You are on page 1of 8

Teori Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan

By adminOn November 21, 2015 9169 views

Teori Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan - Untuk bisa menjadi seorang teknisi elektronika
yang handal, seseorang harus mempelajari terlebih dahulu teori dasar elektronika dan kelistrikan.
Teori-teori tersebut akan sangat berguna dan membantu saat praktek di lapangan. Teori elektronika
ibarat pondasi. Jika pondasi kokoh, maka rumah tak akan mudah ambruk.
Ada beberapa sub teori yang harus dipelajari, mulai dari teori elektron, teori atom, arus listrik,
tegangan, hukum ohm, dan masih banyak lagi yang lain. Setelah sebelumnya belajarelektronika.net
mengajak anda semua untuk melihat info mengenai belajar elektronika dasar, kali ini akan
dilanjutkan membahas tentang teori elektronika.
Teori Dasar Elektronika
Berikut ini adalah beberapa teori dasar elektronika serta dasar kelistrikan yang harus anda pelajari
dan pahami jika anda ingin menjadi ahli dalam dunia elektronika. Penasaran dengan informasi
lengkapnya? Silahkan simak baik-baik informasi lengkap dari belajarelektronika.net di bawah ini.
1. Teori Elektron dan Atom
Jika suatu benda atau zat baik itu padat, cair, atau gas, dibagi-bagi menjadi bagian yang paling
kecil, dan bagian tersebut masih memiliki sifat asalnya, maka benda atau zat tersebut dinamakan
molekul. Jika molekul tersebut terus dibagi-bagi menjadi bagian yang paling kecil sekali, sehingga
bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya lagi, maka disebutlah atom.
Kata atom sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Jadi atom dapat didefinisikan sebagai bagian yang terkecil dari molekul yang sudah tidak dapat
dibagi-bagi lagi dengan reaksi kimia biasa. Sementara molekul adalah bagian terkecil dari suatu
benda yang masih punya sifat asal.
Sebuah atom terdiri dari inti atom alias nukleus yang tersusun dari proton (positif) dan netron
(netral), yang dikelilingi oleh elektron (negatif). Sebuah atom dikatakan netral bila memiliki muatan
positif dan negatif dalam jumlah yang sama. Dalam teori atom dikenal istilah elektron bebas atau
elektron valensi, yakni elektron yang berada di lintasan kulit atom paling luar.
Dalam hukum muatan listrik, jika ada muatan sejenis akan tolak menolak. Sedangkan jika ada
muatan tak sejenis maka akan tarik menarik. Dalam teori perpindahan muatan listrik, ada tiga jenis
bahan, yakni konduktor atau penghantar, semikonduktor atau setengah penghantar, dan isolator atau
penghambat.
2. Teori Arus Listrik
Definisi arus listrik adalah muatan-muatan negatif atau elektron yang mengalir dari potensial rendah
menuju ke potensial tinggi. Satuan arus listrik adalah Ampere. Dalam teori arus listrik, dikenal dua
jenis sumber arus listrik, yakni sumber arus listrik searah atau DC dan sumber arus bolak-balik atau
AC.
Sumber arus DC adalah listrik yang tidak berubah fasenya. Contohnya adalah baterai, solar sel,
accumulator, dinamo dan adaptor. Sedangkan arus AC adalaharus listrik yang berubah-ubah fasenya
setiap saat. Contohnya adalah generator, listrik PLN, dan inverter. Alat yang dapat digunakan untuk
mengukur arus listrik adalah amperemeter.
Rumus Arus Listrik: I=Q/t
Dimana:
I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
t = waktu dalam satuan sekon (s)
3. Teori Tegangan Listrik
Pengertian tegangan listrik adalah energi atau tenaga yang menyebabkan muatan-muatan negatif
atau elektron) mengalir dalam penghantar. Nilai satuan dari tegangan listrik adalah V ( Volt ). Alat
yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tegangan listrik adalah voltmeter.

Rumus Tegangan Listrik: V=W/Q


Dimana:
V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)
W = energi dalam satuan joule (J)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
4. Teori Resistor / Hambatan
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai hambatan listrik. Satuan
nilai resistor adalah Ohm. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya hambatan resistor adalah
Ohmmeter. Teori yang erat kaitannya dengan resistor adalah teori George Simon Ohm dengan
penelitian kolam air raksanya.
Jika dilihat dari bahannya, resistor memiliki 5 jenis, yakni resistor karbon, kompon, kawat gulung,
serbuk besi, dan film logam. Sedangkan jika dilihat dari jenisnya, ada resistor tetap, resistor
variabel, negative temperatur coefficient (NTC), positive temperatur coefficient ( PTC ), light
dependent resistor ( LDR ), dan magnetic dependent resistor ( MDR ).
Nilai resistansi yang dimiliki sebuah resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang
dimilikinya. Gelang pertama menyatakan angka pertama ( digit ke-1 ). Gelang kedua menyatakan
angka kedua ( digit ke-2 ). Gelang ketiga menyatakan banyaknya nol atau faktor pengali. Gelang
keempat menyatakan toleransi.
Hukum yang membahas tentang resistor adalah hukum Ohm yang dikemukakan oleh George Simon
Ohm. Hukum tersebut berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup, kuat arus listrik ( I ), berbanding
lurus atau sebanding dengan tegangan listriknya ( V ), dan berbanding terbalik dengan hambatan
listrik ( R ).
5. Teori Daya Listrik
Pengertian daya listrik adalah usaha listrik dalam suatu penghantar setiap sekon atau detik.
Rumus daya listrik adalah: P = W/t
Dimana:
P = daya listrik dalam satuan Watt (W)

W = usaha listrik dalam satuan Joule (J)

t = waktu dalam satuan sekon (s)

Sekian informasi mengenai teori dasar elektronika dan dasar kelistrikan. Semoga artikel tadi
bermanfaat dan menginspirasi pembaca setia belajarelektronika.net. Jangan lupa untuk membagikan
artikel ini kepada teman-teman jikalau bermanfaat. Baca juga artikel menarik lainnya
mengenai komponen dasar elektronika.

Jenis-jenis Komponen Elektronika


beserta Fungsi dan Simbolnya
Dickson Kho Komponen Elektronika

Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan


Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan
yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan
masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsifungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika.
Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen
Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah
banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah
peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor,
Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen


Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan
Elektronika beserta simbolnya.
A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah


Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat
dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (). Nilai
Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang
Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor
sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
1. Resistor yang Nilainya Tetap
2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini
sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun
Potensiometer.

3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan


intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR
atau Light Dependent Resistor
4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan
perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative
Temperature Coefficient)

Gambar dan Simbol Resistor :

B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah


Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi
atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi
Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih
gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus
pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power
Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator)
adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika
didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor
yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor
Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas
Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor
Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan
Kapasitor Tantalum

3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini


sering disebut dengan Variable Capasitor.
Gambar dan Simbol Kapasitor :

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah


Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur
Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung).
Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau
Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti
Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor
adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
1. Induktor yang nilainya tetap
2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut
dengan Coil Variable.
Gambar dan Simbol Induktor :

D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk


menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus

listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu


Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat
dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak
balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai
pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan
oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut
sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu
Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan
cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah
Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat
memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat
dengan LD.
Gambar dan Simbol Dioda:

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang


memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang
memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya
adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan

penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah


dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki)
yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K).
Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur
yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field
Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor
FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
Gambar dan Simbol Transistor :

F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang


terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor
dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC
(Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang
berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga
beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah
Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam
sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi
konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static
Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah
Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16
juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk
komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk


menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam
Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai
ON/OFF dalam peralatan Elektronika.
Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :

You might also like