You are on page 1of 25

alkana alkena alkuna

http://mubarrok93.blogspot.com/

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh
hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah,
bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon
alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan
bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi
senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. sifat senyawasenyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom
karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu
banyak,para ahli melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,danjenis
ikatan koevalen antar atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon
alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan
bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi
senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan
tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap
tiga dinamakan alkuna.
c. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan
lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi
senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang
membentuk rantai tertutup.
d. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai
benzena.
1.2 Rumusan Masalah

a.
b.
c.
d.
e.

a.
b.
c.
d.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah
yang akan dibahas:
Apa pergertian dari Alkana, Alkena dan Akuna?
Bagaimana rumus umum dari Alkana, Alkena dan Akuna?
Bagaimana tata nama dari Alkana, Alkena dan Akuna?
Apa saja sifat-sifat dan reaksi dari Alkana, Alkena dan Akuna?
Apa saja kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dibahas di makalah ini maka penulisan makalah ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
Memberikan pengetahuan tentang senyawa hidrokarbon.
Memberi pengertian dari Alkana, Alkena dan Akuna.
Memaparkan rumus umum dan cara tata nama yang benar dari Alkana, Alkena dan Akuna.
Memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat beserta kegunaan dari Alkana, Alkena dan
Akuna dalam kedupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

Suatu senyawa dikatakan senyawa Hidrokarbon apabila senyawa yang tersusun oleh
atom karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon terbagi menjadi 3 kelompok yaitu
hidrokarbon alifatik, hidokarbon alisiklik dan hidrokarbon aromatik. yang termasuk
hidrokarbon alifatik yaitu alkana, alkena dan alkuna alisiklik yaitu sikloalkana dan
sikloalkena aromatik yaitu benzena dan turunannya.
A. Karakteristik Atom Karbon
Kekhasan Atom Karbon
Atom karbon memiliki empat elektron valensi. Keempat elektron valensi
tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama pasangan
elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal dengan
empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4).

Rumus
Lewisnya:

Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga
berikatan kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun
rangkap dua dan tiga, seperti pada etana, etena dan etuna.

Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain


memungkinkan terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai
panjang atau siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon.
Jika satu atom hidrogen pada metana (CH4) diganti oleh gugus CH3 maka akan
terbentuk etana (CH3CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus CH3 maka
akan terbentuk propana (CH3CH2CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa
karbon berantai atau siklik.

Atom C Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener


Berdasarkan kemampuan atom karbon yang dapat berikatan dengan atom karbon
lain, muncul istilah atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Istilah ini
didasarkan pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu.
1. Atom karbon primer adalah
atom-atom karbon yang mengikat
satu atom karbon tetangga.

2. Atom karbon sekunder adalah


atom-atom karbon
yang
mengikat dua atom karbon
tetangga.

3. Atom
karbon
tersier
adalah
atom-atom karbon
yang mengikat tiga atom
karbon tetangga.

2.1 Alkana
2.1.1 Rumus Umum Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana
mempunyai rumus :
CnH2n + 2
Dari rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat
ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak bercabang yang
sering disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama
Rumus molekul
Nama
Rumus molekul
metana
CH4
heksadekana
C16H34
etana
C2H6
heptadekana
C17H36
propana
C3H8
oktadekana
C18H38
butana
C4H8
nonadekana
C19H40
pentana
C5H12
eikosana
C20H42
heksana
C6H14
heneikosana
C21H44
heptana
C7H16
dokosana
C22H46
oktana
C8H18
trikosa
C23H48
nonana
C9H20
tetrakosana
C24H50
dekana
C10H22
pentakosana
C25H52
undekana
C11H24
keksakosana
C26H54
dodekana
C12H26
heptakosana
C27H56
tridekana
C13H26
oktaoksana
C28H58
tetradekana
C14H30
nonakosana
C29H60
pentadekana
C15H32
trikontana
C30H62

2.1.2 Tata Nama Alkana


Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan
berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa
karbon, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C
dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC
agar dapat digunakan secara internasional.
1. Rantai tidak bercabang (lurus)
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n(normal). Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana
2. Jika rantai karbon bercabang, maka:
a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain.
Rantai induk diberi nama alkana.

rantai induk terdiri dari 6 atom C, sehingga diberi nama heksana


b. Penomoran.
Berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.

Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada
di nomor 4. Sehingga dipilih penomoran dari ujung bawah.
c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan
gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil
berikut:
d. Tabel Nama Alkil

e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabangnama cabang nama rantai induk:
Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana
jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka
tulis nomor-nomor cabang dari alkil sejenis dan beri
awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan
seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.

Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka


nama-nama alkil disusun menurut abjad.

3. Tambahan untuk penomoran khusus


a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang
sama panjang, maka pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.

