Professional Documents
Culture Documents
Ahok Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memastikan pihaknya tidak akan
menggusur warga yang dianggap menduduki tanah negara apabila belum ada rumah
susun (rusun) yang tersedia. Termasuk juga warga di kolong tol Wiyoto Wiyono,
Penjaringan, Jakarta Utara.
Kami selalu sediakan rusun, kalau tidak ada rusun pasti tidak kami tertibkan dulu. Kalau kamu
katakan, rusun itu tidak enak, ya itu relatif, kita bisa berdebat, ujar Basuki di Balai Kota, Senin
(21/3).
Padahal di rusun, katanya, mereka yang tinggal hanya perlu membayar Rp 5.000 per hari untuk
biaya perawatan rumah atau Rp 150.000 per bulan. Sebab apabila ada kerusakan, misalnya
pintu, cat, jendela, dan lainnya dilakukan oleh Pemprov DKI.
Selain itu, anak-anak yang sekolah selain mendapat Kartu Jakarta Pintar (KJP) juga mendapat
angkutan bus sekolah gratis untuk antar-jemput dari rusun. Warga juga mendapat tempat usaha
sehingga bisa berdagang di rusun tersebut.
Kami kasih modal, kalau bayarnya bagus (modalnya) Rp 5 juta sampai rp 10 juta. Ada dokter
juga tungguin di situ. 5.000 penghuni rusun ada satu dokter, satu bidan, satu perawat nerawat
kamu. Kamu sudah kayak servis apartemen di Grand Indonesia tuh, katanya.
Seperti diketahui warga yang tinggal di kolong tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan tidak bersedia
ditertibkan dan direlokasi ke rusun. Mereka sempat melayangkan aksi protes kepada Pemprov
DKI. Saat ini, penertiban di kawasan tersebut juga sudah dilakukan.
http://ahok.org/berita/news/penggusuran-dilakukan-jika-rusun-sudah-ada/
Jumlah tersebut terdiri dari Rawa Bebek sebanyak empat blok, Rusun Bekasi Kilometer 2
sebanyak dua blok, Rusun Cakung Barat sebanyak tiga blok, KS tubun sebanyak dua tower,
Jatinegara Kaum sebanyak tiga blok, Semper sebanyak satu tower, Rawa Buaya sebanyak dua
tower, dan Pinus Elok sebanyak satu blok.
Ika menyebut akan terus membangun rusun sesuai dengan arahan dari Gubernur DKI Jakarta,
Basuki Tjahaja Purnama. Fokus utama pembangunan rusun untuk memindahkan warga yang
ada di bantaran sungai dan waduk. [Beritajakarta]
-
Ilustrasi Rusunawa
Ahok.Org Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mau lagi membangun
rumah susun milik (rusunami) dan lebih ingin memperbanyak membangun rumah susun
sewa (rusunawa) di Ibu Kota.
Sekarang rusunami hanya dibangun oleh Perumnas, kami tidak mau rusunami tapi maunya
rusunawa. Supaya kami bisa kontrol pemiliknya jadi dia tidak bisa over sewa, ujar Basuki d
Balai Kota, Kamis (30/4).
Dengan demikian, kata Basuki, para penghuni rusun nantinya adalah benar-benar orang yang
tidak memiliki rumah. Keengganan Basuki membangun rusunami juga karena berbagai masalah
muncul di rusunami tersebut. Mulai dari penyewaan ke pihak ketiga hingga yang baru-baru ini
terjadi adalah dugaan praktek prostitusi.
Contoh yang paling kentara dan mendapat sorotan adalah rusunami yang berkonsep apartemen,
Kalibata City. Pihaknya pun sudah melakukan pendataan di sana dan ternyata ditemukan bahwa
belasan ribu unit rusunami tidak memiliki subsidi.
Yang subsidi hanya 6.000-an unit. Makanya saya bilang tidak suka rusunami, karena saya tidak
bisa menganggu (mengontrol) mereka lagi. Tapi kalau kita sewa kan bisa diusir, ujarnya.
Rumah susun sewa rusunawa di Daan Mogot Jakarta (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
"Kita mau tes HIV/AIDS itu ada, kalau anda juga terbukti tidak memberikan vaksin kepada
anak maka izin untuk masuk sekolah tidak akan diberikan," kata Ahok. (ren)
Suasana rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jakarta, Selasa (24/2). Pemprov DKI Jakarta menargetkan
pembangunan rusunawa sebanyak 50 ribu unit pada tahun 2105 guna memenuhi kebutuhan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan,
rumah susun sewa (rusunawa) yang akan dibangun terintegrasi dengan 12 pasar tradisional
diperuntukan bagi warga kurang mampu. Tak perlu membayar sewa, penghuninya nanti cukup
membayar iuran pemeliharaan lingkungan.
