You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai
programnya Health for All in 2000, pelayanan kesehatan primer menjadi
salah satu hal yang utama dalam pengembangan perencanaan pemerintah.
Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif
(WHO, 2010).

Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi


Dokter Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges,
Academies and Academic Associatons of General Practitioner or Family
Physician (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana
tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan
masyarakat yang tertuang dalam tulisan Making Medical Practice and
Education More Relevant to Peoples Needs: The Role of Family Doctor
(WHO, 2010)

Definisi dokter keluarga (DK) atau dokter praktek umum (DPU) yang
dicanangkan oleh WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang
mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang
yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider
lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima
semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya
pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang
mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan
tingkatan sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan

pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar


budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter
ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif
dan berkesinambungan bagi pasiennya (Danakusuma, 2004).
Dalam Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan ditentukan: Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi
spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik
obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademik kesehatan, balai
pelatihan kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya (Danakusuma, 2004).
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan. Klinik menyediakan pelayanan medis
dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi
spesialis) (Danakusuma, 2004).

2. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah:
1. Memahami dan mempelajari pengertian dokter keluarga
2. Memahami dan mempelajari manajemen klinik dokter keluarga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Dokter Keluarga
Definisi dokter keluarga atau dokter praktek umum yang dicanangkan oleh
WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan
pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran
dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah
seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan
kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit.
Dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan
sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan
sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan
psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas
berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi
pasiennya.
Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmu kedokteran
yang mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap
fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya
penyakit, cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh sekaligus
fungsi keluarga agar dalam keadaan normal. Setiap dokter yang mengabdikan
dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki
pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran
keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang
mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk

memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan


menyeluruh

kepada

kesatuan

individu,

keluarga,

masyarakat

dengan

memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.


Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary health care, yang
mencangkup tujuh pelayanan (Danakusuma, 2004) :
1. Promosi kesehatan
2. KIA
3. KB
4. Gizi
5. Kesehatan lingkungan
6. Pengendalian penyakit menular
7. Pengobatan dasar
B. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat


luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan
atas dua macam (Azwar, 2000) :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan
kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya
keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua
macam :
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter
keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu
masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang
disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan
sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing.

Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu
masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu
penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih
memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter
keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan
diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit
akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan
besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada
pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu
keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan
dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya
dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui
selalu bersifat terbatas (Danasari, 2008).
C Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga
Apabila

pelayanan

dokter

keluarga

dapat

diselenggarakan

dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang


dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research Institute,
1976) :
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit
sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan
yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit
dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan
lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas
pelayanan kesehatan saat ini.

4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang


terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak
menimbulkan berbagai masalah lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan,
maka

segala

keterangan

tentang

keluarga

tersebut,

baik

keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan sosial


dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang
sedang dihadapi.
6.

Akan

dapat

diperhitungkan

berbagai

faktor

yang

mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan


psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit
dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal
dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran
canggih yang memberatkan biaya kesehatan (Qomariah, 2000).
D. Fungsi,Tugas, Dan Kompetensi Dokter Keluarga
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004)
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya,
dan

menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

yang

berkualitas

tinggi,

komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud
hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.
Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat
diaudit dan dipertangungjawabkan

b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)


Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju


sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empati
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap
memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat dan menjadi panutan masyarakat (Azwar, 2004).
Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :
a. Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit
b. Melayani individu dan keluarganya
c. Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit
d. Menangani penyakit akut dan kronik
e. Merujuk ke dokter spesialis
Kewajiban dokter keluarga :
a. Menjunjung tinggi profesionalisme
b. Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek
c. Bekerja dalam tim kesehatan
d. Menjadi sumber daya kesehatan
e. Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer
Karateristik dokter keluarga :
Lynn P. Carmichael (1973)
a)

Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

b)

Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

c)

Pelayanan

menyeluruh,

mempertimbangkan

pasien

dan

keluarganya

d)

Andal

mendiagnosis,

tanggap

epidemiologi

dan

terampil

menangani penyakit
e)

Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai


kemiripan penyakit
Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

a)

Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

b)

Pelayanan primer dan lanjut

c)

Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

d)

Memandang pasien dan keluarga

e)

Melayani secara maksimal


IDI (1982)

a)

Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan


masyarakat

b)

Pelayanan menyeluruh dan maksimal

c)

Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

d)

Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya

e)

Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas


kelanjutannya (Azwar, 2004).

E. Praktek Dokter Keluarga


Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang
kedudukandan peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan
kesehatan, pada saat ini telahditemukan banyak bentuk praktek dokter
keluarga. Bentuk praktek dokter keluargayang dimaksud secara umum
dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit


(hospitalbased). Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah
sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan


nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru
yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila
pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian
dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family
clinic). Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik
dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini
ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic).
Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah
sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai
banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan
juga penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut
adalah suatu klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit,
lazimnya klinik dokterkeluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat
dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat
sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter keluarga ini
dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam
satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinikdokter keluarga ini, yang
paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara
berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3orang dokter
keluarga. Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem
manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik
dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat
praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen
personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek
berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai
berikut (Clark,1971) :
b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu. Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara

kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu
praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya
kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien
di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan
lebih bermutu.
c. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau. Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelolasecara
berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dannon medis
dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu,karena
pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih
terjamin.

