tomat, the manis atau

1 mangkok mie, sayur sawi, telur, teh manis

Contoh menu makan siang dan malam:


Berupa hidangan yang lebih beranekaragam dan susunan yang serasi :
1

piring nasi, 1 potong ikan goreng, 1 potong tahu balado, 1 mangkok sayur asem, 1

potong papaya.

3. Kebutuhan gizi perorangan


Kebutuhan gizi seorang sehari berbeda-beda, ini ditentukan oleh: umur, jenis kelamin dan
macam pekerjaan yang dilakukan:
a. Umur
Kebutuhan kalori untuk tubuh anak-anak, lebih tinggi bila dibandingkan pada orang
dewasa. Begitu pula kebutuhan kalori anak-anak remaja, lebih tinggi dari orang dewasa.
Hal ini terjadi karena kalori yang dibutuhkan juga diperlukan untuk pertumbuhan. Pada
usia tua aktifitas berkurang, sehingga kebutuhan kalori menjadi lebih rendah dari pada usia
muda.
b. Jenis kelamin
Pada masa remaja dan dewasa, laki-laki lebih banyak membutuhkan kalori dibanding
wanita, karena laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan lebih aktif.

c. Macam pekerjaan.
Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga) membutuhkan lebih
banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang (perawat yang bekerja di rumah sakit)
dan orang yang bekerja ringan (juru tulis)

4. Penyusunan menu gizi seimbang


Dalam merencanakan menu untuk 3 (tiga) hari perlu dihindari pengulangan pemakaian jenis
bahan makanan (kcuali bahan makanan pokok, seperti beras) dan pengulangan dalam cara
pemasakan. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah kebosanan.
Contoh menu 3 (tiga) hari:
Hari I

Pagi : Nasi, semur daging


10.00 : Kue dadar
Siang: Nasi, ayam goreng, sambal goreng kering tempe, sayur lodeh nangka,
semangka
16.00 : Kolak ubi
Malam : Nasi, daging bumbu rujak, tahu goreng,tumis kangkung, pisang ambon

Hari II

Pagi

: Roti tawar, telur ceplok + tomat

10.00 : Kue talam


Siang : Nasi, daging empal, sambal goreng tahu, sayur bening, jeruk
16.00 : Pisang goreng
Malam : Nasi, ikan goreng balado, kripik tempe, sayur kari, pisang raja sereh
Hari III

Pagi

: Nasi goreng komplit, lalap ketimun + tomat

10.00 : Puding agar


Siang : Nasi, perkedel daging, soto daging + ayam, sambal, nanas
16.00 : Bubur kacang hijau
Malam : Nasi, Fu Yung Hay, + saos tomat, sup bakso tahu, sawo

Salah satu kesulitan dalam merencanakan menu untuk orang banyak adalah selera setiap orang
tidak sama.

Di samping hal-hal yang prinsip seperti kebutuhan gizi, dana yang tersedia, beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
1. Rasa harus netral misalnya tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan sebaiknya. Hal ini
perlu mendapat perhatian, karena makanan yang tidak dimakan/ dihabiskan akan
merugikan baik konsumen maupun pihak penyelenggara.