Pembangunan rusunawan terintegrasi pasar ini dilakukan untuk membantu warga ibu kota yang
belum punya rumah. Tingginya harga rumah dan tanah di ibukota membuat banyak warga
Jakarta yang belum punya hunian tetap.
Pilihan Redaksi
Ahok akan Bangun 12 Rusunawa Terintegrasi Pasar Tahun Depan
Ahok Targetkan Rusunawa Terpadu Kampung Bandan Selesai 2020
12 Pasar Terpadu Rusunawa di Jakarta Dibangun Tahun Depan
Ahok Mulai Bangun 21 Ribu Rusunawa Agustus Mendatang
"Mereka yang tersingkir karena mau sewa apartemen mahal, mau kost keluarga enak nggak?
Makanya kami mau menyediakan, di atas pasar-pasar kami, apartemen yang tidak disewakan
dan hanya membayar iuran pemeliharaan lingkungan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta,
Jumat (26/6).
Tapi bukan hanya warga yang punya KTP Jakarta, mereka yang berasal dari sekitar Jakarta
namun bekerja di Jakarta juga diperkenankan Ahok tinggal di rusunawa itu. (Baca juga: Djarot:
Rumah Susun jadi Prioritas Pembangunan Jakarta 2017)
"Dengan begitu warga bisa hemat tidak perlu kredit mobil, tidak habiskan bensin, mengurangi
macet, dan kehidupan keluarga akan lebih baik," kata Ahok.
Pasar tradisional yang ada saat ini akan direnovasi dan dipadu dengan rusunawa sekelas
apartemen. 12 pasar tersebut adalah Pasar Rumput, Pasar Sunter, Pasar Minggu, Pasar
Serdang, Pasar Blok G Tanah Abang, Pasar Sindang, Pasar Sukapura, Pasar Jelambar Polri,
Pasar Lontar Kebon Melati, Pasar Cempaka Putih, Pasar Jembatan Besi, dan Pasar Grogol.
(Baca juga: Ahok Siapkan 7000 Unit Rusunawa untuk Pekerja)
Dalam pembangunan apartemen terintegrasi pasar tersebut, Pemprov DKI Jakarta tidak akan
menjadi penanggung jawab tunggal. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga
diketahui memiliki niat membangun apartemen di dua lokasi pasar tradisional di Jakarta. (sur)
Rumah Susun Sederhana Sewa atau Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masing-masing digunakan secara terpisah dan status penguasaannya sewa.
Rusunanawa milik Pemda Jakarta dapat disewakan kepada masyarakat terprogram dan
masyarakat tidak terprogram (umum) yang ber KTP Jakarta. Masyarakat terprogram
merupakan masyarakat yang terkena :
a. program pembangunan untuk kepentingan umum;
b. bencana alam;
c. penertiban ruang kota; dan/atau
d. kondisi lain yang sejenis.
Masyarakat terprogram yang dapat menjadi calon penghuni rusunawa harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Daerah dan Kartu Keluarga (KK) Daerah;
b. memiliki penghasilan dibuktikan dengan surat keterangan penghasilan;
c. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. sudah menikah dibuktikan dengan surat nikah atau dokumen yang dipersamakan;
e. tidak memiliki tempat tinggal milik sendiri dibuktikan dengan surat keterangan Lurah
setempat;
f. sanggup membayar biaya sewa rusunawa, biaya Iistrik, biaya air dan/atau biaya lainnya
yang ditetapkan oleh Kepala UPRS dibuktikan dengan surat pernyataan kesanggupan.
Apabila masyarakat terprogram tidak dapat memenuhi persyaratan seperti di atas tetap dapat
menjadi calon penghuni rusunawa setelah mendapatkan rekomendasi dari Lurah setempat.
Sedangkan Masyarakat tidak terprogram/umum harus memenuhi kategori sebagai
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang mempunyai keterbatasan daya beli
sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah Daerah untuk memperoleh rusunawa.
Baik masyarakat terprogram dan masyarakat umum yang memenuhi persyaratan untuk
menghuni rusunawa harus menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan pengelola.
Daftar RUSUNAWA yang disewakan:
JAKARTA PUSAT
1.
2.
JAKARTA UTARA
1.
2.
Rusunawa Penjaringan
3.
4.
5.
6.
7.
Rusunawa Cilincing I
8.
Rusunawa Cilincing II
9.
Rusunawa Sindang
10.
Rusunawa Marunda
JAKARTA BARAT
1.
2.
3.
4.
Rusunawa Cengkareng
5.
Rusunawa Cengkareng
6.
Rusunawa Tambora I
7.
Rusunawa Tambora II
8.
9.
10.
Rusunawa Tambora IV
11.
12.
Rusunawa Pegadungan
13.
JAKARTA TIMUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Rusunawa Komarudin
12.