You are on page 1of 78
ca Se "Ko DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN BAGIAN 2 PENGELOLAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN Kantor Sekretariat KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN (BALAI KEAMANAN BENDUNGAN) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR NOMOR : 199/KPTS/D/2003 Tentang : PENGESAHAN PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN Menimbang Mengingat Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bahwa bendungan sebagai bangunan yang mempunyai manfaat umum, perlu adanya upaya pengamanan dan pemeliharaan agar diperoleh manfaat yang sebesar- besarnya dalam jangka waktu yang selama mungkin: bahwa bendungan juga mempunyai potensi bahaya tethadap keselamatan masyarakat, schingga diperlukan upaya pengamanan mulai dari thap desain, konstruksi sampai dengan tahap pemeliharaen dan pengelolaannya, dalam rangka melindungi mayarakat di sekiter dan di daerah hilir bendungan terhadap kemungkinan bencana akibat runtuhnya bendungan; bahwa upaya pengamanan dan pemeliharaan bendungan tersebut perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan Pedoman Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan; bahwa sehubungan dengan hel tersebut diatas, perl ditetapkan pengesahan Pedoman Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Undang-undang Nomer 11 Tahun 1974, tentang Pengairan; Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982, tentang Tata Pengaturan Air; Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991, tentang Sungai; Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintsh dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi; Menetapkan PERTAMA 5, Keputusan Presiden RI Nomor 44 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen; 6. Keputusan Presiden RI Nomor 102 Tahun 2001, tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor O1/KPTS/M/2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah; 8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378 Tahun 1987, tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia; 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 72/PRT/1997, tentang Keamanan Bendungan juncto SK. Menteri Permukiman dan Prasarana’-Wilayah_~—- Nomor 296/KPTS/M/2001, tentang Perubahannya; 10, Keputusan Presiden RI Nomor 105/M/2002, -tentang, Penunjukan dan Pengangkatan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah; 1]. SNI Nomor 1731-1989-F tentang Pedoman Keamanan ‘Bendungan. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR TENTANG PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN. Mengesahkan berlakunya Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan ini, yang terdiri davi Bagian 1; Umum Bagian 2: Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan Bagian 3. : Sistem Instrumentasi dan Pemantauan Bagian 4: Inspeksi Keamanan Bendungan untuk Peralatan Hidromekanik dan Elektrik Bagian $ : Operasi dan Pemeliharaan —_Peralatan Hidromekanik dan Elektrik KEDUA, KETIGA KEEMPAT TEMBUSAN yayee Semva pihak yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pembangunen dan pengelolaan bendungan, wajib memperhatikan prinsip-prinsip, tata-cara . serta_ketentuan-ketentuan yang tercantum pada diktum PERTAMA. Komisi Keamanan Bendungan’ melalui Balai Keamanan Bendungan serta Direktorat Pembina di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bertugas memonitor pelaksanaan Surat Keputusan ini serta menampung umpan’ balik guna penyempurnaan Pedoman seperti pada diktum PERTAMA di atas, agar selalu dapat digunakan sesuai dengan Kebutuhan dan perkembangan teknologi yang ada Keputusan ini berlaku pada hari/tanggal ditetapkan dengan ketentuan ‘akan diadakan perubahan dan perbaikan seperlunya bilamana dikemudian hari temyata terdapat kekeliruan didalam penetapannya DITETAPKAN DI. JAKARTA ~ PADA TANGGA! Mei....2003 isampaikan kepada Yth.: Surat Keputusa Bapak Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Sekretaris Jenderal Dep. Kimpraswil. Inspektur Jenderal Dep. Kimpraswil. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dep. Kimpraswil. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dep Kimpraswil 10. u 12. 14. Staf Ahli Menteri Bidang Otonomi dan Keterpaduan’ Pembangunan Daerah Staf Ali Menteri Bidang Pengembangen Keahlian dan Tenaga Kerja Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Dep. Kirpraswil Para Direktur di lingkungan Direktorat Sumber Daya Air Kepala Biro Pereneanaan & KLN, Dep. Kimpraswil. Kepala Puslitbang Sumber Daya Air, Dep. Kimpraswil Para Kepala Dinas Kimpraswil/Sumber Daya Air/Pengairan Propinsi Anggota Komisi Keamanan Bendungan Arsip SAMBUTAN Dewasa ini masyarakat dunia mulai dihadapken pada bayang-bayang krisis alr yang periu penanganan segera dengan tepat, salah satu upaya penanganan yang telah terbukti berhasil baik, adalah dengan menampung air di waduk-waduk atau bendungan. Saat ini di Indonesia telah dibangun lebih dari dua ratus bendungan besar dan kecil, yang mempunyai andil cukup besar dalam membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengatasi krits air tersebut. Bendungan juga dibangun untuk memenuhi kebutuhan lain seperti untuk pengisian kembali sir tanah, penampung imbah industri, penampung limbah tambang dan lain sebagainya. Bendungan disamping memiiki manfaat yang cukup besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas dihilir bendungan. Keruntuhan bendungan dapat menimbulkan banjir besar yang mengakibatkan bencana dahsyat di daerah hilir bendungan. Tugas utama para ahii bendungan adalah mengurangi ancaman tersebut, untuk itu peru adanya program keamanan bendungan yang harus diberlakukan sejak tahan penyiapan disain, pelaksanaen Konstruksi serta masa operasi dan pemeliharaan bendungan. Pembangunan bendungan, membutuhkan investasi yang sangat besar baik berupa dana maupun pengorbanan dari masyarakat di daerah genangan. Sudan seharusnya hasil pembangunan dengan investasi yang sangat besar tersebut, sera sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, dioperasikan dan dipelihara dengan baik guna melestarikan fungsinya. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, yang disiapkan ates kerjasama antara Balai Keamanan Bendungan dan Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal ‘Sumber Daya Air, adalah merupakan bagian dari program keamanan bendungan, yang diharapkan dapat’ menjadi acuan bagi para Pengelola bendungan dalam mengelola bendungennya, sehingga fungsi bendungen dapat lestari sesuai dengan rencana, serta rosiko kegagalan bendungan akibat kesalahan operasi dan lemahnya pemeliharaan dapat ditekan sekeci! ‘mungkin. ‘Melalui proses yang cukup panjang, telah dilakukan pengumpulan, pengkajian dan penelitian tethadap : pedoman-pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan yang telah ada, pedoman dan standar di bidang lain yang bertaku di Indonesia serta referensi-eferensi dari luar Indonesia. Pendapat dan saran dari para ahli bendungen, telah ditampung melalui acara diskus! dan lokakarya, Kemudian danalisis dan kesimpulannya dimasukkan dalam pedoman ini. Pedoman ini tidak bersifat statis, dimasa mendatang masih perlu dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kemajuan teknologi, namun apa yang termuat dalam pedoman ini ‘sudah mencakup dan menceminkan konsep-konsep operasi dan pemeliharaan bendungan saat ink Dengan terbitnya pedoman ini, diharapkan para Pengelola maupun para Perencana bendungan dapat mengambil manfaat sebesar-besamya, terutama dalam penyusunan panduan maupun dalam melaksanakan operasi pemefiharaan’ dan pengamatan bendungan yang dikelolanya. vakarta, Maret 2003 KATA PENGANTAR Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan ini merupakan bagian ke-2 atau rangkaian tak terpisahkan dari Pedoman Operasi, Pemelinaraan dan Pengamatan Bendungan yang secara keseluruhan terdiri atas 5 (lima) bagian, yakni: Bagian 1: Umum Bagian 2: Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan Bagian 3 : Sistem Instrumentasi dan Pemantauan (SIP) Bagian 4: Inspeksi Keamanan Bendungan untuk Peralatan Hidromekanikal dan Elektrikal Bagian 5: Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal dan Elektrikal Penulisan Pedoman tersebut diprakarsai_dan dipersiapkan oleh Balai Keamanan Bendungan bekerja sama dengan Direktorat Bina Teknik, Ditjen. Sumber Daya Air, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, terutama untuk mereka yang bertanggung jawab di bidang Operasi dan Pemeliharaan suatu bendungan. Pedoman ini telah mengakomodasiken masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak dan pakar yang ikut serta di dalam Seminar yang diselenggarakan di Jakarta, termasuk pembahasan di dalam Tim Kecil yang dibentuk atas saran peserta Seminar. Namun demikian, kritk positip dan membangun tetap kami harapkan demi penyempurnaannya Kami mengueapkan terima kasih kepada Tim Penyusun Pedoman ini serta semua pihak yang telah membantu di dalam penyelesaiannya, Semoga Pedoman ini dapat bermanfaat sesuai dengan apa yang diharapkan. Jakarta, Maret 2003 ~ Kepala Balai Keamanan Bendungan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR SAMBUTAN DAFTAR ISI BABI BAB Il BAB Ill BABIV PENDAHULUAN 44 Umum 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3. Ruang Lingkup 1.4 HalHal Yang Periu Diperhatikan 1.5 Validitas dan Keterbatasan PANDUAN OPERAS! PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN (OPP) 2.4. Umum 2.2 Isi Panduan Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan 23 — Organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) 2.4 Prosedur Keselamatan Kerja OPERAS! DAN PEMELIHARAAN 3.1 Umum 3.2 Ketentuan Umum 3.3 Petunjuk Operasi 3.4 Prosedur Pemelinaraan PENGAMATAN (SURVEILLANCE) 44 Umum 42 Kegiatan Pengamatan DAFTAR TABEL Tabel 3.3.3-1 Daftar Simak Pemeriksaan Rutin Bendungan Urugan Tanah Tabel 3.4.6-1 Daftar Simak Pemeliharaan Perbaikan Tabel 4.2.3-b Obyek / Hal-Hal Yang Diperiksa Bendungan Urugan Tanah dan Urugan Batu Tabel 4.2.3-d Pengamatan ~ Indikasi Kemungkinan Kerusakan iti 1 1 2 2 2 4 onan 10 18 23 23 24 16 19 29 32 Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran DAFTAR LAMPIRAN Lembar Informasi Bendungan Bagan Alir Proses Pembuatan Laporan Operasi Pemelinaraan dan Pengamatan Bendungan Formulir Catatan Pemeriksaan Bendungan Daftar istilah Bab | PENDAHULUAN 4.4 Umum Bendungan disamping memiliki manfaat besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas dihilir bendungan Keruntuhan bendungan dapat menimbulkan banjir besar yang mengakibatkan bencana dahsyat di daerah hilir bendungan. Tugas utama para Ahli bendungan adalah mengurangi ancaman tersebut, untuk itu perlu adanya program keamanan bendungan yang harus diberlakukan sejak tahap penyiapan desain, pelaksanaan konstruksi serta pada masa operasi dan pemeliharaan bendungan. Desain dan pelaksanaan konstruksi harus mampu melehirkan konstruksi bendungan yang aman secara struktural, hidrolis serta aman untuk diperasikan. Walaupun desain dan konstruksi bendungan sudah sangat baik, namun tetap memerlukan, pemeliharaan terus menerus agar tetap berfungsi dan bermanfaat, Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan, bertujuan untuk menjaga keamanan bendungan tersebut beserta kelestarian fungsinya sehingga bendungan dapat beroperasi dengan aman dan bermanfaat sepanjang umur rencananya, bahkan dalam kurun waktu yang lebih panjang lagi. Sudah selayaknya Pemilik / Pengelola bendungan berkewajiban mengoperasikan dan memelihara bendungannya dengan baik, karena pembangunan bendungan membutuhkan investasi yang sangat besar baik berupa dana maupun pengorbanan dari masyarakat yang telah merelakan tanahnya unutk pembangunan bendungan. Kelalaian dalam pengoperasian dan pemeliharaan bendungan dapat berakibat : terganggunya operasi, fungsi dan keamanan bendungan, bahkan yang fatal lagi dapat berakibat tuntuhnya bendungan. Oleh karena itu setiap bendungan harus dioperasikan dan dipelinara dengan beik, dipantau dan diamati secara rutin dengan seksama agar kelestarian fungsi dan keamanan bendungan dapat selalu terjaga. Untuk itu, setiap bendungan harus memilki Panduan Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan yang spesifik bagi bendungan tersebut. Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan memberi petunjuk Secara garis besar mengenai_kegialan-kegiatan yang berkaitan dengan operasi, pemeliharaan dan pengamatan bendungan yang dapat digunakan pula sebagai acuan dalam menyiapkan Panduan Operasi dan Pengamatan suatu bendungan Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai, Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan (OPP) Bendungan secara keseluruhan ‘terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu Bagian 1, Umum; memberi petunjuk secara umum mengenai penyusunan Panduan Operasi Pemelinaraan dan Pengamatan Bendungan, yang mencakup ketentuan umum, prosedur atau tata cara operasi, pemeliharaan dan pengamatan bendungan. Bagian 2, Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan; memuat uraian inci mengenai struktur organisasi berikut tugas-tugas dan tanggung jawab pelaksanaan Kegiatan pengelolaan, operasi dan pemelinaraan bendungan ! waduk beserta fasilitasnya, termasuk uraian mengenai kebutuhan dananya. Bagian 3, Sistem Instrumentasi dan Pemantauan; menguraikan dasar pengertian sistem dan jenis-jenis instrumentasi yang sesuai untuk bendungan urugan dan bendungan beton berikut tata cara pelaksanaan pemantauannya. Bagian 4, Inspeksi Keamanan Peralatan Hidromekanikal & Elektrikal; memwuat pokok-pokok dan sasaran inspeksi dan tata caranya. Bagian 5, Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal & Elektrikal. Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan yaitu, Bagian 1 Umum, telah disusun lebih dulu pada tahun 1999, dan dibahas di dalam lokakarya yang dihadiri para pakar. Menyusul diterbitkannya Pedoman OPP Bagian 1, kemudian disusun Pedoman OPP Bagian 2, 3, 4 dan 5 yang telah dibahas didatam lokakarya pada akhir tahun 2002 Bersama dengan kegiatan tersebut, dilakukan pula sedikit penyempurnaan pada Pedoman OPP Bagian 1 untuk menyesuaikan dengan pedoman-pedoman yang disusun belakangan. 1.2. Maksud dan Tujuan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan umum bagi Pemilik / Pengelola Bendungan di dalam menyiapkan panduan untuk pelaksanaan kegiatan, Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan, agar kondisi keamanan bendungan selalu terjaga dan selalu dalam kondisi siap operasi baik untuk keadaan normal dan darurat, sehingga mampu berfungsi dan bermanfaat sepanjang umur rencana bahkan dalam kurun waktu yang lebih lama lagi. 4.3 Ruang Lingkup Pedoman ini memberi petunjuk secara garis besar mengenai operasi dan pemeliharaan bendungan, mencakup penyusunan program, organisasi dan pelaksanaannya, metoda perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan (pendanaan) serta sistem pengendalian operasi, pengelolaan dan pemeliharaannya. 1.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan 1. Panduan Operasi dan Pemeliharaan i Pemilik / Pengelola bendungan wajib menyiapkan Panduan Operasi, Pemeliharaan dan Pengematan Bendungan secara rinci bagi setiap bendungan yang dikelolanya, serta melaksanakannya panduan tersebut dengan baik. 2. Dokumen Bendungan Dokumen bendungan iengkap mencakup disain bendungan dengan segala perubahannya beserta bangunan pelengkapnya, pelaksanaan konstruksi dan perilaku bendungan 7 waduk selama konstruksi dan sesudahnya berikut segala kejadian yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keamanan bendungan dan atau waduk, harus disimpan dan diarsipkan / didokumentasikan dengan rapi selama umur layanan bendungan. Catatan ini antara lain mefiputi a) » 9 Co) e) Dokumen Desain Dokumen disain setidaknya terdiri atas kriteria disain berikut data- data atau acuan yang digunakan, laporan penyelidikan lapangan, ujmodel, cara dan hasil analisa / pethitungan, gambar-gambar dan spesifikasi teknik Dokumen Pelaskanaan Konstruksi Dokumen Pelaksanaan Konstruksi terdiri dari : buku kontrak pelaksanaan konstruksi, metode konstruksi, bahan bangunan, catatan pengendalian mutu, metode dan hasil uji laboratorium maupun jnsitu, inspeksi selama pelaksanaan konstruksi, hasil observasi / pengamatan perilaku struktural, satu set lengkap gambar pelaksanaen konstruksi (as built drawing) serta dokumen- dokumen teknis lainnya Dokumen O & P Dokumen O & P paling tidak mencakup semua petunjuk / panduan mengenai OP bendungan, catatan mengenai perilaku struktural selama_pelaksanaan konstruksi dan operasional bendungan (meliputi pembacaan instrumentasi / peralatan berikut perhitungan beserta interpretasinya, catatan hasil inspeksi serta evaluasi tentang keamariannya), segala jenis catatan _mengenai perubahan, pekerjaan | perbaikan, perluasan, dan atau rehabilitasinya, catatan mengenai keadaan luar biasa atau segala kejadian yang berhubungan dengan keamanan bendungan dan catatan mengenai musibah dan peristiwa (incident dan accident), termasuk Buku Bendungan dan Dokumen Rencana Tindak Darurat (RTD). Penyimpanan Dokumen ‘Sekurang-kurangnya 4 set dokumen bendungan lengkap harus tetap tersedia, masing-masing 1 set berada di: (1) Kantor Lapangan (lokasi bendungan) (2) Kantor Pengelola Bendungan (3) Pemitik Bendungan (4) Komisi/ Balai Keamanan Bendungan Kewajiban Pemilik dan atau Pengelola Bendungan berkaitan dengan perihal di atas adalah sebagai berikut (1) 'Pemilik dan atau Pengelola Bendungan berkewajiban atas tersedianya satu set dokumen bendungan lengkap di kantormya dan bertanggung jawab atas pelaksanaan / pengoperasiannya (2) Menyampaikan satu set dokumen bendungan lengkap kepada Komisi / Balai Keamanan Bendungan. (3) Melakukan pemutakhiran dokumen bendungan dan menyampaikan catatan pemutakhiren kepada Komisi / Balai Keamanan Bendungan 1.5 Validitas dan Keterbatasan Pedoman ini merupakan Petunjuk Umum mengenai pengelolaan, oprasi dan pemeliharaan suatu bendungan. Oleh karena itu, untuk setiap bendungan harus tersedia Panduan Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan tersendiri yang sesuai dengan karakteristik masing-masing bendungan. Pedoman OP tersebut hendaknya disusun oleh Pendesain bendungan bersama-sama dengan ahli yang berpengalaman di bidang ‘Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan. Bab I PANDUAN OPERAS! PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN (OPP) 24 Umum Setiap bendungan harus memiliki Panduan Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan sesuai dengan kondisi bendungan tersebut. Panduan harus cukup rinci, jelas, dan mudah dimengerti bagi petugas pelaksana O8P serta mencakup semua kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka O&P bendungan baik pada keadaan normal maupun pada keadaan darurat. Penyusunan Panduan, disamping mengacu pada Pedoman Operasai Pemeliharaan dan Pengamatan bagian 1, hendaknya juga mengacu pada Pedoman bagian 2, 3, 4 dan 5, serta pedoman lain yang terkait dan berlaku. Panduan OPP adaleh merupakan dokumen tertulis yang Khusus disusun bagi bendungan tertentu. Panduan berisi ketentuan dan petunjuk lengkap, yang harus dapat memenuhi kebutuhan operasi pemeliharaan dan pengamatan bagi bendungan, bangunan pelengkep serta peralatannya agar berfungsi dengan baik. Panduan disusun secara lugas, tegas, dan mudah dipahami. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, dengan gaya bahasa yang sederhana, serta memperhatikan tatabahasa dan ketentuan umum yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Pada tahap awal, Panduan disiapkan oleh pendesain bendungan yang bila mungkin sebaiknya disiapkan bersama dengan unit Organisasi O&P. Pada masa operasi, secara berkala panduan perlu ditinjau kembali dan di mutakhirkan sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang terjadi. Pemutakhiran Panduan harus dilakukan oleh ahli rekayasa yang berwenang dan kompeten dengan mempertimbangkan pengalaman operasi sejak awal operasi serta temuan pada waktu pemeriksaan berkala terhadap bendungan. Prosedur yang dimuat dalam panduan harus mengikuti semua undang-undang dan peraturan yang berlaku. 22 IsiPanduan Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Setiap Panduan paling tidak harus berisi mengenai : 1) Operasi waduk termasuk operasi peralatan hidromekanik dan elektrik dalam keadaan normal dan keadaan darurat 2) Prosedur pemeliharaan bangunan sipil, hidromekanik dan elektrik 3) Sistem instrumentasi dan pemantauan atau pengamatan dan pemantauan untuk keamanan bendungan secara menyeluruh 4) Petunjuk rinci pemeriksaar/inspeksi tubuh bendungan, waduk dan bangunan pelengkap 5) Semua obyek yang harus diinspeksi, beserta tujuan, sasaran, dan maksud yang harus dicapai 6) Jadwal pemeriksaanvinspeksi 7) Metode yang harus digunakan oleh Tim pemeriksa/inspeksi 8) __Renana tindak penanganan apabila pengamatan menunjukkan adanya indikasi abnormal atau kondisi kritis. 9) Penanganan, pemrosesan dan pelaporan data ha: 40) Perkiraan biaya OPP 41) Lampiran-tampiran : grafik, tabel/format laporan, gambar penting purna konstruksi pekerjaan sipil, hidromekanikal/elektrikal dan instrumentasi. pemerikasaan/inspeksi. Untuk memudahkan didalam penyajian, isi Panduan OPP dibagi menjadi dua bagian, vaita : a. Operasi dan Pemeliharaan b. Pengamatan. 23. Organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Pada setiap bendungan harus dibentuk organisasi O&P yang didukung oleh staf yang mampu dan terlatih dengan jumlah yang cukup. Organisai O&P, bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasi, pemeliharaan, pengamatan dan pemantauan bendungan. Ukuran organisasi tergantung pada ukuran dan kompleksitas bendungan, pada prinsipnya didalam organisasi O&P harus ada gugus tugas atau unit yang berfungsi dan bertanggung jawab pada pelaksanaan Operasi, Pemeliharaan serta Pengamatan dan Pemantauan. Panduan O&P harus dilengkapi dengan bagan struktur organisasi_ yang memperihatkan jalur hubungan yang jelas antara masing-masing gugus tugas didalam organisasi. Disamping itu harus dilengkapi pula dengan dengan uraian tugas tertulis yang menjelaskan secara rinci tugas dan tanggung jawab masing-masing gugus tugas atau para personil O&P. Semua personil O&P dan pembantunya harus memenuhi syarat dan terlatih. Para personil inti harus mendapat pelatihan keahlian dalam bidang pekerjaan mereka, baik berupa pelatihan peningkatan keahlian atau penyegaran. 2.4 Prosedur keselamatan kerja Panduan O&P juga harus dilengkapi dengan prosedur keselamatan kerja, yang mencakup semua aspek operasi dan pemeliharaan yang dapat menyebabkan kecelakaan atau jatuhnya korban, seperti: kegiatan di bawah tanah dan dalam air serta tempat-tempat lain yang berbahaya. Prosedur keselamatan harus disebarluaskan kepada semua personil yang akan terlibat. Bab Ill OPERASI DAN PEMELIHARAAN 3.4 Umum Panduan Operasi dan Pemeliharaan, penyusunannya sebaikny dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) Ketentuan Umum 2) Petunjuk Operasi 3) Prosedur pemeliharaan Disamping itu, panduan juga perlu dilengkapi dengan lampiran, grafik, tabel, gambar- gambar penting puma konstruksi pekerjaab sipil, hidromekanik dan elektrik serfta sistem instrumentasi 3.2 Ketentuan Umum Bagian ini mencakup hal-hal sebagai berikut : 3.24 Fungsi, Manfaat dan Gambaran Didalam panduan perlu diberi penjelasan mengenai fungsi dan manfaat bendungan sesuai dengan rencanan, dan keterkeitannya dengan bangunan-bangunan lain, seperti: bendungan lain di hulu atau di hilir, bendung (weir), pompa, PLTA. dll. Jelaskan pula mengenai_ gambaran lengkap bendungan, yang mencakup data teknis, dan data penting lain yang terkait dengan keamanan bendungan. Data ini agar dirangkum, dalam lembar informasi (information sheet) seperti pada lampiran A. 3.2.2 Revisi, Pemutakhiran dan Distribusi Panduan + Secara berkala panduan perlu dikaji untuk memastikan bahwa petunjuk-petunjuk didalam panduan ditaksanakan oleh petugas O&P. Bila terjadi perubahan atau perbedaan antara pelaksanaan O&P dengan petunjuk didalam panduan, perlu dikaji apakah pelaksanaan O8P pertu direvisi atau panduannya yang perlu direvisi atau dimutakhirkan sesuai perubahan pelaksanaan. Pemutakhiran panduan juga perlu dilakukan setelah: dilakukan penggantian, perbaikan atau modifikasi peralatan, dan perbaikan bangunan yang memeriukan perhatian khusus dalam pemeliharaan. Cakupan pemutakhiran dapat meliputi Ketentuan umum, perubahan petunjuk operasi, atau prosedur pemeliharaan, Didalam panduan juga perlu dijelaskan personit yang bertanggungjawab pada pekerjaan pemutakhiran, pendistribusian, pemeliharaan atau penyimpanan salinan Panduan, demikian pula perlu dijelaskan prosedur resmi pemutakhiran panduan, setiap revisi atau pemutakhiran harus dicatat tanggalnya. 3.23 Penetapan Tanggung Jawab Semua bidang tanggung jawab, jalur komando operasi, pemeliharaan dan pengamatan harus diuraikan dengan jelas. Lengkapi dengan bagan alr tanggung jawab operasi, pemeliharaan dan pengamatan, demikian pula gambarkan keterkaitannya dengan organisasi lain seperti: Atasan dari Unit ‘organisasi O&P, Satuan Pemantau Bendungan Propinsi (SPB), SPB Pusat, Balai Keamanan Bendungan, Komisi Keamanan Bendungan dan pihak-pihak lain yang terkait. 