2. Mudah dikerjakan, misalnya perkedel jaung adalah hidangan yang cukup digemari, tetapi
sulit dikerjakan.
3. Mudah dibagikan, tidak rusak akibat alat atau penanganan yang dilakukan.
4. Tidak memerlukan banyak alat pada waktu pengolahan
5. Gunakan alat yang sederhana dalam pengolahan
6. Harus dipikirkan bahan makanan penukar. Hal ini penting karena ada seorang yang
peka/alergi terhadapt jenis bahan makanan tertentu.
7. Dapat dipertimbnagkan pula kemungkinan One dish meal atau makanan penuh dalam
satu resep, misalnya:
Nasi/lontong soto
Gado-gado lontong
Mie kuah/goreng
5. Daftar bahan makanan penukar
Daftar Bahan Makanan Penukar merupakan alat yang sangat berguna untuk menyusun
menu yang bervariasi. Dengan berpedoman pada daftar Bahan Makanan Penukar dapat
direncanakan suatu menu seimbang. Dalam daftar tersebut dicantumkan penggolongan bahan
makanan menurut kandungan zat gizi. Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah
yang tercantum dalam daftar bernilai sama, oleh sebab itu satu sama lain dapat saling
menukar.
Contoh :
a. 100 gram (3/4 gelas) nasi dapat ditukar dengan 200 gram (4 buah kecil) kentang atau
ditukar dengan 150 gram (1 buah sedang) ubi atau ditukar dengan 80 gram (2 iris sedang)
roti tawar.
b. 50 gram (1 potong sedang) daging sapi dapat ditukar dengan 60 gram (1 butir telur besar)
telur ayam negeri atau dengan 50 gram (1 potong sedang) ikan segar atau dengan 25 gram
(2 sendok makan) ikan teri.
c. 25 gram (2 sendok makan) kacang hijau dapat ditukar dengan 100 gram (1 biji besar)
tahu atau ditukar dengan 50 gram (2 potong sedang) tempe.
d. 100 gram (1 potong sedang) papaya dapat ditukar dengan 50 gram (1 buah kecil) pisang
ambon atau dengan 75 gram (1/6 buah sedang) nenas.

e. 200 gram (1 gelas) susu sapi dapat ditukar dengan 25 gram ( 4 sendok makan) susu
bubuk.
f. 5 gram (1/2 sendok makan) minyak goreng dapat ditukar dengan 5 gram (1/2 sendok
makan) margarine atau 30 gram (5 sendok makan) kelapa parut.

Referensi :
1. Buku SKK Krida Bina Gizi
2. AKG 2005
3. Penuntun Diet

V. SKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat


Deskripsi :
Pramuka Penegak dan Pandega menguasai penanganan gizi dalam situasi darurat, menjelaskan
mengenai makanan dan perencanaan menu dalam situasi darurat serta mampu menyelenggarakan
dapur umum pada situasi darurat.
Tujuan Pembelajaran Umum : Peserta mampu memahami SKK Penanganan Gizi dalam Situasi
Darurat
Tujuan Pembelajaran Khusus : Peserta mampu :
1. Menjelaskan tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat
2. Menjelaskan tahapan penanganan gizi dalam situasi darurat
3. Menjelaskan syarat-syarat makanan darurat
4. Menjelaskan perencanaan menu dalam situasi darurat
5. Menyebutkan perlengkapan dapur umum
6. Menjelaskan intervensi gizi dalam situasi darurat
7. Menjelaskan pemantauan status gizi dalam situasi darurat
8. Menjelaskan administrasi dapur umum
9. Menjelaskan persiapan dapur umum
10. menjelaskan pengorganisasian penanganan gizi dalam
situasi darurat

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :


1. Tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat
2. Tahapan penanganan gizi dalam situasi darurat
3. Syarat-syarat makanan darurat
4. Perencanaan menu dalam situasi darurat
5. Perlengkapan dapur umum
6. Intervensi gizi dalam situasi darurat
7. Pemantauan status gizi dalam situasi darurat
8. Administrasi dapur umum
9. Persiapan dapur umum
10. Pengorganisasian penanganan gizi dalam situasi darurat
Metode Pembelajaran : Curah pendapat, CTJ
Media dan Alat Bantu : Bahan tayang (slide power point), LCD Projector, Notebook
Computer, Modul, White Board, Flipchart, Spidol, Tungku/kompor, Baskom, Panci besar,
Wajan, Ceret, Alat menanak nasi, Talenan, Serok, Ulekan, Tampah, Cangkir, Alat untuk
menakar, Susu Bubuk, Air Panas, Daftar Bahan Makanan Penukar, Bahan makanan.

