Professional Documents
Culture Documents
Uraian Materi :
A. MASALAH GIZI DI INDONESIA
Di Indonesia terdapat masalah gizi utama, yakni:
1. KEP (Kurang Energi Protein)
2. Anemia Gizi Besi (AGB)
3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
4. Kurang Vitamin A (KVA)
5. Gizi Lebih
B. PENGERTIAN
1.
2.
3.
4. Kurang Vitamin A
Keadaan dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh yang sebagian besar terdapat dalam
hati menjadi sangat kurang, sehingga timbul tanda dan gejala fisik, klinis dan sub klinis
yang dapat dideteksi. Gejalanya adalah buta senja, pada mata terdapat bercak bitot,
Xerophthalmia, dan secara subklinis kadar vitamin A darah kurang dari 20 microgram/dl
5. Gizi Lebih
Gizi lebih adalah keadaan kelebihan berat badan yang terjadi akibat maknaan yang
dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh dalam jangka panjang. Hal
tersebut mengakibatkan cadangan energi ditimbun dalam bentuk lemak.
Dampak
Penyebab
KURANG GIZI
Penyakit Infeksi
langsung
Penyebab
tidak langsung
Tidak Cukup
Persediaan
Pangan
Pola Asuh
Anak Tidak
Memadai
C. TANDA-TANDA
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus.
Penggolongan klisis KEP berat/gizi buruk dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Kwashiorkor
b. Marasmus
c. Marasmus-kwashiorkor
Tanda-tanda dan gejala Kwashiorkor :
Edema umumnya diseluruh tubuh, terutama pada punggung kaki,
Wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu,
Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut rambut jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit, rontok,
Perubahan status mental, apatis, dan rewel,
Pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa berdiri atau
duduk,
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas,
Sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut, anemia dan diare.
Tanda-tanda Marasmus:
Sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
Wajahnya seperti orang tua.
Cengeng, rewel, kulit keriput
Jaringan lemak bawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada, pada daerah pantat
tampak seperti memakai celana longgar/ baggy pants
Perut cekung, iga gambang
Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare.
Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor:
Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor merupakan gabungan tanda-tanda kedua jenis KEP
berat/gizi buruk dari kwasiorkor dan marasmus.
kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk
perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat kecerdasan. Terdapat
pembesaran pada kelenjar di leher bagian bawah. Pembesaran ini tidak selalu jelas
terlihat pada GAKY ringan dan hanya dapat diketahui dengan meraba/palpasi leher
bagian bawah. Pada tingkat yang lebih berat, tanpa meraba leher, GAKY sudah dapat
terlihat sikap kepala normal.
Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila
luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau
jaringan parut.
5. Gizi Lebih
Gizi lebih dibagi menjadi dua golongan yaitu overweight dan obesitas. Obesitas adalah
kelebihan berat badan yang berasal dari lemak sedangkan overweight lebih mengacu
pada kelebihan berat badan dibandingkan dengan standar normal.
Pada balita dikatakan gizi lebih jika dalam kurva pertumbuhan menunjukkan :
- Berat Badan menurut umur (BB/U) > 2 SD
- Berat Badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) > 2 SD
- Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) > 2 SD
Pada dewasa, cara yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah Indeks Massa Tubuh
dan Lingkar Perut. Obesitas yang diukur dengan Indeks Massa Tubuh dapat dibagi
menjadi :
1. Obesitas perifer (IMT Dewasa lebih dari 25)
2. Obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkar perut.
Bagi orang Asia, lingkar perut pada laki-laki harus kurang dari 90cm sementara pada
wanita kurang dari 80cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkar perut lebih dari
90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas
abdominal.
Faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah pola makan, karakteristik individu,
hereditas, psikologi, aktivitas fisik dan gaya hidup. Dari hasil penelitian menunjukkan
yang paling berhubungan dengan kejadian obesitas sentral adalah pola makan yaitu
asupan karbohidrat yang berlebihan. Konsekuensi obesitas adalah meningkatkan resiko
kematian akibat penyakit degeneratif. Beberapa penelitian di negara maju menunjukkan
bahwa mereka yang mengalami obesitas sentral mempunyai resiko 3X untuk mengalami
penyakit jantung dari mereka yang normal.