3.2.4 Pelaporan Jelaskan semua jenis laporan yang berkaitan dengan kegiatan OB, demikian pula patokan cara penyiapan laporan_ dan lampirkan format-format laporan yang diperlukan. Penjelasan ini harus mencakup: jenis-jenis laporan, frekuensi pelaporan, pengaturan distribusi teporan. Jenis-jenis laporan tersebut antara lain: Laporan O&P termasuk Pemeriksaan rutin dan berkala (triwulanan atau tengah tahunan dan tahunan), Laporan Pengamatan termasuk Pemeriksaan rutin dan Laporan Pemeriksaan Luar Biasa. 3.2.5 Peralatan Komunikasi Jelaskan mengenai_ peralatan komunikasi yang akan digunakan antara personil O8P dengan atasan dan penanggungjawab administrasi, dalam keadaan normal maupun darurat. Peralatan komunikasi ini dapat berupa radio, telpon, intranet, atau jenis lain. Untuk ‘menghindarkan terjadinya kesalahan komunikasi , harus ada prosedur komunikasi yang baku, serta sistem komunikasi harus diamankan dari pengguna-pengguna yang tidak berwenang. 3.2.6 Jalan Masuk ke Bendungan ‘Semua informasi yang berkaitan dengan jalan masuk ke bendungan, dan b: bagian lain yang perlu dioperasikan, dipelihara, dan diinspeksi, perlu dijelaskan dalam panduan, demikian pula jalan altematif yang dapat digunakan pada kondisi darurat. Lengkepi informasi tersebut dengan penjelasan, gambar dan peta sebagai berikut () Peta lokasi yang menggambarkan jalan altematif , lewat darat, air dan udara. (i) Gambaran jalan masuk paling mudah menuju ke bendungan. (ii) Gambaran jalan alternatif ke bendungan. (v) Gambaran keadean jalan (beraspal, kerikil dan sebagainya) serta kemampuannya dalam keadaan darurat. () _ Lokasi lapangan terbang yang terdekat 3.2.7 Hubungan dengan Instansi Lainnya Jelaskan hubungan administrasi dan hubungan lain dengan Instansi Pemerintah, ‘Swasta dan organisasi umum lainnya yang terkait, seperti: Pengelola PLTA, Pengelola bendungan lain di hulu atau dit, 3.2.8 Prosedur Peringatan Bahaya Setiap bendungan harus memilki sistem peringatan bahaya (gawar darurat) bagi masyarakat umum terhadap keadaan bahaya dan darurat yang mungkin timbul. Keadaan yang dimaksud antara lain: saat pembukaan pintu pelimpah bagi pelimpah berpintu, saat bendungan dianggap dalam kondisi bahaya_yang mengarah pada keruntuhan bendungan. Penetapan indikasi kondisi darurat harus dibahas dengan Pendesain atau abli rekayasa bendungan. Indikasi ini dan findak pencegahannya, akan menjadi bahan dalam penyusunan Rencana Tindak Darurat (RTD) Prosedur peringatan bahaya harus ditetapkan secara jelas dan dibahas bersama oleh Pendesain, Pengelola/Pemilik dan Instansi terkait (Pemerintah Daerah). Secara berkala istem peringatan bahaya perlu dicoba dan dilatihkan kepada pihak-pihak terkait seperti petugas O&P, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB, Satkorlak PB), dan bila mungkin masyarakat. 3.2.9 Rencana Pelatihan Petugas O&P perl mendapat pelatinan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan, maupun pelatihan penyegaran yang dilakukan secara berkala. Untuk itu pertu disusun jenis dan jadwal kebutuhan pelatihan, materi pokok pelatihan dan personil yang terlibat. Pelatinan setidaknya harus mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan operasi dan pemeliharaan bendungan dalam kondisi normal dan darurat, tindakan Penanganan dan pencegahan yang harus dilakukan saat Kondisi darurat, indikasi kondisi darurat serta prosedur keamanan pada kondisi darurat (lihat penjelasan pada butir 3.3.4 “Keadaan Darurat"). 3.2.10 Perkiraan Biaya OPP Biaya Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan adalah bagian dari analisa biaya kelayakan suatu proyek, sehingga sasaran proyek bendungan tersebut dapat dicapai sesuai rencana semula. Tidak tersedianya biaya OPP bendungan secara wajar, akan memperlambat atau mengurangi hasil/produk yang akan dicapal sesuai rencana semula, begitu juga kemerosotan kualitas bendungan makin cepat rusak, dan memertukan biaya rehabilitasi yang besar. Oleh sebab itu sejak penyiapan desain, konstruksi dan operasi pemeliharaan bendungan, biaya OPP ini sudah harus dihitung dan dilakukan penyesuaian-penyesuaian ketika terjadi perubahan-perbahan selama waltu tersebut diatas. 3.2.11 Lampiran-lampiran Panduan OPP harus dilampiri: gambar desain dan gambar purna konstruksi yang meliputi gambar bangunan sipil, mekanikal, elektrikal dan instrumentasi Begitu juga gambar-gambar grafik, dan formatformat yang menunjang penyelenggaraan OPP yang benar. 3.3 Petunjuk Operasi Pelunjuk operasi harus memberi informasi yang cukup dan jelas kepada petugas yang bertanggung jawab dalam pengoperasian bendungan, agar pelaksanaan operasi dapat berjalan sesual prosedur yang telah ditetapkan. Secara umum petunjuk operasi mencakup hal-hal berikut: 3.3.1 Operasi Waduk () —— Operasi harian rutin; agar operasi harian rutin berhasil dengan baik, perlu dibuat prosedur operasi arian rutin dengan mempertimbangkan: ketersediaan air diwaduk, kebutuhan air bagi semua pemanfaat baik jumiah maupun waktunya, operasi pengendalian banjir, dan lain sebagainya. (i) Bila operasi suatu pintu memerlukan jin khusus dari yang berwenang, hal ini harus diinformasikan secara jelas dalam petunjuk operasi dan operator harus mengetahui_persyaratan ini (ii) Petunjuk operasi, harus memberi peringatan mengenai perlunya kepatuhan terhadap prosedur atau persyaratan operasi yang telah ditetapkan, Demikian pula periu memberi peringatan mengenai_bahayanya pelepasan air dengan tanpa mengikuti prosedur tersebut, yang diantaranya dapat berakibat pada kerusakan berat bendungan dan peralatannya, membayaken keselamatan operator atau keselamatan masyarakt dihilir, dan lain sebagainya. (iv) Petunjuk operasi, juga harus memberi penjelasan rinci mengenai prosedur pengoperasian pintu. selama terjadi banjir di waduk. Prosedur harus dibuat dengan mempertimbangkan perubahan muka air ci hulu dan di hilir bendungan, maupun tujuan untuk pengendaliannya. (v) Dalam petunjuk operasi harus dijelaskan pula secara rinci, prosedur operasi khusus yang bukan bagian dari operasi sehari-hari pada keadaan normal. 10 wi) wil) Jelaskan pula mengenai pengaturan keseimbangan antara aliran air masuk (inflow) , penyimpanan (storage) dan pelepasan air (outflow) dalam satu periode untuk keperiuan seperti: pembangkt listrk tenaga air, air baku, irigasi, Penampungan air banjir, dan lain sebagainya, agar terwujud tujuan dan keperluan penampungan air. Dalam operasi waduk mungkin diperlukan adanya pembatasan operasi yang berkaitan dengan: pengisian, pelepasan dan penurunan muka air waduk. Bila ada, hal ini harus dijelaskan dalam petunjuk operasi, dan jelaskan pula alasan kenapa pembatasan operasi ini diberlakukan. 3.3.2, Perkiraan Air Masuk dan Pelaporan Banjir a. Perkiraan air masuk Untuk memperkirakan/meramal banyaknya air yang masuk ke waduk, perlu adanya prosedur yang berkaitan dengan: kegiatan pengamatan secara teratur, penilaian dan perkiraan aliran masuk. Penyusunan prosedur harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : @ Ww Perkiraan aliran masuk: Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan jelaskan adalah data hidrologi, kondisi Daerah Pengaliran Sungai, prosedur analisis aliran masuk, waktu dan kondisi saat ananlisis dibuat, serta prosedur merubah perkiraan untuk perencanaan operasi. Perkiraan atau ramalan aliran masuk adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus, oleh karenanya perlu diinstruksikan mengenai keharusan untuk melakukan kajian secara teratur atas data dan prosedur yang digunakan dalam proses tersebut. Prosedur dan Pelaporan banjir atau muka air tinggi 0 Prosedur ini harus menjelaskan secara rinci mengenai penampungan dan pelepasan air di waktu banjir, termasuk segala hambatan dalam operasi pengisian dan pelepasan air seperti: masalah keamanan bendungan seria pengendalian banijr di hilir bendungan (ii) Dalam panduan jelaskan kepada operator, pentingnya pelaporan yang cepat dan lengkap selama terjadi banjir dan muka air tinggi. Petunjuk harus menetapkan kapan laporan permulaan harus dibuat, kepada siapa laporan harus diedarkan dan hal-hal apa yang perlu dicatat dan dilaporkan, yang anatara lain mencakup: perkembangan muka air, kondisi cuaca, kondisi tubuh bendungan, peralatan penunjangnya, tebing-tebing disekeliing bendungan, rembesan dan kondisi lein yang mengkhawatirkan dan yang peru " c. Komunikasi dan informa: Harus ditetapkan prosedur pemberitahuan kepada pihak yang berwenang, instansi pemerintahan setempat dan masyarakat yang terkena dampak pelepasan air normal atau banjir, kapan waktunya dan siapa yang berwenang mengeluarkan informasi itu. 3.3.3 Bangunan Pelengkap dan Peralatan Bangunan pelengkap dan peralatan mencakup antara lain: bangunan pelimpah, bangunan sadap, bangunan pengeluaran bawah (bottom outlet), peralatan pengendali serta peralatan mekanik dan listrik. Hathal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan petunjuk ‘operasinya antara lain: 7 (i) (i (iy) ) (wi) (wii) (iti) Petunjuk rinci operasi bangunan pelengkap dan semua peralatan mekanik dan listrik harus mencakup: rencana operasi secara keseluruhan, urutan Pengoperasian atau urutan pembukaan bagi pintu dan kiep, dan semua cara pengaturan termasuk cara operasi altematif serta pembatasan operasi untuk ‘melindungi peralatan. Pemeriksaan kinerja peralatan pada setiap tahap operasi, agar mampu mendeteksi dan memperbaiki bila terjadi kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan dengan baik. Pada kondisi darurat, cara operasi pada kondisi normal mungkin tidak cocok dengan kondisi darurat tersebut. Oleh karenanya_penting untuk menetapkan prosedur penggantian metode dari satu cara operasi ke cara yang lain, atau dengan satu cara yang mengenyampingkan cara normal. Petunjuk operasi ini, haus disertai dengan grafik, bagan alir, gambar, foto ‘supaya tata letak dan prosedur operasi dengan mudah diketahui oleh para personil operasi, termasuk personil pembantu. Gambaran dalam bentuk diagram harus dibingkai dengan bahan yang tahan tama dan diletakkan berdekatan dengan peralatan berdekatan dengan peralatan bersangkutan. Lengkapi panduan dengan sistem label atau skema berwama, dengan menandai semua Komponen peralatan yang penting. Prosedur untuk "memberi tanda’ kepada peralatan harus jelas, mana peralatan yang harus dioperasikan pada kondisi tertentu dan mana yang tidak akan dioperasikan dalam masa kritis tertentu. Beri petunjuk singkat dan jelas tentang operasi tenaga listrik cadangan, saat keadaan darurat Instruksikan bahwa semua peralatan harus diuji coba secara teratur, untuk memastikan bahwa peralatan dalam keadaan siap operasi setiap saat. 12 3.3.4 Keadaan Darurat a ‘i (ii 7) Tanda peringatan bahaya harus dibunyikan oleh Operator pada saat terjadi kondisi tidak normal atau kondisi yang membahayakan. Jelaskan kapan atau kondisi seperti apa, tanda peringatan bahaya harus dibunyikan. Tanda peringatan bahaya yang dibunyikan oleh Operator, harus didengar dan dimengerti artinya oleh masyarakat didaerah bahaya dan sekitarnya Tindakan darurat harus mencakup: tindakan pencegahan sementara dan rincian operasi darurat peralatan dan alat-alat komunikasi untuk memperingatkan organisasi terkait dan masyarakat umum —mengenai keadaan darurat bendungan. Beri penjelasan rinci mengenai prosedur pelaporan kondisi yang tidak normal atau darurat. Dalam panduan cantumkan nama pejabat, instansi atau organisasi, alamat dan nomor telepon yang harus dihubungi saat terjadi kondisi darurat, yang antara lain mencakup: tempat pengobatan terdekat, , rumah sakit, unit pemadam kebakaran, Organisasi Pertahanan Sipil/Mawil Hansip, Organisasi Penanggulangan Bencana (SAR, Satlak PB, Satkorlak PB dan sebagainya). 3.3.5 Kondisi Jalan Masuk dan Kerja yang Aman Panduan harus memberi rincian perihal keamanan dan prosedur operasional jalan pemeriksaan, operasi dan pemeliharaan bendungan dan bangunan pelengkap. Penduan juga harus memberi penjelasan rinci bagaimana menjaga kondisi kerja yang ‘aman, menetapkan jalan terlarang dan menjelaskan prosedur pemberian jin masuk. 3.3.6 Instrumentasi, Peralatan pemantauan dan personil @ Panduan harus menjelaskan tentang keharusan_pemeriksaan berkala dan pemeliharaan semua instrumentasi dan peralatan pemantauan. Penjelasan mengenai hal ini, terkait dengan penjelasan pada sub bab 4.2 mengenai Pemantauan, dan untuk mendapatkan penjelasan lengkap mengenai Sistem Instrumentasi dan Pemantauan, agar melihat pada Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, Bagian 3, mengenai Sistem Instrumentasi dan Pemantauan.. Disamping pengukuran dengan menggunakan instrumen canggih yang hanya dapat dilakukan oleh personil profesional, mungkin masih diperlukan juga pengukuran dan observasi rutin yang dapat dilaksanakan oleh staf biasa yang terlatih, yang ada pada unit organisasi O&P. Penjelasan rinci mengenai pengukuran silahkan lihat butir 4.2.3. 