Uraian Materi :
1. Tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat
Tujuan Umum: Menangani gizi dalam situasi darurat secara cepat dan tepat sehingga dapat
mencegah terjadinya penurunan status gizi pengungsi.
Tujuan Khusus:
1. Pemberian makanan kepada pengungsi dalam situasi darurat.
2. Mendukung pemberian makanan yang baik dalam keadaan darurat
3. Dapat mengenali dan memecahkan masalah pada pemberian makanan khususnya pada bayi
dan baduta dalam keadaan darurat di lapangan.
Ruang Lingkup:
Penanganan gizi darurat dimulai sejak terjadinya bencana sampai dikeluarkan pernyataan
selesainya situasi darurat oleh Kepala Daerah.

2. Tahapan penanganan gizi dalam situasi darurat


Penanganan gizi umum dalam situasi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu tahap penyelamatan dan
tahap tanggap darurat.
a. Tahap Penyelamatan
Tahap penyelamatan terdiri dari 2 fase yaitu:
1) Fase pertama
Ditandai dengan kondisi sebagai berikut:
- Korban bencana bisa dalam pengungsian atau belum dalam pengungsian
- Petugas belum sempat mengidentifikasi korban secara lengkap
- Bantuan pangan sudah mulai berdatangan
- Adanya penyelenggaraan dapur umum
- Tenaga gizi mulai terlibat sebagai penyusun menu dan mengawasi penyelenggaran
dapur umum, pada tahap ini anggota saka dapat membantu atau bekerjasama
-

Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi tidak lapar dan dapat
mempertahankan status gizinya. Lamanya fase pertama tergantung dari situasi dan
kondisi setempat di daerah bencana.

2) Fase kedua
Fase kedua setelah selesai fase pertama. Pada fase ini sudah ada gambaran lebih rinci
tentang keadaan pengungsi seperti jumlah menurut golongan umur dan jenis kelamin,
keadaan lingkungan, keadaan penyakit, dan sebagainya, sehingga perencanaan
pemberian makanan sudah lebih terinci.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Membantu petugas melakukan skrining status gizi bayi dan balita serta ibu hamil,
menggunakan pita LiLA.
- Membantu pengumpulan dan pengolahan data status gizi sebagai tindak lanjut hasil
skrining .
- Membantu merencanakan kebutuhan suplementasi gizi, khususnya bagi kelompok
sasaran yang membutuhkan.
- Membantu menyediakan Paket Bantuan Pangan (ransum) yang cukup dan mudah di
konsumsi oleh semua golongan umur dan diusahakan menu makanan dapat sesuai
dengan kebiasaan makan setempat, mudah diangkut, disimpan dan didistribusikan
serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

b. Tahap Tanggap Darurat


Tahap ini dimulai setelah selesai tahap penyelamatan. Kegiatan dalam tahap tanggap
darurat meliputi:
- Melaksanakan pemberian makanan sesuai dengan perkembangan kondisi kedaruratan.
- Pemberian makanan tambahan dan suplementasi gizi.
- Melakukan penyuluhan kelompok dan konseling perorangan dengan materi sesuai

dengan kondisi saat itu.


- Memantau perkembangan status gizi balita melalui surveilans.

3.

Syarat-syarat makanan darurat


- Menu harus sederhana, tetapi memenuhi syarat gizi dan kesehatan.
- Susunan hidangan dapat dengan cepat dikerjakan
- Bentuk manakan praktis/mudah dibagikan
- Perencanaan menu disusun berdasarkan suplai bahan yang tersedia

- Bentuk makanan disesuaikan bayi dan dewasa.


- Menggunakan bahan makanan yang tidak banyak membuat sampah.
- Menggunakan bumbu yang tidak merangsang
- Makanan harus bersih dan aman

4.

Perencanaan menu dalam situasi darurat


Perencanaan menu dalam situasi demikian memegang peranan penting untuk mengatur
pemakaian bahan makanan dan menyiapkan menu bergizi untuk setiap hari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-

Menu disusun menurut bahan yang tersedia dan sesuai dengan kecukupan gizi dalam
keadaan darurat.

Walaupun sederhana, usahakan ada variasi yang serasi agar dapat menimbulkan selera
makan.

Harus mudah dikerjakan, mengingat pertimbangan keadaan tenaga, alat dan lingkungan
yang ada.