Rantai induk = 5 atom C Rantai induk = 5 atom C


Cabang = 2 (metil dan etil) Cabang = 1 (isopropil)
Sehingga yang dipilih adalah struktur yang pertama : 3-etil-2-metilpentana

b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.

Dari kiri, nomor 3 terdapat cabang etil


Dari kanan, nomor 3 terdapat cabang metil.
Sehingga yang dipilih adalah penomoran dari kiri: 3-etil-4metilpentana.
2.1.3 Sifat-sifat Alkana
a. Sifat fisik

1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik
untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air,
lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud
cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah
atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
Alkana
Rumus Titik didih
Titik lebur
Massa jenis [gcm3]
[C]
[C]
(20C)
Metana
CH4
-162
-183
gas
Etana

C2H6

-89

-172

gas

Propana
Butana
Pentana
Heksana
Heptana
Oktana
Nonana
Dekana
Undekana
Dodekana
Ikosana
Triakontana
Tetrakontana
Pentakontana
Heksakontana

C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22
C11H24
C12H26
C20H42
C30H62
C40H82
C50H102
C60H122

-42
0
36
69
98
126
151
174
196
216
343
450
525
575
625

-188
-138
-130
-95
-91
-57
-54
-30
-26
-10
37
66
82
91
100

gas
gas
0.626 (cairan)
0.659 (cairan)
0.684 (cairan)
0.703 (cairan)
0.718 (cairan)
0.730 (cairan)
0.740 (cairan)
0.749 (cairan)
padat
padat
padat
padat
padat

b. Sifat kimia
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan uap
air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom-atom H pada
alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
2.1.4 Keisomeran Alkana
Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH 4, C2H6dan
C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya
sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di
bawah ini:

Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur
molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C 4H10mempunyai dua
kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:

Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada
kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata
atom-atom karbonnya yaitu:

Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah
atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang
tertera ditabel bawah ini:

Jumlah atom C
Rumus molekul

C4
C4H10

C5
C5H12

C6
C6H14

C7
C7H16

C8
C8H18

C9
C9H20

C10
C10H22

Jumlah isomer

18

35

75

2.1.5 Kegunaan dan Bahaya Alkana


Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana,
sebagai :
Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban).
Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases).
Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis.

Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku
utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis, minyak
rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC)
Jumlah C
Nama
Penggunaan
< 30
30 - 180
180 - 230
230 - 305
305 - 405

1-4
5 -10
11 - 12
13 - 17
18 - 25

Fraksi gas
Bensin
Minyak tanah
Minyak gas ringan
Minyak gas berat

Bahab bakar gas


Bahan bakar mobil
Bahan bakar memasak
Bahan bakar diesel
Bahan bakar pemanas

Sisa destilasi :
Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin.
Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi.
Sedangkan Bahaya alkana adalah:
Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 8% CH4).
Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara.
Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat mudah terbakar.
Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya bagi
lingkungan dan beracun.
Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin.
Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.
2.2 Alkena
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah
ikatan rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang
membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsionalmanapun, maka
akan membentuk suatu kelompok hidrokarbon.
Alkena
yang
paling
sederhana
adalah etena atau
etilena
(C2H4)
Senyawaaromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri
mereka berbeda sehingga tidak dianggap sebagai alkena.
a.
b.

2.2.1 Rumus Umum Alkena


Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C =
C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga
ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya.
Bagaimana rumus umum alkena?
Perhatikan senyawa-senyawa di bawah ini
kemudian bandingkan!
Apa kesimpulan yang Anda ambil? Ya
benar, alkena ternyata mengikat lebih sedikit dua

atom hidrogen dibandingkan alkana. Karena rumus umum alkana CnH2n + 2, maka rumus
umum alkena adalah :
CnH2n

2.2.2 Tata Nama Alkena


1) Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan namanama alkana, tetapi dengan
mengganti akhiran ana menjadi ena.
Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentena
2) Alkena rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
Contoh:

b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk,
sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang).
Contoh:

c) Penamaan, dengan urutan:


- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
Contoh:

1.

2.

2.2.3 Sifat-sifat Alkena


1) Sifat Fisis
Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan
suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan
itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan cairan alkena
lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada
alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
2) Sifat Kimia (Reaksi-reaksi Alkena)
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi
alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:
(1) Gas hidrogen (H2)
CH2 = CH2+ H2
etana
CH3 CH3
etena
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
CH2 = CH CH3 + Br2
Propena

(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)


Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam
halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.