13 Gi) (iv) wo (wi) wi (wil) co) ~) Kepada setiap personil O&P, agar diberikan latihan yang cukup mengenei Ppenggunaan serta prinsip operasi setiap peralatan, seperti: pengukuran rutin kebocoran, drainasi, gempa, data hidrologi, muka air, penurunan, deformasi dan lain-ain. Latihan khusus mungkin juga diperlukan dalam mempergunakan Pemeriksaan rutin oleh petugas operasi, mencakup pemeriksaan terhadap tetjadinya erosi, sumbatan (blockages), retakan, pergerakan, longsoran, perubahan kwalitas dan kwantitas aliran drainasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keamanan bendungan. Pemeliharaan rutin atas sistem pemantauan harus dilaksanakan secara periodik atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat instrumen Setiap instrumen yang ketelitiannya dapat berubah, harus dikalibrasi secara berkala sesuai rekomendasi pabrik pembuat instrumen atau sekurang- kurangnya sekali dalam setahun atau dengan selang waktu yang lebih pendek. Sistem perpipaan instrumen, seperti pada: piezometer hidrolik, pengukur penurunan hidrostatik dan lain-lain harus dibilas secara teratur untuk menghilangkan gelembung udara atau pengendapan kotoran. Abii rekayasa harus menentukan frekuensi pengukuran untuk tiap jenis instrumen, Abli rekaya bidang Operasi dan Pemeliharaan dapat menambah frekuensi pengukuran bila dianggap perlu, tetapi tidak mengurangi frekuensi pengukuran tanpa kajian yang sah dan betul terhadap pertimbangan des Patokan frekuensi minimal untuk pengukuran dan pembacaan instrumen dapat dilinat pada Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungen, Bagian 3, mengenai “Sistem Instrumentasi dan Pemantauan" Panduan harus menjetaskan semua informasi yang diperlukan dan petunjuk mengenai sistem instrumentasi, seperti: pengoperasian instrumen, pencatatan, dan pelaporan harus dijelaskan dalam panduan. Panduan juga harus memuat format standar laporan dan_menjelaskan kualifikasi personil yang ditugaskan untuk pembacaan instrumen. . Prosedur pengukuran, pencatatan dan pelaporan harus ditetapkan oleh Ahii Rekayasa yang bertanggungjawab terhadap pengamatan. 3.3.7 Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan rutin oleh petugas operasi, harus dilakukan secara teratur, dan sebsiknya dengan selang waktu tidak lebih dari tiga bulan. Patokan frekuensi minimal untuk pemeriksaan/inspeksi, dapat dilinat pada “Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan” yang dikeluarkan oleh Balai Keamanan Bendungan/Komisi Keamanan Bendungan 14 Panduan OPP, harus menjelaskan pula mengenai pengaturan pemeriksaan rutin dan tanggung jawab personil yang terlibat. Personil pemeriksa harus segera melaporkan tiap adanya gangguan pada bendungan atau waduk dan segala hal yang tampak penting. Pemilik bendungan bertanggungjawab atas pengaturan pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh petugasnya. Pemeriksaan seperti itu harus ditambah dengan pemeriksaan dan pengamatan menyeluruh sebagaimana dijelaskan dalam Bab 4, mengenai Pengamatan. Pemilk/Pengelola Bendungan harus memberi perhatian pada kegiatan dan keperiuan pemeriksaan rutin. Perhatian tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut : () Tipe dan kualifikasi personil untuk tiap pemeriksaan (i) Daftar simak bangunan dan peralatan yang akan diperiksa Frekuensi pemeriksaan untuk tiap obyek dalam daftar simak (jv) Format laporan yang harus diserahkan dan prosedur penyerahan serta pendistribusiannya. Pada tabel 3.3.3-1, disajikan daftar simak mengenai hal atau obyek dan kondisi yang harus diperiksa dalam rangka pemeriksaan rutin bendungan urugan tanah. Daftar simak serupa harus disiapkan untuk tipe bendungan lain. Pada Lampiran C, disajikan tipe format untuk laporan pemeriksaan rutin 15 Tabel 3.3.34 Daftar Simak Pemeriksaan Rutin Bendungan Urugan tanah Hal-hal yang perlu diperiksa dan dicatatat: Tumbuh-tumbuhan @ ai) Gi) ) ) wi) ‘Tumbuth-tumbuhan pada bendungan urugan tanah dan dalam jarak 15 meter di luar kaki bendungan ‘Berkembangnya tumbuh-tumbuhan, ~ Yang memerlukan pemotongan untuk pengamatan bendungan = Yang memerlukan pengendalian tumbuhnya untuk pengamatan bendungan = Yang mengindikasikan adanya rembesan atau kapilaritas berlebihan ‘Tumbuh-tumbuhan daerah basah — _ Pethatikan adanya sembulan air (boils); Perhatikan timbulnya kerucut pasir (sand cone), delta dan sebagainya, ukuran serta lokasi; = Perubahan karena musim, perubahan elevasi genangan; = Pertumbuhan yang tidak fazim Pertumbuhan tidak sempuma, = Tumbuh kurang baik ~ Dirusak oleh erosi Saluran Drainasi = Tersumbat oleh tumbuh-tumbuhan = Kebocoran sepanjang saluran drainasi - Air mengalir : kuantitas dan kualitas = Sembulan air (boils) : lokasinya dimana = Pengendapan lumpur, delta, kerucut Urugan Tanah = Jagaan-Elevasi muka air = Puncak Retakan-lokasi, melintang atau membuur dan bentuk lain, ukuran, luas dan kedalaman Penurunan-lokasi, melintang atau membujur dan bentuk lain, ukuran, luas dan kedalaman = Lereng Hutu Retakan - lokasi, melintang, membujur, lebar, kedalaman dan pola retakan; Lubang benam, pusaran air (vortex); Erosi permukaan-pembentukan selokan (guilying), penurunan; Erosi gelombang-gerakan material 16 - —_Lereng Hitir Retakan - lokasi, melintang, membujur, lebar, Kedalaman dan pola retakan; Penurunan ~ posisi, luas dan bentuk; Penonjotan (bulging) — bentuk dan ukuran; Erosi selokan/yang membentuk selokan (gullies) ~ kedalaman dan sumber, Kelembaban selama musim kering; Daerah lembab — lokasi, bentuk dan ukuran: ‘Sembulan air, rembesan — ukuran dan perkiraan debit; Lubang atau fiang binatang. = Berem dan areal dalam jarak 15 meter di luar kaki bendungan Erosi selokan ; Daerah lembab; Sembulan air, rembesan. (vil) Bangunan Sadap Utama, Pelimpah dan Terowongan ~ _ Elevasi sadap utama (intake); papan indikator elevasi/staff gauge - _ Kondisi Bangunan sadap utama - _ Kondisi konduit pengeluaran — _ Rembesan atau daerah lembab sekitar konduit pengeluaran - _ Erosi di bawah atau disekeliling konduit pengeluaran = Kolam olak - Sembulan air di sekitar konduit pengeluaran — Kerusakan lantai banguran pelimpah oleh gaya angkat (uplift), penurunan dan retakan — Pipa udara dan ruang-ruang dalam bangunan sadap (tipe menara) - Pipa drainasi (viii) Daerah yang sebelumnya mengalami perbaikan - _ Stabilitas lereng dan erosi ~ Tanaman air dan benda buangan terapung 3.3.8 Perhatian Mengenai Lingkungan, Perikanan dan kehidupan Binatang buas Panduan harus memuat acuan mengenai pelestarian ikan dan satwa lier yang ilindungi, berdasarkan peraturan atau ketetapan yang berlaku. Acuan ini akan berkaitan dengan, persyaratan lingkungan hidupnya yang akan terkait pula dengan operasi bendungan dan waduk, kebutuhan elevasi minimum atau maksimum, pelepasen air waduk dan tingkat kenaikan air sungai yang dijinkan di bagian hilir bendungan. Panduan juga perlu memberi penjelasan mengenai pelarangan pemanfaatan waduk dengan metode tertentu (seperti karamba), 3.3.9 Rencana Pengelolaan Rekreasi Panduan harus juga periu menjelaskan rencana pengelolaan rekreasi yang aman, tanpa menggangu fungsi dan keamanan bendungan, 7 3.4 Prosedur Pemeliharaan 3.4.1 Umum Pemeliharaan adalah suatu pekerjaan rutin yang diperlukan untuk memelihara bangunan dan sistem yang ada pada suatu bendungan yang mencakup: pekerjaan mekanik, elektrik, hidrolik dan sipil, agar bangunan dan sistem tersebut tetap dalam kondisi ‘amen dan berfungsi balk. Agar pemeliharaan dapat mencapai sasaran, diperiukan prosedur pemeliharaan , yang harus dimuat dalam Panduan Operasi dan Pemeliharaan, Prosedur dapat dimutakhirkan terus-menerus berdasarkan pengalaman yang dijalankan. Prosedur pemeliharaan suatu bendungan sangat bervariasi, tergantung pada kondisi bendungan, lokasi, ukuran, umur dan Jain sebagainya. Secara umum, prosedur berisi hal- hal sebagaimana diuraikan pada butir-butir berikut: 3.4.2 Pendahuluan Berisi keterangan ringkas mengenai perlunya pemeliharaan pada bangunan sipil, mekanik, dan elektrik, bagi proyek. 3.4.3 Rencana Pemeliharaan Berisi rincian rencana pemeliharaan yang harus dilakukan secara rurtin atau dengan selang waktu tertentu, terhadap: bendungan. bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk referensi yang jelas dari pabrik pembuat alat dan laporan Pendesain mengenai peralatan khusus atau bahan yang diperiukan. Bila mungkin, cantumkan gambar dan diagram untuk membantu pemahaman terhadap rencana dan kelancaran pekerjaan. 3.4.4 Catatan Pemeliharaan Menjelaskan mengenai prosedur pelaporan kepada pemilik, kuantitas pekerjaan dan bagaimana cara melaksanakannya. Petugas operasi harus membuat catatan pemeliharaan ‘Sebagai bahan pelaporan pada pemilik/atasan, yang mencakupkondisi bangunan, periode waktu pemeliharaan, dan bagaimana pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan di lapangan. 3.4.5 Pemeliharaan Pencegahan dan Perbaikan Panduan harus dilampiri daftar simak yang sesuai untuk pemeliharaan pencegahan dan perbaikan suatu bendungan. Pada tabel 3.4.6-1 disajikan tipikal pekerjaan yang dapat, dimasukkan dalam daftar simak suatu bendungan. 18 Tabel 3.4,.6-1 Daftar Simak Pemeliharaan Perbaikan Perihal Bendungan dan bangunan pelimpah dari beton a e. f. Gerusan_kecil {lapis muka bangunan pelimpah, kolam olak, blok peredam energi (bafile block) Retakan kecil Behan rombakan (debris) di apron bangunan pelimpah, lorong (gallery) Timbunan (endapan) lumpur pada ~ drainasi permukaan (surface drain) - drainasi bawah tanah Penampilan pada umumnya Pipa ventilasi dan pengeluaran Tindakan Memakai pasta beton khusus, beton serat baja, shorterete, dsb Injeksi dengan adukan encer yang tidak menyusut (non-shrink grout injection), injeksi epoxy dalam kondisi terlindung atau dalam kondisi perubahan suhu rendah Pembersihan, pembuangan Pembilasan dan pembersihan Pembersihan Bersih dan rapi Bebas dari gangguan air permukaan Daerah berumput Belukar, pohon-pohon Liang binatang atau serangga Bangunan pelimpah dan drainasi Bendungan dan bangunan _ pelimpah bendungan urugan ‘a. Jalan pada puncak dan saluran pembuang | Pemeliharaan teratur terhadap jalan dan saluran pembuang air permukean Pemotongan rumput secara teratur Dijaga tetap rendah dan penebangan pohon-pohon atau dipindahkan Jerat kembali binatang/serangga,liang —_dlisi Tindakan sama seperti untuk bendungan beton 19 Perihal Peralatan pengendali bangunan pelengkap bendungan dan sebagainya a Konstruksi baja, pintu, tanga, bordes, palka, dan sebagainya pagar Pengelupasan, penyekat (seal) pada pintu kedap air, kabel listrik Semua sistem kelistrikan Engsel pada bagian bergerak Peralatan perancah f, Kisi sampah dan peralatan tak bergerak lainnya Tindakan Perlindungan terhadap karat atau lapis pelindung (pembersihan, pengecatan, galvanisir) Perbaikan kerusakan Pemelinaraan —sesuai_ dengan rekomendasi pabrik dan Panduan Operasi & Pemeliharaan Pelumasan Penjagaan agar tetap dalam kondisi balk | Pembersihan, pencucian dan pengecatan Peralatan Pengendaii Hidrolik a, Semua pintu tipe drum, radial, angkat, katup pengatur, penguras, dan pintu pipa pesat; pompa penyediaan air bersih, pintu darurat tipe rol; pembangkit tenaga hidro; saringan ‘sampah, papan penahan, balok sekat dan bagian struktur lainnya. iv Semua bagian bergerak dalam Kotak roda gigi tertutup, rangkaian roda gigi terbuka, bantalan poros dan pekerjaan_persisi, kumparan katup dan kotak-kotak pengisi. ~ Kopeling dan motor - Rem motor, pompa mekanik dan hidrolik dan sebagainya Penjagaan tetap bersin dan rapi, pemeliharaan lapisan pelindung Diberi gemuk atau dilumasi sesuai dengan rekomendasi pabrik dan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Pemeliharaan kelurusan bautnya kekencangan dan Pemeliharaan dan pemeriksaan_teliti secara berkala sesuai_ dengan rekomendasi pabrik 20 vi Perihal ¢. Peralatan bantu Ee ~ Mesin kipas _ventilasi, generator listrik, mesin darurat. d. Kerusakan kecil karena kavitasi dalam peraiatan hidrolik ~ Besi tuang - Baja tuang ~ Pelapis selubung baja tahan karat - Polyurethane, karet fe. Roda pintu (gate rollers) f. Dudukan pintu air 9. Sling pintu air fh. Slot dan kerangka pintu air i, Peralatan yang rusak Peralatan Pemantauan (Monitoring) ‘Alat Pengangkat (untuk pintu air, katup, korok, instalasi saringan) Mesin derek, lift, monorel dan sebagainya peralatan, Tindakan Dipelihara oleh petugas di lokasi atau oleh ahli sesuai dengan rekomendasi pabrik Perbaikan dengan epoxy Pengelasan khusus Pengelasan khusus Perbaikan atau penggentian Pelumasan dan