You are on page 1of 14

TELEKOMUNIKASI FIBER OPTIK

A. SEJARAH
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah
banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para
ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya
melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih
tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung
dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan
lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan
Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai
sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh
gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di
Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik
yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya
melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk menjinakkan
cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan.
Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15
Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan
merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu
sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya
sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti
kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km,
bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga
hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat
tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari
artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini
sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni
serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat
menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap
pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat
tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat
optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat
atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam
teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-

lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1


dB/km.
Berdasarkan penggunaannya maka Sistem Komunikasi Fiber Optik dibagi atas
beberapa generasi yaitu :
Generasi pertama (mulai 1975)
Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi
berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara)
menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat
silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat
gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal
gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding :
mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja
melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang
sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah
kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978
dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar
menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya
dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti
dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm.
Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas
transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi
pertama.
Generasi ketiga (mulai 1982)
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip
diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika
ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang
gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini
meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya
yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi,
sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi.
Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut
membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai
kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat
perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi
frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem

koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan
datang.
Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang
menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya.
Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang
gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er)
di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium
di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga
bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atomatom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi
terangsang (stimulated emission) Einstein.
Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh
emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini
terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan
sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu
dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya
penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal
pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian
kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi
soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak
komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki
panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi
dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi
menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyalsinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari
beberapa
saluran sekaligus
(wavelength
division
multiplexing).
Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5
saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s.
Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika
digunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua
polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35
ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang
panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda
di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek
ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton
tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat
menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil
bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa
generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem

komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi


yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya
yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari
lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.

B. PENGERTIAN
Pada tahun 1880 Alexander Graham Bell menciptakan sebuah sistem
komunikasi cahaya yang disebut photophone dengan menggunakan cahaya
matahari yang dipantulkan dari sebuah
cermin suara-termodulasi tipis untuk
membawa percakapan, pada penerima
cahaya matahari termodulasi mengenai
sebuah foto-kondukting sel-selenium,
yang merubahnya menjadi arus listrik,
sebuah penerima telepon melengkapi
sistem. Photo-phone tidak pernah
mencapai sukses komersial, walaupun
sistem tersebut bekerja cukup baik.
Penerobosan besar yang membawa pada teknologi komunikasi serat optik
dengan kapasitas tinggi adalah penemuan Laser pada tahun 1960,
namun pada tahun tersebut kunci utama di dalam sistem serat praktis
belum ditemukan yaitu serat yang efisien. Baru pada tahun 1970 serat
dengan loss yang rendah dikembangkan dan komunikasi serat optik
menjadi praktis (Serat optik yang digunakan berbentuk silinder seperti
kawat pada umumnya, terdiri dari inti serat (core) yang dibungkus oleh
kulit (cladding) dan keduanya dilindungi oleh jaket pelindung (buffer
coating)). Ini terjadi hanya 100 tahun setelah John Tyndall, seorang
fisikawan Inggris, mendemonstrasikan kepada Royal Society bahwa
cahaya dapat dipandu sepanjang kurva aliran air. Dipandunya cahaya
oleh sebuah serat optik dan oleh aliran air adalah peristiwa dari
fenomena yang sama yaitu total internal reflection.
Teknologi serat optik selalu berhadapan dengan masalah bagaimana
caranya agar lebih banyak informasi yang dapat dibawa, lebih cepat dan
lebih jauh penyampaiannya dengan tingkat kesalahan yang sekecilkecilnya. Informasi yang dibawa berupa sinyal
digital,
digunakan
besaran kapasitas transmisi diukur dalam 1 Gb.km/s yang artinya 1milyar
bit dapat disampaikan tiap detik melalui jarak 1 km.
STRUKTUR DASAR KABEL SERAT OPTIK

1.

