You are on page 1of 22

MATERI DISMENORE

1. Definisi Dismenorre
Dismenorrea (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani. Kata dys yang
berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti
aliran. Dismenorrea adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi
yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai
dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul (Lusa, 2010)
Nyeri haid atau dismenore merupakan nyeri kejang otot (spasmodik) di perut
bagian bawah dan menyebar ke sisi dalam paha atau bagian bawah pinggang yang
menjelang haid atau selama haid akibat kontraksi otot rahim. Keluhan nyeri haid
bisa ringan sampai berat dan berubah keluhan ke seluruh tubuh antara lain
muntah, mual, lelah, sakit daerah bawah pinggang, cemas, tegang, pusing dan
bingung (Harmanto, 2006).

2. Jenis Dismenorre
Secara klinis, dismenorrea dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Dismenorrea Primer
Dismenorrea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat
genital yang nyata. Dismenorrea primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan
pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan.
Dismenorre primer ditandai oleh nyeri kram yang dimulai sebelum atau segera
setelah awitan aliran menstrual dan berlanjut selama 24 jam hingga 36 jam.

Riset terbaru menunjukkan bahwa patogenesis dismenorrea primer adalah


karena prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulant miometrium yang
kuat dan vasoconstrictor (penyempit pembuluh darah yang ada di endometrium
sekretori.
b. Dismenorre Sekunder
Dismenorre sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi
yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal
dengan siklus tanpa nyeri. Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada
dismenorre sekunder. Namun, penyakit pelvis yang menyertai haruslah ada.
Penyebab yang umum, di antaranya termasuk endometriosis (kejadian di mana
jaringan endometrium berada di luar rahim, dapat ditandai dengan nyeri haid),
adenomyosis (bentuk endometriosis yang invasive), polip endometrium (tumor
jinak di endometrium), chronic inflammatory disease (penyakit radang panggul
menahun), dan penggunaan peralatan kontasepsi atau IU(C)D [intrauterine
(contaceptive) device]. Hampir semua proses apapun yang memengaruhi pelvic
vicera (bagian organ panggul yang lunak) dapat mengakibatkan nyeri pelvis
siklik.
Berdasarkan jenis nyerinya, dismenorre dibagi menjadi 2 yaitu (Lakesma,
2012) :
a.

Nyeri spasmodik
Terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera

setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa, harus berbaring karena terlalu
menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antara
yang pingsan, merasa, sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah.

Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya
bayi pertama, walaupun banyak pula wanita yang tidak mengalami hat seperti itu.
b.

Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari

sebelumnya, bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mengalami pegal, sakit pada
bush darts, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala,
sakit punggung, pegal pada paha, merasa, lelah atau sulit dipahami, mudah
tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau
muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal
menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.
Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
3. Derajat Dismenorre
Menurut Manuaba (2009) setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri,
terutama pada awal menstruasi, namun kadar nyeri berbeda-beda. Dismenorhea
secara siklik dibagi menjadi 3 tingkat keparahan yaitu:
a. Dismenorhea Ringan
Dismenorhea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat
melaksanakan aktivitas sehari-hari.
b. Dismenorhea Sedang
Dismenorhea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan
kondisi penderita masih dapat aktivitas.

c. Dismenorhea Berat
Dismenorhea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan
dapat disertai sakit kepala, migrant, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan
sakit perut.
4. Faktor Penyebab Dismenorre
Secara umum, dismenorre muncul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat di sisi medial paha. Berikut adalah penyebab dismenorre berdasarkan
klasifikasinya :
a. Penyebab Dismenorre Primer
1) Faktor Endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum. Hormon
progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus sedangkan hormon
estrogen merangsang kontraktilitas uterus. Di sisi lain, endometrium dalam fase
sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot
polos. Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah maka
selain dismenorrea dapat juga dijumpai efek lainnya seperti nausea (mual),
muntah, diare, flushing (respons involunter) (tak terkontrol) dari sistem saraf yang
memicu pelebaran pembuluh kapiler kulit, dapat berupa warna kemerahan atau
sensasi panas). Jelaslah bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang
peranan penting pada timbulnya dismenorrea primer.
2) Kelainan Organik
Seperti retrofleksia uterus (kelainan letak-arah anatomis rahim), hipoplasia
uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap), obstruksi kanalis servikalis

