You are on page 1of 28

UNIT IV

RESPIRASI

4.1 Kebersihan Paru Noninvasif


4.1.1.
Prosedur Postural Drainage
POSTURAL DRAINAGE
NO :
02.PRF.044
PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

REVISI :
HALAMAN :
0
01 / 03
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Merupakan tindakan perawatan dengan melakukan drainage
postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan. Tindakan postural merupakan tindakan
dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk
mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan drainage
postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan
vibrasi.
1. Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam
pelaksanaan postural drainage.
2. Meningkatkan efisiensi pola pernafasan.
3. Membersihkan jalan napas.
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Ketentuan dalam pelaksanaan prosedur :
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret :
a. Pasien yang memakai ventilasi
b. Pasien tirah baring lama
c. Pasien dengan produksi sputum meningkat
d. Pasien dengan batuk yang tidak efektif
2. Mobilisasi sekret yang tertahan :
a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
b. Pasien dengan abses paru
c. Pasien dengan pneumonia
3. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan
menelan atau batuk
Persiapan Alat :
1. Pot sputum berisi desinfeksi.
2. Kertas tisue.
3. Dua balok tempat tidur (untuk drainage postural).
4. Satu bantal (untuk drainage postural).
5. Stetoskop.
Prosedur :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
Drainage postural
1. Atur Posisi :

Semi fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke depan


apabila daerah yang akan didrainage pada lobus atas
bronkus apikal.

Tegak dengan sudut 45 derajat membungkuk ke depan


pada bantal dengan 45 derajat ke kiri dan kanan apabila
daerah yang akan di drainage bronkus posterior.
UNIT IV Respirasi |

63

POSTURAL DRAINAGE

PROSEDUR TETAP

NO :
02.PRF.44
TANGGAL :
01 08 - 2015

REVISI :
0

HALAMAN :
02 / 03

UNIT IV Respirasi |

64

PROSEDUR

Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang


akan didrainage bronkus anterior.

Posisi trendelenberg dengan sudut 30 derajat atau


menaikkan kaki tempat tidur 35 40 cm, sedikit miring ke
kiri apabila yang akan didrainage pada lobus tengah
(bronkus lateral dan medial).

Posisi trendelenberg dengan sudut 30 derajat atau


menaikkan kaki tempat tidur 35 40 cm, sedikit miring ke
kanan kiri apabila daerah yang akan didrainage pada
bronkus superior dan inferior).

Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang


didrainage bronkus apikal.

Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajat atau


dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 50 cm, miring
ke samping kanan, apabila yang akan di drainage bronkus
medial.

Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajad atau


dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 50 cm, miring
ke samping kiri, apabila yang akan di drainage bronkus
lateral.

Posisi trendelenberg condong sudut 45 derajad dengan


bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainage
brokus posterior.

Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit,


kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 30 menit.

Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.

Setelah pelaksanaan drainage lakukan clapping, vibrasi,


dan pengisapan lendir (suction).

Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


Clapping dan Vibrasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan prosedur serta tujuan yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Atur Posisi sesuai dengan postural drainage.
6. Lakukan clapping dan vibrasi pada :

Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula


apabila daerah paru yang perlu di clapping/vibrasi adalah
daerah bronkus apikal.

Lebar bahu kanan masing-masing sisi apabila yang akan


di clapping/vibrasi adalah daerah bronkus posterior.

Dada depan di bawah klavikula, apabila yang akan di


clapping/vibrasi adalah daerah bronkus anterior.

Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai


mid anterior dada apabila yang akan di clapping/vibrasi
adalah daerah lobus tengah (bronkus lateral dan medial)

Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang


diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus superior
dan inferior.

Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang

diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus apikal.

Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang


diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus medial.

Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang


diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus lateral.

Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang


diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus posterior.
7. Lakukan clapping dan vibrasi selama kurang lebih satu menit.
8. Setelah dilakukan tindakan drainage postural, clapping dan
vibrasi dapat dilakukan tindakan pengisapan lendir (lihat
tindakan penghisapan lendir/suction).

UNIT IV Respirasi |

65

POSTURAL DRAINAGE

PROSEDUR TETAP

NO :
02.PRF.44
TANGGAL :
01 08 - 2015
9.

REVISI :
0

Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan tindakan


drainage postural, clapping dan vibrasi.
Cuci tangan
Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan
Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah

PROSEDUR

10.
11.
12.
13.

UNIT TERKAIT

Semua unit pelayanan keperawatan

4.1.2.

HALAMAN :
03 / 03

Pembelajaran Teknik Batuk Efektif

UNIT IV Respirasi |

66

BATUK EFEKTIF
NO :
02.PRF.045
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

4.1.3.

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu
di saluran nafas dengan cara dibatukkan
1. Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk
Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret,
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret.
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Persiapan alat :
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan, pasien
diminta meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di
abdomen
11. Latih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam
melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
12. Pasien diminta merasakan mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
13. Pasien diminta menahan nafas hingga 3 hitungan
14. Pasien diminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut / bibir seperti meniup)
15. Pasien diminta merasakan mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari otot
16. Pasang alas / perlak dan bengkok (dipangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring), meminta pasien
untuk melakukan nafas dalam dua kali, yang ketiga : inspirasi,
tahan nafas dan batukkan dengan kuat
17. Tampung lendir dalam sputum pot
18. Rapikan pasien
19. Cuci tangan.
20. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
21. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
22. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif

Latihan Nafas Dalam


LATIHAN NAFAS DALAM
UNIT IV Respirasi |

67

4.1.4.