Contoh:

Propena

2kloropropena

b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)


Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.
C2H4 + 2 O2 2 CO + 2 H2O

c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul molekul sederhana (monomer)
menjadi molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 -> CH2 CH2 -> [ CH2 CH2 ]n

2.2.4 Keisomeran Alkena


Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia
C4H8 sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu
isomer struktur dan isomer geometri.
a. Isomer Struktur
Isomer Kerangka/ Rantai

Isomer posisi
Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbonkarbon dalam molekul yang sama.

b. Isomer geometri
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab
jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar
sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran,
ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut, ada dua
isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.

c. Isomer Fungsional
Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6)

2.2.5 Kegunaan Alkena


Kegunaan Alkena sebagai :
Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
Untuk memasakkan buah-buahan
bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

2.3 Alkuna

Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Salah
satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam perdagangan atau sebagai
pengelasan.
2.3.1 Rumus Umum Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mengandung ikatan
rangkap tiga.
Perhatikan contoh berikut
Bagaimana rumus umum alkuna? Masih ingatkah Anda dengan senyawa alkadiena?
Perhatikan rumus struktur senyawa-senyawa di bawah ini!
Alkuna
Alkena
Bagaimana jumlah atom C dan H pada kedua senyawa di atas? Ternyata untuk
alkuna dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 6. Sedangkan untuk
alkena dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 8.Jadi, rumus umum
alkuna adalah:
CnH2n 2

o
o
o
o
o
o
o
o
o

2.3.2 Tata Nama Alkuna


1) Untuk alkuna rantai lurus, dinamakan sesuai dengan alkana dengan jumlah atom karbon
yang sama, namun diakhiri dengan -una. Berikut adalah alkuna dengan jumlah atom karbon
2-10 disebut:
Etuna, C2H2
Propuna, C3H4
Butuna, C4H6
Pentuna, C5H8
Heksuna, C6H10
Heptuna, C7H12
Oktuna, C8H14
Nonuna, C9H16
Dekuna, C10H18
2) Alkuna rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:

b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang
berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh:

c) Penamaan, dengan urutan:


nomor C yang mengikat cabang
nama cabang
nomor C yang berikatan rangkap tiga
nama rantai induk (alkuna)
Contoh:
3metil1butuna
(bukan 2metil3butuna)
4metil2heksana
(bukan 3metil4heksana)
Contoh
1. Tulislah nama senyawa berikut ini.

jawab:

4metil2pentuna

2metil3heksuna
2. Tulislah rumus struktur dari:
a. 2,2dimetil3heksuna
b. 3etil1heptuna
Jawab:
a. 2,2dimetil3heksuna

b. 3etil1heptuna

2.3.3 Sifat-sifat Alkuna


1) Sifat Fisis
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi
suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas,
suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.
2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan
jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua
kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama.
Contoh:
Reaksi penjenuhan etena oleh gas hydrogen
Bandingkan dengan reaksi penjenuhan etuna dengan gas hidrogen!
2.3.4 Keisomeran Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia
(C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan dijelaskan

mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna
(C4H6)
a. Isomer Posisi

Pada pentuna C5H8 memiliki 3 isomer seperti di bawah ini:

b. Isomer kerangka/ rantai

c. Isomer Fungsi

2.3.5 Kegunaan Alkuna


Kegunaan Alkuna sebagai :
etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
untuk penerangan
Sintesis senyawa lain
Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar
dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000 C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan
untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.

Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan


untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.

Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk
menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan
demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.

2.4 Sikloalkana
2.4.1 Pengertian dan Rumus Umum
Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom-atom
karbon-karbonnya tertutup (membentuk cincin), sehingga termasuk hidrokarbon siklik.
Karena sifat-sifat sikloalkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik),
maka sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Rumus umum sikloalkana
CnH2n.
Dengan pasangan-pasangan elektron yang saling berdekatan, terjadi tolak menolak
antara pasangan-pasangan elektron yang menghubungkan atom-atom karbon. Ini membuat
ikatan-ikatan lebih mudah terputus.
Dalam pemberian nama sikloalkana selalu digunakan awalan siklo-. Sebagai
contoh, sikloalkana yang mengandung 3 atom C dinamakan siklopropana, yang mengandung
4 atom C dinamakan siklobutana, dan seterusnya. Pada sikloalkana yang mengandung
substituen, pemberian namanya adalah dengan terlebih dahulu menyebut nama substituen
tersebut, diikuti dengan nama sikloalkananya.
Sebagai contoh, siklopentana yang mengandung sebuah substituen metil diberi
nama metilsiklopentana. Bila substituennya lebih dari sebuah diperlukan penomoran dan
dengan memperhatikan urutan alfabetik huruf pertama masing-masing substituen. Sebagai
contoh,
1,4-dimetilsikloheksana,
4-etil-1-metilsikloheksana,
dan
1-tersierbutil-4metilsikloheksana.
2.4.2 Tata Nama Sikloalkana
Sikloalkana tergolong hidrokarbon siklis/jenuh dengan rumus umum C nH2nyang
memiliki sekurang-kurangnya 1 cincin atom karbon. Golongan senyawa ini termasuk
hidrokarbon
jenuh,
karena
rantai
atom
C
berikatan
kovalen
tunggal.
Contoh penamaan senyawa sikloalkana :