Keadaan

yang

seperti

ini

akan

mengurangi

kecenderungan

penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil


dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluargayang
lebih terjangkau.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice). Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga adalahpraktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter
keluarga inisama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui
klinikdokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek,
menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran
yang diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula
atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri
(solo practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara
berkelompok (group practice) (Qomariah, 2000).

F. PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

10

Untuk

dapat

menyelenggarakan

praktek

dokter

keluarga

sebagaimana

dikemukakan diatas, tentu perlu disediakan pelbagai peralatan dan tenaga


pelaksana yang memadai. Peralatan dan tenaga pelaksana yang dimaksud adalah :
1. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidakberbeda dengan peralatan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika
pelayanandokter keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter
keluarga, makaperalatan yang dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua
macam:
a. Peralatan medis
Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis
sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan berbagai peralatan
medis spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula berbagai peralatan
pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat. Di Amerika Serikat
sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis
yang tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan yang
dimaksud telah mencakup pula laboratorium klinis, rontgenfoto, EKG, minor
surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart,tonometer dan
ophtalmoskop.
b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan
nonmedis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki
sekurangkurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang
tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi,
gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d
200 meter persegi. Karena praktek dokter keluarga, seperti yang dikemukakanoleh
Clark, (1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan perjanjian (appointment
system), maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti telepon (Danasari,
2008).
2. Tenaga pelaksana

11

Tenaga pelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya.
Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atastiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga

medis

yang

(familydoctor/physician).

dimaksudkan
Tergantung

disini
dari

ialah

para

sarana

dokter
pelayanan

keluarga
yang

menyelenggarakanpelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi,


jumlah dokterkeluarga yang dibutuhkan dapat berbeda.Secara umum dapat
disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalahrumah sakit serta beban
kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluargayang dibutuhkan akan lebih
banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluargatersebut diselenggarakan oleh
suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yangdibutuhkan umumnya lebih
sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapatdiselenggarakan hanya oleh satu
orang dokter keluarga (solo practice) ataupunoleh sekelompok dokter keluarga
(group practice).Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah
bentuk kedua,yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.
b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga,
baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang
diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter
keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedik terlatih.
c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya adadua
katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan
untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social
worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan
dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan

12

tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu


orang tenaga administrasi serta satuorang pekerja social (Danasari, 2008).
G. Pelayanan Dokter Keluarga Menyeluruh
Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang
berbeda tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan, kecuali
berupaya menyediakan serta menyelenggarakn pelbagai jenis
pelayanan kedokteran yang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan kesehatan setiap anggota keluarga tersebut. Pelayanan
kedokteran yang seperti ini, mencakup pelbagai jenis pelayanan
kedokteran, populer dengan sebutan pelayanan kedokteran
menyeluruh.
Jika

menyebut

pelayanan

kedokteran

menyeluruh

banyak

batasan yang pernah dirumuskan. Beberapa diantaranya yang


dipandang cukup penting adalah :
1. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua
sumber

daya

yang

diperlukan

untuk

melayani

kesehatan

penderita ( Lee, 1961 ).


2. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang
dalam melakukan pendekatan kepada pasien selalu berorientasi
kepada keluarga, serta dengan bekerja
menyelenggarakan

dengan

tata

cara

sama dalam tim,


mutahir,

pelayanan

kedokteran terbaik yang tersedia (Ferrara, 1968).


3. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang
tidak mengenal batasbatas yang tegas antara keadaan sehat
dengan

keadaan

sakit,

melainkan

pelayanan

yang

diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan


kebutuhan pasien (Goldston,1956).
4. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari
pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit,
diagnosis penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan
yang

diselenggarakan

secara

terpadu

untukmemenuhi
13

kebutuhan

kesehatan

perseorangan

atau

keluarga

secara

keseluruhan (Bodenheimer, 1969).


5. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua
pelayanan

kesehatan

yang

diingikan,

yakni

pelayanan

peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis,


penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (somers dan
Somers, 1974).
6. Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total
yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya, yang
tujuannya bukan untuk memastikan kelainan organik serta
pengobatan,
pasien,

melainkan

masalah

menyelesaikan

keluarga

serta

masalah

totalitas

emosional

lingkungan

sosio

ekonomis pasien (Somers dan Somers, 1974).


