You are on page 1of 19

SDM & Kebijakan

Sistem Pendidikan
Pengembangan Sumber Daya
Pendidikan Dalam Perspektif
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989

Oleh :
1. Moh Choerul Umam : NIM Q100150036
2. Slamet Priyadi
: NIM Q100150058
3. Tri Dwi Astuti
: NIM Q100150070
4. Sapar
: NIM Q100150078
5. Satiti
: NIM Q100150079
6. Tardi
: NIM Q100150081
7. Yusuf Sholiqul Hadi : NIM Q100150082

Peneguhan Dasar
Pendidikan Nasional
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional meneguhkan dasar
pendidikan nasional adalah Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945. Hal tersebut termaktub dalam
Bab II pasal 2 yang bunyi lengkapnya adalah
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

Tujuan Pendidikan
Nasional
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Pembangunan Pendidikan
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989, pembangunan
pendidikan mengusahakan pembentukan manusia
Pancasila sebagai manusia pembangunan yang
tinggi mutunya dan mampu mandiri, serta
pemberian dukungan bagi perkembangan
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang
terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh
dan mengandung makna terwujudnya kemampuan
bangsa menangkal setiap ajaran, paham, dan
ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Amanat Pendidikan
Nasional
Sistem pendidikan nasional mengamanatkan jaminan
untuk memberikan pendidikan bagi setiap warga
negara Republik Indonesia, agar masing-masing
memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung (CALISTUNG),
serta menggunakan bahasa Indonesia, yang
diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat
berperanserta dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Arah Sistem Pendidikan


Nasional
UU No.2/1989 memberikan arah terwujudnya sistem
pendidikan nasional, dengan salah satu penegasan
bahwa sistem pendidikan nasional dilaksanakan
secara semesta, menyeluruh, dan terpadu.
1. Semesta :terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku
di seluruh wilayah negara
2. Menyeluruh :mencakup semua jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan
3. Terpadu : adanya saling keterkaitan antara
pendidikan nasional dengan seluruh usaha
pembangunan nasional

Jalur Pendidikan
Nasional
UU No.2/1989 menetapkan bahwa pendidikan
nasional dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur
pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar
sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui
kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan luar
sekolah merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan
belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan.

Jenis Pendidikan Jalur


Pendidikan Nasional
a)
b)
c)
d)
e)
f)

g)

Pendidikan umum
Pendidikan kejuruan
Pendidikan luar biasa
Pendidikan kedinasan
Pendidikan keagamaan

Pendidikan akademik
Pendidikan profesional

Jenjang Pendidikan
Menurut UU No 2 Tahun
1989
1. Jenjang Pendidikan Dasar :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun
1990, pendidikan dasar adalah pendidikan umum
yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan
selama enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan
tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) atau satuan pendidikan yang sederajat.

Jenjang Pendidikan
Menurut UU No 2 Tahun
1989
2.
a)
b)
c)
d)
e)

Jenjang Pendidikan Menengah :


pendidikan menengah umum
pendidikan menengah kejuruan
pendidikan menengah keagamaan
pendidikan menengah kedinasan
pendidikan menengah luar biasa

Jenjang Pendidikan
Tinggi
Pendidikan tinggi melanjutkan pendidikan menengah
di jalur pendidikan sekolah, yang terdiri atas
pendidikan akademis dan pendidikan profesional.
Pendidikan akademis terutama diarahkan pada
penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Pendidikan profesional lebih diarahkan
terutama pada kesiapan penerapan keahlian
tertentu.

Satuan Pendidikan
Tinggi
1.

Akademi menyelenggarakan pendidikan


profesional dalam satu cabang atau sebagian
cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau
kesenian tertentu
2. Politeknik menyelenggarakan pendidikan
profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan
khusus.
3. Sekolah Tinggi menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin
ilmu tertentu

Satuan Pendidikan
Tinggi
4.

Institut terdiri atas sejumlah fakultas yang


menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang
sejenis.
5. Universitas merupakan perguruan tinggi yang
terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional

Pandangan Pendidik
Pendidikan, menurut UU No 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1, adalah
usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan atau latihan agar peserta didik tersebut berperan
dalam kehidupan masa depannya. Pengertian ini,
secara implisit menafikan/menampik kehadiran orang
dewasa sebagai satu-satunya orang yang berhak
menjadi penyelenggara pendidikan atau menjadi
guru/pendidik sebagaimana yang dikehendaki para
ahli yang terkesan masih berpikiran tradisional itu.

Hubungan Pendidikan
dan Pengajaran
Hakikat hubungan antara pendidikan dengan
pengajaran ibarat dua sisi mata uang logam yang
satu sama lain saling memerlukan. Selanjutnya,
istilah pendidikan memang mengandung arti yang
luas yakni meliputi semua upaya
menumbuhkembangkan seluruh kemampuan logis
ranah psikologis individu manusia yang terkadang
dapat dilakukan dengan cara self instruction.

Hubungan Pendidikan
dan Pengajaran
Hakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran,
antara lain yang paling menonjol bahwa pendidikan
itu: 1) jauh berbeda dengan pengajaran; 2) lebih
penting daripada pengajaran; 3) karena pengajaran
hanya menanamkan pengetahuan ke dalam aspek
kognitif (ranah cipta) dan sedikit memberikan
keterampilan psikomotor, sedangkan aspek afektif
(ranah rasa) tak pernah tersentuh.

Peran Pendidikan dalam


Pembangunan
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber
daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu
memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak
pernah terpikirkan sebelumnya, oleh karenanya
diperlukan kualitas pendidikan untuk menyiapkan
SDM yang handal untuk mendukung pembangunan
bangsa..

Permasalahan
Pendidikan dan
Penyelesaian masalah pendidikan
tidak semestinya
Solusinya

dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus


ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya
menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan
kepada kenaikkan anggaran saja.
Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan
tahun sejatinya masih menjadi pekerjaan besar bagi
kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di
daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana
pendidikan yang memadai.

Selesai

TERIMAKASIH

You might also like