pemeliharaan bantalan atau pengantian ganjal PTFE (Polly tetra Floride Ethylene) Pemeliharaan dan pelurusan Minyak/gemuk Perbaikan atau penggantian Penggantian | Pemeliharaan rutin alat pemantauan 7 monitoring sebagaimana diuraikan dalam sub-bagian 3.3.6 Pemelinaraan bantalan, roda gigi, suku cadang, tali (sling) baja; Peralatan pembersih kimiawi, Air minum /air | Pemeliharaan _Instalasi___ (Plant bersih (Dosing Equipment) Maintenance) Daerah Pengaliran Sungai, Daerah waduk dan sekitarnya Pemeliharaan jalan —_normall/rutin b. Daerah rekreasi umum ¢, Pekerjaan kayu dan’bangunan umumnya, (termasuk jembatan, gorong-gorong, dan sebagainya) Pemandangan indah, seni pertamanan, perabotan dan sebagainya Pengecatan dan penggantian bagian | rusak 24 4 “Mobil, instalasi mesin dan peralatan Alat pemadam kebakaran Perihal f. Titik tetap survey 9g. Pengetolaan Daerah Pengaliran Sungai h. Rumput liar dan hama berbahaya di areal waduk. i. Jaringan tenaga tistrik, jalur pipa, jalur komunikasi dan sebagainya i. Penyediaan air bersih k. Saluran pembuangan air | Perancah “portable” Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin dari gangguan A ~_Tindakan Pemoriksaan terhadap gangguan Pengendalian erosi dan pencegahan longsoran tanah; pemeliharaan pemadam api dan menara, pemageran dan pemeliharaan rumput; hubungan dengan otorita fain untuk — mengadakan perlindungan hutan, pengendalian polusi, pemantauan dan pelaksanaan peraturan Pembasmian Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin Pemeliharaan pembuangan sistem saluran Pemeliharaan dalam kondisi baik 22 Bab IV PENGAMATAN (SURVEILLANCE) 4.4 Umum Pengalaman menunjukkan bahwa banyak kegagalan bendungan didunia dapat dihindari atau dampaknya dikurangi, dengan melakukan pengamatan secara rutin dan evaluasi (safety evaluation of existing dam) atau Kaji ulang keamanan bendungan secara teratur. Pengamatan adalah merupakan salah satu kegiatan. penting dalam menjaga kelestarian fungsi dan keamanan bendungan, Dengan melakukan pengamatan secara secara rutin dan teratur, Pengelola bendungan ‘akan mampu menangkap sedini mungkin tanda-tanda kelainan pada bendungannya, sehingga dapat segera melakukan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan atau tindakan pencegahan berkembangnya kondisi yang lebih buruk. Panduan Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan bagi suatu bendungan khususnya untuk prosedur pengamatan, penyusunannya harus memperhatikan hal-hal berikut dibawah dan juga Pedoman OPP bagian 2, tentang Sistem Insrumentasi dan Pemantauan 4.4.1 Syarat Umum Pemilik/Pengelola, harus memberi perhatian khusus kepada hal-hal yang berkaitan dengan keamanan bendungan sebagai berikut () Data bendungan yang harus diarsipkan dengan baik oleh Pemili/Pengelola adalah _mencakup semua data mengenai penyelidikan, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pengamatan, pekerjaan perbaikan dan modifikasi serta perilaku hidrologis dan geoteknis DPS dan waduk seperti: banjir besar, gempa, tanah longsor, dan lain-lain, termasuk laporan pemeriksaan/inspeksi dan kaji ulang keamanan. (i) Operasi, pemeliharaan dan pengamatan, harus dilaksanakan dan diawasi sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam Panduan Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan. (i) Pengamatan bendungan harus dilaksanakan pada selang waktu tertentu oleh petugas yang terlatin dan berpengalaman. (iv) Evaluasi keamanan harus dilaksanakan oleh ahli rekayasa yang independent dan cakap dalam merekomendasikan laporan pengamatan. 23 (v) _ Rekomendasi untuk tindakan: perbaikan, desain modifikasi bendungan serta pemutakhiran prosedur operasi dan pemeliharaan yang mengacu kepada hasil evaluasi keamanan, keamanan bendungan harus ditaksanakan tepat pada waktunya, (vi) Prosedur keadaan darurat, harus segera diaktifkan apabila timbul keadaan darurat yang mengancam kehidupan dan harta penduduk 44.2. Tanggung Jawab Tanggung jawab utama mengenai keamanan bendungan, terletak pada Pemilik Bendungan. Pemilik Bendungan harus membuat pengaturan yang memadai, untuk menjamin pengamatan dan evaluasi keamanan bendungan dilaksanakan secara layak, serta harus melakukan pemutakhiran arsip bendungan scara teratur atau setiap terjadi perubahan penting. 44.3 Jalan Masuk dan Komunikasi Petugas monitoring dan inspeksi/pemeriksaan, harus mengetahui jalan masuk ke bendungan yang depat digunakan pada kondisi normal dan pada kondisi darurat. Demikian pula harus paham terhadap sistem kKomunikasi yang digunakan antara Pengelola dengan Petugas Operasi pada kondisi normal dan darurat. 4.1.4. Laporan mengenai Peristiwa Abnormal ‘Selama kegiatan monitoring dan inspeksi, setiap terjadi: perubahan-perubahan penting, perubahan yang mencolok pada pembacaan intrumentasi, atau adanya perubahan perilaku struktur bendungan seperti: retak, longsor, erosi yang parah, harus segera dilaporkan kepada pengelola/unit yang berwenang dan kepada ahii teknik yang bertanggungjawab, sehingga status keamanan bendungan dapat diketahui dengan segera. Untuk setiap bendungan, sebaiknya dibuat prosedur pemberitahuan /pelaporan kepada semua pihak yang bersangkutan dengan: kepemilikan, desain, pelaksanaan konstruksi, operasi pemeliharaan dan pengamatan, guna mengambil tindakan yang tepat untuk ‘memulihkan keadaan atau tindakan darurat untuk melindungi kehidupan dan harta benda dihilir bendungan. : 4.2 Kegiatan Pengamatan 4.2.1 Tujuan dan kegiatan ‘Tujuan utama pengamatan adalah untuk menganalisis dan menyajikan data perilaku bendungan agar mampu sedini mungkin mengetahui_ tanda-tanda kelainan atau gejala perilaku bendungan yang membahayakan 24 Pengamatan mencakup kegiatan berikut : @ di) i) Monitoring/pemantauan Pemeriksaan visual Evaluasi (awal) dan pelaporan berdasar: data “hasil monitoring, inspeksi lapangan, laporan rutin dan taporan khusus mengenai Operasi dan Pemeliharaan, 4.2.2 Pemantauan Pengamatan dan pengukuran, harus dilakukan_sejak tahap konstruksi dan selama masa operasi, dengan teratur dengan selang waktu tertentu. Agar pemantauan berhasit dengan baik, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Desain dan Gambar ‘Satu set lengkap desain dan gambar dari pabrik peralatan, maupun gambar denah pemasangan intrumentasi / pemantauan harus tersedia di lokasi bendungan. Posisi instrumen harus diberi tanda (kalau perlu diberi koordinat perletakan) dan diberi nomor secara jelas pada denah yang sesuai Frekuensi dan peningkatainya Frekuensi pelaksanaan pemantauan tergantung kepada jenis,ukuran, lokasi, umur, kondisi bendungan dan kebutuhan yang ditentukan oleh Ahli Rekayasa Bendungan. Frekuensi dapat berbeda menurut kondisi perilaku bendungan atau musim dan kebutuhan operasional. Pada waktu pengisian awal waduk, diperlukan pemantauan lebih, dengan frekuensi yang lebih tinggi. Patokan mengenai frekuensi minimum yang harus dilakukan, agar mengacu pada seri Pedoman ini bagian 3, mengenai Sistem Instrumentasi dan Pemantauan. Observasi penurunan (settlement) bendungan harus dilakukan dengan teratur, dengan selang waktu tertentu, agar menghasilkan grafik tingkat perubahan penurunan yang baik yang dapat digunakan untuk menentukan perkiraan waktu penurunan mulai stabil, Frekuensi pemantauan, setelah datanya diplot menjadi grafik harus dapat memberi_gambaran kecenderungan / trend perubahan musiman dan tahunan dati instrumen yang dibaca, Pengukuran Jenis pengukuran yang harus dilakukan antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut : () Tekanan pori, penurunan dan pelenturan (deflection), tegangan (stress) dan regangan (strain), deformasi pondasi. Pengukuran harus dilakukan 28 dengan selang waktu yang cukup agar dapat memberi gambaran perubahan trend musiman dan untuk memperkirakan waktu dan tingkat stabilitas akhir. (i) Kebocoran dan rembesan, drainasi dan mata air : kuantitas dan kvalitas. (iii) Temperatur : pengukuran untuk bendungan beton. (jv) Sambungan beton : gerakan sambungan konstruksi dan sambungan kontraksi. () Kegempaan : gempa biasa dan gempa imbas_waduk (reservoir induce earthquake) (vi) Sedimentasi : pengukuran dalam dan luas endapan pada waduk, saluran pemasukan dan saluran pengeluaran, bangunan sadap utama, (vil) Hidrologi dan Meteorologi : curah hujan, penguapan, aliran masuk, aliran keluar dan sebagainya. (vil) Elevasi Muka Air Waduk (&) —Elevasi Muka Air Tanah (%) Kualitas Air Waduk : pH dan bahan kimia tertarut. Pemeliharaan Sistem Pemantauan ‘Semua instrumen harus dipeliharaldirawat secara rutin menurut jadwal rencana atau instruksi pabrik pembuat instrumen. ‘Semua instrumen yang ketelitiannya dapat berubah, harus diperiksa/ dikalibrasi sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Instrumen seperti piezometer hidrolik dan alat ukur penurunan hidrostati pipanya harus dibilas secara teratur untuk menghilangkan gelembung udara atau endapan kotoran. Panjang bersih lubang drainasi harus diperiksa dan dibandingkan dengan gambar desain. Personil Pemantauan Pembacaan dan pemeliharaan peralatan pemantauan harus dilakukan oleh persoril yang memenuhi syarat, terlatih dan berpengalaman, yang dapat memahami informasi yang ditampitkan oleh alat yang dipantau. Untuk alat yang lebih canggih_pengukuran pertu dilakukan oleh personil yang lebih profesional seperti ahli rekayasa dan surveyor. Mereka harus memiliki keahlian yang 26 diperiukan untuk kegiatan khusus. Untuk pengukuran dan pengamatan rutin peralatan yang sederhana i, dapat dilakukan oleh personil biasa atau petugas OP yang ada dilapangan dengan diberi pelatihan lebih dulu. f Gatatan dan Laporan Pengukuran dan observasi yang dilakukan pada waktu konstruksi, pengisian waduk dan selama operasi harus dicatat secara sistimatis dan dilaporkan secara teratur kepada ahli rekayasa yang bertanggungjawab dalam pengamatan bendungan, sebgai bahan evaluasi. Ahli rekayasa tersebut harus mempunyai data lengkap sampai dengan terakhir mengenai kinerja bendungan, pondasi dan daerah sekitamya. Dari data pemantauan, akan diperoleh indikasi awal adanya perkembangan yang tidak normal atau yang membahayakan, oleh katenanya data hasil pemantauan harus segera dilaporkan dan dievaluasi. Data pemantauan yang berhubungan dengan keamanan bendungan agar disajikan dalam bentuk grafik sehingga gejala perilaku bendungan dapat segera ditentukan. 4.2.3 Pemeriksaan Visual a. Pentingnya Pemeriksaan yang Teratur Dari pelajaran mengenai kegagalan dan bencana bendungan di seluruh dunia ‘menunjukkan perlunya dilakukan pemeriksaan/inspeksi secara teratur yang dilakukan oleh para ahli rekayasa bendungan yang memenuhi persyaratan dan berpengalaman. Pemeriksaan, sebaiknya dilakukan oleh ahli rekayasa yang telah melakukan pemeriksaan data pemantauan terdahulu. Akan tetapi hal ini seringkali tidak mungkin dilakukan, oleh sebab itu setiap pemeriksaan perlu ada pencatatan data dan pelaporan yang baik dan diarsipkan secara sistematis. Ditegaskan, bahwa kinerja bendungan yang memuaskan pada tahun-tahun awal ‘operasi, tidak akan menjadi alasan untuk meniadakan Kegiatan pemeriksaan, pengukuran atau observasi secara berkelanjutan. Dalam kenyataannya, setelah ‘sebuah bendungan bertambah tua, justeru memertukan perhatian lebih, sehingga penting sekall untuk tetap mempertahankan sistem pemeriksaan dalam selang waktu teratur. Harus dibuat daftar simak yang sesui bagi suatu bendungan dengan mengemukakan hal-hal yang harus diperiksa, berapa kali harus dilakukan pemeriksaan serta personil yang beringgungjawab untuk setiap pemeriksaan, Foto-foto dokumentasi dapat memberikan catatan yang berguna dalam menilai perubahan pada bendungan. ar b. Obyek pemeriksaan ‘Secara umum obyek atau ha-hal yang harus diperiksa_ saat pemeriksaan disajikan pada Tabel 4.2.3-b tersebut di bawah ini. Obyek yang harus diperiksa, tidak terbatas pada apa yang disajkan pada tabel tersebut tapi sangat tergantung pada berbagai kondisi masing-masing bendungan.Hat-hal atau obyek tambahan harus dibuat untuk setiap bendungan terutama bagi bendungan dengan desain khusus yang terdapat hal-hal yang tidak biasa. 