You are on page 1of 22

UJIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

Disusun Untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Diajukan kepada :
dr. Vista Nurasti Pradanita, M.Kes, Sp.KJ

Dokter Muda
Rianita Nursanti
20100310164

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny I

Usia

: 34 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Tegallayang

Pendidikan

: Tamat SMA

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Status

: Belum Menikah

No RM

: 48 44 **

Tanggal Wawancara

: 12 April 2016 pukul 12.00 WITA

RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesa tanggal 12 April 2016 dengan pasien jam 12.00 WITA
A. KELUHAN UTAMA (Sebab ke Rumah Sakit)
Jadwal kontrol rutin. 3 hari yang lalu sempat berpikir untuk menyakiti
anak.

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Autoanamnesis

Pada saat kelas 1 SMP tahun 1994 (12 tahun) pasien sempat terlalu
memikirkan ketika guru di sekolah mengatakan jika garis tangan yang
pendek menandakan umurnya pendek. Hal ini membuat pasien
memikirkannya sepanjang malam karena pasien memiliki garis tangan
yang pendek. Hal ini membuat pasien selalu terngiang dan takut akan
mati padahal dosa pasien masih banyak. Pasien menjadi sulit tidur,
setelah itu pasien dibawa ke rumah seorang perawat jiwa dan diberikan
obat tidur, hal ini berlangsung sekitar 2 tahun. Pada tahun 1996 pasien
sempat dibawa ke dokter spesialis kejiwaan karena keluhan yang
dirasakan tambah memberat, pasien merasa kepalanya panas dan
lehernya terasa kaku. Pasien tidak mengetahui obat yang diberikan oleh
dokter spesialis kejiwaan tersebut akan tetapi pasien tidak memiliki
keluhan hingga tahun 1999 (kelas 2 SMA).
Ketika pasien sudah menginjak kelas 3 SMA (tahun 2000) pasien sempat
merasakan bahwa guru olahraganya menaksir dirinya, walaupun tidak
ada tingkah laku guru tersebut untuk mendekatinya. Karena perasaan
tersebut, pasien merasa tidak nyaman bila bertemu dengan guru tersebut.
Pasien sering memikirkan hal tersebut, sehingga pasien merasa sakit
kepala dan sering berteriak-teriak (ngamuk) tanpa alasan, pasien
mengaku sempat kerasukan, yang mana pada saat kejadian tersebut
pasien

merasakan

bahwa

hanya

guru

olahraganya

yang

bisa

menyembuhkannya, setelah kejadian tersebut pasien memutuskan untuk


tidak berangkat ke sekolah selama 2 tahun. Pasien kemudian
memutuskan untuk kembali bersekolah, saat di sekolah apabila bertemu

dengan guru olahraga itu pasien berusaha melawan perasaannya yang


dahulu, pasien berpikiran untuk menyelesaikan sekolahnya tanpa
mengurusi masalah gurunya tersebut. Pada tahun 2011, pasien sempat
berpacaran dengan seorang lelaki, dimana saat itu pasien sedang merasa
bahagia sekali tanpa ada beban pikiran. Setelah 2 bulan berpacaran
mereka berpisah, sekitar 2 bulan setelah berpisah pasien menyadari
dirinya hamil. Saat hamil pasien merasakan kekesalan dan kemarahan
akan kehamilannya ini tapi tidak ada usaha untuk mengakhiri
kehamilannya. Keluhan pasien hilang timbul selama hingga saat ini.
Pasien sering memikirkan apabila ayahnya meninggal dunia, dia belum
memiliki pekerjaan, anaknya masih kecil, tidak ada biaya untuk
membeli susu dan sekolah anaknya. Hal-hal tersebut membuat pasien
sedih, mudah lelah, tidak memiliki minat untuk melakukan apapun,
pasien lebih senang mengurung diri di kamar, pasien mengaku menjadi
sensitive, mudah marah dan sedih.
Pasien mengalami gangguan pada tahun 2011, dilakukan pengobatan di
RSUP Sardjito rawat jalan selama 6 tahun. Pasien berobat ke RSUD
Panembahan Senopati sejak Januari 2014. Sempat tidak kontrol ke RS
selama 4 bulan dan mengkonsumsi haloperidol. Pasien mengaku ada
suara-suara

yang

membisiki

tentang

ada

orang-orang

yang

membicarakan tentangnya. Suara ini hilang bila pasien minum obat.


C. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi
Sosial dan Kemandirian)
Sistem Saraf

: demam (-), kejang (-), tremor (-)

Sistem Kardiovaskular : edem kaki (-), nyeri dada (-)


Sistem Respirasi

: terlihat sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)

Sistem Digestiva

: BAB normal, muntah (-), diare (-), sulit makan


(-)

Sistem Urogenital

: BAK normal

Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), gatal pada kulit (-),
Sistem Muskuloskeletal : edema (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-),
kelemahan otot (-).
Menurut autoanamnesis pasien tidak terdapat keluhan fisik.
Menurut autoanamnesis secara sosial, saat ini pasien membantu
pekerjaan rumah seperti bersih-bersih rumah dan menjaga anaknya.

1.1. Grafik Perjalanan Penyakit

Ringan
Sedang
Berat

Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu


1.1.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit

Faktor Organik
Panas, kejang, trauma fisik satu tahun sebelum mengalami
gangguan disangkal oleh pasien.

Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)


Pasien memiliki anak tanpa suami dan saat ini pasien tidak
bekerja.

Faktor Predisposisi
Penyakit herediter disangkal oleh pasien.

Faktor Presipitasi
Tidak ada.

1.1.2. Riwayat Penyakit Dahulu autoanamnesis

Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya


Pasien pernah mengalami hal seperti ini selalu hilang timbul,
terkadang pasien merasa sedih bila memikirkan masa
depannya, sensitive dan bila hal ini terjadi pasien lebih senang
mengurung diri. Dulu pada tahun 2011, pasien pernah merasa
dirinya sangat bahagia sekali, pasien memiliki banyak uang,

memiliki pekerjaan, memiliki sepeda motor, merasa tidak


memiliki beban pikiran, suka berjalan-jalan, dan menghabiskan
uangnya, sampai pasien meminjam dan mengambil uang hasil
di toko tempat dia bekerja.

Riwayat Sakit Berat/Opname


Pasien melahirkan di Sardjito dan dirawat selama 5 hari pada
November 2012.

1.2. Riwayat Keluarga


1.2.1.

Pola Asuh Keluarga


Autoanamnesis
Pasien merupakan anak nomor Sembilan dari sebelas bersaudara.
Pasien dengan saudara-saudara kandungnya memiliki hubungan
baik. Pasien tinggal bersama ibu, bapak, anak dan adik. Pasien
sangat dekat dengan ayahnya, apabila ada masalah pasien
menceritakan kepada ayahnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lainnya yang mengalami hal yang
sama dengan pasien. Kakak pasien ke-x meninggal bunuh diri di
sumur, kakak pasien merupakan orang yang pendiam sehingga
pasien juga kurang mengetahui alasan kakaknya melakukan
bunuh diri.

1.2.2.

Silsilah Keluarga
Laki2

Tinggal
serumah

Perempuan
Meninggal
1996

1.3.

1997

Riwayat Pribadi (autoanamnesis)


1.3.1.

Riwayat Pranatal dan Perinatal


Lahir normal di rumah dengan bidan

1.3.2.

Latar Belakang Perkembangan Mental


Tidak didapatkan informasi.

1.3.3.

Perkembangan Awal (usai 0-3 tahun)


Tidak didapatkan informasi.

1.3.4.

Masa kanak pertengahan (usia 3-11 tahun)


Pasien mudah bergaul dengan anak-anak sebayanya. Ketika
masuk SD pertama kali pasien tidak ada perasaan takut di sekolah
nya. Pasien mengatakan tidak pernah bertengkar dengan
temannya. Pasien berteman dengan teman sebayanya.

1.3.5.

Masa kanak akhir (Pubertas Remaja) (autoanmnesis)


Pasien tidak mengkonsumsi rokok, alkohol maupun zat-zat
lainnya. Pasien mengaku merupakan orang yang lugu, tidak nekoneko hanya pergi ke sekolah lalu belajar dan pasien merupakan
siswi yang cukup pintar sehingga mendapatkan beasiswa semasa
sekolah, tidak pernah memiliki pacar, tidak melakukan hal-hal
seperti perkelahian, seks bebas maupun minum-minuman
terlarang semasa sekolah.

