Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN
27
28
C. Kondisi Tanah
Struktur tanahnya remah, dengan tesktur tanah lempung berpasir
fraksi liat 7-27 %, debu 25-50%, dan pasir <50 %. Jenis tanah inceptisol,
andosol, dan latosol.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,56,5 dengan pH
optimum 6. Dari karakteristik kondisi fisik yang dimiliki Desa Selorejo
memang cocok untuk tumbuh dengan subur pohon jeruk sehingga wajar
jika jeruk sekarang menjadi komoditas utama desa tersebut.
Tekanan yang diberikan pada lahan terutama pada lahan kosong
yang terdapat di daerah tersebut lebih banyak digunakan untuk lahan
pertanian, bahkan lahan pekarangan, atau lahan kosong yang terdapat di
sekitar rumah penduduk digunakan untuk menanami jeruk, alpukat, jambu,
kopi dan tanaman holtikultura lainnya seperti cabe, kol, kangkung,bawang,
dan sebagainya.
Komoditi Unggulan Kecamatan Dau :
29
D. Kondisi Iklim
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Jan
477
Peb
296
Mar
420
Apr
187
Mei
122
Juni
6
Juli
0
Agu
0
Sep
0
Okt
56
Nop
329
Des
520
2413
BBO
5
BKO
5
BLO
2
BBM
7
BKM
5
BLM
0
Keterangan:
270
144
273
144
28
0
0
0
87
31
172
302
1451
3
6
3
6
5
1
294
444
365
120
70
55
28
0
24
13
339
837
2589
5
6
1
6
5
1
180
495
48
85
6
88
94
2
40
96
86
621
1841
2
9
1
3
4
5
310
305
276
167
165
22
1
8
1
15
25
208
1503
4
6
2
6
6
0
129
182
173
235
6
15
7
1
10
61
272
423
1514
3
6
3
6
5
1
206
315
460
66
61
2
0
47
8
92
174
241
1672
4
7
1
5
4
3
258
435
81
67
62
70
39
0
4
35
200
224
1475
4
8
0
4
4
4
644
594
767
739
545
128
355
347
494
390
941
531
6475
11
0
1
12
0
0
140
184
339
160
232
5
2
0
2
62
273
267
1666
4
5
3
7
4
1
2908
3394
3202
1970
1297
391
526
405
670
851
2811
4174
22599
45
58
17
62
42
16
BBO
BKO
BLO
BBM
BBM
BBM
Ratarata
290.8
339.4
320.2
197
129.7
39.1
52.6
40.5
67
85.1
281.1
417.4
2259.9
4.5
5.8
1.7
6.2
4.2
1.6
30
Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah
tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat.
Misal, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup
untuk membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan
palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap
bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk
membudidayakan padi sawah selama satu musim. Akan tetapi di daerah
penelitian mayoritas tanaman yang ditanam oleh masyarakat adalah tanaman
jeruk. Karena daerah ini merupakan wilayah agrowisata petik jeruk.
Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembab, dan
bulan kering,
1. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
2. Bulan lembab, apabila curah hujannya 100-200 mm.
Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan
ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.
Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada
jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya
dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.
Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.
Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Tabel 4.2 Tipe Utama
31
NO.
TIPE UTAMA
1.
>9
2.
7-9
3.
5-6
4.
3-4
5.
<3
SUB TIPE
1.
2.
2-3
3.
4-6
4.
>6
32
2) Jika curah hujan dalam satu bulan < 60 mm, maka bulan ini
dinamakan bulan kering, penguapan banyak berasal dari dalam tanah
daripada jumlah curah hujan.
3) Jika curah hujan dalam satu bulan antara 60- 100 mm, maka bulan ini
dinamakan bulan lembab, surah ujan dan penguapan kurang lebih
seimbang.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dicari bulan- bulan basah setiap
tahun, sehingga dikemukakan 5 golongan iklim, yaitu:
1) Golongan I
33
2000 yang sebesar 53.867 jiwa menjadi 67.491 jiwa dari hasil sensus
penduduk tahun 2010. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki 34.475 jiwa
dan perempuan 31.811 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 104,42.
Jumlah penduduk di lokasi penelitian, Desa Selorejo Kecamatan
Dau yaitu 3.355 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.701 jiwa dan perempuan
1.654 jiwa dengan rasio jenis kelamin 102,84. Dengan jumlah penduduk
3.355 jiwa di luas wilayah 400 hektar atau 4 km2 kepadatan penduduknya
sebesar 838,75 jiwa/km2. Di desa Selorejo wilayahnya terbagi atas 12 RW
dan 40 RT.