Fisioterapi Dada
FISIOTERAPI DADA
NO :
02.PRF.047

PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Tindakan untuk melepaskan sekret dari saluran nafas bagian
bawah yang dilakukan oleh perawat atau tenaga medis .
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membebaskan
jalan nafas dari akumulasi secret dan mengurangi sesak nafas
akibat akumulasi secret.
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta

UNIT IV Respirasi |

68

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Persiapan alat
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Beritahukan tentang tindakan yang akan dilakukan
11. Atur posisi sesuai daerah dengan gangguan paru
12. Pasang alas / perlak dan bengkok (di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
13. Lakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk
punggung pasien secara bergantian
14. Anjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan
perawat di punggung pasien
15. Pasien diminta untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang
bersamaan tangan perawat melakukan vibrasi
16. Pasien diminta untuk menarik nafas, menahan nafas, dan
membatukkan dengan kuat
17. Tampung lendir dalam sputum pot
18. Lakukan auskultasi paru
19. Rapikan pasien
20. Cuci tangan
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif

4.2 Terapi Oksigen


4.2.1.
Pemberian O2 Binasal
PEMBERIAN O2 BINASAL
NO :
02.PRF.048
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

TANGGAL :
01 08 - 2015

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA

Pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda


Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mempertahankan
dan memenuhi kebutuhan oksigen yang dilakukan oleh petugas .
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta

UNIT IV Respirasi |

69

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

4.2.2.

Persiapan alat
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Selang kanula hidung ganda
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Pastikan tabung masih berisi oksigen
11. Isi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
12. Sambungkan selang binasal O2 dengan humidifier
13. Atur posisi semi flower
14. Buka Flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
15. Pasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
16. Perhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
17. Rapikan pasien
18. Lakukan evaluasi tindakan
19. Bereskan alat-alat
20. Cuci tangan
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral

Pemberian O2 dengan simple face mask, non rebreather mask, rebreather mask

PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PEMBERIAN O2 DENGAN SIMPLE FACE MASK, NON


REBREATHER MASK, REBREATHER MASK
NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.049
0
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
Dr. H.M. Djufrie As, SKM
DIREKTUR UTAMA
Pemberian oksigen melalui hidung dengan simple face mask, non
rebreather mask, rebreather mask
Sebagai
acuan
penerapan
langkah

langkah
untuk
mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen yang
dilakukan oleh petugas .
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta

UNIT IV Respirasi |

70

PROSEDUR

Persiapan alat :
1. Tabung O2/Oksigen sentral lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Simple face mask, non rebreather mask, rebreather mask
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Pastikan tabung masih berisi oksigen/oksigen sentral dan
manometer oksigen berfungsi dengan baik
11. Isi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
12. Sambungkan selang Simple face mask, non rebreather mask,
rebreather mask dengan humidifier
13. Atur posisi semi flower
14. Buka Flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
15. Pasang masker menyelimuti hidung, mulut dan dagu pasien
dengan metal strip mengikat hidung serta ikatkan tali pada
belakang kepala dengan hati-hati
16. Perhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien untuk
mendapatkan posisi yang paling nyaman serta menjamin
kemudahan untuk bernafas
17. Rapikan pasien
18. Lakukan evaluasi respirasi dan saturasi oksigen dan
bandingkan dengan standar
19. Bereskan alat-alat
20. Cuci tangan.
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.

UNIT TERKAT

IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan


Intensif, Instalasi Bedah Sentral

4.3 Terapi Suportif Ventilasi


4.3.1.
Pemasangan CPAP (Continous Positive Airway Pressure)

PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN
TUJUAN

PEMASANGAN CPAP (CONTINOUS POSITIVE AIRWAY


PRESSURE)
NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.050
0
01 / 01
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
Dr. H.M. Djufrie As, SKM
DIREKTUR UTAMA
Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) adalah sebuah alat
yang dapat mengalirkan udara bertekanan positif secara kontinyu,
terdiri dari kompressor, humidifier, regulator udara, CPAP
generator, O2 mixer dan selang sirkuit yang dapat dihubungkan
dengan jalan napas pasien.
1. Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk
melaksanakan pemasangan CPAP.
UNIT IV Respirasi |

71

2.
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAT
4.3.2.

Membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas secara


spontan.
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Ketentuan dalam pelaksanaan prosedur :
1. Perawat harus senantiasa memantau kondisi selang sirkuit
apakah ada kandungan air yang tertahan didalamnya.
2. Setelah
melakukan
pengoperasian
alat,
perawat
mendokumentasikan dalam buku ekspedisi pemakaian alat
medis / kesehatan keperawatan di ruangan.
3. Alat
dibersihkan,
dirapikan,
dikembalikan
ke
tempat
penyimpanan alat medis.
Persiapan Alat :
1. Alat CPAP dengan perangkatnya
2. O2 Sentral/oksigen
Tahap kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Cuci tangan
4. Jaga privacy pasien
5. Perkenalkan diri
6. Tanyakan identitas Pasien
7. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
8. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
9. Hubungkan O2 connector ke O2 central.
10. Hubungkan Air connector ke kompresor.
11. Masukkan / isi aquadest pada humidifier sesuai levelnya agar
campuran air dan oksigen tidak kering.
12. Hubungkan Humidifier ke sumber listrik PLN / stop kontak.
13. Hubungkan Compressor ke sumber listrik PLN / stop kontak.
14. Tekan saklar power Humidifier dan Compressor ke posisi ON.
15. Bukalah kran udara compressor (posisi yang atas) secara
perlahan-lahan.
16. Atur besar kecil udara yang dibutuhkan sesuai yang diinginkan
pada regulator.
17. Pasang connector tube sesuai petunjuk / gambar pabrikan.
18. Setelah selesai pemakaian, lepas connector dari kompresor dan
O2 central dan matikan power humidifier dan kompresor ke
posisi OFF.
19. Rapikan kembali kabel, connector dan selang kompresor.
20. Cuci tangan.
21. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
23. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral

Manajemen Ventilasi Mekanik


PEMASANGAN VENTILATOR
NO :
12.PRF.051

PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN
TUJUAN

REVISI :
HALAMAN :
04
01/01
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. DJUFRIE, As,SKM


DIREKTUR UTAMA
Ventilator adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk
membantu pernafasan yang terdiri dari endotrachea mesin
ventilator dan bag ventilator
1. Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk
melaksanakan pemasangan ventilator
2. Mempermudah tindakan untuk membantu pernafasan

UNIT IV Respirasi |

72

KEBIJAKAN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

4.3.3.

SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Ketentuan dalam pelaksanaan prosedur :
1. Setelah
melakukan
pengoperasian
alat,
perawat
mendokumentasikan dalam buku ekspedisi pemakaian alat
medis / kesehatan keperawatan di ruangan
2. Alat
dibersihkan,
dirapikan,
dikembalikan
ke
tempat
penyimpanan alat medis
Persiapan Alat :
1. Alat ventilator dengan perangkatnya
2. O2 Sentral/oksigen
Tahap kerja :
3. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
4. Verifikasi order
5. Cuci tangan
6. Jaga privacy pasien
7. Perkenalkan diri
8. Tanyakan identitas Pasien atau cocokkan identitas dengan
gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Lepaskan humidifier.
11. Buka botol humidifier secara perlahan.
12. Isi kertas filter sesuai petunjuk.
13. Tutup kembali botol rapat-rapat, isi air sampai dengan batas.
14. Pasang lagi botol humidifier.
15. Pasang sirkuit sesuai posisi masing-masing.
16. Sambungkan mesin dan kompresor dengan stop kontak.
17. Sambungkan ventilator dengan O2 dengan tekanan 2,5 sampai
6 BAR.
18. Hidupkan power ventilator dan buka kran kompresor.
19. Setting alat sesuai advis dokter.
20. Selesai dipakai cabut O2, tutup kran kompresor kemudian
matikan power ventilator.
21. Putuskan power ventilator dan kompresor.
22. Lepaskan semua assesoris dan sterilkan.
23. Kembalikan alat-alat ke tempat semula.
24. Cuci tangan.
25. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
26. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
27. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
Unit pelayanan perawatan

Prosedur Perawatan Kateter Endotrakeal (Endotracheal Tube)

PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN

PROSEDUR PERAWATAN KATETER ENDOTRAKEAL


(ENDOTRACHEAL TUBE)
NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.052
0
01 / 03
DITETAPKAN :
TANGGAL :
01 08 - 2015
Dr. H.M. Djufrie As, SKM
DIREKTUR UTAMA
Adalah proses
endotrakeal

perawatan

pasien

yang

terpasang

UNIT IV Respirasi |

kateter

73

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

1.

Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
melaksanakan prosedur perawatan kateter endotrakeal.

untuk

2.

Menjaga kesehatan mulut.

3.

Mencegah kerusakan trakea.

4.

Meningkatkan ventilasi.

5.

Mencegah komplikasi pemasangan selang endotrakeal (ETT).

SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta.
Ketentuan dalam pelaksanaan prosedur :
1. Semua klien dengan pemakaian ETT yang membutuhkan
perawatan hygiene mulut setiap 2 jam.
2. Reposisi dan manipulasi ETT dilakukan oleh perawat yang
berpengalaman untuk mencegah kesalahan akibat perubahan
posisi ETT.
3. Bunyi nafas harus dikaji sebelum, sesudah dan selama
perawatan ETT.
4. Pasien
gelisah
yang
membutuhkan
perawatan
ETT,
membutuhkan lebih dari satu perawat terlatih untuk melakukan
perawatan ETT untuk mencegah perpindahan yang tidak
disengaja ketika selang dalam kondisi tidak aman.
5. Pasien laki-laki memerlukan untuk pembersihan kumis dan
rambut disekitarnya untuk keadekuatan keamanan ETT.
6. Resiko ekstubasi mungkin terjadi selama perawatan ETT, untuk
itu peralatan reintubasi harus tersedia.
Persiapan Alat :
1. Suction
2. Kateter penghisap dengan ukuran yang sesuai
3. Mangkok steril
4. Handuk
5. Perlak karet
6. Sarung tangan
7. Ambu bag dengan penghubung ke sumber oksigen
8. Plester adhesive/tahan air
9. Gunting
10. Hydrogen peroksida
11. Sikat pembersih jalan udara mulut
Persiapan Lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta
kooperatif
2. Siapkan sampiran atau sketsel
Persiapan Pasien :
1. Informasikan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisikan klien terlentang, atau miring pada pasien tidak sadar.
3. Pastikan pasien dalam keadaan aman untuk dilakukan tindakan
Prosedur kerja :
1. Kaji status pernafasan klien termasuk kebutuhan akan
penghisapan dan perawatan endotracheal
2. Letakkan semua alat di dekat pasien
3. Bantu klien untuk mengambil posisi semi fowler atau posisi
terlentang, posisi miring untuk klien yang tidak sadar (untuk
mengurangi resiko aspirasi)
4. Jika diperlukan, hubungkan selang pada selang penghubung ke
alat penghisap
5. Bentangkan handuk diatas dada pasien
PROSEDUR PERAWATAN KATETER ENDOTRAKEAL
(ENDOTRACHEAL TUBE)
NO :
REVISI :
HALAMAN :
UNIT IV Respirasi |