Pasien

1.3.6.

Riwayat Pendidikan
TK

: 1987-1988

SD

: 1988-1994 pasien selalu ranking 5 besar.

SMP : 1994-1997 pasien selalu ranking 5 besar.


SMA :1997-2000 pasien ranking 3 besar dan mendapatkan
beasiswa, sempat berhenti 2 tahun saat menginjak kelas 3 SMA
sebelum EBTANAS (karena takut akan bertemu dengan guru
olahraga yang dirasakan menaruh hati padanya) kemudian pasien
melanjutkan lagi pendidikan pada tahun 2002-2003
Kuliah : pasien tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
1.3.7.

Riwayat Pekerjaan (autoanamnesis)


Pasien pernah bekerja di beberapa tempat setelah lulus sekolah,
diantaranya pernah berjualan bersama dengan kakak iparnya,
bekerja di dekat rumahnya akan tetapi pekerjaan dari pekerjaan
ini pasien hanya digaji sedikit karena dianggap sebagai orang gila
oleh para tetangganya, akan tetapi pasien tidak pernah protes
mengenai hal tersebut karena pasien tidak ingin dan takut bila
tetangga ataupun kakak ipar yang bekerja dengannya akan marah
kepadanya. Pada tahun 2011, pasien bekerja di sebuah toko milik
temannya, disini pasien dipercaya oleh temannya untuk
memegang uang, pasien mendapatkan banyak uang dan senang
sekali dengan pekerjaan ini, pasien bisa membeli hp, motor dan
memilik pacar saat itu. Setelah pasien hamil, pasien tidak lagi
bekerja dan hanya tinggal dirumah saja.

1.3.8.

Riwayat Perkembangan Psikoseksual (autoanamnesis)

Pada tahun 2010, pasien pernah ditontonkan video porno oleh


teman-teman lelaki yang tinggal sekampung dengannya, pasien
mengaku hal ini membuat pasien ingin melakukan hubungan
badan. Pasien pertama kali berpacaran pada tahun 2011 dengan
9

seorang pemuda yang dikenalnya melalui sms nyasar, mereka


berhubungan selama .. bulan, dalam hubungan dengan lelaki
ini pasien pernah berhubungan badan dengan pemuda tersebut
sebanyak 5 kali, walaupun pasien tidak mengetahui tempat
tinggal pemuda tersebut karena mereka selalu bertemu di
depan RS lalu kemudian ke penginapan. Saat berhubungan
dengan pemuda tersebut, pasien mengaku tidak memiliki
pikiran bahwa dengan hubungan badan yang dilakukannya
akan membuatnya hamil. Setelah ditinggalkan oleh pemuda
tersebut, pasien baru menyadari dirinya hamil.
1.3.9.

Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual (autoanamnesis)

Agama Islam

Pasien shalat, dan mulai mengaji bila ada waktu luang.

Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan tetangga


sekitar

1.3.10. Riwayat Perkawinan


Pasien belum pernah menikah.
1.3.11. Riwayat

Kehidupan

Emosional

(Riwayat

Kepribadian

Premorbid)

Pasien memiliki beberapa teman akrab, tidak membatasi


pertemanan tetapi lebih banyak dan senang berteman dengan
wanita.

Pasien sering sekali memikirkan hal-hal kecil terlalu lama.

Pasien tidak ingin memiliki masalah dengan orang lain, karena


pasien tidak tahan bila dimarahi atau dibentak oleh orang lain
(sensitive)

Pasien mengatakan

1.3.12. Status Sosial Ekonomi


Saat ini pasien tidak memiliki pekerjaan, untuk kebutuhan seharihari pasien dan anaknya dibantu oleh ayahnya dan kakak

10

kandungnya. Pasien mengatakan bahwa kakaknya berjanji untuk


membiayai sekolah anaknya kelak sehingga hal ini membuat
pasien tenang dan bahagia.
2.7.13. Riwayat Khusus
Pengalaman militer (-)
Urusan dengan polisi (+), saat motor pasien dibawa kabur oleh
pacarnya pada tahun 2011.

