Professional Documents
Culture Documents
RESPIRASI
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
REVISI :
HALAMAN :
0
01 / 03
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
63
POSTURAL DRAINAGE
PROSEDUR TETAP
NO :
02.PRF.44
TANGGAL :
01 08 - 2015
REVISI :
0
HALAMAN :
02 / 03
UNIT IV Respirasi |
64
PROSEDUR
UNIT IV Respirasi |
65
POSTURAL DRAINAGE
PROSEDUR TETAP
NO :
02.PRF.44
TANGGAL :
01 08 - 2015
9.
REVISI :
0
PROSEDUR
10.
11.
12.
13.
UNIT TERKAIT
4.1.2.
HALAMAN :
03 / 03
UNIT IV Respirasi |
66
BATUK EFEKTIF
NO :
02.PRF.045
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
4.1.3.
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
67
4.1.4.
Fisioterapi Dada
FISIOTERAPI DADA
NO :
02.PRF.047
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
UNIT IV Respirasi |
68
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Persiapan alat
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan
11. Atur posisi sesuai daerah dengan gangguan paru
12. Pasang alas / perlak dan bengkok (di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
13. Lakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk
punggung pasien secara bergantian
14. Anjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan
perawat di punggung pasien
15. Pasien diminta untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang
bersamaan tangan perawat melakukan vibrasi
16. Pasien diminta untuk menarik nafas, menahan nafas, dan
membatukkan dengan kuat
17. Tampung lendir dalam sputum pot
18. Lakukan auskultasi paru
19. Rapikan pasien
20. Cuci tangan
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif
TANGGAL :
01 08 - 2015
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :
UNIT IV Respirasi |
69
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
4.2.2.
Persiapan alat
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Selang kanula hidung ganda
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Pastikan tabung masih berisi oksigen
11. Isi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
12. Sambungkan selang binasal O2 dengan humidifier
13. Atur posisi semi flower
14. Buka Flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
15. Pasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
16. Perhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
17. Rapikan pasien
18. Lakukan evaluasi tindakan
19. Bereskan alat-alat
20. Cuci tangan
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral
Pemberian O2 dengan simple face mask, non rebreather mask, rebreather mask
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
langkah
untuk
mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen yang
dilakukan oleh petugas .
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
UNIT IV Respirasi |
70
PROSEDUR
Persiapan alat :
1. Tabung O2/Oksigen sentral lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Simple face mask, non rebreather mask, rebreather mask
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Pastikan tabung masih berisi oksigen/oksigen sentral dan
manometer oksigen berfungsi dengan baik
11. Isi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
12. Sambungkan selang Simple face mask, non rebreather mask,
rebreather mask dengan humidifier
13. Atur posisi semi flower
14. Buka Flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
15. Pasang masker menyelimuti hidung, mulut dan dagu pasien
dengan metal strip mengikat hidung serta ikatkan tali pada
belakang kepala dengan hati-hati
16. Perhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien untuk
mendapatkan posisi yang paling nyaman serta menjamin
kemudahan untuk bernafas
17. Rapikan pasien
18. Lakukan evaluasi respirasi dan saturasi oksigen dan
bandingkan dengan standar
19. Bereskan alat-alat
20. Cuci tangan.
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
UNIT TERKAT
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
71
2.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAT
4.3.2.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
REVISI :
HALAMAN :
04
01/01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
UNIT IV Respirasi |
72
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
4.3.3.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
perawatan
pasien
yang
terpasang
UNIT IV Respirasi |
kateter
73
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
melaksanakan prosedur perawatan kateter endotrakeal.
untuk
2.
3.
4.
Meningkatkan ventilasi.
5.
74
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
02.PRF.052
0
02 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
6. Saat membuka set atau peralatan penghisap, jika membuka
alat-alat yang dibutuhkan untuk membersihkan pipa
endotracheal :
a. Atur peralatan penghisap
b. Buka dan letakkan alat-alat hygiene oral, termasuk lap,
handuk dan baskom
c. Tuangkan 50 ml hydrogen peroksida steril ke dalam kom
sedang.
7. Pasang handscoon bersih.
8. Lakukan tindakan penghisapan.
9. Siapkan selalu kateter penghisap yang steril.
10. Minta bantuan perawat lain untuk menahan pipa endotracheal
dengan kuat di tempatnya pada garis bibir klien.
11. Lepaskan semua plester sekitar pipa dengan hati-hati dan
cermat, kemudian buang di bengkok.
12. Jika terpasang jalan udara oral lepaskan dan letakkan dalam
mangkok yang berisi hydrogen peroksida.