Menu dipilih yang tidak memerlukan banyak peralatan dan tenaga, baik pada waktu
persiapan, pengolahan maupun pada waktu membagi dan bacalah label setiap akan
menggunakan bahan makanan yang dikemas.

5.

Perlengkapan dapur umum


Peralatan minimal yang harus ada:
a. Tungku/kompor
b. Baskom
c. Panci besar
d. Wajan
e. Ceret
f. Alat menanak nasi
g. Talenan
h. Serok
i. Ulekan
j. Tampah

Sebaiknya dipersiapkan alat makanan yang praktis, mudah dibawa dan ringan serta dapat
dimanfaatkan untuk berbagai fungsi. Bila alat makan yang digunakan adalah daun pisang,
plastik atau besek perlu diberikan perhatian keamanan, kebersihan dan sanitasi dari bahan
yang digunakan.

6.

Intervensi gizi dalam situasi darurat


1. PENANGANAN GIZI PADA BAYI DAN ANAK DI BAWAH USIA DUA TAHUN
(BADUTA)
Anak usia 0-24 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami situasi
darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan konsumsi
makanan dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, dari aspek
penanganan gizi perlu perhatian khusus.
Prinsip pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) dalam situasi darurat
sebagai berikut :
- PMBA dalam situasi darurat harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu
- Pemberian ASI pada bayi/baduta sangat penting tetap diberikan pada situasi darurat.
- Institusi penyelenggara PMBA adalah Dinas Kesehatan setempat yang mempunyai
tenaga terlatih penyelenggara PMBA dalam situasi darurat
- Dalam hal Dinas Kesehatan setempat belum memiliki atau keterbatasan tenaga
pelaksana PMBA dalam situasi darurat, dapat meminta bantuan tenaga dari Dinas
Kesehatan lainnya
- PMBA harus di integrasikan pada pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak
- Penyelenggaraan PMBA diawali dengan penilaian cepat untuk mengidentifikasi
kedaaan ibu, bayi dan anak termasuk bayi dan anak piatu.
- Ransum pangan darurat harus mencakup kebutuhan makanan yang tepat dan aman
dalam memenuhi kecukupan gizi bayi dan anak
- Susu formula, produk susu lainnya, botol dan dot tidak termasuk dalam pengadaan
ransum darurat.
Dukungan Untuk Keberhasilan PMBA :
- Penyediaan tenaga konselor menyusui di pengungsian.

- Tenaga kesehatan, relawan kesehatan dan LSM/NGO kesehatan memberikan


perlindungan, promosi dan dukungan kepada ibu-ibu untuk keberhasilan menyusui
termasuk ibu yang sebelumnya berhenti menyusui dibantu untuk menyusui kembali
(relaktasi).
- Memberikan konseling menyusui dan pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) di
pengungsian, Rumah Sakit lapangan dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang ada
dilokasi bencana.
- Pembentukan pos pemeliharaan dan pemulihan gizi bayi dan baduta
- Melakukan pendampingan kepada keluarga yang memiliki bayi atau anak yang
menderita masalah gizi
a. Bayi
1) Bayi tetap diberi ASI
2) Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI,
upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor.
3) Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu
formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.
b. Baduta
1) Baduta tetap diberi ASI
2) Pemberian MP-ASI yang difortifikasi dengan zat gizi mikro, pabrikan atau
makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan.
3) Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum umum yang
mempunyai nilai gizi tinggi.
4) Pemberian kapsul vitamin A warna biru pada bayi usia 6-11 bulan dan kapsul
vitamin A warna merah pada anak usia 12-59 bulan pada Bulan Februari dan
Agustus.
5) Dapur umum wajib menyediakan makanan olahan untuk untuk anak usia 6-24
bulan
6) Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di tempat pengungsian
c. Penanganan Bantuan dan Persediaan Susu Formula/PASI
1) Memberikan informasi kepada donor dan media massa bahwa bantuan berupa
susu formula/PASI, botol dan dot pada korban bencana tidak diperlukan.