1.4. Tingkat Kepercayaan Autoanamnesis


Autoanamnesis

: dapat dipercaya

1.5. Kesimpulan Autoanamnesis

Dihadapkan pasien wanita sesuai umur, berpakaian rapi dan rawat diri
baik, tidak berdandan berlebihan (menor)

Pasien saat ini sudah membaik namun terkadang masih ada pikiran
tentang masa depannya dan anaknya yang suram sehingga
membuatnya sedih, mengurung dirinya hingga keinginan untuk
membunuh anaknya.

2. PEMERIKSAAN FISIK
2.1. Status Pemeriksaan Fisik
Status Internus
3.1.1. Keadaan Umum

: Compos Mentis

Bentuk Badan

: tidak dilakukan pengukuran

Berat Badan

: tidak dilakukan pengukuran

Tinggi Badan

: tidak dilakukan pengukuran

Tanda Vital
- Tekanan Darah

: tidak dilakukan pengukuran

- Nadi

: tidak dilakukan pengukuran

- Respirasi

: tidak dilakukan pengukuran

11

- Suhu

: tidak dilakukan pengukuran

Kepala

- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan


- Mata

: conjungtiva anemis (-) sclera ikterik (-)

Leher

- Inspeksi : leher tampak bersih, massa (-)


- JVP

: tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax

- Sistem Kardiovaskuler : tidak dilakukan pengukuran


- Sistem Respirasi : vesikuler (+) suara tambahan (-)

Abdomen
Sistem Gastrointestinal : tidak dilakukan pengukuran
Sistem Urogenital

: tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas
-

Sistem Muskuloskeletal : kekuatan otot normal, tak ada


kelemahan

Sistem Integumentum

Kesan Status Internus

: tidak dilakukan pemeriksaan


: Dalam batas normal, meskipun ada
beberapa

pemeriksaan

tidak

dilakukan .
3.1.2. Status Neurologis

Kepala dan Leher :

tidak

dilakukan

Tanda Meningeal :

tidak

dilakukan

Kekuatan Motorik : normal

Sensibilitas
dilakukan

12

tidak

Refleks Fisiologis :

tidak

dilakukan

Refleks Patologis :

tidak

dilakukan

Gerakan Abnormal

: tidak

dilakukan

Gangguan

Keseimbangan

dan

Koordinasi Gerakan: tidak ada


Kesan Status Neurologis : pemeriksaan yang dilakukan dalam
batas normal.
3.1.3.

3.2.

Hasil Pemeriksaan Penunjang

EKG

: tidak dilakukan pemeriksaan.

EEG

: tidak dilakukan pemeriksaan.

CT Scan

: tidak dilakukan pemeriksaan.

Foto Rontgen : tidak dilakukan pemeriksaan.

LAB darah

: tidak dilakukan pemeriksaan.

Status Psikiatri

3.2.1. Kesan Umum


Wanita 34 tahun sesuai umur, kooperatif, rawat diri baik, berpenampilan
sesuai umur dan sesuai jenis kelamin.

No
1.
2.

Status Psikiatri
Hasil
Kesadaran
Kuantitatif: GCS E4V5M6
Pembicaraan

Keterangan
Pasien sadar penuh

Kualitatif : Compos mentis


Pasien berbicara cukup banyak
Kuantitas : meningkat
(banyak dan cepat)

dan cepat tetapi masih dapat


dimengerti dan menjawab sesuai

13

Kualitas : koheren dan


3.

wawancara
Pasien bisa menyebutkan dokter

relevan
Orang: baik

Orientasi

dengan yang ditanyakan saat

yang sedang memeriksa.


Pasien dapat mengetahui pukul

Waktu: baik

berapa pasien berangkat dari


rumah.
Pasien

Tempat: baik

menerangkan

jalan

menuju rumahnya
Pasien

Situasi : baik

dapat

membedakan

keadaan ramai dan sepi


Pasien dapat mengingat nama

Memori

Memori

segera

pemeriksa yg baru dikenalnya.


Pasien dapat menceritakan tadi

(immediate)

pagi sarapan apa.