Gambar Microtoise
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO, yang membedakan
batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang untuk orang Indonesia
adalah:
KATEGORI
KURUS
IMT
< 17,0
17,0 18,4
NORMAL
18,5 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan
25,1 27,0
> 27,0
GEMUK
Status
pertumbuhan balita dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan
dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
- Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan balita yaitu Naik (N) atau Tidak Naik
(T).
- Naik (N) apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan; atau kenaikan berat
badan sama dengan KBM atau lebih.
- Tidak naik (T) apabila grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan di bawahnya; atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.
Referensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Uraian Materi :
PENYULUHAN GIZI
Penyuluhan Gizi Masyarakat adalah penyebarluasan informasi gizi kepada masyarakat melalui
institusi keagamaan, sekolah, tempat-tempat umum, warung, dll.
A. GOLONGAN BAHAN MAKANAN
Dalam tubuh manusia, makanan berfungsi sebagai:
1. Sumber tenaga : dapat diumpamakan sebagai berikut:
- Mobil perlu bensin agar mempunyai tenaga untuk dapat dijalankan
- Manusia perlu makan agar mempunyai tenaga untuk bekerja, belajar dan berolah raga.
Contoh sumber zat tenaga antara lain: beras, roti, singkong, ubi, mie, dan lain-lain.
2. Gunakan model bahan makanan (food model) yang terdiri dari sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur.
3. Mempersiapkan bahan makanan untuk alat peraga:
a. Sediakan berbagai aneka ragam bahan makanan dan kelompokkan menurut
golongannya.
b. Setiap golongan terdiri dari paling sedikit tiga macam
Contoh :
- Golongan sumber tenaga: beras, jagung, ubi, minyak goreng, kelapa
- Golongan sumber pembangun: ikan teri, telur, daging, susu, tempe, tahu, kacang
hijau, kacang tanah.
- Golongan sumber pengatur: bayam, wortel, kacang panjang, daun singkong,
papaya, pisang, jeruk.
c. Letakkan di atas meja dan aturlah dengan baik serta jelaskan gunanya.
C. PEMANFAATAN PEKARANGAN
Pekarangan perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Pekarangan bila diolah dan dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan berbagai bahan
makanan yang bergizi untuk keperluan keluarga shari-hari. Tidak perlu tanah yang luas.
Keuntungan yang diperoleh dari pekarangan:
a. Sumber tambahan bahan makanan yang bergizi: sayuran, buah-buahan, ikan dan hasil
ternak.
b. Sumber pendapatan bagi keluarga
c. Menghemat belanja keluarga
d. Sisa tanaman dapat digunakan ebagai makanan ternak.
e. Kotoran ternak dapat digunakan untuk pupuk.
Merencanakan tanaman pekarangan :
Untuk merencanakan tanaman pekarangan pada halaman yang tersedia di wilayah tempat
tinggal perlu membicarakan bersama anggota regu Pramuka dan masyarakat setempat.
Hubungilah petugas pertanian setempat, petugas PPL atau petugas lapangan untuk
memperoleh bantuan bibit dan bimbingan. Pekarangan dapat dimanfaatkan untuk : menanam
sayuran, menanam buah-buahan, membuat kolam ikan, atau memelihara ternak.
- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya
yang tertera pada KMS secara sederhana
- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan(batuk, diare, panas, rewel,dll)
dan kebiasaan makan anak
- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
Berat Badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya
- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya
yang tertera pada KMS secara sederhana
- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel,dll)
dan kebiasaan makan anak
- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Rujuk anak ke Puskesmas/ Pustu/Poskesdes.
2. Kurang Vitamin A.
- Berilah penyuluhan dengan pertimbangan kebiasaan setempat. Gunakanlah seharihari yang dimengerti oleh masyarakat.