2) Bantuan berupa susu formula/PASI harus mendapat izin dari Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
3) Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula/PASI harus diawasi secara ketat
oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan Dinas kesehatan setempat.
4) Bila menggunakan susu formula harus diusahakan untuk mengurangi dampak
buruk pemberian susu formula dengan memastikan cukup persediaan yang
berkelanjutan, aman penyiapannya, tersedia air minum dan peralatan yang
bersih dan cukup bahan bakar.
d. Kriteria bayi dan baduta yang mendapat susu formula/PASI
1) Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai pertimbangan
profesional tenaga kesehatan yang berkompeten (indikasi medis).
2) Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula sebelum situasi
darurat
3) Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya (tidak ada donor ASI)
4) Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu sedang menjalani
relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih tidak menyusui bayinya, ibu yang
ketergantungan obat dan alkohol, ibu dalam penjara serta ibu cacat mental.
e. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula
1) Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk
mencuci alat yang digunakan
2) Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya
dengan benar
3) Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan menakar
menggunakan botol susu)
4) Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air bersih, jika
memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan
2. PENANGANAN GIZI PADA ANAK USIA 2 - 5 TAHUN, IBU HAMIL, IBU

MENYUSUI, DAN USIA LANJUT,


Jenis makanan :
- Petugas gizi melakukan identifikasi ketersediaan bahan makanan yang diperlukan.
- Petugas gizi menyusun menu dan porsi untuk setiap kelompok sasaran.

- Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang dalam penyiapannya menggunakan
air, penyimpanan yang tidak higienis, karena berisiko terjadinya diare, infeksi dan
keracunan.
Pola pemberian makan :
- Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan kemampuan
tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di
tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.
- Pemberian kapsul Vitamin A untuk balita tetap dilaksanakan sesuai siklus distribusi
Bulan Februari dan Agustus.
- Ibu hamil tetap mendapatkan tablet Fe sesuai aturan.
3. PENANGANAN GIZI PADA KELOMPOK DEWASA
Pola pemberian makan :
- Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan di gudang.
- Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan kemampuan
tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di
tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.
Pemberian makanan/minuman/ suplemen harus didasarkan kepada arahan Tim Dokter
dan Ahli Gizi yang menangani agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.

7.

Pemantauan status gizi dalam situasi darurat


Tahapan yang dilakukan pada pendataan korban/pengungsi dalam keadaan darurat adalah :
a. Mendata korban/pengungsi yang meliputi jumlah KK, jumlah pengungsi (jiwa), jenis
kelamin, umur dan bumil/buteki/usila. Di samping itu diperlukan data penunjang lainnya
misalnya : luas wilayah, jumlah camp, dan sarana air bersih, yang dapat diperoleh dari
sumber data lainnya. Data tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan
makanan pada tahap penyelamatan dan merencanakan tahapan berikutnya.
b. Melakukan skreening status gizi bayi dan balita serta ibu hamil dengan menggunakan pita
LiLA (Lingkar Lengan Atas)
c. Tindak lanjut hasil screening melakukan pengumpulan data antropometri meliputi : berat
badan (BB), tinggi badan (TB)/panjang badan (PB) untuk menentukan status gizi.

d. Mengumpulkan data penunjang lainnya seperti : diare, ISPA/Pneumonia, campak,


malaria, angka kematian kasar dan kematian balita. Data ini digunakan untuk menentukan
tingkat kedaruratan gizi dan jenis intervensi yang diperlukan.
e. Membantu menghitung prevalensi status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB-PB yang
kemudian diklasifikasikan menjadi :
a. sangat kurus (gizi buruk)
b. kurus (gizi kurang)
c. normal (gizi baik)
d. gizi lebih

8.