Siklo propana, C3H6, (CH2)3, 3 atom C melingkar, setiap atom C mengikat 2 atom H.
Siklo butana, C4H8, (CH2)4, 4 atom C melingkar.
Siklo pentana, C5H10, (CH2)5, 5 atom C melingkar.
1,1,2-tribromo siklo butana, berarti dalam siklobutana terdapat 3 gugus cabang brom, Br; 2
cabang terletak.
o 1,1,2-trietil-3-metil siklo heksana; berarti sikloheksana memiliki 4 gugus chabang, 3 cabang
adalah gugus etil.
o
o
o
o

2.4.3 Klasifikasi Sikloalkana


Sikloalkana paling sederhana adalah siklopropana yang memiliki 3 atom C dengan
konformasi berbentuk planar. Sedangkan pada sikloalkana dengan jumlah atom C penyusun
cincin lebih dari 3 memiliki bentuk yang tidak planar dan melekuk, membentuk suatu
konformasi yang paling stabil (memiliki energi paling rendah), ingat bentuk molekul gula
yang berbentuk segi enam, berupa pelana kuda dan bentuk kursi adalah bentuk yang stabil.
Tabel di bawah ini menyajikan beberapa bentuk sikloalkana.

Klasifikasi berdasarkan jumlah struktur atom karbon


Sikloalkana juga hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C, hanya
saja atom-atom karbon tergabung dalam sebuah cincin. Sikloalkana yang paling kecil adalah
siklopropana.
Jika menghitung jumah karbon dan hidrogen pada gambar di atas, akan terlihat
bahwa jumlah atom C dan H tidak lagi memenuhi rumus umum C nH2n+2. Dengan
tergabungnya atom-atom karbon dalam sebuah cincin, ada dua atom hidrogen yang hilang.
Dua atom hidrogen yang hilang memang tidak diperlukan lagi, sebab rumus umum
untuk sebuah sikloalkana adalah CnH2n.
Sikloalkana juga mempunyai gugus cincin. Sikloheksana misalnya, memiliki
sebuah struktur cincin yang sebagai "cincin yang berkerut".terlihat seperti ini:

Struktur ini dikenal sebagai bentuk "kursi" dari sikloheksana sesuai dengan bentuknya yang
sedikit menyerupai sebuah kursi.
2.4.4 Sifat-sifat Sikloalkana
Sifat kimia sikloalkana merupakan pengembangan konsep atau materi pengayaan.
Penalarannya tidak sulit dan sifatnya mirip alkana. Sikloalkana, sifatnya mirip dengan alkana,
yaitu rantai atom C memiliki ikatan kovalen tunggal . Akibat dari reaksinya mengalami
subtitusi
Perbedaan alkana dan sikloalkana adalah Alkana tergolong alifatis, yaitu rantainya
terbuka, sedang sikloalkana adalah hidrokarbon siklis, rantainya tertutup. Rantai terbuka
berarti gerakan molekulnya lebih leluasa. Sedangkan sikloalkana seperti dipaksakan,
kemungkinan besar sikloalkana lebih mudah bereaksi. Apalagi siklopropana yang rantai Cnya terpendek. Jadi siklopropana paling tidak stabil atau paling realtif."
Dikatakan siklopropana memiliki sifat ekstra, yaitu rantai tertutupnya mudah
terbuka. Reaksi membukanya ikatan ini dinamakan adisi dan reaksi ini dapat berlangsung di
ruang gelap maupun ada UV. Namun apabila ada UV maka reaksinya campuran, adisi dan
substitusi.

Sifat Sikloalkana

Reaksi adisi siklopropana dengan Br2?


" (CH2)3 + Br2 CH2BrCH2CH2Br namanya 1,3-dibromo propana."
Substitusi siklobutana dengan Cl2?"
"Akan membentuk 1-khloro siklobutana, persamaan reaksinya:
(CH2)4 + Cl2 (CH2)3CHCl + HCl."

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C).
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 3 golongan besar, yaitu: Senyawa alifatik dan senyawa siklik serta senyawa aromatik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan
rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon
alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan
tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap
tiga dinamakan alkuna.
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar
dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi
senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang
membentuk rantai tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena.
3.2 Saran
Sebaiknya penggunaan senyawa harus digunakan sebaik-baiknya, karena setiap
senyawa itu mempunyai manfaat dan bahaya.

a.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Budi, Mahardiani. Ani. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: CV.HaKa MJ
Purba Michael. 2004. Kimia untuk SMA. Jakarta: Erlangga.

You might also like