You are on page 1of 20

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN

HIV DAN AIDS DI KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA)


KOTA TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

FERANIKA
NIM : 100563201021

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
`UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
2015

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN


HIV DAN AIDS DI KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) KOTA
TANJUNGPINANG
FERANIKA
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH
ABSTRAK
Masalah penularan HIV/AIDS di Indonesia harus di waspadai. Hal ini
merupakan ancaman terhadap pembangunan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Angka kematian kasar (terutama dari kelompok usia produktif) akan meningkat,
harapan hidup akan menurun. Jumiah dan produktifitas tenaga kerja akan
menurun dengan dratis, yang secara langsung mempengaruhi produktifitas dan
pendapatan nasional. Biaya kesehatan (langsung dan tidak langsung), serta
anggaran yang dibutuhkan untuk kesejahteraan sosial (keluarga yang kehilangan
mata pencaharian, anak-anak yatim piatu) sebagai dampak AIDS akan sangat
meningkat. Fenomena yang terjadi saat ini Komisi Penaggulangan Aids Kota
Tanjungpinang belum menjalankan tugas-tugas pokoknya seperti yang diharapkan
Masih kurangnya sumber daya manusia yang ada di Komisi Penaggulangan Aids
yang benar-benar memahami tentang penanggulangan AIDS. Kemudian masalah
pendanaan yang terbatas sehingga Komisi Penaggulangan Aids tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui Implementasi
Program Penanggulangan HIV dan AIDS di KPA Kota Tanjungpinang dan Untuk
mengetahui hambatan-hambatan implementasi program penanggulangan HIV dan
AIDS di KPA Kota Tanjungpinang. Dalam pembahasan skripsi ini menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teori Edward III. Informan dalam
penelitian ini diambil berjumlah 5 orang. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Implementasi Program
Penanggulangan HIV Dan AIDS Di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota
Tanjungpinang sudah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari Dari dimensi
Komunikasi dapat diketahui bahwa Sosialisasi sudah pernah dilakukan di Kota
Tanjungpinang. Hanya saja bentuknya secara tidak langsung dan jarang
melakukan kegiatan langsung hanya lewat poster maupun baliho di tempat
keramaian. Dari dimensi Sumber daya dapat diketahui bahwa Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tanjungpinang masih kekurangan pegawai
dalam menjalankan program ini. Dari dimensi Disposisi diketahui bahwa
penyebaran kondom secara umum belum dapat mengurangi angka penularan
karna pembagian kondom tidak disejalankan dengan pegetahuan masyarakat. Dari
dimensi Struktur birokrasi ditemukan bahwa dalam ssetiap kegiatan KPA beserta
perwakilan BKKBN dan KPA sudah menjalani kerjasama.
Kata Kunci : Kebijakan, Implementasi kebijakan, HIV dan AIDS

PREVENTION PROGRAM IMPLEMENTATION


HIV AND AIDS IN AIDS PREVENTION AND CONTROL
COMMISSION KOTA TANJUNGPINANG
FERANIKA
Students of Administrative Science State, FISIP, UMRAH
ABSTRACT
he problem of HIV / AIDS in Indonesia should be aware. This is a threat to
development and life of the Indonesian nation. The crude mortality rate
(especially of the productive age group) will increase, life expectancy will decline.
Jumiah and labor productivity will decline drastically, which directly affects the
productivity and national income. Health costs (direct and indirect), and the
budget required for social welfare (families who have lost their livelihoods,
children orphaned) as the impact of AIDS will be greatly increased. This
phenomenon occurs when AIDS Commission Tanjungpinang not execute tasks as
expected essentially still a lack of human resources in the AIDS Commission who
really understand about AIDS. Then the problem of limited funding that AIDS
Commission can not function properly.
The purpose of this research is essentially to determine implementation of
HIV and AIDS programs in KPA Tanjungpinang. To determine the barriers of
implementation of HIV and AIDS programs in KPA Tanjungpinang. In the
discussion of this thesis uses descriptive qualitative research and using the theory
of Edward III. Informants in this study were taken amounted to 5 people. Data
analysis techniques used in this research is descriptive qualitative data analysis
techniques.
From the results it can be seen that the implementation of HIV and AIDS
program In AIDS Commission (NAC) Tanjungpinang has not gone well. It can be
seen from the dimensions of communication can be seen that socialization has
been done in the shapeTanjungpinang. Only indirectly and only rarely do direct
activities through posters and billboards in public places. the resources of the
dimensions can be seen that the National AIDS Commission (NAC)
Tanjungpinang still short-staffed in running this program. Disposition of
dimensionis know that the spread of condoms in general have not been able to
reduce the knowledge society. From the dimensions of condoms is not
disejalankan the knowledge society. From the dimensions of bureaucratic struktur
found that in any activities along with representatives BKKBN NAC and NAC
have formed a partnership.
Keywords : Policy, policy Implementation, HIV and AIDS

