You are on page 1of 28

Lapsus

Sindroma Nefrotik

Oleh : Meyla Rosalita (70 2008 023)


Dr. Ayus Astoni Sp.PD

Pendahuluan
Sindrom nefrotik (SN) adalah sekumpulan
manifestasi
klinis
yang
ditandai
oleh
proteinuria masif (lebih dari 3,5 g/1,73 m2 luas
permukaan tubuh per hari), hipoalbuminemia
(kurang dari 3 g/dl), edema, hiperlipidemia,
lipiduria dan hiperkoagulabilitas. Berdasarkan
etiologinya, SN dapat dibagi menjadi SN primer
(idiopatik) yang berhubungan dengan kelainan
primer glomerulus dengan sebab tidak
diketahui dan SN sekunder yang disebabkan
oleh penyakit tertentu.

Status Pasien

Identifikasi

Nama : Tn. Ismail


Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat
: Suka Darma, Palembang
Pekerjaan
: Pelajar
MRS : 14 Maret 2013
Tanggal Pemeriksaan: 15 Maret 2013

Keluhan Utama
Bengkak di kantung kemaluan sejak 1minggu sebelum
masuk Rumah Sakit.
RPP:
Sejak 1 bulan yang lalu penderita mengeluh bengkak pada
kelopak mata terutama saat bangun tidur yang berkurang
saat siang dan sore hari. Bengkak kemudian terjadi pada
wajah, perut dan kakinya. Penderita juga mengakui keluhan
tersebut diikuti dengan buang air kecil yang jarang dan
sedikit sebanyak seperempat gelas perhari berwarna kuning
tanpa disertai rasa nyeri dan darah. Sesak nafas diakui tidak
ada, demam tidak ada, nyeri dada tidak ada. Penderita tidak
pernah berobat untuk keluhan tersebut.

Sejak 1 minggu yang lalu penderita


mengaku bengkak diseluruh tubuhnya menetap
yang membuat penderita sulit untuk bergerak,
penderita juga mengaku keluhan bengkak juga
terjadi di kantung kemaluannya, yang membuat
penderita berobat ke RSUD Palembang BARI.

Riwayat penyakit
terdahulu
Pasien menyangkal pernah menderita
penyakit serupa sebelumnya
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat penggunaan obat lama disangakal
Riwayat sakit tenggorokan dan menderita
sariawan disangkal
Pasien menyangkal pernah menderita
sariawan yang berkepanjangan

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Riwayat penyakit dengan keluhan yang
sama dalam keluarga disangkal.
Riwayat darah tinggi dalam keluarga
disangkal
Riwaayat sakit jantung disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Keadaan umum
: Tampak sakit
Keadaan sakit : Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Gizi : Cukup
Dehidrasi : (-)
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 86 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 23 kali per menit, thoracoabdominal
Suhu: 36,5o C
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan
: 150 cm

KEPALA
Bentuk : Normal, simetris
Rambut : Hitam, mudah dicabut
Wajah : Ekspresi biasa, region facialis
terdapat plak
hiperpigmentasi ukuran lentikuler, diskrit sebagian
konfluen
Mata
: Konjungtiva anemis (-)/(-)
sclera tidak iktrerik
pupil isokor
Refleksi cahaya positif
edema periorbital (+)
Telinga : Bentuk normal, simetris, membran timpani intak
Hidung : Bentuk normal, septum di tengah, tidak deviasi
Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tidak
hiperemis

LEHER
Inspeksi :
Bentuk normal, tidak ada
deviasi trakhea
Palpasi :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
JVP tidak meningkat (5-2 cmH2O)