- Siapkan macam-macam sayuran hijau tua dan buah yang banyak terdapat di tempat
tersebut.
- Siapkan:
a. Contoh sayuran dan buah yang mengandung vitamin A misal: wortel, bayam,
daun singkong, daun pepaya, daun katuk, pepaya, tomat, mangga dan lain-lain.
b. Contoh kapsul Vitamin A
c. Gambar gangguan kesehatan mata
- Selama Penyuluhan:
a. Jelaskan berbagai tanda kekurangan Vitamin A
b. Jelaskan cara mencegah kekurangan Vitamin A
c. Peragakan berbagai sayuran dan buah-buahan yang berguna untuk kesehatan
mata.
d. Anjurkan setiap hari makan sayuran dan buah
e. Anjurkan menanami pekarangan dengan sayuran dan sumber Vitamin A
f. Jelaskan guna kapsul Vitamin A dan peragakan cara pemberiannya
- Cara mencegah kekurangan Vitamin A:
a. Makanlah setiap hari sayuran hijau dan buah-buahan berwarna.
b. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi kepada balita umur 1-5 tahun (kapsul
berwarna merah) dan bayi umur 6-12 bulan (kapsul berwarna biru) tiap 6 bulan
sekali (bulan Februari dan Agustus).
Kapsul Vitamin A
3. Anemia Gizi Besi atau Kurang Darah
- Sebelum penyuluhan siapkan:
a. Daftar sayuran hijau yang terdapat di daerah setempat dan sektarnya
b. Contoh sayuran hijau
c. Contoh tablet tambah darah
- Selama penyuluhan:
a. Peragakan tanda tanda kurang darah.
b. Jelaskan akibat kurang darah, terutama pada ibu hamil,ibu menyusui remaja puteri
dan wanita usia subur.
c. Jelaskan cara-cara pencegahan kurang darah.
d. Peragakan berbagai sayuran dan kacang-kacangan.
e. Anjurkan pemanfaatan pekarangan
f. Jelaskan guna tablet kurang darah dan peragakan cara meminumnya.
Bila ibu hamil, mulai dari awas kehamilan perlu setiap hari minum satu tablet tambah
darah pada saat makan atau sesudah makan selama 90 hari.
Bagi remaja putri atau wanita usia subur dianjurkan minum tablet tambah darah 1
tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari selama haid.
4. Diare/mencret
Mencret atau diare adalah berak cair lebih dari 3 kali dalam sehari. Penyakit ini terjadi
disebabkan karena masuknya kuman penyakit ke dalam perut, karena makan makanan
basi, beracun atu salah makan dan dapat juga karena hal-hal lain.
Mencret sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan tubuh kurang cairan yang dapat
menyebabkan kematian.
- Sebelum penyuluhan perlu disiapkan:
a. Tanaman segar dan tanaman layu.
b. Oralit dan air matang
c. Gelas, sendok teh dan panci
- Selama penyuluhan dilaksanakan:
a. Yakinkah ibu-ibu mengenai bahaya mencret.
b. Kenalkan cairan apa saja yang dapat diberikan kepada penderita mencret.
c. Praktekkan bersama pembuatan oralit
e. Jelaskan cara-cara mencegah mencret
f. Bila oralit habis, anjurkan minta kepada kader Posyandu atau Puskesmas.
- Cara mencegah diare:
a. Makanan harus dicuci bersih dan dimasak dengan benar.
b. Disimpan dalam keadaan tertutup (dalam lemari atau tudung saji)
c. Minum selalu air matang.
d. Pemberian ASI sampai anam umur 2 tahun
e. Jagalah selalu kebersihan diri dengan mandi setiap hari, cuci tangan dengan sabun
sebelum makan.
f. Pelihara kebersihan rumah. Rumah harus cukup sinar matahari, cukup udara segar
dan lantai selalu bersih. Halaman pekarangan harus selalu bersih dari sampah dan
kotoran, air kotor harus selalu mengalir lancer.
g. Bila terjadi mencret, segeralah minum oralit atau cairan lain sesering mungkin.