28 Tabel 4.2.3-b Obyek/Hal-hal yang diperiksa bendungan urugan tanah dan urugan batu Tokasi ‘ObyekiHal-hal yang diperiksal ‘Observasi i) iy iv) Lereng hulu Lereng hilir Puncak bendungan Daerah hilir bendungan Bukit tumpuan waduk (reservoir abutment) Permukaan tanah Plat beton Permukaan bitumen Batu lapis findung (Rip-rap) Permukaan tanah Jalan pada puncak Bangunan Daerah kaki Saluran pengeluaran Lereng hulu Pola dan posisi kejadian seperti retak, longsor, lubang benam, erosi, penurunan ' dan ain-ain, Pengukuran ditakukan_mengenai dalam, lebar, panjang _setiap kejadian tersebut. Retak, keliing sambungan terbuka, lapis atas erosi. Erosi, gerakan sambungan, dan tain sebagainya. Gerakan, —_pelapukan, —_erosi, longsoran karena muka air yang tinggi Observasi serupa dengan butir (i) pada lereng hulu, kerusakan pelindung tebing dan longsor permukaan, fembesan dan kebocoran (umiah dar. wama), kondisi vegetasi, longsor karena kondisi air hitir, dil Lapis atas jalan, —_retakan, penurunan, drainasi, pergerakan dan kondisi pagar pengaman, dan sebagainya. Jumlah dan wama air rembesan Erosi, sembuian air, daerah basah. Pengendapan, gerusan_lereng tanggul pada saat muka air tinggi. Lubang benam (sinkhole) atau Penurunan, longsoran, bobolan dan retakan. 29 Tokast ‘Obyek/Hal-hal yang ‘Observasi diperiksa Daerah lereng hulu Lubang benam (sinkhole) atau (dalam keadaan muka penurunan, longsoran, bobolan dan air surut) retakan Bendungan Beton dan Bangunan beton ‘Semua bangunan beton seperti dinding bendungan, saluran pelimpah, bangunan pengendali termasuk pelimpah darurat dan bangunan pengeluaran lainnya harus diperiksa dengan sasaran sebagai berikut : (i) menguji keutuhan bangunan dan fasilitas. (i) mengetahui keadaan yang mungkin menyebabkan gangguan atau kegagalan operasi. (ii) meneliti keandalan bangunan dan fasilitas penunjangnya dalam memberi pelayanan sesuai desain dan pemanfaatannya. (jv) mencatat luas dan sifat kerusakan sebagai dasar untuk merencanakan pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi. Pemeriksaan harus mencakup : Perihal Kondisi diobservasi i) Bangunan Penurunan abnormal, pelenturan, gerakan menyembul atau mendatar ii) Permukaan beton Retakan, terkelupas, kavitasi, erosi, kemerosotan mutu ; bocor dan daerah basah. ii) Drainasi ‘Sumbatan, retakan iv) Sambungan _konstruksi_ dan Bukaan dan bocoran sambungan kontraksi v) _ Kinerja operasi Ketidak normatan vi) Bangunan yang biasa terendam _Kondisi terbuka pada waktu muka air rendah_ vil) Pondasi dan bukit tumpuan Bocoran dan pengukuran drainasi bawah tanah serta rembesan. Longsoran atau gerakan batuan, pohon, ‘semak belukar, gangguan aliran dari mata air terhadap bukit tumpuan. ‘Saluran, Waduk, Daerah sekitar dan Sungai bagian hilir ___ Perinat Kondisi diobservasi i) Waduk Pengendapan sedimen ii) Tanggu! dan dasar saluran Erosi, gerusan dan pengaruh endapan sedimen dan semak belukar terhadap debit air dan muka air hilir (tail water). iil) Daerah batu lapis lindung (Rip-rap) —_Erosi atau gerakan iv) Daerah sekitar waduk Erosi garis tepi air dan longsoran potensial « Peralatan Mekanikal dan Elektrikal Pemeriksaan harus mencakup peralatan mekanikal dan elektrikal terutama pada bangunan pelimpah dan pintu air, katup pengeluaran, alat pengangkat dan sebagainya, dimana kegagalan fungsi dapat mempengaruhi keamanan. Penjelasan rinci agar melihat Pedoman OPP bagian 4 dan bagian 5. Perhatian harus ditunjukkan kepada fungsi, jenis dan kapasitas peralatan dan juga kepada penyediaan tenaga listrik dalam keadaan normal dan darurat, sistem kendali, dan tanda bahaya serta hal-hat lain yang dapat mempengaruhi keamanan operasional. Kemungkinan terjadi kerusakan dan objek yang diperiksa Tabel 4.2.3-d berikut, berisi_ringkasan mengenai kemungkinan kerusakan yang dijumpai dalam pemeriksaan. Tabel menjelaskan indikasi, sebab dan pengaruh yang mungkin terjadi pada beberapa kondisi yang periu ditinjau. Kemungkinan sebab tersebut bisa terpisah sendiri atau terjadi bersamaan, Besamya pengaruh yang diuraikan tergantung pada tingkat pengawasan, pemeliharaan serta tindakan perbaikan kerusakan serta kemerosotan kualitas bahan, Kerusakan pada tingkat rendah dan pada lingkup kecil, memungkinkan suatu bendungan masih dapat beroperasi dengan memuaskan. Namun bila tidak dilakukan tindakan perbaikan, kerusakan kecil tersebut dapat berkembang lebih parah yang akhimya dapat menyebabkan runtuhnya bendungan. Bila pengamatan menunjukkan adanya penyimpangan atau adanya beberapa sebab yang perlu perhatian, maka perlu dilakukan penyelidikan internal atau dengan pemantauan instrumentasi secara khusus. Bila suatu kerusakan serius telah diketahui, mungkin perlu diberlakukan ketentuan keadaan darurat. 31 Tabel 4.2.3-d Indikasi a) Lereng Hulu Urugan: Terlepasnya lapisan pelindung permukaan (Dislodged surface protection) Deformasi dan retak pada daerah yang luas Lubang benam (sinkhole), penurunan fokal dan retakan, Pusaran air di waduk Kemungkinan sebab @) Kerusakan secara kebetulan. Deformasi tanggul. Degradasi material tapis lindung. Lapisan bawah- terlalu lulus air Jalan setapak pencari ikan. Ukuran batu rip rap tidak memadai. Kehilangan sifat interlocking. Tekanan ke atas pada waktu air waduk surut. Pengrusakan. Tumbuh-tumbuhan. Gerakan gelombang. Konsolidasi Erosi di bawah pelindung tebing. Pelindung tebing tidak memadai. Ketidakstabilan urugan. Erosi dalam tanah. Keruntuhan tambang Binatang Lapis pelindung tidak memadai. Bekas galian tidak ditimbun. Erosi internal. Tumbuh-tumbuhan Pipa sadap sedang bekerja Erosi internal Kemungkinan akibat (3) Kehilangan pelindung Erosi urugan Berkurangnya jagaan. Peluapan Kerusakan pada tubuh bendungan. Erosi urugan /lubuh bendungan Tidak ada Kebocoran Erosi urugan 32 Indikasi Kemungkinan sebab (1) (2) Puncak Bendungan Erosi permukaan Binatang Banjir meluap di atas bendungan. Drainasi jalan tidak memadai, Peluapan (overtopping) lewat celah antara dinding gelombang, Fasilitas umum. Air permukaan, Lalu lintas. Tumbuh-tumbuhan Gerakan gelombang Deformasi dan retakan Konsolidasi pada daerah yang luas. Proses pengeringan urugan. ketidakstabilan urugan. Erosi internal Muka air waduk surut. Lalu lintas Keruntuhan tambang Lubang benam, Binatang penurunan lokal dan Bekas galian tidak ditimbun retakan. Erosi internal Tumbuh-tumbuhan Lereng Filir Urugan dan Lembah Kemungkinan akibat 3) Berkurangnya jagaan. Peluapan Kekurangan daya dukung Pada dinding gelombang. Berkurangnya jagaan Peluapan’ Kekurangan daya dukung pada dinding gelombang. Erosi urugan Daya dukung dinding gelombang berkurang. Erosi permukaan Binatang Air banjir meluap diatas puncak bendungan. ‘Sistem drainasi tidak memadai_ Fasilitas umum Air permukaan Tumbuh-tumbuhan Erosi urugan Terganggunya stabilitas lereng Deformasi dan retakan Konsolidasi Jagan berkurang. pada daerah yang luas-—_Ketidakstabilan urugan Peluapan Keruntuhan Tambang Erosi Urugan _Erosi intemal Erosi urugan 33 Indikasi Kemungkinan sebab Kemungkinan akibat a) (2) 6) Lubang benam, Binatang Erosi urugan penurunan lokal dan Bekas galian tidak ditimbun retakan Erosi internal ‘Tumbuh-tumbuhan Daerah basah Aliran drainasi bertambah besar Aliran drainasi berkurang Sistem drainasi rusak Air tanah dari sisi bukit Kebocoran dari pipa outlet Kebocoran dari waduk Rembesan dari waduk Ar permukaan tertahan oleh bahan kedap air urugan Kebocoran dari waduk. Rembesan dari waduk. Perbaikan sistem drainasi. Air permukaan sesudah hujan. Drainasi tersumbat runtuhan atau endapan mineral. Kerusakan Pipa Muka air waduk rendah Lereng tidak stabil Erosi urugan Lereng tidak stabil Diperkirakan tidak ada pengaruh buruk Lereng tidak stabil Diperkirakan tidak ada pengaruh buruk Bangunan Pengeluaran = Pekerjaan Pipa Aliran kecil pada pengeluaran bawah (bottom outlet) Tidak ada aliran pada pengeluaran bawah. Katup pengatur tidak terbuka penuh, Pipa pengeluaran tertutup lumpur. Saringan pada pemasukan tersumbat. Pipa pengeluaran rusak Katup pengatur tertutup. Pipa pengeluaran tertutup lumpur. Saringan pada pemasukan tesumbat. Pipa pengeluaran rusak Tidak mampu menurunkan elevasi air waduk pada tingkat wajar. Kebocoran Erosi intemal Tidak mampu menurunkan muka air waduk. Kebocoran. Erosi internal, 34 Indikasi Kemungkinan sebab Kemungkinan akibat a (2) (3) Kebocoran sepanjang —_Erosi di sekitar pipa. Erosi urugan. sisi pipa Pipa bocor. Lereng tidak stabil. Pelindung keliling pipa rusak. Pipa berkarat Pelindung pipa tidak memadai. Kebocoran pipa. Pipa rusak. Erosi urugan. Lereng tidak stabil. Bangunan Pengeluaran_: Urung-urung/konduit dan Terowong Deformasi Kemerosotan mutu material merosot. _ Konstruksi tidak memadai. Erosi pondasi. Kebocoran. Keruntuhan tambang. Erosi urugan. Penurunan. Lereng tidak stabil. Aliran air muncul dari Kemerosotan mutu material. Keadaan struktur tidak dinding urung-urung Air tanah dari pondasi bendungan atau memadai atau terowong sisi lembah, Kebocoran. Kebocoran dari waduk melalui urugan. Erosi urugan. Kebocoran pipa dalam bangunan Stabiltas tebing Konstruksi pipa memburuk. Bangunan Pengeluaran : Katup Getaran berlebihan Tidak mau membuka/menutup Rangka katup retak Kemerosotan mutu material Desain tidak memadai. Kurang pemeliharaan. Kualitas material merosot Kurang pemeliharaan Kerusakan/aus batang-batang operasional. Kerusakan atau ketidak mampuan operasi hidrolis atau udara. Pelumpuran. Katup berkarat. ‘Tekanan berlebihan pada saat operasi Katup rusak. Katup rusak Tidak mampu mengendalikan air/debit. Tidak mampu menurunkan muka air waduk. Kerusakan pada struktur bangunan pengeluaran. Kebocoran pada katup 36 Indikasi Kemungkinan sebab Kemungkinan akibat (1) (2) @) Bangunan Pengeluaran : Menara dan Korok (shafts) Deformasi Penurunan Pondasi Kerusakan pada pipa dan Gerakan timbunan bendungan. katup. Kemacetan sambungan gerak. Tidak mampu menurunkan Jembatan menara muka air waduk, Gerakan termal. Tidak ada jalan kerja untuk Keruntuhan Tambang pemeriksaan. Katup rusak/aus. Deformasi material Kemerosotan mutu beton, ‘Struktur bangunan tidak Korosi memadai Limpahan, dan Saiuran pembawa Erosi ekstemal Air banjir meluap di saluran, Erosi tanggul Meluap disebabkan tersumbatnya Lereng tidak stabil saluran Meluap disebabkan saringan tersumbat. Meluap disebabkan tumbuh-tumbuhan di saluran, Aliran air permukaan. Lebar dasar saluran tidak sama. Deformasi Erosi di bawah bangunan. ‘Struktur bangunan tidak Ketidakstabilan di bawah bangunan. — memadai. Ketidakstabilan lereng bukit. Penurunan pondasi Tumbuh-tumbuhan 4.2.4 Pengujian dan Pelaporan a. Frekuensi Pemeriksaan Pemeriksaan dan pemantauan adalah dua kegiatan yang sangat penting untuk ‘mengevaluasi/menilai kondisi suatu bendungan. Setiap bendungan harus memilki program pemeriksaan yang berkelanjutan yang disusun oleh ahli rekayasa bendungan. Frekuensi pemerikaan harus ditentukan oleh ahli rekayasa bendungan, frekuensi pemeriksaan minimal agar mengacu pada Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan yang dikeluarkan oleh Balai Keamanan Bendungan/Komisi Keamanan Bendungan Hasil pemeriksaan bersama dengan data hasil 36 pemantauan, den juga gejala perilaku bendungan hasil pemeriksan terdahulu, adalah merupakan bahan untuk evaluasi atau kajian keamanan bendungan. Bagi bendungan yang belum pemah diperiksa atau tidak diperiksa secara teratur, untuk menilai_ Kondisi dan kinerja bendungan, harus dilakukan pemeriksaan secara teliti sekurang-kurangnya tiap tahun sekali, tapi akan lebih baik bila difaksanakan setahun dua kali yaitu saat muka air tinggi dan saat muka air terendah. Pada saat muka air tinggi kita dapat mengetahui_perilaku bendungan pada kondisi beban hidrostatik yang tinggi, sedang pada saat air rendah dapat dilakukan pemeriksaan pada bagian-bagian yang biasanya terendam, seperti lereng hulu bendungan dan lain sebagainya. Selanjutnya hasil pemeriksaan saat muka air tinggi dan saat muka air rendah, dirangkum dalam satu evaluasi tahunan. Bendungan yang tidak memiliki instrumentasi yang cukup, pemeriksaan visual harus dilakukan dengan frekuensi yang lebih tinggi/sering. Pemeriksaan khusus atau luar biasa harus dilakukan setelah terjadi suatu peristiwa luar biasa seperi: gempa, banjir besar, tanah longsor, badai yang lama. Pemeriksaan pada saat banjir besar, harus dilakukan semaksimal mungkin yang dapat dilakukan. Secara khusus, pemeriksaan juga harus dilakukan selama pelaksanaan konstruksi, dan juga selama dan segera sesudah pengisian waduk. Pemeriksaan selanjutnya harus dilakukan pada akhir tahun pertama, tahun kedua dan tahun kelima setelah pengisian waduk pertama kali. Pemeriksaan pada tahun kedua yang disebut dengan pemeriksaan awal dan pemeriksaan pada setiap tahun kelima yang disebut dengan pemeriksaan besar, harus dilakukan secara menyeluruh pada setiap Komponen bendungan dengan dilengkapi evaluasi keamanan bendungan, Kemudian, bila keadaan bendungan itu memuaskan, pemeriksaan besar dan inspeksi besar, harus dilakukan dengan selang waktu tidak lebih dari 5 tahun. Pemeriksaan yang lebih sering mungkin diperlukan tergantung kepada hasil pemantauan dan pemeriksaan_selama dan sesudah pengisian waduk pertama kali, Pemeriksaan harus mencakup juga daerah sekeliiing/tebing waduk yang harus diperiksa terhadap longsor, erosi dan sebagainya, sebelum dan selama pengisian waduk pertama kali, dan selanjutnya memastikan bahwa tebing-tebing stabil Untuk bendungan yang tidak mempunyai personil terlatih yang ditempatkan di lokasi, atau tidak dapat mengunjungi bendungan setiap hari, maka pemeriksaan singkat harus dilakukan dengan selang waktu tidak lebih dari 3 bulan dan pemeriksaan lengkap dengan selang waktu satu tahun. 