Professional Documents
Culture Documents
Epidemiologi
Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terus berkembang di dunia barat. Sekitar
1,56 miliar orang diperkirakan akan mengidap hipertensi pada tahun 2025. Prevalensi
hipertensi di Inggris berturut-turut 32% pada laki-laki dan 30% pada wanita.
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko penting yang dapat diubah untuk
menghindari stroke. Bahkan derajat paling ringan dari kenaikan tekanan darah pun
dapat meningkatkan resiko gangguan cardiovaskular. Ada beberapa faktor yang
membantu terjadinya penyakit pembuluh darah tepi dan hipertensi serta hubungannya
dengan gangguan vaskular di otak, jantung, ginjal, dan mata. Artikel ini akan
memberikan gambaran tentang keadaan mata yang mengalami hipertensi.
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi esensial bersifat idiopatik dan bertanggungjawab untuk 95% kasus.
Faktor resikonya yaitu: bertambahnya usia, riwayat keluarga, obesitas, merokok, dan
juga ras afrika karibia. Hipertensi esensial didiagnosis ketika tekanan darah sistolik
berada diatas 140 mmHg atau diastoliknya diatas 90 mmHg minimal pada 2 kali
pemeriksaan. Hipertensi maligna sangat jarang terjadi, tekanan sistoliknya akan
berada diatas 200 mmHg atau diastoliknya diatas 140 mmHg. Karena hipertensi
esensial adalah kondisi asimtomatik banyak pasien sering tidak terdiagnosa sehingga
keadaan ini disebut silent killer. Retina bagaikan sebuah jendela untuk mengetahui
sirkulasi tubuh manusia. Arteriol-arteriol retina dapat dengan mudah dilihat dan tidak
perlu metode invasif. Mereka memiliki kondisi anatomi dan fisiologis yang mirip
dengan mikrosirkulasi koroner dan serebral. Penelitian terakhir di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa beberapa kondisi kronis dapat terlihat termasuk 65% (kolesterol
tinggi) dan 30% (hipertensi).
Retinopati Hipertensi
Retinopati hipertensi mewakili dari kerusakan sekunder akibat hipertensi arteri
sistemik. Sejalan dengan kerusakan retina, hipertensi juga bias merusak sirkulasi
koroid dan ia bertanggungjawab untuk neuropati kranial dan optik. Hipertensi juga
dapat berbentuk pendarahan konjungtiva. Diagnosis banding dari retinopati hipertensi
kronis adalah retinopatik diabetik, sindrom hiperviskositas, retinopatik radiasi dan
sindrom iskemik okular. Perubahan arteriol karena hipertensi diyakini merupakan
akibat dari: (1) vasospasme, (2) arteriosklerosis. Karena hipetensi mempercepat
terjadinya perkembangan arteriosklerosis maka tidak mudah untuk memisahkan
antara hipertensi dan arteriosklerosis. Penyempitan arteriol yang luas merupakan ciriciri retinopati hipertensi. Perbandingan normal antara arteriol dan venula adalah 2 : 3
dan hal ini berkurang diakibatkan oleh hipertensi. Penyempitan arteriol fokal
dicirikan dengan terjadinya spasme pada dinding arteriol fokal dan bersifat reversible.
Arterosklerosis hipertensi merupakan peningkatan progresif dari komponen dan
elastik dari dinding arteriol. Yang di induksi oleh hipertensi. Perubahan dari dinding
arteriol menginduksi perubahan refleksi cahaya pembuluh darah.