THORAX
Paru-paru
Inspeksi
: Statis, dinamis simetris kanan sama
dengan kiri
Palpasi : Stremfemitus pada basis paru kiri menurun
Perkusi : Sonor di lapangan paru dextra dan redup di
basis paru sinistra
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-),
wheezing (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak
terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV
midklavikula sinistra, thrill tidak teraba.
Perkusi : Batas atas ICS II, kanan linea
parasternalis dextra, kiri linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR 86x/menit, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen
Inspeksi
: Datar, umbilicus tidak menonjol,
venektasi dan scar tidak ada.
Palpasi : Tegang, nyeri tekan epigastrium
tidak ada, hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : Thympani, shifting dullness (+)
Auskultasi: Bising usus (+) normal

Alat Kelamin
Skrotum kanan dan kiri edema, tepi eritema
ditutupi skuama putih
EKSTREMITAS
Superior
: Akral hangat (+), Eritema
palmaris Sianosis tidak ada, Clubbing finger
tidak ada
edema
Inferior : Akral hangat, edema (+/+), pitting
edema pretibial (+), Tidak ada sianosis

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)


Hematologi (14 Maret 2013)

Darah Rutin Tgl (14-maret-2013)

Hemoglobin

Nilai Normal
g/dl

14 16

Leukosit

: 7500

103/l 5000-10.000

Trombosit

: 261.000

u/I 150.000-400.000

Hematokrit

: 26

DC

: 0/3/2/72/14/9

80,0 100,0

Penegakan diagnosa
- Protein total

: 4,3

- Albumin

: 1,8

- Globulin

: 2,5

g/dl

- Bilirubin total

: 0,18

mg/dl

- SGOT

: 28

- SGPT

g/dl
g/dl

U/l

: 30

U/l

6,7-8,7
3,8 5,1
1,5 3,0
0,1 1,2
<37
<41

Ureum

: 43

mg/dl

20-40

Creatinine

: 1,14

mg/dl

0,19-1,3

Colesterol total

: 269

mg/dl

<200

Na

: 143

mmol/dl

135-155

: 4,63

mmol/dl

3,6-6,5

: 101

mg/dl

<180

Tgl 15-3-2013
-

Glukosa sewaktu

Urine rutin tanggal 16-3-2013


Warna

: kuning

pH

:5

Berat jenis

: 1025

Nitrit

: negatif

Protein

: +1

Glukosa

: negatif

Keton

: negatif

Bilirubin

: negatif

Urobilinogen

: +1

SEDIMEN
Leukosit

: 4-6/LPB

Eritrosit

: 3-5/LPB

Epitel

: positif

Kristal

: negatif

Hasil: Cor tidak


membesar
Perselubungan
lobus inferior paru
kiri
Kesan : Efusi
pleura kiri

Resume

Sejak 1 bulan yang lalu penderita mengeluh bengkak


pada kelopak mata terutama saat bangun tidur yang
berkurang saat siang dan sore hari. Bengkak kemudian
terjadi pada wajah, perut dan kakinya. Penderita juga
mengakui keluhan tersebut diikuti dengan buang air kecil
yang jarang dan sedikit sebanyak seperempat gelas perhari
berwarna kuning tanpa disertai rasa nyeri dan darah. Sesak
nafas diakui tidak ada, demam tidak ada, nyeri dada tidak
ada. Penderita tidak pernah berobat untuk keluhan tersebut
Sejak 1 minggu yang lalu penderita mengaku bengkak
diseluruh tubuhnya menetap yang membuat penderita sulit
untuk bergerak, penderita juga mengaku keluhan bengkak
juga terjadi di kantung kemaluannya, yang membuat
penderita berobat ke RSUD Palembang BARI.

Pada pemeriksaan didapatkan pasien tampak sakit sedang,


kesadaran compos mentis,
tekanan darah 140/80mmHg,
nadi 86x/m,
pernapasan 23x/m,
suhu 36,5C.
Pada mata didapatkan konjungtiva palpebra pucat, edema
periorbital, pada wajah didapat plak hiperpigmentasi
ukuran lentikuler, diskrit sebagian konfluen.
Pada pemeriksaan toraks, paru didapatkan stemfremitus
pada basis paru kiri menurun dan perkusi didapatkan redup
pada basis paru kiri dan jantung dalam batas normal.
Pada pemeriksaan abdomen dijumpai perut tegang,
shifting dullness (+). Pada ekstremitas ditemukan edema
(+)/(+), pitting edema pretibia dikedua tungkai (+)/(+).