13. Lakukan oral hygiene pada sisi mulut yang tidak terhalang oleh
pipa, gerakkan dengan perlahan kemudian bersihkan sisi yang
lain.
14. Basuh wajah dan area sekitar leher menggunakan waslap
bersabun, bilas dengan air basah, dan keringkan menggunakan
handuk.
15. Dengan sikat, bersihkan jalan udara oral dan bilas dengan
bersih menggunakan air. Buang air yang sudah digunakan.
16. Pasang kembali plester anti air atau plester adhesive secara
tepat dan cermat.
17. Pasang kembali jalan udara oral dengan tepat.
18. Atur kembali posisi klien.
19. Rapikan semua peralatan, lepaskan sarung tangan dan buang
di tempat yang disediakan.
20. Evaluasi status pernafasan klien.
21. Evaluasi kenyamanan klien.
22. Cuci tangan.
23. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
24. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
25. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
Evaluasi
1. Bandingkan dan kaji pernafasan sebelum dan sesudah
dilakukan ET tube care.
2. Observasi kedalaman dan posisi ET Tube sesuai rekomendasi
dokter.
3. Pastikan fiksasi sudah kuat sehingga tidak memungkinkan
terjadinya perubahan posisi tube.
4. Kaji kulit sekitar mulut dan keutuhan mukosa oral membran
dan penekanan area.
Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan sebelum dan sesudah perawatan,
toleransi pasien terhadap prosedur, kesesuaian kedalaman ETT,
lama dilakukannya, perawatan ETT, keutuhan mukosa oral,
perawatan nyeri, waktu, kesulitan yang dihadapi, serta tanda
tangan perawat pelaksana.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral
UNIT IV Respirasi |
75
4.3.4.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
REVISI :
HALAMAN :
0
01 / 03
DITETAPKAN :
Dr. H.M. Djufrie As, SKM
DIREKTUR UTAMA
1.
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
melaksanakan prosedur perawatan tracheostomy.
untuk
2.
3.
4.
5.
6.
76
PROSEDUR TETAP
NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.053
0
02 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
21. Buka sikat steril dan letakkan di sebelah mangkuk yang berisi
hidrogen peroksida.
22. Buka ketiga bungkus kasa 10 x 10 cm, pertahankan sterilitas
kasa. Tuangkan hidrogen peroksida di atas kasa pertama dan
normal salin di kasa kedua. Biarkan kasa ketiga tetap kering.
23. Buka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen peroksida pada
satu paket swab dan normal salin pada paket swab lainnya.
24. Jika anda menggunakan kanul dalam
sekali pakai, buka
bungkusnya sehingga kanul dapat dengan mudah diambil.
Pertahankan sterilsasi kanula dalam.
25. Tetapkan panjang tali pengikat trakheostomi yang diperlukan
dengan menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm
dan gunting tali pada panjang tersebut.
26. Lakukan prosedur penghisapan. Pastikan bahwa anda telah
menggunakan mantel pelindung dan sarung tangan steril
27. Lepaskan bib trakheostomi dari keliling pipa trakheostomi dan
buang bib tersebut.
28. Lepaskan sarung tangan yang sudah basah dan kenakan
sarung tangan steril yang baru. Tangan dominan anda harus
tetap steril sepanjang prosedur dilakukan. Bersihkan kanul
dalam.
29. Mangganti kanul dalam
sekali pakai (dispossible innercanula).
a. Buka dan
dengan hati-hati lepaskan kanul dengan
menggunakan tangan tak dominan anda.
b. Lakukan penghisapan dengan teknik steril, jika diperlukan.
c. Keluarkan kanul dalam baru steril dalam bungkusnya dan
siramkan sejumlah normal salin steril pada kanul baru
tersebut. Biarkan normal salin menetes dari kanul dalam.
d. Bantalan kasa pertama di gunakan untuk membersihkan
kulit di sektar trakheostomi. Kasa kedua digunakan untuk
mengangkat debris
yang
dilunakkan oleh hidrogen
peroksida, dan
kasa ketiga
digunakan untuk
mengeringkan kulit.
e. Swab
digunakan
untuk
membersihkan
sekitar
trakheostomi.
f. Kanul dalam steril harus sudah siap dipasang setelah anda
membersihkan kulit.
g. Tali
menahan
trakheostomi
di
tempatnya
tanpa
menghambat sirkulasi.
29. Membersihkan jalan udara sehingga pembersihan trakheostomi
menjadi lebih efisien. Penghisapan merupakan prosedur steril.
UNIT IV Respirasi |
77
PERAWATAN TRACHEOSTOMY
NO :
02.PRF.053
PROSEDUR TETAP
REVISI :
0
HALAMAN :
03 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
UNIT IV Respirasi |
78
b.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
4.3.5.