Memori

jangka

pendek Pasien

dpat

menceritakan

perjalanan penyakitnya.

(recent)
Memori jangka panjang
4.

Sikap/tingkah laku

5.

Perilaku

6.

aktivitas
Penampilan/rawat

7.
8.

(remote)
Kooperatif

dan Normoaktif
Baik

Pasien dapat diajak berbicara


ketika diwawancarai.
Perilaku dan aktivitas normal.
Pasien terlihat rapi dan cukup

diri

bersih. Tidak tampak berlebihan

Mood
Afek

dalam dandanan.
Mood pasien normal
Terlihat ekspresi wajah pasien

Eutimik
Apropiate

normal
9.

Pikiran

Bentuk pikir: Realistik

dan

sesuai

dengan

suasana hatinya.
Apa yang disampaikan

oleh

pasien sesuai dengan kenyataan.

14

Isi pikir:
Waham (-)

Tidak adanya kepercayaan palsu


yang tidak sesuai kenyataan.

10.

Perhatian

11.

Persepsi

Mudah

ditarik,

dicantum
Halusinasi

mudah Pasien memperhatikan pemeriksa


saat ditanya dan tetap fokus
auditorik, Pasien menyangkal mendengar

visual, olfaktorik maupun bisikan-bisikan


wujudnya

taktil (-)

tanpa

dan

melihat

Ilusi (-)

menyangkal
bayang-bayang,

menyangkal
abnormal
dicium

ada

ada

bau-bau

yang

tidak

dapat

orang

lain,

serta

menyangkal

ada

sentuhan-

sentuhan tanpa wujud yang dapat


12.

Insight

dirasakan pasien.
Menyadari dirinya

Derajat 4

butuh

bantuan,

sakit

namun

dan
tidak

memahami penyebab sakitnya.


3.2.2.

Gangguan Intelegensi Sesuai Umur / Pendidikan

Tidak ada
2.2. Hasil Pemeriksaan Psikologis
3.3.1.

Kepribadian

Tidak dilakukan tes


3.3.2.

IQ

Tidak dilakukan tes


3.3.3.

Lain-Lain

Tidak ada
3. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA
4.1.

Tanda-Tanda (Sign)
15

a. Penampilan
Pasien tampak sehat, penampilan sesuai dengan usia dan jenis
kelaminnya, tidak tampak berlebihan, rawat diri baik, kooperatif.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Cara berjalan biasa, gerakan tubuh biasa, semua dalam batas normal
c. Pembicaraan (kuantitas, kecepatan produksi bicara, kualitas)
Bicara cukup banyak dan cepat, relevan dan kohern.
d. Insight 4 : Pasien menyaari dirinya sakit dan butuh bantuan, namun
tidak memahami penyebab sakitnya.
4.2.

Gejala
-Peningkatan mood, peningkatan pembicaraan dan kecepatan bicara.

4. DIAGNOSIS BANDING

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Kini Campuran

F34.0 Siklotomia

5. PEMBAHASAN
Menurut PPDGJ III
F.31 Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua


episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,
pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan
energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi).
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar
episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung
antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung
berlangsung lebih lama(rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang
melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode
itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau
trauma mental lain (adanya stress esensial untuk penegakan diagnosis).
16

F.30 Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan


dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai
derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal
(yang pertama), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik
tunggal. Jika ada episode afektif (depresif, manik, atau hipomanik)
sebelumnya atau sesudahnya, termasuk afektif bipolar (F31.-)

F.30.0 Hipomania
Pedoman Diagnostik
-

Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1), afek yang
meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas, menetap selama
sekurang-kurangnya beberapa hari brturut-turut, pada suatu derajat
intensitas dan yang bertahan melebihi aoa yang digambarkan bagi

siklotomia (F.34.0), dan tidak disertai halusinasi atau waham.


Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social
memang sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila
kekacauan itu berat atau menyeluruh, maka diagnosis mania (F.30.1
atau F.30.2) harus ditegakkan.

F.30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik


Pedoman Diagnostik
-

Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup


berat sampai mengacaukan seluruh atau hamper seluruh pekerjaan

dan aktivitas social yang biasa dilakukan.


