Professional Documents
Culture Documents
Pemasalahan yang terjadi pada angkutan masal kereta api di Indonesia adalah
efisiensi terhadap waktu yang menyebabkan adanya keterlambatan pada keberangkatan dan
kedatangan kereta api ke stasiun tujuan. Hal itu disebabkan karena adanya persilangan dan
penyusulan kereta api pada kondisi petak dengan jalur tunggal. Untuk mengatasi hal tersebut
dan juga seiring meningkatnya akan kebutuhan transportasi dan perkembangan teknologi
perkeretaapian PT. Kereta Api Indonesia (Persero) membangun sistem jalur ganda pada
lintasan Cirebon-Tegal.
Penulisan tugas akhir ini menitikberatkan pada kapasitas maksimum pada kondisi
eksisting dan kondisi setelah adanya jalur ganda yang berkaitan erat dengan headway dan
frekuensi. Selain itu kapasitas emplasemen di setiap stasiun harus menunjang setelah adanya
pembangunan jalur ganda tersebut.
Berdasarkan hasil analisis ternyata kapasitas lintas pada kondisi jalur tunggal masih
dapat memenuhi kapasitas lintas yang ada, yaitu 70 sampai 200 kereta api yang dapat
melintas perharinya. Setelah dibangun jalur ganda kapasitas lintas maksimum dapat
meningkat hingga 14% sampai 28% dari kapasitas jalur tunggal antara Cirebon-Tegal.
Pembangunan jalur ganda ini juga untuk mengurangi resiko kecelakaan dan mengurangi
waktu tempuh pada lintasan Cirebon-Tegal.
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................... 3
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................... 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
2.1 Kapasitas............................................................................................ 6
2.2 Kapasitas Jalan Rel............................................................................. 6
2.3 Persinyalan......................................................................................... 7
BAB III
METODE PENELITIAN.......................................................................... 8
3.1 Bagan Alir Penelitian.......................................................................... 8
3.2 Data Sekunder..................................................................................... 9
3.3 Pengolahan Data................................................................................. 10
3.4 Perencanaan Kapasitas Lintas Maksimum dan Kapasitas ................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia (Persero) membuat jalur ganda (double track) pada lintas Cirebon-Tegal. Dengan
adanya jalur ganda (double track), maka jumlah kereta api yang langsir akan berkurang
3
sehingga jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api lebih tepat waktu. Jalur ganda pada
lintas Cirebon-Tegal hanya salah satu bagian peningkatan jalan rel di seluruh Jawa yang
nantinya akan terus dikembangkan di seluruh Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kapasitas
Kapasitas merupakan jumlah output maksimum yang dihasilkan oleh suatu fasilitas
selama periode atau selang waktu tertentu. Kapasitas dalam suatu ruas jalan ditentukan oleh
kemampuan terkecil di ruas jalan yang bersangkutan, kerapatan kendaraan minimum, jumlah
jalur yang di sediakan, kecepatan dan tempat perhentian sementara kendaraan. Stasiun secara
umum bisa dikatakan suatu tempat perhentian sementara kereta api untuk menunggu turun
dan naik penumpang atau muat barang. Kapasitas jalan minimal harus lebih kecil atau sama
dengan kapasitas stasiunnya.
2.2
lintas tersebut selama satu hari satu malam (24 jam). Kapasitas kereta api dipengaruhi oleh
kecepatan kereta api, jarak antar stasiun, dan faktor efisiensi.
Ada perbedaan antara kapasitas kereta api dengan kapasitas jalur kereta api itu sendiri.
Kapasitas kereta api dipengaruhi oleh jumlah gerbong, konfigurasi muatan (orang dan
barang) dalam rangkaian serta tipe dan kekuatan mesin lokomotif. Kapasitas jalur lebih
cenderung barkaitan dengan kondisi geometrik jalur, kemampuan sistem pengendalian,
efisiensi sistem operasi di stasiun.
2.3
Persinyalan
Persinyalan kereta api adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan
isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan
memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian
kereta api. Persinyalan merupakan faktor yang menentukan untuk menjamin keamanan
6
perjalanan kereta api, terutama pada sistem persinyalan elektrik. Disamping untuk menjamin
keamanan perjalanan, sistem persinyalan akan sangat mempengaruhi terhadap penentuan
kebutuhan waktu untuk melaksanakan hubungan blok (hubungan antara dua stasiun yang
dapat memberi ijin untuk dapat masuk ke dalam petak blok yang berkaitan dengan
penguncian sinyal atau tidak) dan pembentukan rute kereta api yang harus di terapkan dalam
grafik. Pada lintasan Cirebon-Tegal sudah dilengkapi dengan alat pengamanan sistem sinyal
elektrik. Dengan pengamanan memakai sistem sinyal elektrik maka pelayanan perangkat
sinyal akan lebih pendek dari pada dengan pengamanan sistem sinyal elektrik, dan dengan
demikian akan meningkatkan kapasitas lintas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
ditentukan topik bahasan serta penentuan proyek sebagai studi kasus. Pembatasan ruang
lingkup kajian dilakukan agar materi terfokus sesuai dengan topik bahasan.
