You are on page 1of 11

TUGAS PRAKTIKUM

SEDIMENTOLOGI DAN STRATIGRAFI


KORELASI STRATIGRAFI

Disusun Oleh :
M.Taufiqurrahman
21100113130116

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI, STRATIGRAFI


DAN GEOLOGI MINYAK BUMI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DESEMBER 2014

ANALISIS
Basement adalah Batuan terdiferensiasi yang menjadi dasar dan
diidentifikasikan sebagai batuan tertua di wilayah manapun. Pada soal latihan
yang diberikan pada praktikum, basement adalah batuan metamorf. Batuan
tersebut berumur kurang lebih 90 ma (million years ago). Batuan metamorf ini
menunjukkan bahwa batuan awal terbentuk pada masa ini, dimana lapisan lain
terbentuk bertahap diatasnya. Proses metamorfisme dapat berlangsung pada zona
magmatisme. Pada salah satu sumur, ditemukan batuan metamorf yang diintrusi
oleh batuan lain yaitu granit.

Gambar.1.0. Basement

Basement ini mengalami uplift atau terangkat yang menyebabkan batuan


ini tersingkap kepermukaan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya pelapukan dan
erosi. Pengendapan yang selanjutnya berlangsung dalam waktu yang lama.
Proses sedimentasi selanjutnya berlangsung, sedimen yang berasal dari
pelapukan dan erosi batuan lain tertransport pada sumur log A, B dan C tersebut
dan mulai mengendap. Sedimen tersebut mengalami diagenesis dan selanjutnya
menjadi lapisan batuan diatas batuan metamorf sebelumnya, menimbulkan
hubungan ketidakselarasan yaitu non-conformity.

Gambar.2.0. Lapisan diatas Basement

Umur lapisan yang terendapkan ini adalah lebih dari 35 ma. lapisan ini
merupakan litologi dengan ukuran butir pasir dan terdapat struktur sedimen
berupa channel lag dibagian bawahnya. Hal ini mengindikasikan bahwa supply
sedimen pada saat itu yang banyak, diakibatkan oleh proses pelapukan, erosi dan
transpostasi yang intensif, didukung oleh iklim pada saat itu. Ukuran butir pada
section ini cenderung menghalus ke atas atau Finning Upward, diinterpretasikan
bahwa arus yang membawa sedimen ini mulanya sangat kecang sehingga hanya
mampu mentransportkan sedimen dengan ukuran butir yang kasar.Ukuran butir
yang lebih halus umumnya akan terendapkan pada arus yang tenang. Ciri
penampang lapisan pada section ini mempunyai ciri yang cocok dengan lapisan
pada daerah pointbar sungai pada umumnya. Diatas lapisan berupa pasir tersebut,
terdapat perselingan batupasir dan batulanau dengan kecenderungan ukuran yang
hampir sama atau mencirikan agradasi. Hal ini diperkirakan terbentuk akibat
supply sedimen yang mulai berkurang dan arus sungai yang mulai memiliki
kecenderungan atau pola. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim, dimana
tingkat pelapukan, erosi , permukaan air laut (relative sea level) dan arus sungai
sangat terpengaruh oleh iklim saat itu. Pola agradasi

ini menunjukkan ciri

kecepatan pengendapan cenderung sama dengan akomodasinya. Lapisan yang


lebih muda terendapkan diatas lapisan lainnya tanpa adanya pergeseran lateral.
Pola ini umunya terdapat pada daerah dasar sungai.

Diatas lapisan sebelumnya, proses sedimentasi terus berlanjut meskipun


dalam periode yang berbeda yaitu 28-35 ma. Daerah yang awalnya pointbar,
berubah menjadi daerah sungai yang lebih dalam dan kembali mengalami
perubahan. Hal ini terlihat dari data log yang

pada periode ini justru

menunjukkan pola Coarsening Upward lagi dengan struktur Chanel lag pada
Log A dan C. Sedangkan pada Log B justru menunjukan pola yang lain. Pada Log
B terdapat through cross bedding dan cross lamination. Ketiga Log tersebut
mempunyai

ciri

lingkungan

yang

cocok

sebagai

lingkungan

sungai.