ii

IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN


HIV DAN AIDS DI KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) KOTA
TANJUNGPINANG

Pemerintah

berdasarkan

Regulasi adalah pengendalian

Undang-

yang berkesinambungan dan terfokus

Undang Dasar 1945 berhak untuk

yang dilakukan oleh lembaga publik

mengatur dan mengurusi masyarakat

terhadap kegiatan pelayanan yang

dalam

umum.

dibutuhkan

Sehingga dalam konteks birokrasi

Sedangkan

harus mampu mewujudkan tujuan

Kesehatan merupakan upaya publik

Nasional,

untuk memberikan pengaruh secara

kekuasaan

hal

masyarakat
sejahtera.
Pelayanan

konstitusi

kepentingan

yaitu

maju,

tercapainya
mandiri,

Termasuk
Kesehatan

oleh

masyarakat.

Regulasi

dan

langsung

atau

Fungsi

terhadap

perilaku

Pelayanan

tidak

langsung

dan

fungsi

yang

organisasi maupun perorangan yang

merupakan tugas birokrasi sebagai

menyediakan pelayanan kesehatan

alat

(Hafez, 1997:21).

pemerintahan.

Masyarakat

tentunya berhak untuk mendapatkan

Peran

pemerintah

dalam

pelayanan kesehatan secara optimal

regulasi dibedakan menjadi tiga,

tanpa

yaitu

memandang

status

sosial.

sebagai

pengarah,

peran

Pemerintah mempunyai kewajiban

sebagai regulator, dan peran sebagai

dalam

pelaksana pelayanan yang diregulasi.

mengendalikan

dan

menyempurnakan layanan kesehatan


yang ditujukan kepada masyarakat
dalam bentuk regulasi.
1

Peran

sebagai

pengarah

pembiayaan bidang kesehatan. Pola

dalam regulasi pelayanan kesehatan,

penyakit

pemerintah

masyarakat Indonesia sebagian besar

menetapkan,

yang

diderita

melaksanakan, dan mementau aturan

adalah penyakit

main sistem pelayanan kesehatan,

salah

menjamin keseimbangan berbagai

Acquired

Immune

Deficiency

pihak yang terlibat dalam pelayanan

Syndrome

(AIDS)

merupakan

kesehatan, dan menyusun rencana

kumpulan

strategis untuk keseluruhan sistem

disebabkan

kesehatan.

Immunodeficiency

Sebagai

regulator,

satunya

infeksi

oleh

HIV

gejala

menular

dan

penyakit

oleh
Virus

AIDS.

yang
Human
(HIV).

pemerintah melakukan pengawasan

Seseorang yang terinfeksi virus HIV

untuk

organisasi

atau menderita AIDS sering disebut

memberikan

dengan ODHA yang merupakan

pelayanan yang bermutu. sedangkan

singkatan dari orang yang hidup

sebagai pelaksana dapat

dengan HIV dan AIDS.

menjamin agar

pelayanan

kesehatan

melalui

HIV dan

sarana pelayanan kesehatan, dimana

AIDS telah menjadi pandemi yang

pemerintah

mengkhawatirkan masyarakat dunia,

berkewajiban

menyediakan

pelayanan

yang

bermutu.(WHO : 2000).

obat dan vaksin untuk pencegahan

Negara Indonesia hingga saat


ini

masih

menghadapi

karena disamping belum ditemukan

masalah

juga memiliki window period dan


fase asimptomatik (tanpa gejala)

kesehatan yang sangat kompleks dan

yang

menjadi

perjalanan penyakitnya.