Klasifikasi
Pada tahun 1953, Scheie mengklasifikasikan perubahan dari hipertensi dan
arterosklerosis secara terpisah kedalam lima stage mulai dari normal sampai paling
berat (tabel 1). Normalnya dinding arteriol itu transparan dan hanya terlihat kolomkolom sel darah merah. Terdapat garis tipis dari refleksi cahaya ditengah-tengah
kolom darah tersebut, inilah yang disebut dengan refleks cahaya normal. Jika
dindingnya menjadi lebih tebal maka refleks cahaya ini akan menjadi lebih redup dan
semakin luas. Dengan peningkatan ketebalan dinding arteriol dan penurunan lumen
maka akan terjadi difusi cahaya lebih lanjut dan refleks cahaya tersebut akan berubah
warna menjadi coklat kemerah-merahan atau disebut dengan refleks kabel tembaga.
Ketika kolom darah sudah tidak bisa lagi terlihat maka disebut dengan kabel perak.
Penjepitan Arteriovenosa
Hipertensi Maligna
retinopati yang berat seperti retinopati hipertensi, dengan pelepasan retina serosa,
kuning, lesi EPR opak dan kebutaan kortikal. Disfungsi koroid, iskemi koriokapilaris
primer adalah mekanisme yang mengarah kepada pelepasan serosa retinal dan plak
EPR kuning. Kebutaan permanen dari perubahan vaskular retina sangatlah jarang dan
kebutaan kortikal biasanya reversibel.
Panduan rujukan
Pasien manapun yang memperlihatkan tanda-tanda retina hipertensi namun belum
didiagnosa hipertensi sistemik seharusnya dirujuk ke dokter praktik umum untuk
investigasi lebih lanjut, diagnosis dan manajemennya. Derajat urgensi bergantung
pada derajat retinopatinya yang mana retinopati stadium akhir membutuhkan urgensi
yang lebih dan retinopati hipertensi maligna membutuhkan rujukan segera ke
departemen gawat darurat. Mitchell dan wong memperlihatkan bahwa terjadi
peningktan resiko stroke klinis, stroke subklinis, penyakit jantung coroner dan
kematian jika pasien memiliki satu atau lebih tanda-tanda berikut : 1) penyempitan
arteriol yang luas, 2) penyempitan arteriol fokal, 3) penjempitan arteriovenosa atau
opasitas dinding artioral ( kabel perak ). Terdapat hubungan yang kuat dengan resiko
stroke
klinis,
stroke
subklinis,
penurunan
kognitif,
dan
kematian
akibat
kardiovaskular yang dimana terdapat retinopati sedang dan satu atau lebih dari tandatanda berikut : 1) pendarahan ( blot, dot atau berbentuk seperti api ), 2)
mikroaneurisma, 3) eksudat keras atau bintik wol katun.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk retinopati hipertensi adalah untuk memperbaiki tekanan
darah. Hal ini akan menyebabkan resolusi dari abnormalitas fundus dalam waktu
sekitar mingguan hingga bulanan pada mata dengan grade 3 dan 4, namum sering
sekali tidak berefek pada grade 1 dan 2. Jika penurunannya dilakukan terlalu cepat
maka akan menyebabkan gangguan autoregulasi dan dapat mengarah ke pada iskemi
saraf optikus, otak, dan organ vital lainnya. Jika tidak di tangani, maka kematiannya
adalah 50% dalam 2 bulan dan 90% dalam 1 tahun.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association (2003). Standars of medical care for
patients with diabetes mellitus. Diabetes Care 26:S33-S50.
2. Carretero OA, Oparil S (2000). Essential hypertension. Part I: definition
and aetiology. Circulation 101:329-35.
3. Caballero AE (2005). Metabolic and vascular abnormalities in subjects at
risk for type 2 diabetes: the early start of a dangerous situation. Arch Med
Res 36:241-9.
4. Grosso A, Veglio F, Porta M, Grignolo FM, Wong TY (2005).
Hypertensive retinopathy revisited: some answers, more questions Br J
Ophthalmol 89:1646-54.
5. Harris MI, Klein R, Welborn TA, et al (1992). Onset of NIDDM occurs at
least 4-7 years before clinical diagnosis. Diabetes Care 15:815-9.
pathology
of
hypertension
with
papiloedema
(malignant