37 b. Pelaporan Pemeriksaan Seperti data pemantauan, hasil pemeriksaan harus dilaporkan dalam bentuk taporan tertulis resmi. Laporan pemeriksaan tahun ke dua yang disebut dengan pemeriksaan awal da. pemeriksaan ke lima yang disebut pemeriksaan besar, harus dilengkapi dengan evaluasi keamanan bendungan, Evaluasi ini pada prinsipnya adalah membandingkan kondisi dan perilaku bendungan dengan asumsi-asumsi dalam desain. Laporan pemeriksaan awal dan pemeriksaan besar harus dikirim kepada Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Keamanan Bendungan dengan sekaligus mengundangnya untuk melakukan inspeksi awal atau inspeksi besar. Pengelola bendungan harus mengarsipkan dengan sistematis semua laporan pemeriksaan dan inspeksi_ termasuk semua catatan pemantauan, sehingga disaat dibutuhkan akan dapat diperoteh dengan mudah. Satu set formulir standar yang terangkum dalam buku catatan bendungan (dam book record) yang berisi lembar informasi seperti pada lampiran A, ketetapan sertifikasi, hasil pemeriksaan dan semua hal yang penting, harus disiapkan dilokasi bendungan (that Pedoman SPB). c. Pengamatan Setelah mempelajari informasi data bendungan yang ada , pemantauan dan pemeriksaan, abli rekayasa yang bertanggungjawab harus membuat laporan terutama mengenai hal-hal yang memertukan perhatian segera. Informasi yang mengindikasikan adanya keadaan yang dapat menimbulkan bahaya, harus mendapat perhatian khusus dan segera dilaporkan dengan disertai ssaran tindak lanjut yang diperlukan, seperti: tindakan perbaikan dengan segera, kajian atau evaluasi detil, investigasi dan lain sebagainya dengan disertai urgensinya kenapa harus dilakukan. Jika diperkirakan akan terjadi kondisi darurat, hharus disarankan untuk segera dilakukan tindakan darurat. Walaupun kinerja bendungan secara menyeluruh telah dievaluasi secara teliti didalam_pemeriksaan awal dan pemeriksaan besar, namun pengamatan secara tutin tidak boleh diabaikan dan harus tetap dilakukan dengan seksama dan hasiinya harus segera dilaporankan kepada pihak-pihak yang terkait. Laporan pengamatan terdiri dari () Kaji ulang semua data kegiatan pengamatan; (i) Rekomendasi untuk suatu perubahan yang perlu dalam prosedur pengamatan; Gil) Rekomendasi mengenai pertunya Kaji ulang keamanan dan urgensinya. Laporan pengamatan harus segera dibuat, setelah setiap pemeriksaan yang Gilakukan oleh ahii rekayasa bendungan, 38 LAMPIRAN A LEMBAR INFORMASI BENDUNGAN LAMPIRAN A LEMBAR INFORMASI BENDUNGAN 4, INFORMASI DARURAT 4.4 Pengelola Bendungan Instansi/Unit penanggung jawab bendungan ‘Alamat yang dapat Aibubungi 1 Nama Alamat yang dapat dinubungi 2 Nama Jabatan a Jabatan Telpon oevecceneeeee Telpon : Alamat =... Alamat to... 1.2. Ketersediaan gambar di lokasi bendungan = Gambar bendungan dan penempatan instrumen : ada/tidak - Gambar peralatan hidromekanikal : adaltidak 143° Catatan 2. REGISTRASI Nama bendungan Kecamatan No.Registrasi - Desa Propinsi ts Kota terdekat Kabupaten He Jarak Nama Sungai... : Posisi Lintang : Posisi Bujur Referensi Tinggi bendungan diukur dari dasar sungai (H) Volume maksimum tampungan (S) Luas genangan maksimum Referensi : R1(H> 15m, S < 100.000 M), R2(H< 15m, R3 (ditetapkan Komisi Keamanan Bendungan) Tipe bendungan Konstruksidimulai = Sertifikat persetujuan yang dimilki - Persetujuan Disain > Nomor sn... a tanggal - Persetujuan Pengisian Nomor ....... soscceseees eee tanga = Persetujuan Operasi 2 NOMOF ....ccccssesseceeseeeseeseeee cee od@nggall.. Lampiran A~1 LAMPIRAN A Catatan 2 on Kategori bendungan : bendungan penampung airllimbah/bendung gerak/bendung/... 3. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN 3.1. Pemeriksaan oleh Pengelola - Berkala (0,5 tahunan) tanggal - Besar (5 tahunan) tanggal - Luarbiasa/khusus — tanggal y.ad. tanggal ........ .a.d. tanggal Catatan : 3.2. Inspeksi oleh Balai Keamanan Bendungan/Komisi Keamanan Bendungan - Inspeksi : pemah/belum pernah ditakukan - _ Inspeksi awal (2 tahun setelah operasi) tanggal cane ~ Inspeksi Besar (5 tahunan) _tanggal ceeeneeee Yad. tanggal - Inspeksi ..... tanggal Catatan 2 oes 3.3 Inspeksi Panel Bebas : - Tanggal Catatan : . 3.4 Pemilik/Pengelola Bendungan SPB Kontraktor ‘Sub-SPB Alamat Pemilik Tel Alamat Klas Bahaya : (1) Rendah Pengelola :... (2) Sedang Alamat (3) Cukup/Agak Tinggi (4) Tinggi Perencana (5) Sangat Tinggi Alamat ; Status: (1) Studi Supervisi = (2) Disain Alamat 3) Konstruksi (4) Operasi Lampiran A-2 LAMPIRAN A 4. STRUKTUR BENDUNGAN Bendungan pembantu (auxiliary dam) . buah (buat uraian struktur masing- masing) i ‘Bendungan Bendunga Bendungan : Utama Pembantu 1 ||" ‘Pembantu 2 - Tipe bendungan a ~ Jenis pondasi (rock/soivaluvial) ~ Tinggi dari dasar pondasi (m) ~ Tinggi dari dasar sungai (m) - Volume timbunan (m*) = Elevasi puncak bendungan - Panjang puncak bendungan (m) = Lebar puncak bendungan (m) ~Lereng hulu 17 = Lereng hilir 1/0 Fasilitas Pokok Keamanan Bendungan (FPKB/BDSF) : adaitidak - _ FPKB selesai dipaseng Perencana FPKB Kontraktor FPKB Catatan 5. INSTRUMENTASI Data pemantauan instrumen disimpan di : ...... 5.1 Pisometer Kondisi Pipa tegak terbuka Pneumatic gas Pneumatic off Diafragma kawat getar Diafragma tegangan listrik Hidrotik i Elektrik I Keterangan Tipe penyimpanan data instrumen : tabel, continous rec arsip data,. ‘cording paper, digital, tape, tidak ada Lampiran A-3 5.2. Pemantauan Rembesan LAMPIRAN A Se Tp ‘Jumlah Lokasi Kondisi Frekuensi Pembacaan.| \V-Notch (ambang tajam) ‘Ambang lebar Gelas ukur Pengamatan visual 5.3. Sel Tekanan : Tipe * Sumiah Ss Lokasi Kondisi Frekuensl : |'/'Tipe Penyim- Pembacaan |. panan Data Sel Diafragma Sel Hidrolik 5.4 Pengukur Regangan uh Tipe Lokasi Kondisi Hambatan/resistn (SMEC) Hambatan/resist (QWRC) Tipe Carison Pengukur tetakan/sambungan Lampiran A - 4 5.5 Pengukur Deformasi LAMPIRAN A Jumiah Patok geser Lokasi Magnetik vertikal Lengan silang vertikal Idel horisontal/vertikal Gerakan | horisontalvertikal lereng 5.6 Alat Ukur Penurunan Hidrostatik Tipe © | Jumiah Tipe H.E.C. Lokasi | Kor ‘Tipe Fenyim- spanan Data 5.7 Alat Ukur Gerakan Horisontal ‘Ekstensometer Kawat Tegang Sistem Ide! 5.8 Alat Ukur Gempa Tipe Jumiah | Lokast | Kondisi | frekuanel ie Seismograt Aselerograf Lampiran A-5 LAMPIRAN A 5.9 Pengukur Muka Air Frekuensi’’ |°-Tipe Penyim- Jumlah |" Lokasi | Kondisi' | pembacaan | panan Data Bacaan Visual Papan Duga ‘Sounding Manual Pelampung dan grafik Tranduser tekanan 5.10 Pengukur Curah Hujan Frekuensi | : Tipe Penyim- Pembacaan | panan Data Metoda .- | Jumiah | Lokasi | Kondisi Otomatis Rec. Weighing Type Rec. Float Type Ree. Tipping Bucket 5.11 Catatan : 6. BANGUNAN HIDROLIKA 6.1 Pelimpah : [eee Pelimpah utama =Pelimpah darirat Tipe tanpa pintu / berpintu Kapasitas (mat) Elevasimercu_(+.....m) Panjang mercu_(+.....m) Panjang sal peluncur (chut) = Lebar rata-rata sal pelunour = Kemiringan sal pelunour 1/n = Problem pelimpah : Lampiran A-6 LAMPIRAN A 6.2 Pintu pelimpah = Tipe pint Tanpa pintu/Radia/Sorongf .. - Jumlah pintu Pearce recent - Lebar m - Tinggi m = Elevasi dasar pintu m + Alat Pengangkat Roda gigi manual/Seling baja manual/Elektrik/..... 6.3 Peredam Energi - Tipe USBR Basin UAW AMLIV 7 EME VUE IX 1X. Ianpa Peredam ......... 6.4 Catatan : . 7, PENGELUARAN BAWAH (BOTTOM OUTLET) - Tipe: Konduit aliran bebas/Konduit tekan/Aliran bebas dan konduit tekanv/ Terowong aliran bebas / Terowong tekan / Terowong aliran bebas dan tekan = Jumlah pengeluaran bawah_ = Debit rencana (miss) 7.1 Pintu Pengaman dan Pintu Pengatur ‘Pintu Pengaman Radial/Sorong/Sorong Radial/Sorong/Sorong ae Vertikalfengsel VertikaVEngsel Bawal/Tanpa ee ein Bawah/Tanpa Pintul... . Pintu/... Elevasi dasar pintu Tinggi pintu () Lebar pintu (m) 7.2. Alat pengangkat Roda gigi manual/Seling baja manual/Seling baja dengan motor listrik/Rantal/Kumparan seling baja ~ Mesin derek dan alat pengangkat - Kotak roda gigi, pasangan roda gig - Alat angkat hidrolikl..... i. dan batang ulir Lampiran 4-7 LAMPIRAN A 7.3 Katup Pengaman Katup Pengaman Kupu-kupu/Jarum/Pancar Berlubang/Kerucut Tetap/Sorong Vertika/Bola/ .. i" Tipe Katup Diameter katup (m) 7.4 Katup Pengatur Katup Pengatur Tole Jarum/ Kerucut Tetap/ Pancar Berlubang/ Kerucul Peeeeea Berlubang/ Geser! Alitan pancat! 0.2... Diameter katup (m) 7.5 SumberTenaga : _Listrik/DieselManual/.. 7.6 Kondisi Peralatan _: Rusak/Kurang Baik/Cukup Baik/Baik/ 7.7 Catatan 8 BANGUNAN PENGELUARAN (INLET DAN OUTLET) = Tipe inlet i - _ Jumlah pengeluaran(outle! - — Saringan kisi-kisi - Debit rencana - Manual & P (m/s) 8.1 Pintu Pengaman & Pengatur (bila dengan pintu) Pengaman Radial Sorong/ Sorong | Radial/ Sorong/ Sorong Tipe Pintu: Vertikal Ayun Engsel_| Vertikal/ Ayun Engsel Bawah Bawah/ Tanpa pintu/ Tanpa pintu/ Elevasi dasar pintu Tinggi pintu (m) Lebar pintu (m) Problem : Lampiran A-8 LAMPIRAN A 8.2 Alat pengangkat Roda gigi/Seling baja dengan tangan/Seling baja dan motor listrik/Rantai/Kumparan seling baja - Mesin derek dan alat pengangkat - Kotak roda gigi, pasangan roda gigi dan batang ulir pengangkat = Alat angkat hidrolik/........ 8.3 Katup Pengaman dan Pengatur (bila dengan katup) Pengaman Pengatur Tipe katup (kupu-kupu, jarum, pancar berlubang, kerucut tetap, so- rong vertikal, bol: see) Diameter katup (m) ae a 84 — Lain-lain - Sumber Tenaga + Listrik/DieseVManuall = Sumber listrk cadangan : adaftidak ~ Kondisi Peralatan : Rusak/Kurang Baik/Cukup Baik/Baik/Sangat Baik + Akses menuju Menara Intake: Jembatan/Jalan/Perahu Motor/Tanggal...... 8.5 Catatan : 9. SALURAN PENGELAK - Tipe : Saluran / Konduit / Terowong / Tanpa sal. Pengelak / . ~ Desain banjir ~ Kala Ulang Qer (th) ~ Equivalent Diamater (m) Untuk saluran terbuka, lebar (m) :. Panjang (m) =. Tipe Lapisan : Beton / Pas. Batu l. Elevasi Ambang pemasukan Elevasi Ambang keluaran (m/s) 410. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) - Tipe Pembangkit PH: - Tipe Penstok : - - Kapasitas Terpasang = Diameter Penstok (m) - Tipe Turbin = Jumlah Penstok 5 = Jumlah Turbin - Panjang Penstok (m) :....... : Lampiran A-9 41. HIDROLOGI! + Irigasi - Air Baku ~ Listrik : ~ Satuan Wilayah Sungai : - Sungai Daerah Pengaliran Sungai: - Luas DPS (km?) : - Bentuk DPS : Oval /. = Keadaan permukaan :Hutan 7 Gundul / 1 Perkebunan / Pertanian / .. = Topografi : Pegunungan / Perbukitan / ‘Curam / Bergelombang / Dataran tendah / Dataran! . Catatan : 11.1 Detail Waduk Hujan: Hujan rerata tahunan (mm) Hujan max 24 jam (mm) Disain PMP 24 jam (mm) Koefisien limpasan Faktor reduksi Banjir Banjir max yg tercatat PMF (m/s) Banjir rencana inflow (m/s): LAMPIRAN A Banjir rencana Outlow (m/s): Kala ulang banjir desain Panjang Sungai (km) Kemiringan Sungai (%) Elevasi Volume Air (m*) Luas Genangan (ha) ~ Panjang Fetch (km) - Tinggi jagaan di atas PME: Catatan : 12. ~ Rehabilitasi ~ Mutat ~ Perencana ~ Supervisi ~ Kontraktor ~ denis Rehabilitasi sudah / belum pernah REHABILITASUPERLUASAN/PERUBAHAN Lampiran A- 10 LAMPIRAN A 13. GAMBAR-GAMBAR Tempat Penyimpanan ( Ada’ a <3) BKB. ‘SPB Pusat ‘SPB Propinsl:’ ‘Ada~] Cabinet No. "Ada | Cabinet No. | Ada | Cabinet No. Gbr Situasi Umum Peta DPS Peta Waduk Peta Geologi Penampg Geologi Perbaikan fondasi Gbr_Bendungan Pot Melintang Pot. Memanjang Instrumentasi Pelimpah Hidromekanikal ‘Cabinet No. Studi Kelayakan Studi Amdal Dokumen Desain ‘Dokumen Pelaks Konstruksi Dokumen O&P Lampiran A - 11 LAMPIRAN B BAGAN ALIR PROSES PEMBUATAN LAPORAN OPERASI PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN asp nud aut ip xnpnpued ueyeGuped ‘yepuszoy je uebundweuad yearvep xepUL, 1s6unj uesndeyBued neve weyeun6ip WELL seq urepeay weiep uebunpuea| I J lwegrediad weelioned eneweuied usp ueureOued ‘yeduyjed'eqn0 ueelioned ‘sepuod "eweyn aque, “ueBunpueg jeveEvew! deyOue} ueiodey weweweay ussode7, veesyyewod pseu weesyowed ep uenejuetied JevoBuotu dejo, Uesodey s8ey uep Uengquewed feueBuow deve Uevode ueereuowed uep |se10do wesode ueyeweBuag weiodey eeMoUNASu! ep usiejeied ueeseuowieg euseye8 ‘uewoep uep dexBuejed oso eure "yequeyous ‘ols UeeLayag ep fanne ebueCer ‘ueSveBs; ‘ueseawe, eyBue ef : evaUIN. S| ensqueuieg (unna) ueeveuowsod nBung ‘vEeWebUed ‘90 oy "989 SCBRSONY, ‘ga |setidwoy ueSunpueg uejeweBueg Uep ueeseY}eled ‘ised