74

PROSEDUR TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

02.PRF.052
0
02 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
6. Saat membuka set atau peralatan penghisap, jika membuka
alat-alat yang dibutuhkan untuk membersihkan pipa
endotracheal :
a. Atur peralatan penghisap
b. Buka dan letakkan alat-alat hygiene oral, termasuk lap,
handuk dan baskom
c. Tuangkan 50 ml hydrogen peroksida steril ke dalam kom
sedang.
7. Pasang handscoon bersih.
8. Lakukan tindakan penghisapan.
9. Siapkan selalu kateter penghisap yang steril.
10. Minta bantuan perawat lain untuk menahan pipa endotracheal
dengan kuat di tempatnya pada garis bibir klien.
11. Lepaskan semua plester sekitar pipa dengan hati-hati dan
cermat, kemudian buang di bengkok.
12. Jika terpasang jalan udara oral lepaskan dan letakkan dalam
mangkok yang berisi hydrogen peroksida.
13. Lakukan oral hygiene pada sisi mulut yang tidak terhalang oleh
pipa, gerakkan dengan perlahan kemudian bersihkan sisi yang
lain.
14. Basuh wajah dan area sekitar leher menggunakan waslap
bersabun, bilas dengan air basah, dan keringkan menggunakan
handuk.
15. Dengan sikat, bersihkan jalan udara oral dan bilas dengan
bersih menggunakan air. Buang air yang sudah digunakan.
16. Pasang kembali plester anti air atau plester adhesive secara
tepat dan cermat.
17. Pasang kembali jalan udara oral dengan tepat.
18. Atur kembali posisi klien.
19. Rapikan semua peralatan, lepaskan sarung tangan dan buang
di tempat yang disediakan.
20. Evaluasi status pernafasan klien.
21. Evaluasi kenyamanan klien.
22. Cuci tangan.
23. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
24. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
25. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
Evaluasi
1. Bandingkan dan kaji pernafasan sebelum dan sesudah
dilakukan ET tube care.
2. Observasi kedalaman dan posisi ET Tube sesuai rekomendasi
dokter.
3. Pastikan fiksasi sudah kuat sehingga tidak memungkinkan
terjadinya perubahan posisi tube.
4. Kaji kulit sekitar mulut dan keutuhan mukosa oral membran
dan penekanan area.
Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan sebelum dan sesudah perawatan,
toleransi pasien terhadap prosedur, kesesuaian kedalaman ETT,
lama dilakukannya, perawatan ETT, keutuhan mukosa oral,
perawatan nyeri, waktu, kesulitan yang dihadapi, serta tanda
tangan perawat pelaksana.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral

UNIT IV Respirasi |

75

4.3.4.

Prosedur Perawatan Tracheostomy


PERAWATAN TRACHEOSTOMY
NO :
02.PRF.053
TANGGAL :
01 08 - 2015

PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

REVISI :
HALAMAN :
0
01 / 03
DITETAPKAN :
Dr. H.M. Djufrie As, SKM
DIREKTUR UTAMA

Perawatan trakeostomi adalah aktivitas keperawatan yang meliputi


kegiatan : pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial
toilet, perawatan luka pada trakeostomi, perawatan anak kanul,
humidifikasi untuk menjaga kelembapan.

1.

Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
melaksanakan prosedur perawatan tracheostomy.

untuk

2.

Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (Pluging).

3.

Untuk mencegah infeksi.

4.

Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi).

5.

Bronkial toilet yang efektif.

6.

Mencegah pipa tercabut.

SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta.
Persiapan alat :
1. Set perawatan luka
2. Kasa steril dalam tromol
3. Korentang
4. Hypafix dan gunting
5. Nierbekken/kantong balutan kotor
6. Alkohol 70%
7. Bethadin 10%
8. Handscoon steril
Persiapan perawat dan lingkungan :
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan.
3. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman.
Tahap Kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah.
2. Verifikasi order.
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien.
4. Cuci tangan.
5. Jaga privacy pasien.
6. Perkenalkan diri.
7. Tanyakan identitas pasien.
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien.
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
10. Kaji pernapasan klien, termasuk kebutuhan klien akan
pengisapan dan pembersihan trakeostomi.
11. Letakkan alat-alat di atas meja.
12. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian yang nyaman untuk
bekerja
UNIT IV Respirasi |

76

13. Bantu klien untuk mengambil posisi semi fowler atau


terlentang.
14. Jika diperlukan, hubungkan selang penghisap ke aparatus
penghisap.
15. Letakkan ujung selang di tempat yang mudah di jangkau dan
hidupkan
Penghisap.
16. Letakkan handuk melintang di dada klien.
17. Buka set atau peralatan penghisap, buka juga bungkus
alat-alat
yang
diperlukan
untuk
pembersihan
trakheostomi.
18. Letakkan perlak
paling bawah dan
atur peralatan
penghisap.
19. Atur mangkuk steril kedua dekat. Jangan sentuh bagian dalam
mangkuk
20. Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk kedua. Jangan
sampai menetes ke perlak.
PERAWATAN TRACHEOSTOMY

PROSEDUR TETAP

NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.053
0
02 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
21. Buka sikat steril dan letakkan di sebelah mangkuk yang berisi
hidrogen peroksida.
22. Buka ketiga bungkus kasa 10 x 10 cm, pertahankan sterilitas
kasa. Tuangkan hidrogen peroksida di atas kasa pertama dan
normal salin di kasa kedua. Biarkan kasa ketiga tetap kering.
23. Buka swab berujung kapas. Tuangkan hidrogen peroksida pada
satu paket swab dan normal salin pada paket swab lainnya.
24. Jika anda menggunakan kanul dalam
sekali pakai, buka
bungkusnya sehingga kanul dapat dengan mudah diambil.
Pertahankan sterilsasi kanula dalam.
25. Tetapkan panjang tali pengikat trakheostomi yang diperlukan
dengan menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm
dan gunting tali pada panjang tersebut.
26. Lakukan prosedur penghisapan. Pastikan bahwa anda telah
menggunakan mantel pelindung dan sarung tangan steril
27. Lepaskan bib trakheostomi dari keliling pipa trakheostomi dan
buang bib tersebut.
28. Lepaskan sarung tangan yang sudah basah dan kenakan
sarung tangan steril yang baru. Tangan dominan anda harus
tetap steril sepanjang prosedur dilakukan. Bersihkan kanul
dalam.
29. Mangganti kanul dalam
sekali pakai (dispossible innercanula).
a. Buka dan
dengan hati-hati lepaskan kanul dengan
menggunakan tangan tak dominan anda.
b. Lakukan penghisapan dengan teknik steril, jika diperlukan.
c. Keluarkan kanul dalam baru steril dalam bungkusnya dan
siramkan sejumlah normal salin steril pada kanul baru
tersebut. Biarkan normal salin menetes dari kanul dalam.
d. Bantalan kasa pertama di gunakan untuk membersihkan
kulit di sektar trakheostomi. Kasa kedua digunakan untuk
mengangkat debris
yang
dilunakkan oleh hidrogen
peroksida, dan
kasa ketiga
digunakan untuk
mengeringkan kulit.
e. Swab
digunakan
untuk
membersihkan
sekitar
trakheostomi.
f. Kanul dalam steril harus sudah siap dipasang setelah anda
membersihkan kulit.
g. Tali
menahan
trakheostomi
di
tempatnya
tanpa
menghambat sirkulasi.
29. Membersihkan jalan udara sehingga pembersihan trakheostomi
menjadi lebih efisien. Penghisapan merupakan prosedur steril.
UNIT IV Respirasi |

77

Mantel pelindung mencegah kontak dengan cairan tubuh klien.