beban

ganda

dalam

relatif

panjang

dalam

Masalah

penularan

penanggulangan HIV dan AIDS

HIV/AIDS di Indonesia harus di

yang lebih intensif, menyeluruh,

waspadai.

terpadu, dan terkoordinasi di wilayah

Hal

ini

merupakan

ancaman terhadap pembangunan dan

Kabupaten/Kota

kehidupan bangsa Indonesia. Angka

Komisi Penaggulangan AIDS (KPA)

kematian

kasar

(terutama

dari

sambai

kelompok

usia

produktif)

akan

Pembentukan KPA, mempunyai 6

akan

(enam) tugas pokok dalam upaya

menurun. Jumiah dan produktifitas

penanggulangan HIV dan AIDS.

tenaga kerja akan menurun dengan

Kemudian Peraturan Presiden RI

dratis,

Nomor

meningkat,

harapan

yang

mempengaruhi

hidup

secara

langsung

75

dibentuk

distrik/Kota.

Tahun

2006

dan

mengamanatkan pembentukan KPA

Biaya

Nasional, Propinsi, dan Kabupaten

dan

tidak

beserta Sekretariatnya dalam rangka

anggaran

yang

meningkatkan upaya pencegahan dan

kesejahteraan

penanggulangan AIDS yang lebih

sosial (keluarga yang kehilangan

intensif, menyeluruh, terpadu, dan

mata pencaharian, anak-anak yatim

bertanggung jawab kepada kepala

piatu) sebagai dampak AIDS akan

wilayah.

sangat meningkat.

menugaskan

pendapatan

produktifitas

kelevel

perlu

nasional.

kesehatan

(langsung

langsung),

serta

dibutuhkan

untuk

Peraturan

Menteri

Pemerintah

telah
Komisi

Dalam

Penanggulangan AIDS di semua

Negeri No. 20 Tahun 2007 pasal 2

tingkat administrasi untuk memimpin

ayat 2 menjelaskan bahwa untuk

dan

mengkoordinasikan

upaya

penanggulangan AIDS di tanah air

Daerah.

dengan

kelengkapan

mengeluarkan

peraturan

yang

berbagai

melandasi

kerja

Komisi.
layaknya

perangkat/unit

bertujuan

untuk

mengoptimalkan kinerja KPA di


Daerah

Namun

Adanya

yang

bersifat

sementara

sebuah

ketika dibutuhkan dan bekerja paruh

organisasi maka KPA Provinsi dan

waktu dan atau jika diperlukan.

KPA Kabupaten/kota tentu akan

Sistem

sangat dinamis dalam menjalankan

penuh waktu, paruh waktu

tugasnya. Selanjutnya, sebaik apapun

memenuhi keretertia tertentu baik

pedoman dan kebijakan yang dibuat

yang berlaku umum maupun berlaku

maka tidak akan berjalan dengan

khusus

baik jika Sumber Daya Manusia

Setelah hampir sewindu Perpres 75

yang mengisi organisasi tersebut

tahun 2006 adalah hal yang menarik

bukan orang yang tepat dan tidak

untuk melakukan evaluasi tersendiri

memahami tujuan dari adanya KPA

tentang sistem rekrutmen dan kinerja

tersebut.

para staf sekeretariat KPA Nasional

Panduan

ini

sangat

menekankan ketepatan SDM untuk


mengisi
KPA.

posisi dalam

kebutuhan

keberadaan
bukan

di sekretariat

kesehatan,

ini

juga

memuat

tenaga
harus

KPAP/KPAK.

Penyebaran

bahwa perlunya tenaga penuh waktu


KPA Kota. Panduan

untuk

dan Daerah.

organisasi

Secara khusus ditekankan

rekrutmen

pengidap

semata-mata
tetapi

HIV/AIDS,
HIV/AIDS,
masalah
mempunyai

tentang

implikasi politik, ekonomi, sosial,

perangkat/unit kelengkapan KPA di

etis, agama dan hukum bahkan

dampak secara nyata, cepat atau

adanya koordinasi yang baik sejak

lambat

perencanaan sampai evaluasinya.