(sumbatan saluran jalan lahir), miomia submukosa bertangkai (tumor jinak yang
terdiri dari jaringan otot), dan polip endometrium.
3) Faktor Kejiwaan
Seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat
berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya, dan imaturitas (belum
mencapai kematangan).
4) Faktor Konstitusi
Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat memengaruhi timbulnya
dismenorrea.
5) Faktor Alergi
Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada hubungan antara
dismenorrea dengan urtikaria (biduran), migraine, dan asma.
5. Faktor Risiko Dismenorre Primer
a. Menarche terlalu dini berdasarkan tingkatan usia (Wiknjosastro, 2005)
1) Menarche dini : < 10 tahun
2) Menarche normal : 11-15 tahun
3) Menarche terlambat : > 15 tahun
Gangguan dalam masa menarche meliputi menarche prekoks dan perdarahan
(Prawiroharjo, 2007). Menarhe dini, yaitu terjadinya menstruasi sebelum umur 10
tahun yang dikarenakan puberitas dini dimana hormone gonadotropin diproduksi
sebelum anak usia 8 tahun. Hormon ini merangsang ovarium yang memberikan
ciri-ciri kelamin sekunder. Disamping itu hormone gonadotropin juga akan
mempercepat terjadinya menstruasi dini dan fungsi dari organ reproduksi itu
sendiri (Prawirohardjo, 2009). Lamanya siklus dan perdarahan pada haid sangat

bervariasi selama beberapa bulan sesudah menarche. Ada kalanya haid terjadi
dengan perdarahan yang banyak, sehingga menggelisahkan orang tua, dalam
keadaan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan umum dan ginekologik.
Selanjutnya perdarahan yang banyak pada wanita berusia antara 12 tahun sering
disebut perdarahan juvenile (juvenile bleeding) yang ada kalanya dapat
menyebabkan kematian (Prawirohardjo, 2009)
b. Belum pernah melahirkan anak
c. Haid memanjang atau dalam waktu lama
Menorrhagia adalah volume darah yang berlebihan saat menstruasi. Beberapa
gejala dalam kondisi ini adalah:
1) Volume darah yang terlalu banyak sehingga harus mengganti pembalut tiap
jam dan ini berlangsung selama beberapa jam.
2) Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung pendarahan.
3) Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur.
4) Mengalami gejala anemia, misalnya kelelahan atau napas pendek.
5) Durasi menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari.
6) Terdapat gumpalan darah berukuran besar lebih dari sehari.
7) Harus membatasi rutinitas karena volume darah yang hilang berlebihan saat
menstruasi.
Selain menggunakan pembalut berdaya serap tinggi, volume pendarahan yang
terlalu banyak ini juga dapat dikurangi dengan intrauterine device (IUD). Alat ini
akan dimasukkan ke rahim dan dapat mengeluarkan hormon progestogen. IUD
akan mencegah penebalan dinding rahim sehingga pendarahan haid pun
berkurang.

Alternatif lainnya adalah dengan obat tranexamic acid. Obat ini bekerja
dengan membantu darah dalam rahim agar membeku.
Menorrhagia

bisa

disebabkan

oleh

berbagai

hal,

mulai

dari

ketidakseimbangan hormon hingga fibroid yang tumbuh pada rahim. Oleh karena
itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter jika mengalami pendarahan yang
berlebihan agar dapat ditangani dengan baik.
d. Merokok
Menurut Syahdrajat (2007), Perokok pasif adalah orang-orang non-perokok
yang menghirup asap rokok dan emisi dari pembakaran tembakau karena berada
di sekitar perokok. Perokok pasif tiga kali lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Hal ini disebabkan oleh tingkat senyawa-senyawa yang berbahaya dalam tubuh
perokok pasif adalah sejumlah besar, karena racun tersedot melalui asap dari
rokok perokok aktif tidak disaring. Hal ini membuktikan bahwa bahan nikotin
yang terjadi pada wanita secara signifikan mengurangi efek dari aliran darah
endometrium, dan peningkatan pengeluaran prostaglandin F2-alpha sehingga
menimbulkan dismenorre pada wanita. (Amini, 2011)
e. Kegemukan
Menurut Vidya G (2014), wanita yang mengalami obesitas atau kelebihan
berat badan dapat meningkatkan biosintesis dari prostaglandin yang pada akhirnya
meningkatkan tingkat keparahan dari dismenore.
6. Patofisiologi Dismenorre Primer
Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan
prostaglandin (kelompok persenyawaan mirip hormon kuat yang terdiri dari asam
lemak esensial). Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan memengaruhi

pembuluh darah; biasa digunakan untuk menginduksi aborsi atau kelahiran yang
menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim) melalui kontraksi
myometrium (otot dinding rahim) dan vasoconstriction (penyempitan pembuluh
darah).
Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid
pada perempuan dengan dismenorrea berat. Kadar ini memang meningkat
terutama selama dua hari pertama haid. Vasipresin (disebut juga; antidiuretic
hormone, suatu hormon yang disekresi oleh lobus posterior kelenjar pituitari yang
menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi
pengeluaran excretion= air seni) juga memiliki peran yang sama.
Kadar prostaglandin yang meningkat ditemukan di cairan endometrium
perempuan dengan dismenorre dan berhubungan baik dengan derajat nyeri.
Peningkatan endometrial prostaglandin sebanyak tiga kali lipat terjadi dari fase
folikuler menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama
haid. Peningkatan prostaglandin di endometrium yang mengikuti penurunan
progesteron pada akhir fase luteal menimbulkan peningkatan tonus miometrium
dan kontraksi uterus yang berlebihan.
Leukotriene (suatu produk pengubahan metabolisme asam arakidonat,
bertanggung jawab atas terjadinya contraction (penyusutan atau pengecilan) oleh
otot polos (smooth muscle) proses peradangan) juga telah diterima ahli untuk
mempertinggi sensitivitas nyeri serabut di uterus. Jumlah leukotriene yang
signifikan telah ditunjukkan di endometrium perempuan penderita dismenorrea
primer yang tidak merespon terapi antagonis prostaglandin.
7. Manifestasi Dismenorre

Dismenorrea primer hampir selalu terjadi saat siklus ovulasi (ovulatery


cycles) dan biasanya muncul dalam setahun setelah haid pertama. Pada
dismenorrea primer klasik, nyeri dimulai bersamaan dengan onset haid atau hanya
sesaat sebelum haid dan bertahan atau menetap selama 1-2 hari. Nyeri
dideskripsikan sebagai spasmodic dan menyebar ke bagian belakang (punggung)
atau paha atas atau tengah.

Berhubungan dengan gejala-gejala umum, seperti berikut :


a. Malaise (rasa tidak enak badan)
b. Fatigue (lelah)
c. Nausea (mual) dan vomiting (muntah)
d. Diare
e. Nyeri punggung bawah
f. Sakit kepala
g. Kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas,
gelisah, hingga jatuh pingsan.
8. Pencegahan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri
haid secara tuntas. Langkah pencegahan ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan
sendiri oleh penderita nyeri haid, tanpa memerlukan obat-obatan. Caranya adalah
dengan memperhatikan pola dan siklus haidnya. Lalu melakukan langkah-langkah
antisipasi agar tidak mengalami nyeri haid. Langkah-langkah ini biasanya
dilakukan oleh mereka yang mengalami nyeri haid, tetapi tidak sampai dalam
kondisi parah. Berikut adalah langkah-langkah pencegahannya :

a. Hindari stres. Sebisa mungkin hidup dengan tenang dan bahagia. Tidak perlu
terlalu banyak pikiran, terutama pikiran negatif yang menimbulkan
kecemasan. Putuskan saja untuk bersyukur apapun keadaan kita dan lebih
ikhlas dalam menjalani hidup.
b. Memiliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai,
memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna. Apabila tidak tahu berapa kadar dan
porsi gizi yang diperlukan setiap hari agar sesuai dengan keperluan datanglah
ke dokter atau ahli gizi. Sayur dan buah-buahan mutlak diperlukan untuk
hidup sehat.
c. Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yang cenderung
asam dan pedas.
d. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak
menguras energi secara berlebihan.
e. Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam sehari
sesuai dengan kebiasaan.
f. Rajin minum susu dengan kalsium tinggi. Jika tidak gemar minum susu, bisa
diganti dengan makanan atau suplemen kalsium. Konsultasikan pada dokter
untuk mendapatkan ukuran dan porsi yang sesuai.
g. Lakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari.
Olahraga yang dipilih tidak harus olahraga berat. Anda dapat sekedar
berjalan-jalan santai selama 30 menit, jogging ringan, senam ringan, maupun
bersepeda. Pilihlah yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Olahraga
secara teratur dapat memperlancar aliran darah pada otot di sekitar rahim sehingga
akan meredakan rasa nyeri pada saat haid.

h. Lakukan peregangan (stretching) anti nyeri haid setidaknya 5-7 hari sebelum
haid.
Untuk dapat memastikan waktu secara tepat, buatlah kalender haid untuk
mencatat jadwal datang bulan dan berakhirnya haid setiap bulan. Peregangan ini
dilakukan untuk meredakan nyeri haid. Caranya adalah sebagai berikut :
1) Lakukan pemanasan ringan dengan berlari-lari di tempat. Tarik napas dalam
dan hembuskan secara perlahan-lahan dan sealami mungkin. Lakukan
secukupnya, kemudian lemaskan otot-otot tangan, kaki, pinggang, dan leher.
2) Setelah itu berbaringlah di matras dengan posisi telentang dengan kedua
tangan disamping badan. Rapatkan kedua kaki, kemudian perlahan-lahan
angkat kedua kaki hingga membentuk sudut 90 dan tahan selama beberapa
detik. Setelah itu luruskan kaki hingga menyentuh atas muka. Tahan beberapa
detik, lalu kembalikan pada posisi semula saat kaki lurus. Ulangi gerakan ini
hingga 8 kali.
3) Ambil napas untuk memulihkan energi. Baringkan badan dengan posisi
telentang. Kedua tangan lurus diatas kepala. Angkat kedua kaki dengan posisi
lurus bersamaan dengan badan hingga membentuk sudut 120. Setelah itu,
raihlah lutut dengan kedua tangan. Tahan posisi ini hingga beberapa detik.
Naikkan lagi kedua kaki hingga jarak perut dan kaki semakin dekat. Tahan
posisi ini selama beberapa detik. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula.
Ulangi gerakan ini hingga 8 kali. Setelah itu cukup beristirahat. Lakukan
gerakan ini setiap hari sepanjang 5-7 hari sebelum haid.
i. Menjelang haid, cobalah berendam dengan air hangat yang diberi garam mandi
dan beberapa tetes minyak essensial bunga lavender atau sesuai dengan selera

masing-masing. Kedua ini dapat dibeli di spa atau took-toko bahan kecantikan.
Berendamlah selama 10-15 menit dan rasakan kesegaran serta rileks di seluruh
tubuh. Cara ini membantu memperlancar peredaran darah dalam tubuh sehingga
mencegah terjadinya nyeri haid.
j. Usahakan tidak mengonsumsi obat-obatan anti nyeri jika semua cara pencegahan
tersebut tidak mengatasi nyeri. Lebih baik segera kunjungi dokter untuk
mengetahui penyebab haid yang berkepanjangan. Bisa saja ada kelainan rahim
atau oenyakit lainnya.
k. Selama masa haid jangan melakukan olahraga berat atau bekerja berlebihan
sehingga menyebabkan kelelahan.
l. Hindari mengonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun cokelat karena akan memicu
bertambahnya kadar estrogen.
m. Jangan makan segala sesuatu yang dingin secara berlebihan, misalnya es krim.
Perbanyak makan buah, sayur makanan berkadar lemak rendah, konsumsi
vitamin E, vitamin B6 dan minyak ikan untuk mengurangi peradangan.
n. Suhu panas merupakan ramuan tua yang perlu dicoba. Gunakan heating pad
(bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air panas diperut dan
punggung bawah, serta minum minuman yang hangat. Pengaruhnya akan
langsung meredakan nyeri.
o. Terapi alternatif yang patut dicoba adalah memvisualisasikan diri setiap hendak
datang haid, yaitu visualisasi bahwa haid tidak sakit dan tidak perlu mengganggu
aktivitas. Pemusatan pikiran bahwa haid tetap nyaman dan bisa beraktivitas
seperti biasa sangatlah penting. Ini akan menyebabkan tubuh bereaksi
membentengi diri sehingga haid dapat terjadi tanpa nyeri.

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan nyeri pada remaja putri yang terkena dismenorre dibedakan
menjadi 2, meliputi : (Anurgoho, 2011)
a. Farmakologis
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengobati nyeri haid. Berikut
adalah beberapa pengobatan yang dapat Anda pilih :
1) Pengobatan Herbal
a)

Kayu Manis

Rempah yang beraroma manis ini mengandung sinemik yang bermanfaat


untuk meredakan berbagai nyeri, termasuk nyeri haid. Kita bisa menggunakan
dalam bentuk minyak kayu manis, bubuk kayu manis, ataupun batang kayu manis.
Caranya, campurkan rempah kayu manis ke dalam air hangat, lalu minumlah
untuk mencegah dan mengatasi nyeri haid. Bisa juga ditambahkan pada teh dan
diberi madu murni secukupnya. Biasakan meminum ramuan ini bila nyeri mulai
terasa.
b)

Kedelai
Kacang kedelai yang banyak manfaatnya ini kaya kandungan phytoestrogens.

Zat tersebut sangat membantu menyeimbangkan hormon tubuh terutama saat haid.
Caranya, rebus setangkup kacang kedelai dengan air yang sudah diberi sedikit
garam. Cukup rebus lima menit, lalu makanlah kedelai rebusnya. Bisa juga
mengonsumsi susu kedelai atau makanan olahan dari kedelai, seperti tahu dan
tempe.
c)

Cengkeh

Campuran bunga cengkeh kering, ketumbar, kunyit dan bubuk pala bisa
membantu mengatasi nyeri haid. Seduh bahan tersebut dengan air panas. Saring
ampasnya, lalu minum selagi hangat.
d)

Kunyit
Ambil 30 gram kunyit, kupas, cuci bersih, kemudian potong tipis-tipis.

Tambahkan asam dan gula aren secukupnya. Seduh ketiga bahan tersebut dengan
1 gelas air panas (200 cc) dan aduk-aduk hingga rasanya asam manis. Minum
ramuan tersebut setiap pagi dan petang. Ramuan ini dapat mengurangi nyeri haid.
e)

Jahe
Jahe (ginger) sama efektifnya dengan asam mefenamat (mefenamic acid) dan

ibuprofen untuk mengurangi nyeri pada wanita dengan dismenorre primer. Dosis
maksimal adalah 6 gram pada perut yang kosong.
Caranya mudah, ambil jahe secukupnya, kupas, cuci, lalu parut. Selanjutnya
rebus dengan 2 gelas air (400 cc) hingga mendidih dan tersisa 1 gelas (200 cc).
Ambil teh celup dan aduk-aduk sampai merata. Setelah itu, saring air dan tunggu
hingga cukup berkhasiat menghilangkan rasa sakit dan mual. Sementara teh
mengandung caffeine, theobromin, dan theofilin yang berkhasiat menyembuhkan.

2) Suplemen
a) Minyak Ikan
Asam lemak omega 3 sangat bermanfaat untuk mencegah efek peradangan
saat haid. Zat ini juga mengurangi rasa sakit saat terjadi kram.
b) Vitamin E

Selain untuk kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini sel tubuh, vitamin E
juga bisa mengurangi nyeri haid. Vitamin E bisa membantu mengatasi efek
peningkatan produksi hormon prostaglandin.
3) Pengobatan Medis
Menurut Tamsuri (2006) obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri dapat
dibagi menjadi 3 golongan yang dapat dipakai secara tunggal ataupun kombinasi,
antara lain:
a) Analgesik non-opioid (NSAID)
b) Kortikoid
c) Relaksan atau pelemas otot
d) Analgesik opioid
e) Antidepresan atau antikonvulsan
f) Anastesi lokal
g) Fitofarmaka.
Obat analgesik yang umumnya digunakan adlah analgesik non-opioid
golongan NSAID dengan dosis 600mg 3x/hari(Tamsuri, 2006 dikutip Leny, 2013)
Non Farmakologis

1) Diatermi (Kompres panas atau dingin)


Penggunaan kompres panas atau dingin meliputi penggunaan kantong es,
masase mandi air dingin atau panas, penggunaan selimut atau bantal panass.
Kompres panas atau dingin selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat
meningkatkan proses penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan
(Tamsuri, 2006).

2) Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)


Stimulasi saraf elektris transkutan menggunakan satu unit peralatan yang
dijalankan dengan elektroda yang dipasang pada kulit menghasilkan sensasi
kesemutan, getaran, atau mendengung pada area kulit tertentu. TENS telah
digunakan baik untuk menghilangkan nyeri akut atau kronis (Tamsuri, 2006).
3) Imobilisasi
Imobilisasi terhadap organ tubuh yang mengalami nyeri hebat mungkin dapat
meredakan nyeri. Kadang kala petugas kesehatan memberikan kepada psien
intruksi kepada klien untuk istirahat selama terjadinya nyeri tanpa disertai intruksi
yang jelas bagaimana istirahat yang dimaksud dan berapa lama istirahat dilakukan
(Tamsuri,2006).
4) Distraksi
Distraksi adalah pengelihatan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi
redikuler mengahmbat stimulus nyeri, jika seseorang menerima input sensori yang
berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke ota (Nyeri
berkurang atau tida dirasakan oleh klien) (Tamsuri, 2006).
Salah satu teknik distraksi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri
adalah dengan menggunakan terapi musik klasik Mozart. Musik klasik Mozart
adalah musik klasik yang muncul 250 tahun yang lalu. Diciptakan oleh Wolgang
Amadeus Mozart. Musik klasik Mozart memberikan ketenangan, memperbaiki
persepsi spasial dan memungkinkan pasien untuk berkomunikasi baik dengan hati
maupun pikiran. Musik klasik Mozart juga memiliki irama, melodi, dan frekuensi
tinggi yang dapat merangsang dan menguatkan wilayah kreatif dan motivasi di

otak. Musik klasik Mozart memiliki efek yang tidak dimiliki komposer lain.
Musik klasik Mozart memiliki kekuatan yang membebaskan, mengobati dan dan
menyembuhkan (Musbikin, 2009 dikutip oleh Mahanani, 2013).
5) Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasi
ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. Tindakan relaksasi dapat dipandang
sebagai upaya pembebasan mental dan fisik dari tekanan serta stress (Tamsuri,
2006 dikutip oleh Leny, 2013).
6) Biofeedback
Biofeedback (umpan balik tubuh) adalah teknik mengatasi nyeri dengan
memberikan informasi kepada pasien tentang respon fisiologi tubuh terhadap
nyeri yang dialami klien (misalnya: tekanan darah dan ketegangan otot) dan cara
untuk mengendalikan secara involunter respon tersebut. Dengan memberi
informasi yang kaurat tentang tekanan darah, ketegangan otot, atau melihat
monitor poligraf, pasien akan berusaha untuk mencapai relaksasi yang optimal,
sehingga nyeri yang dirassakan pasien berkurang (Tamsuri, 2006).
7) Sentuhan Terapeutik
Teknik yang digunakan untuk sentuhan terapeutik adalah dengan cara perawat
melakukan meditasi dalam waktu singkat sebelum kontak dengan pasien. Periode
ini, perawat membunyikan tingkat energi internal, kemudian meraba klien dan
mentransmisikan energy penyembuhan. Rasionalisasi metode ini tidak dapat
dimengerti dengan jelas (Tamsuri, 2006).
8) Massase

Masase kulit memberikan efek penurunan dan kecemasan ketegangan otot.


Rangsangan masase otot ini dipercayai akan merangsang serabut berdiameter
besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri (tamsuri, 2006).
9) Akupuntur
Akupuntur adlah pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk
mengobati nyeri. Jarum-jarum kecil yang dimasukkan pada kulit, bertujuan
menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dpat memblok
tranmisi nyeri ke otak (Wang et al, 2009).
10) Guide Imageri (Imajinasi terbimbing)
Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan.
Tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari
klien. Apabila klien mengalami kegelisahan, tindakan ini harus dihentikan.
Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri
(Wang et al, 2009).

10. Pengukuran Intensitas Nyeri


Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama yang dirasakan sangat berbeda
oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri, 2006 dikutip oleh Leny, 2014)
Menurut Potter dan Perry (2005) karakteristik paling objektif pada nyeri
adalah tingkat keparahan dan intensitas nyeri tersebut. Ada lima skala yang dapat
digunakan untuk mendeskripsikan tingkat keparahan nyeri, antara lain :

a. Skala intensitas nyeri deskriptif


Skala intensitas nyeri deskriptif merupakan alat pengukur tingkat keparahan
nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsian verbal (Verbal Descriptor Scale,
VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Pendeskripsian ini di ranking mulai dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak
tertahankan.

Gambar 2.2 Skala intensitas nyeri deskriptif

b. Skala intensitas nyeri numerik


Skala penilaian numerik (Numerical rating Scale, NRS) lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsian data. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik.

Gambar 2.3 Skala intesitas nyeri numerik


Keterangan tingkat nyeri meliputi: a) 0 = tidak nyeri ; b) 1 = nyeri seperti
gatal, dan nyut-nyutan ; c) 2 = nyeri seperti terpukul d) 3 = nyeri seperti perih
dan mules ; e) 4 = nyeri seperti kesemutan ; f) 5 = nyeri seperti kram atau kaku

atau keras ; g) 6 = nyeri seperti tertekan, bergerak, diaduk h) 7 = nyeri seperti


terbakar, panas, dan ditusuk-tusuk ; i) 8 = nyeri seperti terpukul palu, menginjak
paku ; j) 9 = nyeri seperti sulit diungkapkan atau campur aduk ; k) 10 = nyeri
tidak dapat dikontrol.
Keterangan skala intensitas nyeri numerik:
1) 0

: Tidak nyeri.

2) 1-3 : Nyeri ringan yang hilang tanpa pengobatan, sedikit mengganggu aktivitas
sehari-hari. Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
3) 4-6 : Nyeri sedang yang menyebar ke perut bagian bawah, mengganggu aktivitas
sehari-hari, membutuhkan obat untuk mengurangi nyerinya. Secara objektif klien
menyeringai, mendesis, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendesripsikan,
dapat mengikuti perintah dengan baik.
4) 7-9 : Nyeri berat yang disertai pusing, sakit kepala berat, muntah, diare, sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari. Secar objektif pasien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikan, tidak dapat diatasi dengan alih posisi,
nafas dalam, dan distraksi.
5) 10 : Nyeri sangat berat seperti menagis, meringis, gelisah, menghindari
percakapan dan kontak sosial, sesak nafas, imobilisasi, menggigit bibir, penurunan
rentan kesadaran.
c. Skala analog visual
Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS
merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus-menerus

dan memiliki alat pendeskripsi verba pada setiap ujungnya. Skala ini memberikan
kebebbasan penuh pada klien untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.

Gambar 2.4 Skala analog visual


d. Skala nyeri oucher
Skala nyeri oucher yang terdiri dari dua skala yang terpisah yaitu pada sisi
sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih besar dengan skala 0-100 dan pada sisi
sebelah kanan untuk anak-anak yang lebih kecil dengan skala fotografik enam
gambar. Foto wajah seorang anak (dengan peningkatan rasa tidak nyaman)
dirancang sebagai petunjuk untuk memberikan anak-anak pengertian, sehingga
dapat memehami makna dan tingkat keparahan nyeri. Seorang anak biasanya
menunjuk ke sejumlah pilihan gambar yang dapat mendeskripsikan nyerinya.
Cara ini membuat usaha mendeskripsikan nyeri menjadi lebih sederhana. Skala ini
bermanfaat bukan saja dalam upaya engkaji tingkat keparahan nyeri, tetapi juga
mengevaluasi perubahan kondisi anak. Perawat dapat menggunakan untuk menilai
apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan.
e. Skala wajah
Skala wajah digunakan untuk mengkaji nyeri pada anak-anak. Skala tersebut
terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan wajah dari
wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri). Kemudian secara bertahap
meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wah
yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat).

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
tidak mengonsumsi banyak waktu saat klien melengkapi. Apabila klien dapat
membaca dan memahami skla, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat

You might also like