- Remaja putri, minum tablet tambah darah 1 kali sehari menjelang dan selama
menstruasi.
Pesan untuk masyarakat umum:
-
Makan makanan beraneka ragam dengan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan
pangan hewani serta membatasi lemak, garam, dan gula, termasuk minuman
berkarbonasi;
Penentuan judul
b.
Penentuan sasaran
c.
Pembuatan naskah
d.
e.
f.
Referensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Uraian Materi :
1. Arti, Tujuan, Sasaran dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap
anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berprilaku gizi yang baik
secara terus menerus. Sasaran kadarzi adalah semua anggota keluarga. Perilaku sadar gizi
yang diharapkan terwujud minimal adalah :
- Menimbang Berat Badan (BB) secara teratur
- Memberi ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan (ASI Eksklusif)
- Makan beranekaragam makanan
- Menggunakan garam beryodium
- Minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Tujuan Umum KADARZI: Agar seluruh keluarga berperilaku sadar gizi.
Tujuan Khusus KADARZI:
- Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi
- Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi yang
berkualitas.
2. Arti, tujuan dan kegiatan Posyandu
Posyandu adalah wadah pelayanan kesehatan di tingkat desa/ kelurahan, dilaksanakan secara
berkesinabungan yang melibatkan masyarakat, kader, bidan di desa (Poskesdes) dan
Puskesmas.
Tujuan Pos Pelayanan Terpadu
- Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran
- Untuk mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera.
- Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Kegiatan kesehatan di posyandu
- Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Pelayanan gizi : memberikan paket pertolongan gizi, seperti, tablet Fe, vitamin A
- Imunisasi
- Keluarga Berencana dan Penanggulangan diare
- Konseling Gizi
Sebagai alat memantau pertumbuhan anak, yang dapat dilihat dari grafik
pertumbuhan
Kegunaan KMS:
Bagi Orang Tua : Dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap
bulan membawa balitanya ke Posyandu untuk ditimbang.
Bagi Kader : KMS digunakan untuk mencatat BB anak dan pemberian kapsul vitamin A
serta menilai hasil penimbangan
Bagi Petugas Kesehatan : Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis
pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A.
Referensi :
1. Buku Krida Bina Gizi
2. Pedoman Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Uraian Materi :
1. Definisi dan prinsip Perencanaan Menu
Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang,
yaitu makan makanan yang beranekaragam berasal dari hidangan sehari-hari, mengandung
unsur-unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, yang terdiri
dari sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan
mineral).
Prinsip perencanaan menu, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan gizi
2. Sesuai dengan dana yang tersedia
3. Disukai dan memuaskan konsumen yang diberi makan
Beberapa cara untuk menekan biaya adalah dengan penggunaan bahan makanan menurut
musimnya, penyesuaian menu dengan hari pasar (untuk daerah/tempat dimana hari pasar
tidak setiap hari), penggunaan sebanyak mungkin bahan makanan berasal dari pekarangan
sendiri, serta menyusun menu tunggal yang padat gizi, seperti nasi soto, nasi pecel, dan lainlain.
Merencanakan menu untuk 10 hari tidak semudah merencanakan menu siklus pendek,
misalnya untuk 1 (satu) hari atau 3 (tiga) hari.
Untuk mempermudah perencanaan menu, maka dapat diikuti langkah-langkah berikut:
1. Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan
2. Pertama kali cantumkan bahan makanan sumber hidrat arang dalam daftar menu
(nasi/roti/mie dan sebaginya).
3. Kemudian cantumkan bahan makanan sumber protein (daging/ikan/telur dan sebagainya ,
tahu/tempe/kacang merah dan sebagainya). Buat variasi untuk menghindari kebosanan.
4. Berikutnya cantumkan sayuran, dalam warna kontras dan rasa yang serasi.
5. Selanjutnya cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang akan sangat
membantu masalah biaya.
