You are on page 1of 6

Diagnosis Molekuler

Diagnostik Molekular
Pada awal 1990, biologi molekuler telah digunakan sebagai
pendekatan dalam diagnosis suatu penyakit, baik penyakit genetik (lebih
menitikberatkan pada host), maupun pada infectious disease(lebih
menitikberatkan pada mikroorganisme penyebab infeksi). Cakupan dari
diagnostik molekuler
ini di antaranya adalah pada :
1. Penyakit penyakit keganasan (ex: kanker)
2. Penyakit turunan
3. Pelacakan identitas (dengan paternity test)
4. Farmakogenetik (meneliti polimorfisme gen yang mempengaruhi
variabilitas kerja obat)
5. Penyakit infeksi
Prinsip Deteksi dengan Asam Nukleat pada Diagnostik Molekuler
Diagnostik molekuler menggunakan asam nukleat sebagai suatu alat
dalam diagnostik molekuler. Hal tersebut dikarenakan :
1. Asam nukleat adalah materi pembawa informasi genetik pada
suatu individu yang bersifat sama dalam satu tubuh. (DNA di otot
pasti sama dengan DNA yang ada di darah)
Jadi untuk pemeriksaan DNA yang berhubungan dengan mutasi, kita
bisa mengisolasi DNA dari limfosit pada darah, dan tidak perlu
mengambil dari organ yang mengalami kelainan.
2. DNA membawa informasi yang akan diterjemahkan menjadi suatu
protein dalam tubuh.
Apabila terjadi suatu kelainan yang berhubungan dengan kerja
protein tubuh, tentunya terdapat perubahan pada molekul DNA dari
yang normal.
3. DNA merupakan materi yang diturunkan dari orang tua.
Hal ini membantu dalam deteksi penyakitpenyakit yang diturunkan
(inherited).
Karakteristik karaktristik tersebut akhirnya mendasari digunakannya
deteksi asam nukleat pada diagnostik molekuler.
Asam nukleat dalam diagnostik molekuler tersebut dapat diisolasi
dari beberapa sumber, seperti:
1. Apus darah tepi atau dari cord blood limphocyte
2. Villi chorialis (plasenta dari janin)
3. Cairan amnion (adanya selsel fetus yang mungkin keluar dan
berada di cairan amnion)

4. Asam nukleat yang berada di sirkulasi darah.


Dalam hal ini, asam nukleat tidak berada dalam sel, namun berada dalam
sirkulasi. Contoh beberapa asam nukleat yang bersirkulasi di antaranya:
a. DNA kanker
Bila ada sel yang rusak akibat kanker, nah biasanya
komponen-komponen selnya ikut hancur kan, makanya DNA
maupun RNA nya ikut lepas dan akhirnya mengalir di sirkulasi
darah.
Kalo di periksa, asam nukleat yang mengalir di sirkulasi
biasanya udah bermutasi (bisa onkogenik atau bisa juga itu DNA
dari virus yang menginfeksi, nah contohnya itu kayak HPV pd kanker
serviks atau Epstein Barrs pada kanker nasofaring)
b. DNA fetus pada sirkulasi darah ibu
Hal ini terjadi ketika beberapa sel fetus masuk ke dalam srkulasi
darah ibu
akan mengalami lisis
membebaskan DNA nya.
Masalahnya, metode deteksi kelainan pada fetus dengan DNA fetus
yang bersirkulasi di darah ibu ini belum banyak berhasil
dilakukan(karena, biasanya itu darah ibu masih didominasi sama
DNA ibu).
c. Lainlain
Pulmonary embolism
Myocardial infection
Stroke
Nah kalo pada kasus diatas kan yang mengalami kerusakan adalah
jaringan tertentu aja, makanya yang diperiksa itu bukan lagi DNA
nya (ingetkan kenapa? Soalnya DNA seluruh tubuh sama,
sedangkan yang rusak bagian tertentu aja).
Makanya yang diperiksa itu mRNA yang spesifik yang di ekspresikan
orang yang mengalami kerusakan.
Transplantasi organ
mRNA spesifik juga buat meneliti penolakan pada organ
transplan. Gimana caranya? Kan pada saat transplantasi organ, gak
bisa tuh cocok 100%, sel-sel yang ditolak mengalami kerusakan dan
membebaskan RNA nya, nah yang kita periksa itu mRNA yang
diekspresikan organ tersebut.

Diagnostik Molekuler pada Penyakit Menurun


Diagnostik pada penyakit menurun dilakukan dengan meneliti adanya
mutasi, baik pada DNA inti maupun mitokondria.