30. Kulit harus dibersihkan untuk mencegah kerusakan kulit.
31. Menurunkan penyebaran mikroorganisme.
a. Kanul dalam harus dilepaskan dan diganti untuk
mengurangi penyebaran mikroorganisme dan
untuk
meningkatkan pernapasan.
b. Melepaskan kanul dalam dapat menstimulasi batuk dan
klien mungkin membutuhkan pengisapan.
c. Normal salin yang menetes ke dalam trakheostomi dapat
menyebabkan klien batuk.
d. Dengan hati-hati dan cermat pasang kanul dalam ke
dalam bagian
e. luar kanul dan kunci kembali agar tetap berada di
tempatnya.
32. Hubungkan kembali klien dengan sumber oksigen.
33. Membersihkan kanul dalam tak disposible
a. Lepaskan kanul dalam menggunakan tangan tak dominan
anda dan letakkan kanul tersebut dalam mangkuk yang
berisi hidrogen peroksida.

PERAWATAN TRACHEOSTOMY
NO :
02.PRF.053
PROSEDUR TETAP

REVISI :
0

HALAMAN :
03 / 03

TANGGAL :
01 08 - 2015

UNIT IV Respirasi |

78

b.

PROSEDUR

Bersihkan kanul dalam dengan sikat (tangan dominan anda


memegang sikat dan tangan tak dominan anda memegang
kanul dalam).
c. Pegang kanul di atas mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida dan
tuangkan normal salin pada kanul tersebut sampai semua
kanul terbilas dengan baik. Biarkan normal salin menetes
dari kanul dalam.
d. Pasang kembali kanul dalam ke dalam kanul luar dan
kunci agar tidak berubah letaknya.
e. Hubungkan kembali ke sumber oksigen.
34. Gunakan kasa dan swab berujung kapas yang dibasahi
dengan
hidrogen
peroksida
untuk
membersihkan
permukaan luar dari kanul luar dan
area kulit
sekitarnya.bersihkan juga area kulit tepat di bawah kanul.
Lalu bilas menggunakan kasa dan swab yang dibasahi
dengan normal salin. Kemudian keringkan dengan
menggunakan kasa kering.
35. Ganti tali pengikat trakheostomi. Biarkan tali yang lama
tetap di tempatnya sementara anda memasang tali yang
baru. Sisipkan tali yang baru pada salah satu sisi dari
faceplate. Lingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi
bagian belakang leher lain ke sisi lainnya dari faceplate.
Sisipkan salah satu ujung bebasnya pada salah satu sisi
faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak ketat. Gunting
tali yang lama.
36. Letakkan bib trakheostomi atau
balutan bersih
mengelilingi kanul luar di bawah tali pengikat faceplate.
Periksa untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu
ketat tetapi pipa trakheostomi telah
dengan aman
tertahan di tempatnya.
37. Mengempiskan dan mengembangkan manset (cuff) pipa
trakheostomi.
a. Pakai sarung tangan steril
b. Lakukan penghisap jalan orofaring klien
38. Rapikan Pasien
39. Rapikan Alat
40. Cuci tangan.
41. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
42. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
43. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.

UNIT TERKAIT

IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan


Intensif, Instalasi Bedah Sentral

4.3.5.

Prosedur Intubasi Endotrakeal


PEMASANGAN INTUBASI ENDOTRAKEAL

UNIT IV Respirasi |

79

NO :
02.PRF.054
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

TANGGAL :
01 08 - 2015

PROSEDUR

HALAMAN :
01 / 03

DITETAPKAN :

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Adalah proses memasukkan pipa endotrakeal ke dalam trakea
pasien. Bila pipa dimasukkan melalui mulut disebut intubasi
orotrakea, bila melalui hidung disebut nasotrakea
1.

Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk
melaksanakan prosedur pemasangan intubasi endotrakeal

2.
3.
4.

Memelihara jalan napas atas terbuka (paten)


Membantu pemberian oksigen konsentrasi tinggi
Memfasilitasi pemberian ventilasi dengan volume tidal yang
tepat untuk memelihara pengembangan paru yang adekuat
Mencegah jalan napas dari aspirasi isi lambung atau benda
padat atau cairan dari mulut, kerongkongan atau jalan napas
atas
Mempermudah penyedotan dalam trakea
Sebagai alternatif untuk memasukkan obat (Nalokson, Atropin,
Vassopresin, epinefrin dan lidokain ; NAVEL) pada waktu
resusitasi jantung paru bila akses intravena atau intraosseus
belum ada

5.
6.
7.

KEBIJAKAN

REVISI :
0

SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Persiapan alat :
1. Laryngoscope

Terdiri dari : Blade (bilah) dan Handle (gagang).