Pada pemeriksaan laboratorium (14 maret 2013) didapatkan


Hb 9,1 g/d,
Leukosit: 7.500/mm3,
Trombosit: 261.000/mm3,
Hitung jenis: 0/3/2/72/14/9%,
BSS: 101 mg/dl,
Ureum: 43 mg/dl,
Creatinin: 1,14 mg/dl,
Protein total: 4,3 g/dl,
Albumin: 1,8 g/dl,
Globulin: 2,5 g/dl,
Kolesterol total: 269 mg/dl.
SGOT: 28 U/I,
SGPT: 30 U/I,
Natrium: 143 mmol/I,
Kalium: 4,63 mmol/I,
Pada urinalisa didapatkan sel epitel: +, Erithrocyte: 3-5/lpb, Cylinder:
hyalin + ,protein +1, urobilinogen +1

Diagnosis Sementara

Sindroma nefrotik

Diagnosis Banding

Sindroma Nefritik
Nefritis Lupus

Tatalaksana
Tirah baring
Diet BB
Diet rendah garam dan protein 40 gr/hari
Diet rendah kolesterol <600 mg/hari
Medikamentosa
IVFD RL gtt xx/m
Inj. Furosemid 2 x 1 amp
Inj. Radin 2 x 50 mg
Neurodex 1 x 500 mg
Simpastatin 1 x 10 mg
Metil prednisolon 3 x 4 mg

Rencana Pemeriksaan
C3/C4
ANA Test/ anti ds-DNA
biopsy ginjal
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam
: bonam

Tinjauan Pustaka
Diagnosis Sindroma Nefrotik ditentukan dari anamnesa
pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesa pasien akan ditemukan bengkak seluruh
tubuh, edema palpebra terutama pagi hari yang
berkurang pada siang dan sore hari, kadang-kadang
ditemukan pasien dengan keluhan sesak nafas.
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan edema anasarka,
dan asites. Pada pemeriksaan penunjang akan
didapatkan hasil proteinuria masif >3,5 gram/24jam,
hipoalbuminemia <3,5 gram/dl, hiperlipidemia, lipiduria,
hiperkoagulabilitas. Diagnosis pasti penderita SN dengan
biopsi ginjal.

Nonfarmakologis:
Istirahat dan diet rendah garam. Istirahat di tempat
tidur akan sangat bermanfaat untuk pasien asites
karena SN. Konsumsi perlu dikurangi hingga kirakira 40-60 rnEq/hari. Kira-kira 20 % pasien asites
akan mengalami perbaikan diuresisnya hanya
dengan istirahat dan diet rendah garam.
Restriksi protein. Pasien diminta untuk diet rendah
protein 0,8 gram/kgBB ideal/hari + ekskresi protein
dalam urin/24 jam
Diet rendah kolesterol <600 mg/hari
Berhenti merokok

Farmakologis
Pengobatan edema dapat diberikan obat
diuretik loop (furosemid, spironolakton)
Pengobatan proteinuria dengan penghambat
ACE dan atau antagonis reseptor Angiotensin II
(captopril).
Pengobatan dislipidemia dengan golongan
statin.
Pengobatan etiologi penyakit Glomerular dapat
diberikan dari golongan steroid (prednison)

Prognosis sindroma nefrotik tergantung


dari beberapa factor antara lain umur, jenis
kelamin, penyulit pada saat pengobatan
dan kelainan histopatologi ginjal. prognosis
pada umur muda lebih baik daripada umur
lebih tua, pada wanita lebih baik daripada
laki-laki. Makin dini terdapat penyulitnya,
biasanya prognosisnya lebih buruk.

TERIMA KASIH

You might also like