3 iris roti rawar, 1 telur ceplok, daun slada, tomat, the manis atau
piring nasi, 1 potong ikan goreng, 1 potong tahu balado, 1 mangkok sayur asem, 1
potong papaya.
c. Macam pekerjaan.
Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga) membutuhkan lebih
banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang (perawat yang bekerja di rumah sakit)
dan orang yang bekerja ringan (juru tulis)
Hari II
Pagi
Pagi
Salah satu kesulitan dalam merencanakan menu untuk orang banyak adalah selera setiap orang
tidak sama.
Di samping hal-hal yang prinsip seperti kebutuhan gizi, dana yang tersedia, beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
1. Rasa harus netral misalnya tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan sebaiknya. Hal ini
perlu mendapat perhatian, karena makanan yang tidak dimakan/ dihabiskan akan
merugikan baik konsumen maupun pihak penyelenggara.
2. Mudah dikerjakan, misalnya perkedel jaung adalah hidangan yang cukup digemari, tetapi
sulit dikerjakan.
3. Mudah dibagikan, tidak rusak akibat alat atau penanganan yang dilakukan.
4. Tidak memerlukan banyak alat pada waktu pengolahan
5. Gunakan alat yang sederhana dalam pengolahan
6. Harus dipikirkan bahan makanan penukar. Hal ini penting karena ada seorang yang
peka/alergi terhadapt jenis bahan makanan tertentu.
7. Dapat dipertimbnagkan pula kemungkinan One dish meal atau makanan penuh dalam
satu resep, misalnya:
Nasi/lontong soto
Gado-gado lontong
Mie kuah/goreng
5. Daftar bahan makanan penukar
Daftar Bahan Makanan Penukar merupakan alat yang sangat berguna untuk menyusun
menu yang bervariasi. Dengan berpedoman pada daftar Bahan Makanan Penukar dapat
direncanakan suatu menu seimbang. Dalam daftar tersebut dicantumkan penggolongan bahan
makanan menurut kandungan zat gizi. Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah
yang tercantum dalam daftar bernilai sama, oleh sebab itu satu sama lain dapat saling
menukar.
Contoh :
a. 100 gram (3/4 gelas) nasi dapat ditukar dengan 200 gram (4 buah kecil) kentang atau
ditukar dengan 150 gram (1 buah sedang) ubi atau ditukar dengan 80 gram (2 iris sedang)
roti tawar.
b. 50 gram (1 potong sedang) daging sapi dapat ditukar dengan 60 gram (1 butir telur besar)
telur ayam negeri atau dengan 50 gram (1 potong sedang) ikan segar atau dengan 25 gram
(2 sendok makan) ikan teri.
c. 25 gram (2 sendok makan) kacang hijau dapat ditukar dengan 100 gram (1 biji besar)
tahu atau ditukar dengan 50 gram (2 potong sedang) tempe.
d. 100 gram (1 potong sedang) papaya dapat ditukar dengan 50 gram (1 buah kecil) pisang
ambon atau dengan 75 gram (1/6 buah sedang) nenas.
e. 200 gram (1 gelas) susu sapi dapat ditukar dengan 25 gram ( 4 sendok makan) susu
bubuk.
f. 5 gram (1/2 sendok makan) minyak goreng dapat ditukar dengan 5 gram (1/2 sendok
makan) margarine atau 30 gram (5 sendok makan) kelapa parut.
Referensi :
1. Buku SKK Krida Bina Gizi
2. AKG 2005
3. Penuntun Diet
Uraian Materi :
1. Tujuan penanganan gizi dalam situasi darurat
Tujuan Umum: Menangani gizi dalam situasi darurat secara cepat dan tepat sehingga dapat
mencegah terjadinya penurunan status gizi pengungsi.
Tujuan Khusus:
1. Pemberian makanan kepada pengungsi dalam situasi darurat.
2. Mendukung pemberian makanan yang baik dalam keadaan darurat
3. Dapat mengenali dan memecahkan masalah pada pemberian makanan khususnya pada bayi
dan baduta dalam keadaan darurat di lapangan.