Inti (core)

Bagian yang paling utama


dinamakan bagian inti (core),
dimana gelombang cahaya yang
dikirimkan akan merambat dan
mempunyai indeks bias lebih
besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter
antara 2m-125m, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya.
2. Cladding
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar
dapat merambat ke ujung lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya
dapat merambat dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan
gelas dengan indeks bias yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan
selubung dari core. Diameter cladding antara 5m-250m, hubungan
indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan
cahaya pada core (yaitu mempengaruhi besarnya sudut kritis).
3. Jaket (coating)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan
identitas kode warna terbuat dari bahan plastik. Berfungsi untuk
melindungi serat optik dari kerusakan.
JENIS SERAT OPTIK
Ada 2 jenis kabel serat optik yaitu :
1. PIPA LONGGAR (Loose Tube)
Serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar(loose tube) yang
terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene Terepthalete) dan berisi jelly. Saat
ini sebuah kabel optik maksimum mempunyai kapasitas 8 loose tube,
dimana setiap loose tube berisi 12 serat optik

Fungsi dan bagian-bagian kabel optik jenis loose tube :


a. Loose tube, berbentuk tabung longgar yang terbuat dari bahan PBTP
(Polybutyleneterepthalete) yang berisi thixotropicgel dan serat optik
ditempatkan di dalamnya.
b. Konstruksi loose tube yang berbentuk longgar tersebut mempunyai
tujuan agar serat optik dapat bebas bergerak, tidak langsung mengalami
tekanan atau gesekan yang dapat merusak serat pada saat instalasi kabel
optik.
c.
Thixotropicgel adalah bahan
semacam
jelly yang berfungsi
melindungi serat dari pengaruh mekanis dan juga untuk menahan air.
d. Sebuah loose tube dapat berisi 2 sampai dengan 12 serat optik.
Sebuah kabel optik dapat berisi 6 sampai dengan 8 loose tube.
e. HDPE Sheath atau High Density Polyethylene Sheath yaitu bahan
sejenis polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik
berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh
mekanis pada saat instalasi.
f. Alumunium tape atau lapisan alumunium ditempatkan di antara
kulit kabel dan water blocking berfungsi sebagai konduktivitas elektris
dan melindungi kabel dari pengaruh mekanis.
g. Flooding gel adalah bahan campuran petroleum, synthetic dan
silicon yang mempunyai sifat anti air. Flooding gel merupakan bahan
pengisi yang digunakan pada kabel optik agar kabel menjadi padat.
h. PE Sheath adalah bahan polyethylene yang menutupi bagian central
strength member.

i. Central strength member adalah bagian penguat yang terletak


ditengah-tengah kabel optik. Central Strength Member dapat merupakan:
pilinan kawat baja, atau
Solid Steel Core atau Glass Reinforced Plastic. Central Strength member
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat
instalasi.
j.
Peripheral Strain Elements terbuat dari bahan polyramid yang
merupakan elemen pelengkap optik yang diperlukan untuk menambah
kekuatan kabel optik. Polyramid mempunyai kekuatan tarik tinggi.
2. ALUR (SLOT)
Serat optik ditempatkan pada alur(slot) di dalam silinder yang
terbuat dari bahan PE (Polyethyiene). Pada saat di Jepang telah dibuat
kabel jenis slot dengan kapasitas 1.000 serat dan 3.000 serat.

Fungsi dan bagian-bagian kabel optik jenis slot:


a. Kulit kabel, terbuat dari bahan sejenis polyethylene keras, berfungsi
sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis
saat instalasi.
b.
Aluran(slot)
terbuat dari bahan polyethylene berfungsi untuk
menempatkan sejumlah serat. Untuk kabel optik jenis slot dengan
kapasitas 1000 serat, diperlukan 13 aluran(slot) dan 1 slot berisi 10 fiber
ribbons. 1 fiber ribbon berisi 8 serat.
c.
Central strength member adalah bagian penguat yang terletak
ditengah-tengah kabel optik. Central strength member
terbuat dari
pilinan kawat baja yang mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang
diperlukan pada saat instalasi.