menyentuh

semua

aspek

kehidupan bangsa dan negara. Hal

Untuk Kota Tanjungpinang,

ini mengancam upaya bangsa untuk

sejak tanggal 23 April 2007, telah

meningkatkan kualitas sumber daya

dibentuk KPA Kota Tanjungpinang

manusia.Masalah

dan Sekretariat KPAP dengan tujuan

masalah

AIDS

kesehatan

bukanlah
akan

untuk pencapaian upaya pencegahan

tetapi telah menjadi masalah sosial

dan penanggulangan AIDS yang

yang

Upaya

lebih intensif, menyeluruh, terpadu

penanggulangan

dan berada dan bertanggungjawab

sangat

semata

komplek.

pencegahan

dan

memerlukan

berbagai

pendekatan

langsung kepada Walikota. Jumlah

dan diselenggarakan oleh berbagai

kasus

fihak. Peran utama dijalankan oleh

Tanjungpinang,

masyarakat

dengan

arahan

pembinaan

oleh

pemerintah.

Pemerintah

dan

sektror-sektor

HIV/AIDS

Berdasarkan
Kesehatan

Kota

di

Kota

data

Dinas

Tanjungpinang,

berperan

kasus infeksi HIV baru dari tahun

sebagai pemimpin upaya pencegahan

2009 sampai dengan 2011 sudah

dan penagulangan HIV dan AIDS

mencapai 339 orang, hal ini tidak

baik di pusat maupun di daerah.

terlepas dari implementasi kegiatan

Banyaknya pemangku kepentingan

yang dilaksanakan oleh KPA Kota

yang

upaya

Tanjungpinang dengan mitra-mitra

penanggulangan

strategis, sedangkan jumlah kasus

HIV dan AIDS ini mengharuskan

Aids mengalami penurunan yang

menyelenggarakan

pencegahan

dan

cukup signifikan, dimana hal ini

menjalankan tugas-tugas pokoknya

terjadi karena semakin banyaknya

seperti

orang yang telah mengetahui status

kurangnya sumber daya manusia

HIV lebih dini dengan mengikuti

yang ada di KPA yang benar-benar

terapi, sehingga penggobatan dapat

memahami tentang penanggulangan

berfungsi dengan baik, namun angka

AIDS.

HIV yang meninggal dari tahun

pendanaan yang terbatas sehingga

ketahun

KPA

masih

mengalami

yang

diharapkan

Kemudian

tidak

dapat

Masih

masalah

menjalankan

peningkatan, hal ini dapat dilihat

fungsinya dengan baik. Berdasarkan

karena

orang

latar belakang diatas, maka penulis

dengan HIV yang ditemukan sudah

tertarik untuk dilakukan penelitian

masuk

dengan

masih

ke

banyaknya

fase

sebelumnya.

HIV

Aids

ditahun

yang

masih

judul

IMPLEMENTASI

PROGRAM

dianggap hanya sebagai masalah

PENANGGULANGAN HIV DAN

kesehatan menjadikan HIV sangat

AIDS

sulit untuk ditekan. Oleh karena itu

PENANGGULANGAN

peran

(KPA)

seluruh

Pemerintah

elemen

Kota

khusunya

DI

TANJUNGPINANG.

harus melakukan tindakan, guna

B. Landasan Teoritis

AIDS Tersebut

AIDS
KOTA

Tanjungpinang

menekan angka penularan HIV dan

KOMISI

Abidin (2002:186) menyatakan


bahwa:

Implementasi

atau

Fenomena yang terjadi saat

pelaksanaan kebijakan terkait dengan

ini KPA Kota Tanjungpinang belum

identifikasi permasalahan dan tujuan

serta formulasi kebijakan sebagai

badan dan pejabat pemerintah yang

langkah awal dan monitoring serta

diformulasikan ke dalam bidang-

evaluasi sebagai langkah akhir.

bidang

Menurut

Winarno

(2007:144)

Implementasi dipandang secara luas


mempunyai

makna

undang-undang
aktor,

dimana

organisasi,

teknik

bekerja

pelaksanaan
berbagai

prosedur

dan

bersama-sama

kesehatan,

kesejahteraan

sosial, ekonomi, dll.


Implementasi

kebijakan

merupakan

tahap

kedua

pembuatan

atau

kebijakan.