UNIT IV Respirasi |
79
NO :
02.PRF.054
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
TANGGAL :
01 08 - 2015
PROSEDUR
HALAMAN :
01 / 03
DITETAPKAN :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk
melaksanakan prosedur pemasangan intubasi endotrakeal
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KEBIJAKAN
REVISI :
0
Anak : ID = 4 + (Umur : 4)
80
4.
5.
6.
Cuci tangan
Jaga privacy pasien
Perkenalkan diri
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.054
0
02 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Informed consent : salam, memperkenalkan diri, menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan, meminta persetujuan (kepada
keluarga jika pasien tidak sadar)
11. Memakai alat-alat proteksi diri meliputi ; topi, masker, apron,
sarung tangan, tambahan (jika ada) : google, sepatu tidak
tembus air
12. Mengenali problem airway (Look, Listen Feel) dengan
kemungkinan cedera C-Spine. Apabila terdapat suspect C-Spine
Injury, maka pengelolaan jalan napas dasar dan lanjut
dilakukan dengan C-Spine protection yang meliputi manual in
line stabilization atau pemasangan cervical collar.
13. Sambil mempersiapkan untuk intubasi endotrakea sebagai
pilihan terbaik untuk mengamankan airway pada kasus ini,
agar jalan napas tetap terbuka perlu dilakukan manuver head
tilt,chin lift (pada kasus nontruma) dan juga jaw thrust (pada
kasus trauma).
14. Jika gagal sementara dapat dipasang OPA (sesuai indikasi ;
pasien tidak sadar dan tidak ada muntah, dengan manuver
manual gagal) dan dilakukan suction dengan tetap
mempertahankan In line Stabilitation
15. Dilakukan pemasangan Pulse Oxymetri (SpO2) bila ada
Ventilasi tekanan positif dan oksigenasi
16. Harus dilakukan sebelum intubasi. Dada harus mengembang
selama ventilasi diberikan. Oksigenasi dengan oksigen 100%
(10 L/menit).Bila intubasi gagal (waktu >30 detik), lakukan
ventilasi dan oksigenasi ulang, bahaya hipoksia !!!
17. Cara memberikan ventilasi buatan dengan kantung nafas
sungkup muka :
a. Menggunakan OPA bila pasien tidak mempunya reflek
batuk atau reflek muntah agar jalan napas tetap terbuka.
b. Dengan tetap melakukan ekstensi kepala, ibu jari dan jari
telunjuk membentuk huruf C menekan pinggir sungkup
muka ke wajah pasien agar tidak ada kebocoran diantara
sungkup dan wajah, sedangkan tiga jari sisanya
membentuk huruf E mengangkat rahang bawah sehingga
jalan napas tetap terbuka. Tangan yang lain menekan
kantong napas dengan lembut dalam waktu lebih dari 1
detik setiap ventilasi.
c. Apabila cara di atas sulit dilakukan oleh satu orang
penolong maka dianjurkan dilakukan oleh dua orang
penolong. Satu penolong memegang sungkup dengan 2
tangan yang masing-masing membentuk huruf C dengan
ibu jari dan jari telunjuk untuk menutup kebocoran diantara
sungkup dan wajah,
dan membentuk huruf E dengan 3 jari sisanya untuk
mengangkat rahang bawah. Penolong kedua menekan
kantong napas dalam waktu lebih dari 1 detik setiap
UNIT IV Respirasi |
81
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.054
0
03 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
20. Dengan elevasi laringoskop, hindari mengungkit gigi bagian
atas. Hal ini akan mengangkat epiglotis sehingga plica vocalis
terlihat (warna lebih pucat) Bila tidak terlihat, minta bantuan
asisten utk lakukan BURP manuver (Back, Up, Right Pressure)
pada kartilago krikoid sampai terlihat plika vokalis (menurut
AHA 2010 sudah tidak direkomendasikan lagi)
21. Masukkan ETT melalui sisi kanan mulut, bimbing ujungnya
masuk trakea sampai cuff ETT melewati plika vokalis
(kedalaman 23 cm pada laki-laki dan 21 cm pada wanita
dewasa)
22. Hubungkan pipa ET dengan alat ventilasi seperti bag-valve
mask yang terhubung dengan oksigen (flow 10-12 L/menit).