PENYAMBUNGAN KABEL FIBEL OPTIK


Kabel optik banyak digunakan di dunia telekomunikasi, biasanya
kita liat di inggir jalan ada galian kabel. Kabel optik memang punya
keunggulan kecepata dan bandwidth yang lebar dibanding menggunakan
kabel biasa. Namun kabel optik juga punya banyak kelemahan,
diantaranya harus diperlakukan secara hati-hati, karena jika sampai
tertekuk melewati batas normalnya, core (bagian inti) didalamnya akan
patah alhasil transmisi tidak bisa dilakukan. Selain itu, penyambungan
kebel optik tergolong rumit, perlu tahapan yang panjang untuk dapat
memperoleh hasil sambungan yang memuaskan.
Berikut saya tuliskan proses penyambungan secara singkat :
1.Siapkan kabel fiber optik yang akan di terminasi
2.Kupas kulit terluar pembungkus kabel terluarnya, hati-hati jangan
sampai terpotong kabel yang didalamnya, karena sangat tipis seperti helai
rambut
3. Siapkan cairan alkohol (<90%), mulailah membersihkan permukaan
kabel yang seperti helai rambut itu, usahakan searah cara
membersihkannya
4. Siapkan alat khusus untuk memotong kabel tersebut, sehingga hasil
potongan akan presisi
5. Dua ujung kabel yang sudah potong, siap untuk disambungkan
6. Letakkan di alat penyambung khusus, tutup lalu tekan set, maka secara
otomatis kabel optik bisa tersambung
ini alat penyambungnya:

7. Kabel yang sudah tersambung perlu diberi perlindungan khusus, karena


sangat rentan terhadap gangguan yang bisa menyebabkan patah

C. CARA KERJA
Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik

Gambar dibawah ini merupakan dasar sistem komunikasi terdiri dari


sebuah transmitter, sebuah recevier, dan sebuah information channel.
Pada transmitter informasi dihasilkan dan mengolahnya menjadi bentuk
yang sesuai untuk di kirimkan sepanjang information channel, informasi
ini berjalan dari transmitter ke receiver melalui information channel ini.
Information
channels
dapat
dibagi menjadi 2 kategori :
Unguided channel dan Guided
channel.
Atmosphere
adalah
sebuah
contoh
Unguided
channel,
sistem
yang
menggunakan
atmospheric
channel adalah radio, televisi dan microwave relay links. Guided channels
mencakup berbagai variasi struktur tranmisi konduksi, seperti two-wire
line, coaxial cable, twistedpair.
Gambar dibawah ini merupakan blok diagaram sistem komunikasi
serat optik secara umum, dimana fungsi-fungsi dari setiap bagian adalah

sebagai berikut :
Message Origin
Message origin bisa berupa besaran fisik non-listrik (suara atau
gambar), sehingga diperlukan transduser (sensor) yang merubah
message dari bentuk non-listrik ke bentuk listrik.
Contoh yang umum adalah microphone merubah gelombang
suaramenjadi arus listrik dan Video cameras (CCD) merubah gambar

menjadi arus listrik.


Modulator dan Carrier Source
Memiliki 2 fungsi utama, pertama merubah message elektrik ke
dalam bentuk yang sesuai, kedua menumpangkan sinyal ini pada
gelombang yang dibangkitkan oleh carrier source.
Format modulasi dapat dibedakan menjadi modulasi analog dan
digital.
Pada modulasi digital untuk menumpangkan sinyal data digital pada
gelombang carrier, modulator cukup hanya meng-on kan atau meng-off
kan carrier source sesuai dengan sinyal data-nya,
Carrier source membangkitkankan gelombang cahaya dimana
padanya informasi ditransmisikan, yang umum digunakan Laser Diode
(LD) atau Light Emitting Diode (LED)

Channel Coupler
Untuk menyalurkan power gelombang cahaya yang telah
termodulasi
dari carrier source ke information channel (serat optik). Merupakan bagian
penting dari desain sistem komunikasi serat optik sebab kemungkinan
loss yang tinggi.
Information Channel (Serat Optik)