Nugroho

setelah

pengembangan
(2003:158)

mengemukakan

bahwa:

menjalankan kebijakan dalam upaya

implementasi

untuk

tujuan-tujuan

prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan. Implementasi pada sisi

kebijakan dapat mencapai tujuannya

meraih

yang lain merupakan fenomena yang


kompleks

yang

mungkin

kebijakan

Nugroho

pada

(2003:158)

dapat

mengemukakan bahwa implementasi

dipahami sebagai suatu proses, suatu

kebijakan pada prinsipnya adalah

keluaran (output) maupun sebagai

cara agar sebuah kebijakan dapat

suatu dampak (outcome).

mencapai tujuannya. Dari kedua

Pendapat lain dikemukakan oleh

pendapat

ahli

ini

adalah

yang

perlu

bahwa

tahap

Dunn(2000:109) menjabarkan bahwa

ditekankan

implementasi kebijakan merupakan

implementasi kebijakan tidak akan

rangkaian pilihan yang kurang lebih

dimulai sebelum tujuan-tujuan dan

hubungan (termasuk keputusan untuk

sasaran-sasaran

ditetapkan

tidak bertindak) yang dibuat oleh

diidentifikasikan

oleh

atau

keputusan-

keputusan

2. Sumber Daya

kebijaksanaan.Keberhasilan
implementasi

akan

sumber daya manusia, yakni

ditentukan oleh banyak variabel dan

kompetensi implementor dan

faktor dan variabel tersebut saling

sumber

berhubungan satu sama lain, menurut

sumber daya adalah factor

Edwards III (Subarsono 2008:90-92)

penting

ada

mengimplementasi kebijakan

empat

kebijakan

Sumber daya dapat berwujud

variabel

dalam

implementasi kebijakan publik yaitu:


1. Komunikasi

daya

financial,

untuk

agar efektif.
3. Disposisi

Keberhasilan

Implementasi

Disposisi adalah watak dan

Kebijakan mensyaratkan agar

karakteristik yang dimiliki

implementor mengetahui apa

oleh

yang harus dilakukan. Apa

komitmen,

yang menjadi tujuan dan

demokratis

sasaarn

kebijakan

harus

implementor,

seperti

kejujuran,

sifat

4. Struktur Birokrasi

ditransmisikan

kepada

Birokrasi merupakan salah

kelompok

sasaran

(target

satu badan yang paling sering

sehingga

akan

bahkan secara keseluruhan

distorsi

menjadi pelaksana kebijakan.

group)

mengurangi
implementasi.

Kerja sama yang baik dalam


birokrasi dan struktur yang
kondusif

akan

membuat

pelaksanaan

kebijakan

efektif.

telah ditetapkan dalam keputusankeputusan

kebijakan

Tindakan-tindakan
Dari

pendapat

diatas

sebelumnya.

ini

mencakup

dapat
usaha-usaha

untuk

mengubah

disimpulkan bahwa agar kebijakan


keputusan-keputusan

menjadi

itu berhasil
tindakan-tindakan operasional dalam
dalam pencapaian tujuannya, maka
kurun waktu tertentu maupun dalam
serangkaian usaha perlu dilakukan
rangka

melanjutkan

usaha-usaha

untuk

mencapai

perubahan-

diantaranya perlu dikomunikasikan


secara terbuka, jelas, dan transparan
perubahan besar dan kecil yang
kepada sasaran. Perlunya sumber
ditetapkan oleh keputusan-keputusan
daya

yang

berkualitas

untuk
kebijakan.

pelaksanaannya
dirampungkan

dan

perlunya

struktur

pelaksana

kebijakan.

tersebut diatas, dapat disimpulkan

Van Meter dan Van Horn (dalam


Winarno

Berdasarkan beberapa pendapat

2007:146)

mengatakan

bahwa :

implementasi
adalah

suatu

kebijakan

publik

tindakan

pejabat

pemerintah atau lembaga pemerintah

implementasi kebijakan sebagai

dalam menyediakan sarana untuk

tindakan-tindakan yang dilakukan

melaksanakan progam yang telah

oleh

ditetapkan sehingga program tersebut

individu-individu

kelompok-kelompok)
maupun

swasta

yang

(atau

pemerintah
diarahkan

dampak

menimbulkan

dampak

terhadap tercapainya tujuan.