Administrasi dapur umum


Dapur Umum Makanan Darurat diselenggarakan untuk melayani masyarakat yang tertimpa
musibah disebabkan bencana alam, bencana sosial (pengungsi akibat kerusuhan sosial) yang
mengakibatkan sejumlah besar masyarakat kehilangan tempat tinggal dan harta benda.
Misalnya pada peristiwa banjir, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, angin topan,
kebakaran.
Walaupun kegiatan penyelenggaraan makanan di Dapur Umum Makanan Darurat dalam
situasi darurat dan bersifat sementara, pertanggungjawaban terhadap kelangsungan seluruh
kegiatan perlu mendapat perhatian. Oleh sebab itu kegiatan administrasi perlu dilakukan.
Kegiatan tersebut meliputi:
1. Pencatatan barang-barang yang diterima
2. Pencatatan barang-barang persediaan/gudang
3. Pencatatan perbelanjaan
4. Pencatatan jumlah orang yang dilayani
5. Pencatatan jumlah petugas dengan tugas dan tanggungjawab
6. Pencatatan inventarisasi barang dan perlengkapan
7. Pencatatan pemakaian bahan makanan setiap kali makan.

9.

Persiapan dapur umum


a. Menentukan Lokasi Dapur Umum Makanan Darurat.
Pada dasarnya ada dua kemungkinan tempat/lokasi untuk menyelenggarakan makanan
darurat, yaitu :
1) Di luar ruangan, berarti membangun tempat baru di alam terbuka. Dalam hal ini

beberapa persyaratan yang harus dipertimbangkan adalah:


- Tempat harus datar, kering dan tidak banyak binatang kecil
- Ada pohon-pohon sebagai pelindung
- Dekat dengan sumber air bersih
- Jauh dari tempat yang mudah menimbulkan kebakaran
- Dekat dengan jalan yang mudah dilalui kendaraan pengangkut bahan, untuk
keperluan dapur umum tersebut.
- Dekat dengan tempat pemberian makanan.
2) Di dalam ruangan, misalnya menggunakan rumah/gedung sekolah yang kosong,
menggunakan markas Palang Merah setempat. Beberapa persyaratan antara lain:
- Lokasi baik dan keadaan tempat tidak rusak
- Tidak ada kemungkinan untuk terjadi kebakaran
- Mempunyai lantai yang kuat untuk menahan peralatan yang banyak dan berat
- Cukup cahaya dan penerangan
- Ada fasilitas kamar mandi dan kakus
- Dekat dengan jalan.
- Cukup persediaan air/dekat dengan sumber air.
- Dekat dengan tempat pemberian makan
b. Menyiapkan Dapur Umum Makanan Darurat
1) Bila diluar ruangan, diperlukan tenda-tenda
2) Perhatikan saluran pembuangan air dari dapur.
terlebih dahulu.

Bila tidak ada, perlu dibuatkan

Karena pembuangan air yang tidak baik dapat merupakan

penghalang kelancaran kerja, dapat menimbulkan bau busuk dan sarang hama/bibit
penyakit.
3) Siapkan /letakkan tempat sampah jauh dari tempat memasak dan tempat makan.
4) Ruang kerja harus diatur untuk kelancaran kerja meliputi:

- Susun tempat memasak secara teratur


- Meja pelayanan diletakkan berdekatan dengan tempat makan
- Pintu masuk/keluar harus lebar
c. Sumber Daya Manusia (SDM)
1) SDM yang bekerja di dapur umum makanan darurat, umumnya terdiri dari:
- tenaga sukarelawan terlatih
- anggota organisasi, terutama organisasi social
- Pramuka yang telah terlatih dalam dapur umum (memiliki TKK Dapur Umum)
2) Tenaga yang dikerjakan harus memiliki sikap tenang tetapi harus tangkas dan cekatan.
3) Untuk meperlancar pekerjaan dan mempermudah pengawasan, petugas-petugas di
dapur umum makanan darurat dibagi dalam kelompok-kelompok menurut jenis
pekerjaan:
-

Kelompok I : memasak nasi, bubur, air untuk minum dan mepersiapkan bumbu.

Kelompok II : mempersiapkan dan memasak lauk pauk

Kelompok III : mempersiapan dan memasak sayuran

Kelompok IV : mempersiapkan buah, membagi/mendistribusikan makanan,


mengembalikan semua alat-alat yang digunakan dan membersihkan.