Mitochondrial genome
Mitocondhrial genome bersifat maternal inheritance (penurunan
dari ibu) karena mitokondria paternal tidak masuk ovum ketika
pembuahan terjadi. (mitokondria pada sperma berfungsi untuk
motilitas)
Genomnya terdapat dalam banyak copy di setiap mitokondria
(namun copy DNA mitokondria tidak sama setiap sel).
Tidak memiliki system repair yang efektif, sehinga memiliki laju
mutasi yang tinggi.
Memiliki fenomena homoplasmy dan heteroplasmy (prinsipnya
kalo homoplasmi itu mitokondria yang diwariskan rata-rata sama isi
materi genetik nya).
Kelainan pada DNA mitokondria contohnya:
Lebers Hereditary Optic Neuropathy (kelainan pada saraf
penglihatannya, biasanya terjadi pada saat dewasa-muda).
Myopathy Enchelophaty Lactic Acidosis Stroke like episode. (gejalagejala yang timbul tuh kayak stoke, tapi pas diperiksa sel-sel nya normal
lho.)
Aplikasinya :
1) Diagnosa banding (untuk diagnosis banding ini kita udah harus tau
secara spesifik letak mutasinya dimana)
Contoh :
Fragile x syndrome
retradasi mental
down syndrom
X linked muscular dystrophy
neurological disorders
2) Deteksi karier dari diagnosa keluarga
Contoh :
Congenital Adrenal Hyperplasia (adrenogenital syndrome) "
21-hydroxylase defficiency " kehilangan garam.
(gangguan pada hormon adenokortikosteroid sehingga bayi
perempuan yang lahir kelebihan testosteron).

Pesan
gambar

dari dosen:
ini hanya

menunjukkan kalo kekurangan 21-hydroxylase akan ada pathway lain (jalur alternatif)
namun hasil yang diinginkan (dalam hal ini kortisol) tidak terpenuhi deh.

3) Deteksi pembawa sifat pada populasi


Contoh:
- Hemoglobinopati ; Thalasemia (namun tidak dilakukan screening
karena individunya terlalu banyak dlm suatu populasi, digunakan
parameter: hematologi)
- Fibrosis Sistik : mutasi pada regulator yang mengukur keluar
masuknya ion klorida (CFTR). Penyakit ini termasuk autosomal
resesif. (di paru atau pankreas " liur menjadi kental " menyumbat
udara masuk
4) Diagnosa prenatal
Tidak dilakukan bila kelainan genetik bisa diatasi dan diagnosis
terhadap janin baik.
Contoh:
Thalasemia- : yaitu thalasemia berat yang apabila lahir
kemungkinan besar bayi meninggal, dan mengeluarkan toksin yang
bahaya bagi ibu (maka dilakukan diagnosis prenatal).
5) Presymptomatic diagnosis
Dilakukan saat usia dewasa.

Terapi gen
Pengobatan penyakit Genetik

Konvesional

Terapi gen

Germ line

Sel

somatic
Konvensional
Contohnya: PKU (berikan diet susu tanpa fenilalanin), kekurangan
hormon (berikan saja hormon), Hemofili A (berikan Fkator VIII),
kolesterol tinggi (berikan obat), defisiensi G6DP (jangan berikan
obat sulfonamide), thalasemia (berikan transfusi darah)
Walaupun dalam prakteknya ternyata ngga semudah itu lho, contohnya
hemofili A yang diberik Faktor VIII terus menerus, akhirnya tubuh akan
membentuk antibodi atau bila thalasemia diberikan darah terus menerus,
metabolisme Fe bisa berlebihan.
Terapi Gen
Prinsipnya adalah mengoreksi gen tertentu agar menjadi normal
kembali, dengan memasukkan gen tersebut ke sel yang tepat (agar hasil
maksimal, target selnya yang prekusor)
-

Germ line " mengubah germ line dan sel somatiknya


(dimanipulasi keseluruhan) " dilarang.
(kalo dibolehkan mengubah sel dari induk yang dapat diwariskan
kita bisa bikin manusia tuh, gak boleh kan).
Sel somatik " hanya mangubah sel somatiknya saja (jadi gen
tertentu itu dikoreksi, kemudian dimasukan kembali
in vitro " in vivo)

Technical Aspects
Inti dari diagnosis molekuler dan terapi gen adalah:
1. Gen dapat di kontrol, kloning, dan di regulasi.
2. Vektor pembawa dari gen tersebut " aman dan efisien.
3. Yang akhirnya dapat menghasilkan gen (ekspresi gen) yang
berguna bagi umat dan bangsa.

Sampai disini dulu ya tentirnya, tetap SEMANGAT teman teman!!

You might also like