Ruang Lingkup:
Penanganan gizi darurat dimulai sejak terjadinya bencana sampai dikeluarkan pernyataan
selesainya situasi darurat oleh Kepala Daerah.
Pemberian makanan pada fase ini bertujuan agar pengungsi tidak lapar dan dapat
mempertahankan status gizinya. Lamanya fase pertama tergantung dari situasi dan
kondisi setempat di daerah bencana.
2) Fase kedua
Fase kedua setelah selesai fase pertama. Pada fase ini sudah ada gambaran lebih rinci
tentang keadaan pengungsi seperti jumlah menurut golongan umur dan jenis kelamin,
keadaan lingkungan, keadaan penyakit, dan sebagainya, sehingga perencanaan
pemberian makanan sudah lebih terinci.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Membantu petugas melakukan skrining status gizi bayi dan balita serta ibu hamil,
menggunakan pita LiLA.
- Membantu pengumpulan dan pengolahan data status gizi sebagai tindak lanjut hasil
skrining .
- Membantu merencanakan kebutuhan suplementasi gizi, khususnya bagi kelompok
sasaran yang membutuhkan.
- Membantu menyediakan Paket Bantuan Pangan (ransum) yang cukup dan mudah di
konsumsi oleh semua golongan umur dan diusahakan menu makanan dapat sesuai
dengan kebiasaan makan setempat, mudah diangkut, disimpan dan didistribusikan
serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
3.
4.
Menu disusun menurut bahan yang tersedia dan sesuai dengan kecukupan gizi dalam
keadaan darurat.
Walaupun sederhana, usahakan ada variasi yang serasi agar dapat menimbulkan selera
makan.
Harus mudah dikerjakan, mengingat pertimbangan keadaan tenaga, alat dan lingkungan
yang ada.
Menu dipilih yang tidak memerlukan banyak peralatan dan tenaga, baik pada waktu
persiapan, pengolahan maupun pada waktu membagi dan bacalah label setiap akan
menggunakan bahan makanan yang dikemas.
5.
Sebaiknya dipersiapkan alat makanan yang praktis, mudah dibawa dan ringan serta dapat
dimanfaatkan untuk berbagai fungsi. Bila alat makan yang digunakan adalah daun pisang,
plastik atau besek perlu diberikan perhatian keamanan, kebersihan dan sanitasi dari bahan
yang digunakan.
6.
2) Bantuan berupa susu formula/PASI harus mendapat izin dari Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
3) Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula/PASI harus diawasi secara ketat
oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan Dinas kesehatan setempat.
4) Bila menggunakan susu formula harus diusahakan untuk mengurangi dampak
buruk pemberian susu formula dengan memastikan cukup persediaan yang
berkelanjutan, aman penyiapannya, tersedia air minum dan peralatan yang
bersih dan cukup bahan bakar.
d. Kriteria bayi dan baduta yang mendapat susu formula/PASI
1) Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai pertimbangan
profesional tenaga kesehatan yang berkompeten (indikasi medis).
2) Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula sebelum situasi
darurat
3) Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya (tidak ada donor ASI)
4) Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu sedang menjalani
relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih tidak menyusui bayinya, ibu yang
ketergantungan obat dan alkohol, ibu dalam penjara serta ibu cacat mental.
e. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula
1) Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk
mencuci alat yang digunakan
2) Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya
dengan benar
3) Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan menakar
menggunakan botol susu)
4) Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air bersih, jika
memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan
2. PENANGANAN GIZI PADA ANAK USIA 2 - 5 TAHUN, IBU HAMIL, IBU
- Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang dalam penyiapannya menggunakan
air, penyimpanan yang tidak higienis, karena berisiko terjadinya diare, infeksi dan
keracunan.
Pola pemberian makan :
- Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan kemampuan
tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di
tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.
- Pemberian kapsul Vitamin A untuk balita tetap dilaksanakan sesuai siklus distribusi
Bulan Februari dan Agustus.
- Ibu hamil tetap mendapatkan tablet Fe sesuai aturan.