Pilih ukuran blade yg sesuai. Dewasa : no 3 atau 4, Anak :


no 2, Bayi : no 1

Pasang blade dengan handle, Cek lampu harus menyala


terang.
2. Endotracheal Tube (ETT)

Pilih ukuran yang sesuai: (ID: Internal Diameter)

Dewasa : ID 6.5 , 7 atau 7.5 Atau sebesar kelingking kiri


pasien

Anak : ID = 4 + (Umur : 4)

Bayi : Prematur : ID 2.5

Aterm : 3.0 3.5


Selalu menyiapkan satu ukuran dibawah dan diatas. Pilih ET
yang High Volume Low
3. Pressure (ETT putih/ fortex). Bila memakai yg re-useable, cek
cuff dan patensi lubang ET
4. Spuit 20 cc.
5. Stylet (bila perlu).
6. Handsgloves steril.
7. KY jelly.
8. Forcep Magill (bila perlu).
9. AMBU Bag dengan kantung reservoir dihubungkan dengan
sumber oksigen.
10. Plester untuk fiksasi ETT.
11. Oropharngeal Airway.
12. Alat suction dg suction catheter
13. Stetoscope.
14. Obat emergensi : Sulfas Atropin/SA dalam spuit, Adrenaline dlm
spuit.
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
UNIT IV Respirasi |

80

4.
5.
6.

Cuci tangan
Jaga privacy pasien
Perkenalkan diri

PEMASANGAN INTUBASI ENDOTRAKEAL

PROSEDUR TETAP
PROSEDUR

NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.054
0
02 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Informed consent : salam, memperkenalkan diri, menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan, meminta persetujuan (kepada
keluarga jika pasien tidak sadar)
11. Memakai alat-alat proteksi diri meliputi ; topi, masker, apron,
sarung tangan, tambahan (jika ada) : google, sepatu tidak
tembus air
12. Mengenali problem airway (Look, Listen Feel) dengan
kemungkinan cedera C-Spine. Apabila terdapat suspect C-Spine
Injury, maka pengelolaan jalan napas dasar dan lanjut
dilakukan dengan C-Spine protection yang meliputi manual in
line stabilization atau pemasangan cervical collar.
13. Sambil mempersiapkan untuk intubasi endotrakea sebagai
pilihan terbaik untuk mengamankan airway pada kasus ini,
agar jalan napas tetap terbuka perlu dilakukan manuver head
tilt,chin lift (pada kasus nontruma) dan juga jaw thrust (pada
kasus trauma).
14. Jika gagal sementara dapat dipasang OPA (sesuai indikasi ;
pasien tidak sadar dan tidak ada muntah, dengan manuver
manual gagal) dan dilakukan suction dengan tetap
mempertahankan In line Stabilitation
15. Dilakukan pemasangan Pulse Oxymetri (SpO2) bila ada
Ventilasi tekanan positif dan oksigenasi
16. Harus dilakukan sebelum intubasi. Dada harus mengembang
selama ventilasi diberikan. Oksigenasi dengan oksigen 100%
(10 L/menit).Bila intubasi gagal (waktu >30 detik), lakukan
ventilasi dan oksigenasi ulang, bahaya hipoksia !!!
17. Cara memberikan ventilasi buatan dengan kantung nafas
sungkup muka :
a. Menggunakan OPA bila pasien tidak mempunya reflek
batuk atau reflek muntah agar jalan napas tetap terbuka.
b. Dengan tetap melakukan ekstensi kepala, ibu jari dan jari
telunjuk membentuk huruf C menekan pinggir sungkup
muka ke wajah pasien agar tidak ada kebocoran diantara
sungkup dan wajah, sedangkan tiga jari sisanya
membentuk huruf E mengangkat rahang bawah sehingga
jalan napas tetap terbuka. Tangan yang lain menekan
kantong napas dengan lembut dalam waktu lebih dari 1
detik setiap ventilasi.
c. Apabila cara di atas sulit dilakukan oleh satu orang
penolong maka dianjurkan dilakukan oleh dua orang
penolong. Satu penolong memegang sungkup dengan 2
tangan yang masing-masing membentuk huruf C dengan
ibu jari dan jari telunjuk untuk menutup kebocoran diantara
sungkup dan wajah,
dan membentuk huruf E dengan 3 jari sisanya untuk
mengangkat rahang bawah. Penolong kedua menekan
kantong napas dalam waktu lebih dari 1 detik setiap
UNIT IV Respirasi |

81

ventilasi, sampai dada terangkat. Kedua penolong harus


mengamati terangkatnya dada.
d. Kebocoran antara kantong napas dan sungkup muka tidak
akan terjadi bila kantong napas dihubungkan dengan alat
bantu napas seperti pipa trakea, sungkup laring, dan pipa
esofagotrakea.
18. Posisikan pasien : sniffing the morning air position, leher
sedikit fleksi, kepala ekstensi. 1 bantal diletakkan di bawah
kepala
19. Lepaskan opa (jika pada langkah 4 sudah terpasang), tangan
kiri memegang laringoskop, masukkan secara gentle pada sisi
kanan mulut di atas lidah, singkirkan lidah ke kiri cari epiglotis,
tempatkan ujung bilah di valekula.

PEMASANGAN INTUBASI ENDOTRAKEAL

PROSEDUR TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

NO :
REVISI :
HALAMAN :
02.PRF.054
0
03 / 03
TANGGAL :
01 08 - 2015
20. Dengan elevasi laringoskop, hindari mengungkit gigi bagian
atas. Hal ini akan mengangkat epiglotis sehingga plica vocalis
terlihat (warna lebih pucat) Bila tidak terlihat, minta bantuan
asisten utk lakukan BURP manuver (Back, Up, Right Pressure)
pada kartilago krikoid sampai terlihat plika vokalis (menurut
AHA 2010 sudah tidak direkomendasikan lagi)
21. Masukkan ETT melalui sisi kanan mulut, bimbing ujungnya
masuk trakea sampai cuff ETT melewati plika vokalis
(kedalaman 23 cm pada laki-laki dan 21 cm pada wanita
dewasa)
22. Hubungkan pipa ET dengan alat ventilasi seperti bag-valve
mask yang terhubung dengan oksigen (flow 10-12 L/menit).
23. Kembangkan cuff ETT secukupnya (sampai tidak ada kebocoran
udara) dengan spuit 20 cc berisi udara
24. Evaluasi pemasangan dengan mendengarkan melalui stetoskop
pengembangan ke-2 paru, bila hanya terdengar suara pada
salah satu paru berarti masuk ke salah satu bronkus
kempeskan cuff & tarik ET, ulangi evaluasi (jika terdengar sama
pada kedua paru, berarti sudah benar, kembangkan cuff). Bila
dada tidak terlihat mengembang dan pada auskultasi terdengar
gurgling di epigastrium berarti terjadi intubasi esofagus maka
kempeskan cuff & tarik ET, ulangi pemasangan ETT.
25. Pasang OPA dengan cekungan menghadap ke atas lebih
dahulu, kemudian putar 180 derajat menyentuh palatum molle.
26. Setelah yakin ET masuk dalam trakea & suara nafas terdengar
sama pd kedua paru kemudian fiksasi ETT dengan plester
27. Rapikan Pasien
28. Rapikan Alat
29. Cuci tangan.
30. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
31. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
32. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Perawatan Intensif, Instalasi Bedah Sentral