Kelompok

V: bertanggung jawab atas keberhasilan dapur dan keberhasilan

lingkungan
-

Kelompok VI : bertanggung jawab atas penyediaan air bersih, dan seterusnya


disesuaikan dengan situasi dan banyaknya jenis pekerjaan yang harus dilakukan

4) Sikap bekerja
Sikap bekerja di dapur umum makanan darurat tidak sama dengan sikap bekerja di
dapur lain, misalnya
- Jangan membiasakan diri bekerja dengan sikap duduk, bersimpuh atau bersila
- Bekerja dengan sikap berdiri menghadap meja
- Para petugas menempati posisi berderet.
Hal-hal tersebut penting sebagai kesiap-siagaan dan untuk menghindari saling tubruk
dan jauh, yang satu melompati atau menendang yang lain dan sebagainya, bilamana
terjadi keadaan yang panik dalam situasi mendadak.

5) Pembagian Makanan
Dalam situasi seperti ini
emosional.

(bencana alam)

biasanya manusia akan lebih cepat

Sebab itu pelayanan yang diberikan harus cepat dan baik. Frekuensi

makan dan jumlah makanan yang disajikan serta jumlah orang yang dilayani sangat
mempengaruhi cara kerja. Untuk memberi pelayanan yang cepat dan baik, perlu
diatur sebagai berikut :
- Tempat makan dibuat beberapa jalur dan berbaris
- Alur cara pembagian makanan ditentukan dengan petunjuk yang jelas, usahakan
agar pintu masuk dan pintu keluar waktu mengambil makanan dari arah yang
berbeda.
- Sebelum pelaksanaan pembagian semua makanan dan minuman benar-benar sudah
siap di atas meja.

10. Pengorganisasian Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat


Pengorganisasian penanganan gizi dalam situasi darurat merupakan bagian dari sistem
penanggulangan bencana secara keseluruhan. Pengorganisasian penting dilakukan agar
penyelenggaraan penanganan gizi berjalan efektif dan efisien yang terkoordinasi dengan
baik.
Masing-masing instansi termasuk LSM mempunyai peranan yang jelas dalam penanganan
gizi sehingga tidak terjadi tumpang tindih kegiatan, dan tidak ada kegiatan yang tidak
ditangani.
Koordinasi dalam penyelenggaraan penanganan gizi dimulai sejak tahap penyelamatan fase
pertama sampai keadaan darurat dinyatakan berakhir oleh Pemerintah Daerah setempat.
Koordinator dalam penyelenggaraan penanganan gizi ini adalah pimpinan wilayah
administratif mulai dari kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota dan gubernur. Instansi
lain, baik pemerintah maupun non-pemerintah bekerja dibawah koordinasi sesuai dengan
bidang tugas, kewenangan dan kompetensi masing-masing.

Berikut ini adalah uraian tentang fungsi dan peran lintas sektor dalam penanganan gizi
dalam situasi darurat :

Koordinator Umum : Kepala Wilayah


Pelaksanaan di dapur umum
Koordinator : Aparatur Dinas Sosial setempat
Sektor Kesehatan

1. Menyediakan tenaga gizi


2. Menyusun menu 2100 Kkal dan 50 g protein
3. Menyusun menu untuk kelompok rawan.
4. Mengawasi penyelenggaraan makanan sejak dari
persiapan sampai distribusi
5. Mendistribusikan dan mengawasi bantuan bahan
makanan

Sektor PU/Kimpraswil

Menyediakan air bersih dan air minum

Sektor Sosial

Menyediakan ransum, fasilitas masak, tenda

TNI/POLRI

Menyediakan fasilitas tenda, pengamanan

PKK

Menyediakan

tenaga

pemasak

dan

membantu

distribusi.
Gerakan Pramuka

Menyediakan tenaga pemasak dan membantu


distribusi, serta membantu pengumpulan data
sasaran.

PMI

Penyediaan fasilitas dapur umum dan perlengkapan


makan, serta pelayanan pengobatan darurat.

Donor Agencies (WHO, Unicef, Membantu pelaksanaan rapid nutritional assessment,


WFP)
NGO

mengkoordinasikan NGO asing.