Bagan alir dari metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Mulai
Identifikasi Masalah dan Penentuan Topik Penelitian
Studi Pustaka
Pengolahan Data :
Kecepatan Maksimum
Panjang Petak
Jalur yang Digunakan
Gapeka 2008
Waktu Tempuh
No. Kereta Api
Waktu
Tiba
Analisis Data :
dan
Keberangkata
Headway
Frekuensi
Kapasitas Lintas
Kapasitas Emplasemen
n di Stasiun
Kesimpulan dan Saran
Selesai
3.2
Data Sekunder
Sebelum pengambilan data sekunder, terlebih dahulu diadakan pembatasan ruang
lingkup kajian. Hal ini bertujuan agar pembahasan dapat dilakukan secara detail sesuai
dengan waktu yang tersedia. Data sekunder berupa Grafik Perjalanan Kereta Api 2008
Daerah Operasi 3 (Gapeka 2008 Daop 3). Pada Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka)
tersebut berisi jadwal perjalan kereta api yang memuat jadwal berhenti yang sudah
ditentukan, baik itu berhenti untuk naik atau turun penumpang di stasiun kereta api, juga
dapat berhenti karena bersilangan atau disusul.
Dasar dari penyusunan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) adalah terdiri atas :
1. Jumlah kereta api yang beroperasi.
2. Kecepatan yang diizinkan.
3. Rencana persilangan atau penyusulan antar kereta api.
Grafik Perjalanan Kereta Api dapat berubah sewaktu-waktu apabila terjadi yang
diakibatkan oleh :
1. Prasarana perkeretaapian yang sedang diperbaiki.
2. Kebutuhan angkutan yang berubah, seperti pada saat libur hari raya.
3. Terjadi kecelakaan pada kereta api atau bencana alam, seperti anjlok, banjir
sampai merendam rel kereta api.
4. Kecepatan kereta api yang kurang mengakibatkan keterlambatan kereta api
sampai ke stasiun.
5. Adanya permasalahan baik dari sarana maupun prasarana perkeretaapiaan.
3.3
Pengolahan Data
Sebelum perencanaan, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data sekunder yang telah
ada. Pengolahan data sekunder ini bertujuan agar dalam pelaksanaan di lapangan sesuai
dengan Peraturan Dinas No. 10 PJKA dan Grafik Perjanan Kereta Api 2008 (Gapeka 2008).
Langkah-langkah pengolahan data sekunder :
1. Penentuan besarnya kecepatan maksimum masing-masing petak lintasan CirebonTegal.
2. Penentuan panjangnya masing-masing petak pada lintasan Cirebon-Tegal.
3. Penentuan petak yang menggunakan jalur tunggal maupun jalur ganda yang
diketahui dari pihak PT. Kereta Api Indonesia.
3.4
Tegal, data sekunder yang dipakai adalah kecepatan maksimum dan panjang petak yang
didapat dari Grafik Perjalanan Kereta Api 2008 (Gapeka 2008).
Langkah-langkah perencanaan kapasitas maksimum ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung headway menggunakan persamaan 2.7 sampai dengan persamaan
2.8.
2. Menghitung frekuensi menggunakan persamaan 2.9
3. Menghitung kapasitas lintas menggunakan persamaan 2.1 sampai dengan 2.6
4. Membandingkan besarnya kapasitas lintas antara jalur ganda (double track)
dengan kapasitas jalur tunggal (single track).
5. Menghitung kapasitas emplasemen di setiap stasiun yang ditinjau.
No
1
2
3
4
5
6
7
Kegiatan
Persiapan dan Identifikasi Kebutuhan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Perancangan dan Desain Sistem
Pembuatan Aplikasi
Pengujian Sistem
Evaluasi Sistem
Bulan 1
2
3
Bulan 2
2
3
DAFTAR PUSTAKA
1. Darianti.
E., 2004, Studi Kapasitas Jalur Ganda Lintasan Kereta Api Cikampek-
11
2. Departemen
Cirebon.
3. Herman., 2011, Bahan Ajar Kuliah Rekayasa Jalan Rel, Teknik Sipil Institut Teknologi
Nasional, Bandung.
4. Kramadibrata.
Bandung.
5. Prima.
Cirebon.
LAMPIRAN
12
Grafik Perjalanan Kereta Api Cirebon-Tegal 2008 (Pukul 00:00-08:00 WIB dan Pukul 08:00-16:00 WIB)
13