23. Kembangkan cuff ETT secukupnya (sampai tidak ada kebocoran
udara) dengan spuit 20 cc berisi udara
24. Evaluasi pemasangan dengan mendengarkan melalui stetoskop
pengembangan ke-2 paru, bila hanya terdengar suara pada
salah satu paru berarti masuk ke salah satu bronkus
kempeskan cuff & tarik ET, ulangi evaluasi (jika terdengar sama
pada kedua paru, berarti sudah benar, kembangkan cuff). Bila
dada tidak terlihat mengembang dan pada auskultasi terdengar
gurgling di epigastrium berarti terjadi intubasi esofagus maka
kempeskan cuff & tarik ET, ulangi pemasangan ETT.
25. Pasang OPA dengan cekungan menghadap ke atas lebih
dahulu, kemudian putar 180 derajat menyentuh palatum molle.
26. Setelah yakin ET masuk dalam trakea & suara nafas terdengar
sama pd kedua paru kemudian fiksasi ETT dengan plester
27. Rapikan Pasien
28. Rapikan Alat
29. Cuci tangan.
30. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
31. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
32. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Perawatan Intensif, Instalasi Bedah Sentral
UNIT IV Respirasi |
82
REVISI :
HALAMAN :
0
01 / 02
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
langkah
untuk
mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen yang
dilakukan oleh petugas .
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Ketentuan dalam pelaksanaan prosedur :
Bila OPA yang dipilih terlalu besar dapat menyumbat laring dan
menyebabkan trauma pada struktur laring.
83
15. Ketika OPA sudah masuk rongga mulut dan mendekati dinding
posterior faring, putarlah OPA sejauh 180 ke arah posisi yang
tepat.
16. Suatu metode alternatif adalah memasukkan OPA secara lurus
ketika menggunakan penekanan lidah atau alat yang serupa
untuk menahan lidah di dasar mulut
17. Setelah pemasangan OPA, lakukan pemantauan pada pasien.
Jagalah agar kepala dan dagu tetap berada pada posisi yang
tepat untuk menjaga patensi jalan napas. Lakukan penyedotan
berkala di dalam
18. mulut dan faring bila ada sekret, darah atau muntahan.
19. Rapikan pasien
20. Lakukan evaluasi respirasi dan saturasi oksigen dan
bandingkan dengan standar
21. Bereskan alat-alat
22. Cuci tangan
PROSEDUR TETAP
NO :
02.PRF.055
TANGGAL :
01 08 - 2015
REVISI : 0
HALAMAN : 02 /
02
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
UNIT IV Respirasi |
84
4.4.2.
Penghisapan Lendir
PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
NO :
02.PRF.056
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
UNIT IV Respirasi |
85
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Persiapan alat :
1. Bak instrumen berisi : pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Kanul suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Kertas tissue
Tahap Kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Berikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit
ekstensi
11. Berikan oksigen 2 5 menit
12. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
13. Pakai sarung tangan
14. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
15. Masukkan kanul suction dengan hati-hati (hidung : 5 cm,
mulut 10 cm
16. Hisap lendir dengan menutup lubang canule, menarik keluar
perlahan sambil memutar ( 5 detik untuk anak, 10 detik
untuk dewasa)
17. Bilas canule dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
Mengulangi prosedur tersebut 3 5 kali suctioning
18. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
19. Observasi sekret tentang warna, bau dan volumenya
20. Bereskan alat-alat
21. Cuci tangan.
22. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
23. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
24. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
UNIT IV Respirasi |
86
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
4.5.2.
Inhalasi Nebulizer
INHALASI NEBULIZER
NO :
02.PRF.058
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
87
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Persiapan alat :
1. Set Nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok satu buah
4. Masker
5. Spuit 5 cc
6. Aquades atau NaCL
7. Tissue
Tahap Kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah.
2. Verifikasi order.
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien.
4. Cuci tangan.
5. Jaga privacy pasien.
6. Perkenalkan diri.
7. Tanyakan identitas pasien.
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien.
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
10. Atur pasien dalam posisi duduk.
11. Tempatkan meja / troly di depan pasien.
12. Isi nebulizer dengan aquades atau NaCl sesuai advis dokter.
13. Masukkan obat sesuai dosis.
14. Pasang masker pada pasien.
15. Hidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam melalui
hidung dan menghembuskan lewat mulut sampai obat habis.
16. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue.
17. Cuci tangan.
18. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
19. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
20. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat
Perawatan Intensif
Jalan,
Instalasi
Rawat
Inap,
Instalasi
PENGERTIAN
TANGGAL :
01 08 - 2015
REVISI :
0
HALAMAN :
01 / 02
DITETAPKAN :
UNIT IV Respirasi |
88
1.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
2.
3.
PERAWATAN WSD
PROSEDUR TETAP
NO :
02.PRF.059
TANGGAL :
01 08 - 2015
REVISI :
0
HALAMAN :
02 / 02
UNIT IV Respirasi |
89
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
UNIT IV Respirasi |
90