Perubahan afek harus disertai dengan energy yang bertambah
sehingga terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan
bicara,

kebutuhan

tidur

yang

berkurang,

kebesaran/grandiose ideas dan terlalu optimistic.


F.31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

Pedoman Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pasti :
17

ide-ide

perihal

(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania


(F.30.0); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya

satu

episode

afektif

lain

(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.


F.31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
Pedoman Diagnostik
Untuk Menegakkan diagnosis pasti :
(a) Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala

manik,

hipomanik, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan


cepat (gejala manik, hipomanik, dan depresif yang sama-sama
mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit sekarang,
dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,
manik, atau campuran di masa lampau.
F.34.0 Siklotomia
Pedoman Diagnostik

Ciri esensial ialah ketidakstabilan menetap dari afek (suasana


perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania
ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup parah atau
cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar (F31.-)

atau gangguan depresif berulang (F.33.-)


Setiap episode alunan afektif (mood swing) tidak memenuhi kriteria
untuk kategori manapun yang disebut dalam episode manik (F30.-)
atau episode depresif (F32.-)

6. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, EKG, EEG,


CT Scan)
Tidak perlu dilakukan karena pasien tidak menunjukkan gejala-gejala
patologik pada organ.
7. DIAGNOSIS

18

AKSIS I (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)


F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

AKSIS II (Gangguan kepribadian, retardasi mental)


Z03.2 Tidak ada diagnosis
AKSIS III (Kondisi Medik Umum)
Tidak ada
AKSIS IV (Stressor Psikososial)
Masalah dengan primary support group (keluarga)
AKSIS V (Fungsi Sosial)
GAF 61-70 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik
8. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Fluoxetine 2 x 10 mg
Depacote 250mg 2x1
Risperidone 2 x 2 mg
Psikoterapi

Terapi keluarga
Edukasi keluarga tentang penyakit yang diderita pasien agar keluarga ikut
serta dalam memperhatikan pasien dan

pengobatannya. Memberikan

penjelasan kepada keluarga pasien jika pengobatan dan minum obat harus
rutin, jangan sampai pasien tidak meminum obat.

19

Terapi Interpersonal
Memberi kesempatan pasien untuk bercerita tentang hal yang membuat dia
sulit untuk memulai pembicaran dengan orang lain, kemudian berfokus
untuk mengembalikan kepercayaan diri pasien, dengan meminta pasien
untuk minimal 1 bulan 1x untuk mengikuti aktivitas di desa dan kemudian
pasien berbicara minimal dengan 1 orang.

Terapi Okupasional
Mendorong keluarga memberikan kepercayaan pada pasien untuk
melakukan pekerjaan sesuai kemampuan pasien.

20

PROGNOSIS

PREMORBID

FAKTOR

Indikator
1.

Pada Pasien
Tidak ada

Prognosis
Baik

Faktor genetik

Baik

Baik

2.

Tidak ada

Baik

Pola asuh

Baik

Baik

3.

Tidak ada

Jelek

Faktor organik

Tidak Jelas

Jelek

4.

Belum menikah

Jelek

Dukungan keluarga

Baik

baik

9.

Muda

Jelek

Onset usia

Kronik

Jelek

5.
Sosioekonomi
6.
Faktor pencetus
7.
Status perkawinan
8.
Kegiatan spiritual

FAKTOR

10.
Non Psikotik
Kesimpulan prognosis: Dubia ad malam

Jelek

9. RENCANA FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta


efektivitas obat, dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi
yang diberikan.

Memastikan pasien mendapat psikoterapi keluarga dan interpersonal.

DAFTAR PUSTAKA
21

Yayan AS.Ganggan afektif bipolar. ; (online), (http://www.google.com)


diakses 30 juni 2011.

Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Rujukan Ringkasan


dari PPDGJ III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya, 2002.

Sungkar AS. Pedoman diagnosis dan terapi lab/upf ilmu kedokteran


jiwa.Surabaya: RSUD Dr. Soetomo, 1994.

Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik edisi


ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya,
2007.

Safyuni Naswati, dr,Sp.KJ.Psikoterapi dan rehabilitasi psikiatrik.;


(online), (http://www.google.com) diakses 7 juli 2011.

22

You might also like