Karakteristik yang diinginkan dari serat optik adalah atenuasi yang


rendah dan sudut light-acceptance-cone yang besar.
Amplifier dibutuhkan pada sambungan yang sangat panjang
(ratusan atau ribuan kilometer) agar didapatkan power yang cukup pada
receiver.
Repeater hanya dapat digunakan untuk sistem digital, dimana berfungsi
merubah sinyal optik yang lemah ke bentuk listrik kemudian dikuatkan
dan dikembalikan ke bentuk sinyal optik untuk transmisi berikutnya.
Waktu perambatan cahaya di dalam serat optik bergantung pada
frekuensi cahaya dan pada lintasan yang dilalui, sinyal cahaya yang
merambat di dalam serat optik memilki frekuensi berbeda-beda dalam
rentang tertentu (lebar spektrum frekuensi) dan powernya terbagi-bagi
sepanjang lintasan yang berbeda-berbeda, hal ini menyebabkan distorsi
pada sinyal.
Pada sistem digital distorsi ini berupa pelebaran (dispersi) pulsa
digital yang merambat di dalam serat optik, pelebaran ini makin
bertambah dengan bertambahnya jarak yang ditempuh dan pelebaran ini
akan tumpang tindih dengan pulsa-pulsa yang lainnya, hal ini akan
menyebabkan kesalahan pada deteksi sinyal. Adanya dispersi membatasi
kecepatan informasi (pada sistem digital kecepatan informasi disebut data
rate diukur dalam satuan bit per second (bps) ) yang dapat dikirimkan.
Pada fenomena optical soliton, efek dispersi ini diimbangi dengan efek
non-linier dari serat optik sehingga pulsa sinyal dapat merambat tanpa
mengalami perubahan bentuk (tidak melebar).
Detector dan Amplifier
Digunakan foto-detektor (photo-diode, photo transistor dsb) yang
berfungsi merubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik.
Signal Processor
Untuk transmisi analog, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan
filtering sinyal. Filtering bertujuan untuk memaksimalkan rasio dari daya
sinyal terhadap power sinyal yang tidak diinginakan. Fluktuasi acak yang
ada pada sinyal yang diterima disebut sebagai noise. Bagaimana
pengaruh noise ini terhadap sistem komunikasi ditentukan
oleh besaran SNR (Signal to Noise Ratio), yaitu perbandingan daya sinyal
dengan daya noise, biasanya dinyatakan dalam desi-Bell (dB), makin
besar SNR maka makin baik kualitas sistem komunikasi tersebut terhadap
gangguan noise.
Untuk sistem digital, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan
filtering sinyal serta rangkaian pengambil keputusan .
Rangkaian pengambil keputusan ini memutuskan apakah sebuah
bilangan biner 0 atau 1 yang diterima selama slot waktu dari setiap
individual bit. Karena adanya noise yang tak dapat dihilangkan maka
selalu ada kemungkinan kesalahan dari proses pengambilan keputusan
ini, dinyatakan dalam besaran Bit Error Rate (BER ) yang nilai-nya harus
kecil pada komunikasi.
Jika data yang dikirim adalah analog (misalnya suara), namun
ditransmisikan melalui serat optik secara digital (pada transmitter