untuk mencapai tujuan-tujuan yang

Mazmanian

dan

Sabatier

sarana tertentu dan dalam urutan

(Wahab, 2001:68-69) merumuskan

waktu

Proses implementasi kebijaksanaan

implementasi kebijakan adalah upaya

negara

rinci:

untuk mencapai tujuan yang sudah

Implementasi adalah pelaksanaan

ditentukan dengan mempergunakan

keputusan kebijakan dasar, biasanya

sarana dan menurut waktu tertentu,

dalam bentuk undang-undang namun

agar dapat mencapai output/outcome

dapat

dan agar policy demands dapat

dengan

pula

lebih

berbentuk

perintah-

tertentu.

dasarnya

perintah atau keputusan keputusan

terpenuhi

eksekutif

dilaksanakan, pelaksanaan kebijakan

yang

keputusan

penting

badan

Lazimnya

atas

peradilan.

keputusan

tersebut

mengidentifikasi masalah yang ingin


diatasi,

menyebut

secara

tegas

dapat

maka

Pada

pula

kebijakan

dirumuskan

harus

sebagai

pengguna sarana yang ditentukan


terlebih dahulu.
Suatu

kebijakan

yang

telah

tujuan/sasaran yang ingin dicapai

diterima dan disahkan tidaklah ada

dan

untuk

artinya

proses

Pelaksanaan

berbagai

cara

menstruktur/mengatasi
implementasinya.

jika

tidak

dilaksanakan.

kebijaksanaan

itu

haruslah berhasil. Malahan tidak


hanya pelaksanaannya saja yang

Implementasi

kebijakan
harus berhasil, akan tetapi tujuan

merupakan

aspek

yang

penting
yang

akan

terkandung

dalam

dalam keseluruhan proses kebijakan


kebijaksanaan itu haruslah tercapai.
dan merupakan suatu upaya untuk
Menurut

Agustino

(2006:185)

mencapai tujuan tertentu dengan

10

mengatakan

bahwa

pelaksanaan

diperhatikan

dan

diperhitungkan

kebijakan itu dapat gagal, tidak

faktor-faktor yang disebutkan di

membuahkan hasil, karena antara

atas.Ripley dan Franklin (dalam

lain :

Winarno

a. Teori yang menjadi dasar itu


tidak tepat. Dalam hal ini
demikian,
maka
harus
dilakukan
reformulation
terhadap
kebijaksanaan
pemerintah itu
b. Sarana yang dipilih unutk
pelaksanaan tidak efektif
c. Sarana itu mungkin tidak atau
kurang
dipergunakan
sebagaimana mestinya
d. Isi dari kebijakan itu bersifat
samar-samar.
e. Ketidakpastian faktor intern
dan atau faktor ekstern
f. Kebijaksanaan
yang
ditetapkan itu mengandung
banyak lubang
g. Dalam pelaksanaan kurang
memperhatikan
masalah
teknis
h. Adanya kekurangan akan
tersedianya sumber-sumber
pembantu (waktu, uang dan
sumber daya manusia)
Dari

hal-hal

menyebabkan
pelaksanaan

2007:145)

bahwa implementasi adalah apa


yang terjadi setelah undang-undang
ditetapkan yang memberkan otoritas
program, kebijakan, keuntungan atau
jenis

keluaran

implementasi

nyata.

pernyataan maksud tentang tujuantujuan program dan hasil-hasil yang


diinginkan oleh pejabat pemerintah.
Lebih jauh lagi Ripley dan Frangklin
(dalam

Winarno

kegagalan

dalam

banyak kegiatan :

kebijaksanaan tersebut sudah harus

2007:145-146)

mengatakan bahwa :
Implemantasi

bahwa sejak dalam pembentukan

pada

sejumlah kegiatan yang mengikuti

dapat

pemerintah itu, dapatlah diketahui

Iistilah

menunjukkan

yang

kebijaksanaan

berpendapat

mencakup

1. Badan-badan pelaksana yang


ditugasi oleh undang-undang
dengan
tanggungjawab
menjalankan program harus
mendapatkan sumber-sumber
yang
dibutuhkan
agar
implementasi berjalan lancar.