uRiode7] Ueyenquieg sesoid aINy UeBe 8 NVUIdWWT LAMPIRAN C FORMULIR CATATAN PEMERIKSAAN BENDUNGAN LAMPIRAN C FORMAT CATATAN PEMERIKSAAN BENDUNGAN Bendungan : No. Registrasi : Tanggal : Pemilik/Pengelola Bendungan : Elevasi Muka Air: Kondisi Cuaca : Bendungan (embankment / urugan): Tinggi: Panjang: Puncak : Kendisi Jalan Puncak (Retak dan lain sebagainya)? Ada tanda penurunan. Y/T Di mana? Tanda-tanda pergeseran (displacement) Y/T. Di hulu atau hilir Kondisi Drainasi Kondisi Pagar Pengaman (Guard Rail) Lereng Hulu (Upstream face) : Permukaan Tanah Tanda-tanda gerakan? Tonjolan? Lubang benam? Retakan? Erosi? Penurunan? Di mana? Kedalaman, lebar dan Panjang retakan Plat Beton/Permukaan Beton Tanda-tanda retak? Dimana? Kedalaman, lebar dan panjang retak Keliling sambungan terbuka? Kondisi Beton? Pengelupasan ? Erosi? Lampiran C-1 LAMPIRAN C Bendungan : Tanggal : Permukaan Bitumen Kondisi permukaan Erosi? Pengelupasan? Batu lapis Lindung (Rip-rap) Tanda-tanda gerakan? Pelapukan ? Erosi? Longsor di bawah muke air tinggi? Lereng Hilir Permukaan Tanah : Tanda-tanda gerakan? Tonjolan? Lubang benam (Sinkholes)? Retakan? Erosi? Penurunan? Terkelupas Di mana? Kedalaman, lebar dan panjang retakan, Longsor di bawah muka air buri ? Tanda-tanda Rembesan? Di mana? Kuantitas? Warna? Kondisi Tumbuh-tumbuhan? Jenis Perlindungan Lereng? Instrumentasi Piezometers Di mana? Jumlah? Jenis? Kondisi? Lampiran C- 2 LAMPIRAN C Bendungan : Tanggal : Alat Ukur Penurunan Di mana? Jumlah? Jenis? Kondisi? Pengukur Rembesan/Kebocoran Di manaz Jumlah? Jenis? Kondisi? Inklinometer Di mana? Jumiah? Jenis? Kondisi? Lain- lain? Daerah Hilir Bendungan ‘Tanda-tanda rembesan? Di mana? Kuantitas? dan Warna? Pada Kaki Bendungan Tanda-tanda Erosi? Gelembung Luap (Boiling) Daerah basah? Di mana? Saluran Pengeluaran ‘Ada endapantAda penggerusan ? Kondisi lereng? Elovasi Muka air? ampian C- 3 LAMPIRAN C Bendungan : Tanggal : Tebing Tampuan Waduk lantai Hulu Terlihat lubang benam atau penurunan? Ada longsoran? Terlihat tanda-tanda bobol? Ada retak? Lereng, Terlihat lubang benam atau penurunan? ‘Ada longsoran? Terlihat tanda-tanda bobolan? Ada retakan? Bangunan Pelimpah Saluran Penghantar Kondisi? Lantai dasar? Lereng/Tebing? Bendung Jenis? Pintu? Jumlah? Jenis? Pengoperasian? Manual? Tenaga listrik? Operasi darurat bagaimana? Ada saluran pelimpah-darurat? Jenis? Bendung Pelimpah Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Di mana? Dinding Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Daerah basah? Dimana? Kondisi Sambungan? Kondisi saluran drainase? Terhalang? Lampiran C- 4 LAMPIRAN C Bendungan : Tanggal : Saluran Luncur (chute) Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Retakan? Daerah basah? Di mana? Kolam Olak Jenis? Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Retakan? Daerah basah? Di mana? Kinerja Pengoperasian Ketidakwajaran? Daerah sekitar Tanda-tanda longsor? Tanda-tanda rembesan? Jenis tumbuh-tumbuhan? Kondisi? Gangguan pada bangunan? Sadap Utama (Intake) Lokasi? Jenis? Akses?/jalan masuk Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Daerah basah? Di mana? Kondisi Sambungan ? Kondisi drainase? Terhalang ? Lampiran C - 5 LAMPIRAN C Bendungan : Tanggal : Bangunan Hidromekanikal Kisi Sampah ? Pintu? Katup? Jenis? Metode operasi? Manual? Tenaga listrik? Operasi darurat bagaimana? Kondisi? Pengeluaran | Lokasi? Jenis? Akses / jalan masuk? Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Daerah basah? Di mana? Kondisi Sambungan ? Kondisi drainase? Terhalang Endapan? | Gorong-gorong (culvert) ) Ukuran? Kondisi ? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Lapisan basah? Dimana? Kondisi Sambungan ? Kondisi drainase? Terhalang? Endapan? Kolam Waduk Endapant Lampiran C- 6 LAMPIRAN C Bendungan = Tanggal Tebing Waduk Longsor ? Sudah terjadi? Potensial? Ukuran? Di mana? Daerah Hilir Tebing Sungai Erosi? Gerusan? Endapan? Pengaruh tumbuh-tumbuhan/semak- semak terhadap pengaliran dan elevasi muka air buri? Penduduk terdekat? Industri? Perkiraan jumlah penduduk? rumah? dan lain-tain. Lampiran C-7 LAMPIRAN D DAFTAR ISTILAH Anli Perekayasaan Bendungan Analisa Bahaya Runtuhnya Bendungan Bahu Batu Lapis Lindung (rip-rap) Bangunan Pelengkap dan atau Fasilitas Bangunan pelimpah LAMPIRAN D DAFTAR ISTILAH Perorangan atau kelompok orang yang diakui sebagai ahi dan berpengalaman dalam bidang bendungan dan memberikan jasa perencanaan dan atau pengawasan pembangunan bendungan, Analisa dari berbagai pola bobolnya bendungan yang mengakibatkan gelombang banjir sepanjang bagian hilir lembah dan dataran banjir, untuk mengkaji terjadinya kerugian, kehilangan dan menentukan faktor resiko. : Bagian hulu dan bagian hilir potongan melintang bendungan urugan di setiap sisi dari inti bendungan. Lapisan batu besar, batu pecah atau biok pracetak yang diletakkan secara sembarangan atau diatur dengan tangan pada tebing hulu pada bendungan urugan atau pada tepi waduk atau pada pinggir-pinggir saluran ‘sebagai pelindung terhadap gerakan gelombang. Adalah semua bangunan atau komponennya, dan fasilitas yang secara fungsional berhubungan dengan bendungan, antara lain: pelimpah, bangunan pengeluaran, bangunan sadap utama dan konduit, pintu air, dan fasilitas pembangkit tenaga listrik termasuk peralatan hubung dan saluran transmisi, walaupun lokasinya terpisah dari bendungan utama. Bendung, konduit, terowongan, saluran atau bangunan tain yang di disain guna mengalirkan air dari waduk apabila muka air melebihi mercu pelimpah dan ‘mengendalikan aliran air melalui bangunan pelimpah. Bangunan pelimpah pada umumnya digunakan untuk mengeluarkan air banjir dengan aman bagi bendungan atau untuk mengeluarkan air bagi maksud lain. Bangunan pelimpah kemungkinan tidak berpintu atau tidak dapat dikendalikan (bangunan pelimpah limpasan bebas) dalam hal ini pelepasan air terjadi bila muka air naik di atas mercu pelimpah. Bila bangunan pelimpah berpintu, maka pintu dipakai guna mengatur permukaan air waduk, disebut bangunan pelimpah berpintu atau bangunan pelimpeh terkendali Lampiran O- 1 Bangunan Pengeluaran (Outlet Structures) Banjir disain Bendungan Bendungan Limbah Galian Tailing (Dam) Bendungan pelana (saddle dam) Bendungan tertentu (Referable Dam ) daiam Bendungan yang tidak dipakai LAMPIRAN D ‘Adalah gabungan bangunan yang terdiri dari bangunan sadap utama, saringan, konduit, terowongan dan katup untuk pengeluaran air yang terkendali dari waduk. Banjir maksimum, dimana bendungan tersebut dicisain. ‘Setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukiltebing tumpuan, serta. bangunan pelengkap dan peralatannya, yang dalam pengertian ini termasuk juga bendungan limbah galian, tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul Bendungan yang di bangun untuk menampung buangan atau limbah dari pengoperasian tambang atau industri Bendungan tambahan dari jenis apa saja yang dibangun pada daerah sadel atau dibagian rendah pada garis keliling tepi waduk Setiap penahan buatan, permanen atau sementara, termasuk bangunan pelengkapnya yang dapat menampung, mengendalikan air dan ditetapkan SNI No. 1731 - 1989-F, yaitu a. Bendungan yang mempunyai ketinggian 15 m atau lebih, diukur dari dasar lembah terdalam dan dengan daya tampung sekurang-kurangnya 100.000 meter kubik; atau b. _Bendungan yang mempunyai ketinggian kurang dari 15 m yang volume air waduknya sekurang- kurangnya 500.000 meter kubik; atau ¢. Bangunan penahan ait/bendungan lainnya diluar ketentuan yang disebut dalam butir a dan b yang ditetapkan oleh Komisi Keamanan Bendungan Bendungan yang tidak diperlukan lagi untuk suatu tujuan tertentu atau kepertuan pokok lainnya tetapi masih digunakan untuk menampung dan mengalitkan air banjir dan masih memerlukan operasi dan pemeliharaan secara rutin, pengamatan dan pekerjaan perbaikan bila peru. Lampiran D- 2 Berem (Berm) Bukit/tebing tumpuan (abutment) Daerah Pengaliran Sungai Dasar bendungan Data bendungan Dinding Penghalang Rembesan (Cut - Off Erosi Buluh (piping) Gaya Angkat (uplift) Injeksi Semen (Grouting) Enjiner Bendungan LAMPIRAN D Bagian suatu lereng (urugan atau gatian) yang (hampi) horizontal, biasanya berfungsi untuk menambah kestabilan dari suatu lereng bendungan urugan Bukit di kil kanan lembah dimana bendungan bertumpu, ‘Suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah di mana air meresap dan atau mengalir (dalam suatu sistem pengaliran) melalui lahan, anak sungai dan sungai induknya. Bagian pondasi yang merupakan bagian terendah dari badan utama bendungan dan tidak termasuk tebing tumpuan (abutment). Etevasi dasamya berada pada elevasi pondasi terendah dari bagian bendungan. Tidak termasuk dinding tirai (curtain wall), tiang pancang dan kantung-kantung galien yang tidak berada pada dasar membentang dari kaki hulu dan hilir bendungan. Dokumen yang memuat —riwayat—_lengkap bendunganmulai dari investigasi, disain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pengamatan dan program keamanan. Hal ini dapat digunakan untuk memonitor kinerja bendungan. Konstruksi kedap air untuk mencegah air mengalir melalui material fondasi Pembentukan jalur aliran air sebagai hasil dari peningkatan erosi dalam tanah akibat rembesan air. Gaya angkat oleh tekanan pori yang terjadi pada pondasi, di bagian dasar di seluruh bendungan. Injeksi dengan tekanan tertentu dengan adukan semen atau campuran kimia lainnya kedalam fondasi atau tebing tumpuan bendungan untuk meningkatkan kedap air dan stabilitas. Seseorang yang berkwalitas profesional dan berpengalaman dalam aspek yang berhubungan dengan teknik bendungan yang mengizinkannya ikut serta dalam sebagian atau semua penyelidikan, Perencanaan, pembangunan, perbaikan, pekerjaan Lampiran D - 3 Inti Jagaan (freeboard) Kaki bendungan (toe of dam) Kajian Ulang Kapasitas Waduk Kebocoran (Leakage) Keruntuhan Bendungan Kolam Olak Mercu Bangunan Pelimpah Operasi Darurat LAMPIRAN D Tehabiltasi, operasi, pemeliharaan dan pengamatan serta penghapusan kegiatan bendungan. ‘Adalah suatu bagian (zona) material kedap air dengan ‘material yang mempunyai sifat rembesan rendah pada sebuah bendungan urugan, Jarak vertikal antara muka banjir disain dengan bagian atas bendungan atau puncak bendungan. Pertemuan bagian muka hilir bendungan dengan permukaan tanah asii. Kajian ulang guna me xeamanan bendungan terdiri dari studi yang terperinci mengenai_struktural, geotekrik, aspek disain hidraulik dan hidrologi, catatan dan laporan kegiatan pengamatan termasuk pengkajian ulang keamanan yang berkenaan dengan praktek disain yang mutakhir. Jumiah daya tampung waduk sampai ke elevasi muka air normal atau elevasi operasi normal. Aliran air bebas yang mengalir melalui lubang atau retakan, Adalah terjadinya atau kemungkinan_ terjadinya keruntuhan bendungan atau tumpuan bendungan yang mengakibatkan mengalimya air waduk dalam jumiah besar atau terjadinya peningkatan jumlah air yang keluar dari waduk sehingga tidak terkendali Kolam dibangun demikian rupa, agar dapat meredam energi dari air yang mengalir cepat dari bangunan pelimpah atau Pengeluaran Bawah (Bottom Outlet) sehingga melindungi dasar dari erosi Bagian paling atas bangunan tempat limpahan air. Operasi Darurat yaitu suatu operasi waduk dalam menanggapi (response) suatu kejadian yang mengancam keamanan dan keutuhan bendungan. Operasi darurat banjir, antara lain pembukaan pengeluaran bawah {bottom outlet) dengan maksud Menurunkan muke air dalam waduk secepatnya Lampiran D - 4 Operasi Normat Panel Abli Bebas Panjang puncak Pekerjaan perbaikan Pengamatan (Surveillance) Pemantauan (Monitoring) Pemeriksaan Visual LAMPIRAN D Operasi Normal Waduk yaitu operasi waduk sesuai prosedur standar untuk memberikan air kepada pemakainya selama perubahan musim yang normal yaitu pada periode bajir dan periode kemarau. ‘Adalah Tim ahii atau perorangan ahii yang tidak terikat dengan Pemilk Bendungan yang _ bertugas. memberikan pendapat dan saran mengenai keamanan bendungan tertentu. Adalah seluruh panjang puncak bendungan, yang termasuk panjang semua bangunan seperti bangunan pelimpah, gedung pembangkit tenaga listrik, pintu air navigasi, tangga ikan (fish ladder) dan lain sebagainya dimana bagian ini membentuk bagian panjang dari bendungan. Jika bangunan tersebut terpisah letaknya, maka tidak dimasukkan sebagai panjang puncak Pekerjaan yang diperlukan guna merehabilitasi, memperkuat, membangun kembali meningkatkan atau merubah bendungan yang sudah ada, pekerjaan bangunan pelengkap, pondasi, tebing tumpuan atau deerah sekitamya untuk memperoleh tingkat keamanan yang layak (seperti drainase, injeksi semen,

You might also like