UNIT IV Respirasi |

82

4.4 Penghisapan Jalan Nafas


4.4.1.
Insersi Oropharyngeal Airway (OPA)
PEMASANGAN OPA (ORO PHARYNGEAL AIRWAY)
NO :
02.PRF.055
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

REVISI :
HALAMAN :
0
01 / 02
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Pemberian oksigen melalui hidung dengan simple face mask, non
rebreather mask, rebreather mask
Sebagai
acuan
penerapan
langkah

langkah
untuk
mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen yang
dilakukan oleh petugas .
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Ketentuan dalam pelaksanaan prosedur :

Bila OPA yang dipilih terlalu besar dapat menyumbat laring dan
menyebabkan trauma pada struktur laring.

Bila OPA terlalu kecil atau tidak dimasukkan dengan tepat


dapat menekan dasar lidah dari belakang dan menyumbat jalan
napas.

Masukkan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya


trauma jaringan lunak pada bibir dan lidah.
Persiapan alat :
1. Tabung O2/Oksigen sentral lengkap dengan manometer dengan
nasal kanul atau masker bila diperlukan
2. OPA
3. Hanschoon
Tahap Kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Cuci tangan
4. Jaga privacy pasien
5. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Dekatkan alat
11. Kaji pernapasan klien, termasuk kebutuhan klien akan
pengisapan dan pembersihan trakeostomi
12. Bersihkan mulut dan faring dari sekresi, darah, atau muntahan
dengan menggunakan ujung penyedot faring yang kaku
(Yaunker), bila memungkinkan
13. Pilihlah ukuran OPA yang tepat, yaitu dengan menempatkan
OPA di samping wajah, dengan ujung OPA pada sudut mulut,
ujung yang lain pada sudut rahang bawah. Bila OPA diukur dan
dimasukkan dengan tepat, maka OPA akan tepat sejajar
dengan pangkal glotis
14. Masukkan OPA sedemikian sehingga ia berputar ke arah
belakang ketika memasuki mulut
UNIT IV Respirasi |

83

15. Ketika OPA sudah masuk rongga mulut dan mendekati dinding
posterior faring, putarlah OPA sejauh 180 ke arah posisi yang
tepat.
16. Suatu metode alternatif adalah memasukkan OPA secara lurus
ketika menggunakan penekanan lidah atau alat yang serupa
untuk menahan lidah di dasar mulut
17. Setelah pemasangan OPA, lakukan pemantauan pada pasien.
Jagalah agar kepala dan dagu tetap berada pada posisi yang
tepat untuk menjaga patensi jalan napas. Lakukan penyedotan
berkala di dalam
18. mulut dan faring bila ada sekret, darah atau muntahan.
19. Rapikan pasien
20. Lakukan evaluasi respirasi dan saturasi oksigen dan
bandingkan dengan standar
21. Bereskan alat-alat
22. Cuci tangan

PEMASANGAN OPA (ORO PHARYNGEAL AIRWAY)

PROSEDUR TETAP

NO :
02.PRF.055
TANGGAL :
01 08 - 2015

REVISI : 0

HALAMAN : 02 /
02

PROSEDUR

23. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.


24. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
25. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.

UNIT TERKAIT

IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan


Intensif, Instalasi Bedah Sentral

UNIT IV Respirasi |

84

4.4.2.

Penghisapan Lendir
PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
NO :
02.PRF.056

PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas oleh perawat
atau tenaga medis .
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengeluarkan
sekret/cairan pada jalan nafas dan melancarkan jalan nafas.
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta

UNIT IV Respirasi |

85

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Persiapan alat :
1. Bak instrumen berisi : pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Kanul suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Kertas tissue
Tahap Kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Berikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit
ekstensi
11. Berikan oksigen 2 5 menit
12. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
13. Pakai sarung tangan
14. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
15. Masukkan kanul suction dengan hati-hati (hidung : 5 cm,
mulut 10 cm
16. Hisap lendir dengan menutup lubang canule, menarik keluar
perlahan sambil memutar ( 5 detik untuk anak, 10 detik
untuk dewasa)
17. Bilas canule dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
Mengulangi prosedur tersebut 3 5 kali suctioning
18. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
19. Observasi sekret tentang warna, bau dan volumenya
20. Bereskan alat-alat
21. Cuci tangan.
22. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
23. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
24. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif, Instalasi Bedah Sentral

4.5 Administrasi Medikasi Respirasi


4.5.1.
Inhalasi Manual
INHALASI MANUAL
NO :
02.PRF.057
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Pemberian inhalasi uap dengan obat / tanpa obat oleh perawat
atau tenaga medis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengencerkan
sekret agar mudah dikeluarkan dan melonggarkan jalan nafas yang
dilakukan oleh petugas.

UNIT IV Respirasi |

86

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

4.5.2.

SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Persiapan alat
1. Baskom berisi air mendidih
2. Obat : mentol, viks
3. Handuk 1 buah
4. Bengkok 1 buah
5. Peniti 2 buah
6. Tissue
7. Kain pengalas untuk baskom air panas
8. Menjaga privacy pasien
Tahap kerja
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Atur pasien dalam posisi duduk
11. Tempatkan meja / troly di depan pasien
12. Letakkan baskom berisi air panas di atas meja pasien yang
diberi pengalas
13. Masukkan obat ke dalam baskom
14. Tutup handuk menyerupai corong, menghirup uap dari baskom
selama 10 15 menit
15. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
16. Rapikan pasien
17. Bereskan alat-alat
18. Cuci tangan.
19. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
20. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
21. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Perawatan
Intensif

Inhalasi Nebulizer
INHALASI NEBULIZER
NO :
02.PRF.058

PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 01
DITETAPKAN :

TANGGAL :
01 08 - 2015

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan
nebulator yang dilakukan oleh petugas.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengencerkan
sekret agar mudah dikeluarkan dan melonggarkan jalan nafas .
SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
UNIT IV Respirasi |

87

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Persiapan alat :
1. Set Nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok satu buah
4. Masker
5. Spuit 5 cc
6. Aquades atau NaCL
7. Tissue
Tahap Kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah.
2. Verifikasi order.
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien.
4. Cuci tangan.
5. Jaga privacy pasien.
6. Perkenalkan diri.
7. Tanyakan identitas pasien.
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien.
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
10. Atur pasien dalam posisi duduk.
11. Tempatkan meja / troly di depan pasien.
12. Isi nebulizer dengan aquades atau NaCl sesuai advis dokter.
13. Masukkan obat sesuai dosis.
14. Pasang masker pada pasien.
15. Hidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam melalui
hidung dan menghembuskan lewat mulut sampai obat habis.
16. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue.
17. Cuci tangan.
18. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
19. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
20. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
IGD, Instalasi Rawat
Perawatan Intensif

Jalan,

Instalasi

Rawat

Inap,

Instalasi

4.6 Re-ekspansi Paru atau Drainase Dada


4.6.1.
Manajemen Selang Dada dan Sistem Drainase
PERAWATAN WSD
NO :
02.PRF.059
PROSEDUR TETAP

PENGERTIAN

TANGGAL :
01 08 - 2015

REVISI :
0

HALAMAN :
01 / 02
DITETAPKAN :

Dr. H.M. Djufrie As, SKM


DIREKTUR UTAMA

Perawatan WSD adalah aktivitas keperawatan yang meliputi


kegiatan : perawatan luka pada situs insersi selang WSD,
penggantian botol WSD dan evaluasi keadekuatan drainase.

UNIT IV Respirasi |

88

1.
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

2.
3.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan


perawatan WSD
Memelihara keadekuatan sistem drainase
Mencegah infeksi sekunder

SK Direktur No. : 3.659/A-1/DIRUT/V/2015 tentang Kebijakan


Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Islam Surakarta
Persiapan alat :
1. Satu buah meja dengan satu set bedah minor
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan
dengan NaCl 0,9% dan ujung selang terendam sepanjang dua
cm.
3. Kasa steril dalam tromol
4. Korentang
5. Plester dan gunting
6. Nierbekken/kantong balutan kotor
7. Alkohol 70%
8. Bethadin 10%
9. Handscoon steril
Persiapan Pasien dan Lingkungan :
1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Memasang sampiran disekeliling tempat tidur
3. Membebaskan pakaian pasien bagian atas
4. Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan
pasien
5. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.
Tahap Kerja :
1. Awali kegiatan dengan membaca basmallah
2. Verifikasi order
3. Ucapkan salam ketika memasuki ruang perawatan pasien
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy pasien
6. Perkenalkan diri
7. Tanyakan identitas Pasien
8. Cocokkan identitas dengan gelang pasien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
10. Membuka set bedah minor steril
11. Membuka balutan dengan menggunakan pinset secara hatihati, balutan kotor dimasukkan ke dalam nierbekken
12. Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10%
kemudian dengan alkohol 70%
13. Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong
tengahnya kemudian diplester
14. Selang WSD diklem
15. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang
botol
14. Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%,
kemudian selang WSD dihubungkan dengan selang
penyambung botol WSD yang baru
15. Klem selang WSD dibuka

PERAWATAN WSD

PROSEDUR TETAP

NO :
02.PRF.059
TANGGAL :
01 08 - 2015

REVISI :
0

HALAMAN :
02 / 02

UNIT IV Respirasi |

89

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

16. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing


pasien cara batuk efektif
17. Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari
melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah
pemasangan WSD
18. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian
membantu
pasien dalam posisi yang paling nyaman
19. Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang kotor, kemudian
di sterilisasi kembali
20. Membuka handscoon dan mencuci tangan
21. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan
perawatan.
22. Ucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.
23. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
24. Akhiri kegiatan dengan membaca hamdalah.
Evaluasi Pelaksanaan Perawatan WSD :
1. Evaluasi keadaan umum :
a. Observasi keluhan pasien
b. Observasi gejala sianosis
c. Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan pada dada
d. Observasi apakah ada krepitasi pada kulit sekitar selang
WSD
e. Observasi tanda-tanda vital.
2. Evaluasi ekspansi paru meliputi :
a. Melakukan anamnesa
b. Melakukan Inspeksi paru setelah selesai melakukan
perawatan WSD
c. Melakukan Palpasi paru setelah selesai melakukan
perawatan WSD
d. Melakukan Perkusi paru setelah selesai melakukan
perawatan WSD
e. Melakukan Auskultasi paru setelah selesai melakukan
perawatan WSD
f. Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan selang WSD
dan sebelum selang WSD di lepas.
3. Evaluasi WSD meliputi :
a. Observasi undulasi pada selang WSD
b. Observasi fungsi suction countinous
c. Observasi apakah selang WSD tersumbat atau terlipat
d. Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD
e. Pertahankan ujung selang dalam botol WSD agar selalu
berada 2 cm di bawah air
f. Pertahankan agar botol WSD selalu lebih rendah dari
tubuh
g. Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah penuh
IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi
Perawatan Intensif

UNIT IV Respirasi |

90

You might also like