3. PENANGANAN GIZI PADA KELOMPOK DEWASA
Pola pemberian makan :
- Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan di gudang.
- Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan kemampuan
tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar Menu Harian ditempel di
tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan.
Pemberian makanan/minuman/ suplemen harus didasarkan kepada arahan Tim Dokter
dan Ahli Gizi yang menangani agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.
7.
8.
9.
penghalang kelancaran kerja, dapat menimbulkan bau busuk dan sarang hama/bibit
penyakit.
3) Siapkan /letakkan tempat sampah jauh dari tempat memasak dan tempat makan.
4) Ruang kerja harus diatur untuk kelancaran kerja meliputi:
Kelompok I : memasak nasi, bubur, air untuk minum dan mepersiapkan bumbu.
Kelompok
lingkungan
-
4) Sikap bekerja
Sikap bekerja di dapur umum makanan darurat tidak sama dengan sikap bekerja di
dapur lain, misalnya
- Jangan membiasakan diri bekerja dengan sikap duduk, bersimpuh atau bersila
- Bekerja dengan sikap berdiri menghadap meja
- Para petugas menempati posisi berderet.
Hal-hal tersebut penting sebagai kesiap-siagaan dan untuk menghindari saling tubruk
dan jauh, yang satu melompati atau menendang yang lain dan sebagainya, bilamana
terjadi keadaan yang panik dalam situasi mendadak.
5) Pembagian Makanan
Dalam situasi seperti ini
emosional.
(bencana alam)
Sebab itu pelayanan yang diberikan harus cepat dan baik. Frekuensi
makan dan jumlah makanan yang disajikan serta jumlah orang yang dilayani sangat
mempengaruhi cara kerja. Untuk memberi pelayanan yang cepat dan baik, perlu
diatur sebagai berikut :
- Tempat makan dibuat beberapa jalur dan berbaris
- Alur cara pembagian makanan ditentukan dengan petunjuk yang jelas, usahakan
agar pintu masuk dan pintu keluar waktu mengambil makanan dari arah yang
berbeda.
- Sebelum pelaksanaan pembagian semua makanan dan minuman benar-benar sudah
siap di atas meja.
Berikut ini adalah uraian tentang fungsi dan peran lintas sektor dalam penanganan gizi
dalam situasi darurat :
Sektor PU/Kimpraswil
Sektor Sosial
TNI/POLRI
PKK
Menyediakan
tenaga
pemasak
dan
membantu
distribusi.
Gerakan Pramuka
PMI
Sektor kesehatan
PU/Kimpraswil
Depsos
TNI/POLRI
PKK
PMI
Gerakan Pramuka
NGO
Subdit Surveilens
Mendukung
dalam
meningkatkan
Subdit Imunisasi
Badan Litbangkes
terhadap
status
gizi
masyarakat.
Pengawasan bantuan bahan makanan untuk melindungi korban bencana dari dampak buruk
akibat bantuan tersebut seperti diare, infeksi, keracunan, dan lain-lain, yang meliputi :
1. Tempat penyimpanan bantuan bahan makanan harus dipisah antara bahan makanan
umum dan bahan makanan khusus untuk bayi dan anak.
2. Jenis-jenis bahan makanan yang diwaspadai termasuk makanan dalam kemasan, susu
formula dan makanan suplemen.
3. Untuk bantuan bahan makanan produk dalam negeri harus diteliti nomor registrasi (MD),
tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan cara penyiapan dan target konsumen.
4. Untuk bantuan bahan makanan produk luar negeri harus diteliti nomor registrasi (ML),
bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target konsumen.
5. Untuk bantuan bahan makanan yang langsung berasal dari luar negeri harus diteliti
bahasa, tanggal kadaluarsa, aturan cara penyiapan dan target konsumen.
6. Jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, petugas harus mengeluarkan bahan makanan
tersebut dari daftar logistik, dan segera melaporkan kepada Koordinator Pelaksana.
Referensi :
1. Buku SKK Krida Bina Gizi
2. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
3. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak
4. Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat