You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROMOSI KESEHATAN
NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA WANITA

DISUSUN OLEH
ISNINDIAH TRIANA DEWI
NPM

1120015039

DOSEN PEMBIMBING
PRIYO MUKTI P, S. Kep.,Ns.,

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS)
1. Pokok Bahasan
2. Sub pokok bahasan
3. Sasaran
4.
5.
6.
7.
8.

: Kesehatan Reproduksi Wanita


: Keputihan (Flour Albus)
: Remaja Wanita Sdr J
di RW 01 RT 08
: Senin, 17 Juni 2016
: Pukul 11.00 11.30 WIB
: Rumah Sdr J di RW 01 RT 08
: Isnindiah Triana Dewi

Hari, Tanggal
Waktu
Tempat
Penyuluh
Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat
memahami tentang Keputihan (Flour Albus)
b. Tujuan Instrusional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Keputihan (Flour Albus)

diharapkan sasaran mampu :


1) Menjelaskan pengertian keputihan
2) Menyebutkan jenis-jenis keputihan
3) Menyebutkan minimal 2 penyebab Keputihan
4) Menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala keputihan
5) Menyebutkan minimal 3 akibat keputihan
6) Menyebutkan minimal 3 cara mencegah keputihan
9. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
10. Media
a. Leaflet
b. Materi
11. Kegiatan
No

Tahap, Waktu
Kegiatan

Kegiatan Penyuluh
1. Membuka

kegiatan

Respon Sasaran
1. Menjawab salam

dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri.
1.

Pembukaan

3. Menjelaskan maksud
dan

tujuan

penyuluhan

dari

2. Peserta

mengetahui

nama penyuluh
3. Peserta
memahami
maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Peserta mengetahui

5 Menit

4. Menyebutkan

materi

yang akan diberikan


5. Menyampaikan

materi

yang

akan

deberikan
5. Peserta mengetahui
waktu penyuluhan

kontrak waktu
1. Menjelaskan
pengertian keputihan
2. Menjelaskan jenisjenis keputihan
3. Menjelaskan
Penyebab Keputihan
4. Menjelaskan tanda Peserta
2.

Kegiatan inti
15 Menit

mendengarkan

dan gejala keputihan dan memahami materi


5. Menjelaskan akibat
yang disampaikan
keputihan
6. Menjelaskan
bagaimana

cara

pencegahan
keputihan
1. Menyimpulkan materi
penyuluhan
telah

yang

disampaikan

kepada sasaran
2. Memberikan
pertanyaan
3.

Evaluasi/penutup
10 Menit

1. Mendengarkan

2. Menjawab
kepada

pertanyaan

sasaran tentang materi


yang

sudah

disampaikan
penyuluh
3. Menutup acara dan
mengucapkan

salam

serta

kasih

terima

kepada sasaran.

3. Mendengarkan

penyuluh menutup
acara

dan

menjawab salam
12. Materi
Terlampir
13. Evaluasi

Peserta mampu memahami dan mengetahui tentang keputihan, dan dapat


menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
a. Apa yang dimaksud dengan keputihan?
b. Sebutkan jenis-jenis keputihan!
c. Sebutkan minimal 2 penyebab Keputihan!
d. Sebutkan minimal 3 tanda dan gejala keputihan!
e. Sebutkan minimal 3 akibat keputihan!
f. Sebutkan minimal 3 cara mencegah keputihan!

14. Daftar Pustaka


Aulia. (2012). Serangan-serangan Penyakit Khas pada Wanita Pling
Sering Terjadi. Jogjakarta: Buku Biru.
Elmart, F. (2012). Mahir Menjaga Ogan Intim Wanita. Solo: Tinta
Medina.
Indah,

Arthanasia.

(2011).

Perawatan Gangguan Bermacam-

macam Keputihan Pada Organ Reproduksi Wanita.


Manuaba, I. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
EGC.
Sarwono, S.W. (2010). Bunga Rampai: Obstetri dan Ginekologi Sosial.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Surabaya, 17 Juni 2016


Mengetahui
Pembimbing Akademik

Penyuluh

Priyo Mukti.,S.Kep.,Ns

Isnindiah Triana Dewi

LAMPIRAN MATERI
KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS)
A. Pengertian keputihan
Keputihan atau Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada
wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan
rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering
menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit.
Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing,
sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Keputihan (flour

albus) adalah pengeluaran cairan dari jalan

lahiryang

bukan darah. Flour albus atau keputihan adalah nama gejala yang diberikan
pada cairan yang keluar dari saluran genetalia wanita, yang tidak berubah.
Flour

albus atau keputihan adalah

sekret

putih

yang

kental

keluar

dari vagina maupun rongga uterus (Kamus Kedokteran).


Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang
berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam
keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan
keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa
terkena keputihan.
Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari
organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah
keputihan yang tidak normal (Blankast, 2008).

B. Jenis-jenis keputihan
Keputihan terbagi menjadi dua yaitu :
1. Bersifat Fisiologis (Keputihan normal)
Keputihan yang terjadi pada masa ovulasi yaitu kurang lebih 12-14 hari
setelah menstruasi. Keputihan ini wajar terjadi pada wanita biasanya tidak
berwarna atau bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak sampai
menimbulkan keluhan.
2. Bersifat Patologis (Keputihan tidak normal)
Keluarnya lendir secara berlebihan berwarna kuning atau hijau atau
keabu-abuan, berbau amis atau busuk bisa menimbulkan keluhan seperti
gatal dan rasa terbakar pada daerah intim. (Kirania, 2011)
C. Penyebab Keputihan
1. Factor Infeksi vagina
a. Jamur
Umumnya disebabkan

oleh

jamur

candida

albicans

yang

menyebabkan rasa gatal disekitar vulva/vagina. Warna cairan


keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning kuningan dengan
bau yang khas. Keputihan jamur bisa diakibatkan oleh kehamilan,
penggunaan pil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan
tubuh rendah, dan lain sebagainya.
b. Bakteri
Biasanya, diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya
disebut bacterial vaginosis dengan ciri ciri cairannya encer dengan
warna putih ke abu abuan beraroma amis sering tidak gatal atau
sedikit gatal. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat
kehamilan, berganti-ganti pasangan, penggunaan alat KB spiral atau
c.

IUD, dan lain sebagainya.


Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit
HIV/ AIDS, condyloma, herpes, dan lain lain yang bisa memicu
munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari
hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang
vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan, condyloma
memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau

d.

yang sering menyerang ibu hamil.


Parasit

Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas


vaginalis yang menular dari kontak seks/ hubungan seks dengan
cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan
berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini
bisa menular lewat tukar menukar peralatan mandi, pinjam
meminjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi,
dan lain sebagainya (Dita, 2010).
2. Faktor hygiene yang jelek
Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat
sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
3. Pemakaian obat-obatan
Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam
waktu lama. Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang
terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan
penggunaan

KB

mempengaruhi

keseimbangan

hormonal

wanita.

Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.


4. Stres
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Purwantyastuti (2004) yang mengatakan bahwa
wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang
disebabkan oleh stres.
5. Penyebab lain keputihan
Alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak
sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi,
rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya.
Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang
berlangsung lama. Karena keputihan, seorang ibu bahkan bisa kehilangan
bayinya. (Suryana, 2009)

D. Tanda dan gejala keputihan


1. Keputihan normal (fisiologis)
a. Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer

b. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat


c. Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan
tanda masa subur pada wanita tertentu
d. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga
sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh
hormon yang dihasilkan oleh plasenta
e. Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat
sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan
sendirinya
f. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang
daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal
dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang
terinfeksi, atau alat kelamin luar.
2. Keputihan abnormal (patologis)
a. Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer
atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa
b. cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap)
c. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta
dapat mengakibatkan iritasi pada vagina
d. Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya
seperti HIV, Herpes, Candyloma.
E. Akibat keputihan
Menurut Sarwono (2010), Keputihan yang berlebihan dan dalam jangka
waktu yang lama bisa mengakibatkan kemandulan.
F. Cara mencegah keputihan
Keputihan dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan, diantaranya yaitu :
a. Mencuci bagian vulva (bagian luar vagina) setiap hari dan menjaga
agar tetap kering untuk mencegah timbulnya bakteri dan jamur.
b. Saat menstruasi bisasakan mengganti pembalut apabila sudah terasa
basah dan lembab.
c. Menggunakan sabun non parfum saat mandi untuk mencegah
timbulnya iritasi pada vagina.

d. Menghindari

penggunaan

cairan

pembersih

kewanitaan

yang

mengandung deodoran dan mengandung bahan kimia terlalu


berlebihan. Karena itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan
dapat merangsang munculnya jamur atau bakteri.
e. Setelah buang air besar , bersihkan dengan air dan keiringkan dari
depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke
vagina.
f. Menjaga kuku tetap bersih dan pendek, Kuku dapat terinfeksi candida
akibat garukan pada kulit yang terinfeksi. Candida yang tertimbun
dibawah kuku tersebut dapat menular ke vagina saat mandi atau
cebok.
2. Memperhatikan pakaian, diantaranya yaitu :
a. Apabila pakaian dalam yang digunakan sudah terasa lembab
sebaiknya segera diganti dengan yang kering dan bersih.
b. Menghindari penggunaan celana dalam dan celana panjang yang
terlalu

ketat

karena

dapat

meningkatkan

kelembaban

organ

kewanitaan.
c. Tidak duduk dengan pakaian basah (misalnya selesai olahraga dan
selesai renang karena jamur lebih senang pada lingkungan yang basah
dan lembab).
d. Memakai pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap
kelembaban dan mejaga agar sirkulasi udara tetap terjaga.

3. Mengatur gaya hidup, diantaranya yaitu :


a.

Menghindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan tanpa

b.
c.

menggunakan alat pelindung seperti kondom.


Mengendalikan stress
Rajin berolahraga agar stamina tubuh meningkat untuk melawan

d.

serangan infeksi.
Mengkonsumsi diet yang tinggi protein. Mengurangi makanan tinggi
gula dan karbohidrat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan

e.

bakteri yang merugikan.


Menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang. Kegemukan dapat
membuat kedua paha tertutup rapat sehingga mengganggu sirkulasi
udara dan meningkatkan kelembaban sekitar vagina.

f.

Apabila

mengalami

keputihan

dan

mendapatkan

pengobatan

antibiotic oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotic


tersebut sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri
tidak kebal dan keputihan tidak dating lagi (Elmart, 2012).

You might also like