dibutuhkan Analog to Digital Converter (ADC) sebelum sinyal masuk


modulator) maka dibutuhkan juga Digital to Analog Converter (DAC) pada
sinyal prosesor, untuk merubah data digital menjadi analog, sebelum
dikeluarkan ke output (misalnya speaker).
Message Output
Jika output yang dihasilkan di presentasikan
langsung ke
manusia,
yang
mendengar
atau melihat
informasi
tersebut,
maka output
yang
masih
dalam bentuk
sinyal
listrik
harus dirubah
menjadi
gelombang
suara
atau
visual image.
Transduser
(actuator)
untuk hal ini
adalah
speaker untuk
audio
message dan
tabung sinar katoda (CRT) (atau yang lainnya
seperti LCD, OLED dsb) untuk visual image.
Pada beberapa situasi misalnya pada sistem
dimana komputer-komputer atau mesin-mesin
lainnya dihubungkan bersama-sama melalui
sebuah sistem serat optik, maka output dalam
bentuk sinyal listrik langsung dapat digunakan.
Hal ini juga jika sistem serat optik hanya bagian
dari jaringan yang lebih besar, seperti pada
sebuah fiber link antara telephone exchange
atau sebuah fiber trunk line membawa sejumlah
progam televisi, pada
kasus ini prosesing mencakup distribusi dari
sinyal listrik ke tujuan-tujuan tertentu yang
diinginkan. Peralatan pada message ouput
secara sederhana hanya berupa sebuah
konektor elektrik dari prosesor sinyal ke sistem
berikutnya

D. KEUNTUNGAN FIBER OPTIK


Mengapa
sistem
serat
optik
dikatakan
merevolusi
dunia
telekomunikiasi ? Ini karena dibandingkan dengan sistem konvensional
menggunakan kabel logam (tembaga) biasa, serat optik memiliki :
Less expensive Beberapa mil kabel optik dapat dibuat lebih murah
dari kabel tembaga dengan panjang yang sama.
Thinner Serat optik dapat dibuat dengan diameter lebih kecil
(ukuran diameter kulit dari serat sekitar 100 m dan total diameter
ditambah dengan jaket pelindung sekitar 1 2 mm) daripada kabel
tembaga, dan juga karena serat optik membawa light (cahaya) maka
tentunya memiliki light weight (berat yang ringan). Maka kabel serat
optik mengambil tempat yang lebih kecil di dalam tanah.
Higher carrying capacity Karena serat optik lebih tipis dari kabel
tembaga
maka kebanyakan serat optik dapat dibundel ke dalam sebuah kabel
dengan diameter tertentu maka beberapa jalur telepon dapat berada
pada kabel yang sama atau lebih banyak saluran televisi pada TV
cable dapat melalui kabel. Serat optik juga memiliki bandwidth yang
besar ( 1 dan 100 GHz, untuk multimode dan single-mode sepanjang 1
Km).
Less signal degradation Sinyal yang loss pada serat optik lebih
kecil (kurang dari 1 dB/km pada rentang panjang gelombang yang
lebar) dibandingkan dengan
kabel tembaga.
Light signals Tidak seperti sinyal listrik pada kabel tembaga,
sinyal cahaya dari satu serat optik tidak berinterferensi dengan sinyal
cahaya pada serat optik yang lainnya di dalam kabel yang sama, juga
tidak ada interferensi elektromagnetik. Ini berarti meningkatkan
kualitas percakapan telepon atau penerimaan TV. Juga tidak ada
Low Power Karena sinyal pada serat optik mengalami loss yang
rendah, transmitter dengan daya yang rendah dapat digunakan
dibandingkan dengan sistem kabel tembaga yang membutuhkan
tegangan listrik yang tinggi, hal ini jelas dapat mengurangi biaya yang
dibutuhkan.
Digital signals Serat optik secara ideal cocok untuk membawa
informasi digital dimana berguna secara khsusus pada jaringan
komputer.
Non-flammable Karena tidak ada arus listrik yang melalui serat
optik, maka tidak ada resiko bahaya api.
Flexibile Karena serat optik sangat fleksibel dan dapat mengirim
dan menerima cahaya, maka digunakan pada kebanyakan kamera
digital fleksibel untuk tujuan :

Medical Imaging

pada
bronchoscopes, endoscopes,
laparoscope, colonofiberscope (dapat dimasukkan ke dalam tubuh
manusia (misal usus) sehingga citranya dapat dilihat langsung dari
luar tubuh).
Mechanical imaging memeriksa pengelasan didalam pipa dan
mesin
Plumbing memeriksa sewer lines.

You might also like