Penyediaan fasilitas dapur umum dan perlengkapan
makan
Pelaksanaan penanganan gizi di pengungsian
Koordinator : Dinas Sosial setempat

Sektor kesehatan

1. Menyediakan tenaga gizi

2. Menyusun menu 2100 Kkal dan 50 g protein


3. Menyusun menu untuk kelompok rawan.
4. Mengawasi penyelenggaraan makanan dimulai dari
persiapan sampai distribusi
5. Mendistribusikan dan mengawasi bantuan bahan
makanan
6. Melaksanakan konseling gizi dan menyusui
BPOM/BBPOM

Mengawasi label makanan yang akan didistribusikan


kepada korban bencana.

PU/Kimpraswil

Menyediakan air bersih

Depsos

Menyediakan ransum, fasilitas masak, tenda,

TNI/POLRI

Penyediaan fasilitas tenda, pengamanan

PKK

Menyediakan tenaga pemasak dan distribusi

PMI

Penyediaan fasilitas dapur umum dan perlengkapan


makan serta tenda.

Gerakan Pramuka

Menyediakan tenaga pemasak dan membantu


distribusi, serta membantu pengumpulan data
sasaran.

Donor Agencies (WHO, Unicef, Membantu pelaksanaan surveilans gizi, pelatihan


WFP)

tenaga konselor laktasi, dan bantuan food aid.

NGO

Menyediakan fasilitas dapur umum dan perlengkapan


makan

Pengorganisasian Lintas Program


Pusat Penanggulangan Krisis

Koordinator Sektor Kesehatan

Dit. Bina Kesehatan Ibu

Mendukung pelaksanaan dan evaluasi


penanganan gizi untuk kelompok Bumil
dan Busui

Dit. Bina Kesehatan Anak

Mendukung pelaksanaan dan evaluasi

penanganan gizi untuk kelompok bayi


dan anak.
Dit. Pelayanan Medik Dasar

Mendukung pelaksanaan dan evaluasi


perawatan balita gizi buruk.

Dit. Kesehatan Komunitas

Mendukung pelaksanaan dan evaluasi


Pos Pemulihan Gizi dan pendampingan
Kader.

Subdit Surveilens

Mendukung pelaksanaan dan evaluasi


surveilans gizi darurat

Dit. Penyehatan Lingkungan

Mendukung

dalam

meningkatkan

hygiene sanitasi perorangan.


Subdit Penanggulangan Diare

Mendukung dalam penurunan angka


faktor-faktor pemburuk.

Subdit Imunisasi

Mendukung dalam penurunan angka


faktor-faktor pemburuk.

Subdit Pemberantasan Vektor

Mendukung dalam penurunan angka


faktor-faktor pemburuk.

Badan Litbangkes

Mendukung pelaksanaan dan evaluasi


surveilans gizi darurat serta dampak
bencana

terhadap

status

gizi

masyarakat.

Pengawasan bantuan bahan makanan untuk melindungi korban bencana dari dampak buruk
akibat bantuan tersebut seperti diare, infeksi, keracunan, dan lain-lain, yang meliputi :
1. Tempat penyimpanan bantuan bahan makanan harus dipisah antara bahan makanan
umum dan bahan makanan khusus untuk bayi dan anak.
2. Jenis-jenis bahan makanan yang diwaspadai termasuk makanan dalam kemasan, susu
formula dan makanan suplemen.
3. Untuk bantuan bahan makanan produk dalam negeri harus diteliti nomor registrasi (MD),
tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan cara penyiapan dan target konsumen.

4. Untuk bantuan bahan makanan produk luar negeri harus diteliti nomor registrasi (ML),
bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target konsumen.
5. Untuk bantuan bahan makanan yang langsung berasal dari luar negeri harus diteliti
bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target konsumen.
6. Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, petugas harus mengeluarkan bahan makanan
tersebut dari daftar logistik, dan segera melaporkan kepada Koordinator Pelaksana.

Referensi :
1. Buku SKK Krida Bina Gizi
2. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
3. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak
4. Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat

You might also like