11

2. Badan-badan
pelaksana
mengembangkan
bahasa
anggaran
dasar
menjadi
arahan-arahan
konkret,
regulasi,
serta
rencanareancana.
3. Badan-badan pelaksana harus
mengorganisasikan kegiatankegiatan mereka dengan
menciptakan
unit-unit
birokrasi dan rutinitas untuk
mengatasi beban kerja.
4. Badan-badan
pelaksana
memberikan
keuntungan
kepada kelompok-kelompok
target

bisa dipandang sebagai wujud dari


keluaran nyata sebuah kebijakan.
Agar implementasinya berjalan
secara efektif dan efisien, diperlukan
komitmen yang kuat dari seluruh
stakeholders untuk mengikuti segala
ketentuan

yang

adaagar

Implementasi

Program

Penanggulangan HIV dan AIDSdi


Adapun penjelasan dari cakupan
KPA Kota Tanjungpinang dapat
kegiatan

implementasi

sebuah
terlaksana dengan baik

kebijakan

sebagaimana

yang
D. Hasil Penelitian

dikatakan oleh Ripley dan Franklin


1. Komunikasi
diatas bahwa dalam menjalankan
Dari dimensi Komunikasi dapat
sebuah kebijakan harus memiliki
diketahui bahwa Sosialisasi sudah
sumber-sumber dalam menjalankan
pernah

dilakukan

di

Kota

sebuah kebijakan adapun sumber


Tanjungpinang.

Sosialisasi

yang dimaksud meliputi personil


diupayakan dengan berbagai macam
atau implementor, peralatan serta
baik secara langsung maupun tidak
sarana penunjang keberhasilan suatu
langsung. Secara langsung seperti
kebijakan.

Implementor

juga
diskusi, penyuluhan dan ceramah.

memberikan

pelayanan

tentang
KPA

Kota

Tanjungpinang

kegiatan atau apapun lainnya yang


laksanakan Sosialisasi HIV AIDS di

12

sekolah-sekolah yang ada di Kota

memenuhi dan atau mencari jalan

Tanjungpinang.

agar dana yang diperlukan untuk

Kegiatan

merupakan

kegiatan

tahunnya

karena

pentingnya

pengetahuan

ini

rutin

tiap

melaksanakan

rencana

anggaran

mengingat

tersedia. Dana tersebut berasal dari

tentang

pemerintah pusat dan daerah, serta

Bahaya HIV/AIDS bagi remaja

bantuan luar negeri bilateral dan

2. Sumber daya

multilateral.

Untuk itu,

pencegahan

dan

Sumber daya dapat diketahui


bahwa

Komisi

Penanggulangan

program

penanggulangan

AIDS harus menjadi bagian integral

AIDS (KPA) Kota Tanjungpinang

dari

sudah memiliki pegawai atau sumber

daerah.

daya manusia yang baik kemudian

kebijakan desentralisasi kesehatan

KPA juga sudah membagi tugas para

dalam penanggulangan HIV dan

pegawainya termasuk dalam setiap

AIDS adalah distribusi wewenang,

usaha pencegahan. Para pegawai

kemandirian,

diturunkan untuk mengawasi, serta

sumberdaya kesehatan di daerah

melakukan

terhadap

dalam menggulangi meningkatnya

kegiatan yang berhubungan dengan

epidemi HIV dan AIDS sedini

penanggulangan HIV dan AIDS.

mungkin di Kota Tanjungpinang

Kemudian regulasi serta rencana-

3. Disposisi

peninjauan

rencana ditemukan bahwa masalah

pembangunan
Semangat

Disposisi
sudah

dan

nasional

dan

dasar

dari

penigkatan

diketahui

bahwa

komitmen

dengan

dana merupakan permasalahan yang

KPA

ada di KPA, Pemerintah berupaya

memberikan pelayanan speerti dalam

13

pencegahan penularan virus HIV dan

dan

peningkatan

manfaatnya.

narkoba
lewat

Penyalahgunaan

di

Kota

penyebaran

sosialisasi

AIDS

dan

telah

dirasakan

Tanjungpinang
kondom

pengetahuan

dan

berkaitan

D. Penutup
1. Kesimpulan

dengan bahaya HIV dan AIDS

Dari hasil penelitian dapat

berikut sebab terjadi penyebarannya.