Diinterpretasikan bahwa pada awalnya, ketiga Log ini merupakan sungai dengan
kondisi yang hampir sama tetapi kemudian berubah menjadi sungai dengan salah
satu bagian mengecil. (Log B). Diatas lapisan sebelumnya, pengendapan terus
berlanjut dengan perselingan batupasir dan batulanau dengan kecenderungan tebal
yang hampir sama. Selanjutnya, ketebalan batulanau pada akhir umur 35 Ma ini
semakin menebal. Sehingga diperkirakan kondisi arus setelah pola agradasi masih
terjadi perubahan. Lapisan batulanau yang lebih tebal mengindikasikan bahwa
arus berubah menjadi cenderung tenang untuk dapat mentransport dan
mengendapkan sedimen lanau. Supply sedimen lanau sendiri menjadi lebih
banyak karena pengaruh iklim saat itu. Diperkirakan saat itu iklim cenderung
hangat sehingga pelapukan intensif terjadi.
Selanjutnya, pada periode berbeda yaitu 28-35 ma terjadi perubahan iklim
lagi. Dari data log terlihat adanya pengendapan batupasir dalam jumlah yang
besar serta memilki pola coarsening Upward. Pola tersebut mengindikasikan
terjadinya

perubahan arus pembawa sedimen beserta supply sedimen berupa

pasir, sehingga pola pengendapan dimulai dari yang halus kemudian diikuti oleh
sedimen yang kasar. Kemudian, terjadi perubahan

arus

menjadi mengecil

sehingga material sedimen yang terendapkan pada Log kembali menjadi lebih
halus yaitu berupa lanau. Selain pola arus dan supply sedimen, data Log juga
menunjukkan adanya perubahan pada sungai setelah pengendapan lapisan
batulanau. Hal ini dilihat dari data log pada sumur A yang terdapat data batulanau
yang terbentuk mengalami erosi, sedangkan pada sumur log B dan C tidak terjadi.
Diperkirakan sumur A adalah kelokan sungai atau meander dari sungai. Karena

pada bagian meander cenderung akan terkena erosi dari arus sungai. Selanjutnya,
terjadi

pola yang gradasi batupasir dan batulanau dengan geometri yang

berbentuk cekungan. Namun jika dilihat dari pola pengendapan secara umur dari
satu umur ini yang lebih didominasi oleh coarsenning Upward, maka diperkirakan
daerah pada ketiga sumur ini yang awalnya diperkirakan berupa sungai berubah
menjadi delta akibat perubahan supply sedimen yang sangat cepat, dimana
akomodasi tidak dapat mengimbangi supply tersebut.

Gambar.3.0. Lapisan periode 28-35 ma

Selanjutnya, pada periode yang berbeda yaitu pada 19-28 ma kembali


terjadi perubahan iklim sehingga diperkirakan arus pada daerah ini menjadi arus
yang tenang. Akibatnya, material dengan ukuran yang sangat halus yaitu lempung
terendapkan. Diatas batulempung tersebut terendapkan batupasir dengan struktur
yang berupa Coarsening Upward dengan bagian bawahnya terdapat chanel lag.
Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi juga perubahan arus menjadi lebih kuat
beserta supply sedimennya.

Ditemukan struktur sedimen berupa Hummocky.

Struktur ini biasanya terbentuk akibat badai.

Lalu juga ditemukan struktur

sedimen yang berupa hasil galian dari organisme berupa burrow. Sehingga
diperkirakan daerah ini merupakan lingkungan yang tenang, sehingga organisme
dapat hidup. Diinterpretasikan bahwa daerah ini telah berubah menjadi daeah tepi
laut, dengan interpretasi berupa daerah Back reef.

Proses pengendapan

dilanjutkan oleh perselingan batupasir dan batulempung yang cendrung tetap.


Dari litologi tersebut diperkirakan air laut mengalami kenaikan atau mengalami
proses progradasi, sehingga ruang akomodasi sedimen dan jumlah air akan
meningkat. Kenaikan ini dapat mengakibatkan kondisi yang baik untuk terumbu
karang tumbuh dan berkembang. Hal ini terlihat pada pengendapan selanjutnya
dimana pada Sumur B terjadi pengendapan batuagamping yang cukup tebal.
Terbentuknya gamping ini menandakan bahwa pada daerah ini kemungkinan telah
terjadi perubahan dari back reef menjadi reef fore. Hal ini terjadi akibat perubahan
relative sea level, dimana air laut menjadi lebih tinggi atau disebut transgresi
akibat perubahan iklim.

Gambar.4.0. Lapisan periode 19-28 ma

Diatas lapisan sebelumnya, terus berlansung pengendapan dengan litologi


berupa perselingan batupasir dan lempung dengan struktur sedimen yang banyak
ditemukan struktur ripple, laminasi, silang siur yang diperkirakan terjadi akibat
arus yang mempunyai pola berubah ubah dalam waktu yang singkat. Selain itu
juga ditemukan struktur sedimen berupa slump. Struktur sedimen ini biasanya
terbentuk akibat adanya pembebanan yang biasa ditemukan pada daerah slope.
Ditemukan juga lapisan batupasir yang saling mengerosi. Hal ini diperkirakan
akibat dari arus sungai bawah laut yang biasa ditemukan pada aluvial fan bawah
laut dekat slope atau pinggir dari sebuah cekungan. Pada periode 10-19 ma ini,

data pada Log menunjukkan telah terjadi perubahan lagi pada daerah ini. Ciri
struktur dan pelapisan ini cenderung menunjukkan daerah slope pada fasies
terumbu. Hal ini menunjukkan terjadinya transgresi kembali, dimana laut
mengalami pendalaman, begitu juga daerah ini. Transgresi ini terjadi akibat
pengaruh iklim dan dapat juga oleh subsidence.

Gambar.5.0. Lapisan periode 10-19 ma

Pengendapan terus berlanjut pada periode selanjunyan yaitu 8 10 ma.


Ditemukan litologi berupa batulempung degan struktur laminasi dan batupasir
dengan struktur sedimen berupa perselingan yang hampir sama ketebalannya
(agradasi) yang merupakan hasil endapan badai. Berkembang juga laminasi
sejajar, perlapisan silang siur hummocky. Diperkirakan pada saat pengendapan
batuan ini pernah terjadi badai. Setelah badai terjadi penurunan muka air laut
(regresi), sehingga ruang akomodasi mulai berkurang. Sementara, supply sedimen
dari darat menjadi lebih banyak (progradasi). Material pasir dari darat mulai dari
ukuran besar dan menjadi sedimen pasir dengan ukuran yang

lebih halus.

Sehingga diperkirakan arus pembawa sedimen ini mulai berkurang. Kemudian,


setelah lapisan tersebut ditemukan lapisan batupasir yang kasar. Diperkirakan
bahwa terjadi perubahan kecepatan arus dan supply sedimen beberapa kali hingga
terbentuk lapisan seperti lapisan tersebut. Lalu arus yang sedimen ini kembali
berkurang sehingga lempung dapat terendapkan. Diinterpretasikan pada periode

ini, terjadi perubahan lagi pada daerah Log A, B , dan C menjadi lebih dangkal,
yaitu dari daerah slope menjadi daerah reef kembali.

Gambar.6.0. Lapisan periode 8-10 ma

Kemudian proses sedimentasi terus berlanjut pada pada periode 2-8 ma.
Diperkiran kondisi arus laut saat tersebut masih tenang dan kurang mendapatkan
pengaruh sedimen dari darat, sehingga material sedimen yang berukuran halus
berupa lempung dapat terendapkan. Ditemukan hasil tumbuhan darat yang berupa
perselingan batulempung dan batubara. Jenis batubara yang ditemukan berupa
batubara yang autocton, yaitu batu bara yang terendap di tempat yang sama atau
tidak mengalami transportasi. Adanya lapisan batubara ini mengindikasikan
bahwa daerah ini telah menjadi daerah transisi, kemungkinan akibat terjadinya
regresi. Kemudian terjadi proses pengendapan batulempung yang lebih tebal dari
sebelumnya. Namun, lempung ini cenderung gelap dan tanpa organisme
foraminifera, hal ini menunjukkan bahwa sedimen ini cenderung berasal dari
darat.

Gambar.7.0. Lapisan periode 2-8 ma

Proses sedimentasi kemudian terus berlanjut, pengendapan sediemen ini


berubah. Dimana sedimen yang ditemukan berupa tanah purba yang berwarna
coklat merah. Ditemukan juga litologi berupa pumice, batuan beku vulkanik, lapili
dan abu vulkanik. Dari litologi diatas diperkirakan berasal dari hasil letusan gunug
api yang berada tidak jauh dari lokasi sumur ini pada zaman lampau. Dilihat dari
hasil letusannya yang berupa abu dan materiak piroklastik lainnya, diperkirakan
jenis letusan gunung ini adalah ekplosif sehingga lebih didominasi oleh material
piroklasrik yang halus. Kemudian data log ini juga menunjukan adalah perlapisan
batupasir-konglomerat dengan bentukan material yang menyudut dan tidak
memiliki struktur sedimen. Maka diinterpretasikan bahwa material batupasir dan
konglomerat yang bentuknya menyudut tersebut berasal dari dari tempat yang
belum terlalu jauh dari lokasi yang sekarang. Dinterpretasikan bahwa lapisan ini
adalah lahar dari letudan gunung tersebut. Proses pembentukan ini diperkirakan
sekitar kurang dari 2 Ma.

KESIMPULAN
Setelah dianalisis, data pada ketiga sumur tersebut menunjukkan bahwa
terjadi perubahan pada suatu lingkungan. Perubahan tersebut sangat bergantung
pada perubahan muka air laut, supply sedimen dan arus yang membawa sedimen
dan bergantung pada iklim. Ciri perubahan lingkungan ini dapat di interpretasi
melalui korelasi antara suatu tempat (sumur) dengan tempat lain dengan
memperhatikan umur litologi, geometri litologi, dan cir fosilnya.

REFERENSI
Tim Asisten. 2014. Buku Panduan Praktikum Sedimentologi dan stratigrafi.
Semarang : UNDIP.

You might also like