diketahui

4. Struktur Birokrasi

Penanggulangan HIV Dan AIDS

Strukrur birokrasi ditemukan

Di

bahwa

Komisi

Program

Penanggulangan

bahwaDalam setiap kegiatan KPA

AIDS

beserta Perwakilan BKKBN dan

Tanjungpinang

KPA. Dalam penanggulangan HIV

dilaksanakan.

dan AIDS di Kota Tanjungpinnag

dilihat

Kemudian Kerjasama juga tidak

mempengaruhi

hanya datang pada instansi lokal

sudah berjalan dengan baik.

seperti

2. Saran

LSM

dan

pihak

terkait

(KPA)

Kota
sudah

Hal

dari

saran

ini

faktor

dapat
yang

implementasi

lainnya tetapi juga internasional.

Adapun

Kerjasama internasional dengan para

disampaikan

mitra bilateral dan multilateral yang

Implementasi

dilakukan oleh pemerintah Indonesia

Penanggulangan HIV Dan AIDS Di

adalah suatu upaya yang bermakna

Komisi

dalam penanggulangan masalah HIV

(KPA) Kota Tanjungpinang agar

guna

yang

dapat

meningkatkan

Penanggulangan

Program

AIDS

lebih lagi adalah sebagai berikut :

14

1. Sebaiknya
diupayakan

Sosialisasi
dengan

berbagai

macam baik secara langdung


maupun tidak langsung. Secara
langsung

seperti

diskusi,

3. Sebaiknya KPA tidak hanya


fokus pada program
penanggulangannya saja
namun pada pelayanan bagi
para penderita HIV dan AIDS

penyuluhan dan ceramah. KPA

yang sudah terinfeksi.


Kota Tanjungpinang laksanakan

4. Harusnya pemerintah
Sosialisasi

HIV

dan

AIDS

disekolah-sekolah yanga ada di


Kota Tanjungpinang. Kemudian
pengetahuan

ini

juga

difokuskan

kepada

memberikan perhatian khusus


dengan menunjang

harus

pendanaan setiap program

ibu-ibu

penanggulangan HIV dan

rumah tangga yang juga rentan

AIDS di Kota

menjadi korban.

Tanjungpinang.

2. Perlu

adanya

penambahan

para pegawai di KPA Kota


Tanjungpinang agar dalam
bekerja dapat lebih optimal.

15

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.
Adi, Tarwiyah Tuti. 2005.Kebijakan pendidikan Era 0tonomiDaerah.Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : CV Alfabetha
Arikunto. Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Badjuri, Abdulkahar dan Yuwono, Teguh. 2002. Kebijakan Publik: Konsep dan
Strategi. Semarang: Universitas Diponegoro
Bush, T., dan Coleman, M. 2006. Manajemen Strategis Kepemimpinan.
Pendidikan, rogyakarta: IRCiSod
Dunn, W William. 2000. Analisa kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Islamy, M Irfal. 2001. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Pemerintah. Jakarta.
Bumi Aksara
Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy. Terjemahan
Ricky Ismanto. Jakarta : Penerbit PT RajaGrafmdo Persada.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Mustopadidjaya (2002), Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi,.
Implementasi dan Evaluasi Kinerja, Jakarta:LAN.
Nugroho, Riant D. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasidan
Evaluasi.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo
Putra, Fadillah. 2005. Kebijakan Tidak Untuk Publik. Yogyakarta : Penerbit Resist
Book.
Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.

16

Suharno. 2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. UNY Press. Sunindhia.


Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung : Penerbit
Bandung Puslit KP2W Lemlit Unpad.

AIPI

Tangkilisan, Hessel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:


Lukman Offset
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management.
Yogyakarta : Andi
Wahab. Solichin Abdul. 2001. Analisis Kebijaksanaan: dari Formula ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku
Kita.
Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Konsep, Aplikasi & Implementasi
Pelaksanaan Otonomi Daerah : Bandung : Mandar Maju
Wibawa, Samodra. 1994.
Intermedia.

Kebijakan Publik,

Proses dan Analisis. Jakarta :

Perundang-undangan :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan Aids Dan Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS Di Daerah

17

You might also like