Jika diperhatikan keenam batasan diatas segera terlihat bahwa
meskipun rurnusannya agak berbeda, tetapi prinsip pokok yang
terkandung di dalamnya hampir sama. Prinsip pokok pelayanan
kedokteran menyeluruh pada dasarnya adalah pelayanan yang
lengkap. Baik jika ditinjau dari sudut penyelenggara pelayanan
(menerapkan semua tata cara pelayanan yang dikenal), maupun
jika ditinjau dari sudut pasien sebagai pemakai jasa pelayanan
(memenuhi semua
H. Karakteristik Pelayanan Dokter Keluarga Menyeluruh
1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan Pelayanan kedokteran
yang menyeluruh tidak membatasi diri pada satu jenis pelayanan
kedokteran saja, melainkan mencakup semua jenis pelayanan
kedokteran yang dikenal di masyarakat. Untuk ini banyak
pembagian jenis pelayanan yang pernah di kemukakan. Dua
antaranya yang dipandang penting adalah :

14

a. Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan Jika


ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan, pelayanan
kedokteran
pelayanan

dibedakan
tersebut

atas

adalah

tiga

macam.

pelayanan

Ketiga

macam

kedokteran

tingkat

pertama (primary medical care), pelayanan kedokteran tingkat


kedua (secondary medical care), serta pelayanan kedokteran
tingkat ketiga (tertiary medical care). Pelayanan kedokteran
menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang mencakup ketiga
tingkat pelayanan kedokteran diatas.
b. Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit Jika
ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit, pelayanan
kedokteran dibedan atas lima macam (Leavel dan Clark, 1953).
Kelima

macam

pelayanan

kedokteran

tersebut

adalah

peningkatan derajat kesehatan (health promotion), pencegahan


khusus (specific protection), diagnosis dini dan pengobatan tepat
(early diagnosis and promt treatment), pembatasan cacat
(disability limitation), serta pemulihan kesehatan (rehabilitation),
pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran
yang mencakup kelima macam pelayanan kedokteran diatas.
2. Tata cara pelayanan. Pelayanan kedokteran menyeluruh tidak
diselenggarakan secara tekotak-kotak (fragmented) dan ataupun
perputus -putus, melainkan diselenggarakan secara terpadu
(integrated)

dan

berkesinambungan

(continous).

Pengertian

pelayanan terpadu disini banyak macamnya. Yang terpenting


adalah dari sudut pengorganisasiannya. Dalam arti pelbagai jenis
pelayanan kedokteran yang dikenal, harus berada dalam suatu
pengorganisasian yang utuh. Sedangkan pengertian pelayanan
berkesinambungan ada dua macam, yaitu :
a. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien
Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan

15

pelayanan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan


penyakit. Tetapi apabila telah jatuh sakit ia membutuhkan
pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang telah sembuh dari
penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan. Kesemua
jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia
secara berkesinambungan.
b.

Berkesinambungan

dalam

arti

waktu

penyelenggaraan

Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan disini adalah


Pelayanan

yang

harus

tersedia

pada

setiap

saat

yang

dibutuhkan. Pelayanan kedokteran yang tidak tersedia pada


setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran berkesinambungan.
3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan.
Penyelenggaraan
memusatkan

pelayanan

perhatiannya

kedokteran
hanya

pada

menyeluruh
keluhan

dan

tidak
atau

masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan


pada penderita sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan
pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Adanya
perhatian yang bersifat menyeluruh ini dipandang penting, bukan
saja untuk lebih mempertajam diagnosis penyakit, tetapi juga
pada waktu mencari jalan keluar untuk mengatasi penyakit
tersebut.
4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan Perumusan
masalah

dan

atau

penetapan

cara

penyelesaian

masalah

kesehatan yang dihadapi penderita pada pelayanan kedokteran


menyeluruh, tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan
dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach). Sisi yang
dimaksudkan disini mencakup bidang yang amat luas sekali.
Yang terpenting diantaranya adalah sisi fisik, mental dan sosial,
yang secara keseluruhan disebut dengan pendekatan holistik
(holistic approaches).

16

Jika diperhatikan keempat karakteristik pelayanan kedokteran


menyeluruh segeralah mudah dipahami bahwa yang dimaksud
dengan pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut tidak lain
adalah pelayanan kedokteran yang mencakup semua jenis
pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat, dilaksanakan
secara

terpadu

dan

berkesinambungan,

memusatkan

perhatiannya kepada pasien sebagai manusia seutuhnya, serta


pendekatan pelayanannya dilakukan secara holistik.

I. Pelayanan pada Kedokteran Keluarga

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya.


Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter
keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang

17

membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga.


Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut
dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien
di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang
tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya
diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama
dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan
kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.
Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama
antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu
daerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan
pasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul
kesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara
kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien
akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia
pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan (Danasari, 2008).
Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga
tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya
menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk
sertakan sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan
rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter
keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut

18

mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah


sakit.
Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak
sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang
diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga
bukan sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan
penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya,
kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya,
juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan
lingkungannya. Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau
bagian anggota badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan
(Qomariah, 2000).

J. Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Keluarga


Menyeluruh
Menyadari bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran
menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang dapat memenuhi
semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien yang menjadi
tanggung jawabnya, serta menyadari pula bahwa tidak semua
jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkanoleh pasien tersebut
dapat diselenggarakan sendiri oleh seorang dokter keluarga,
maka untuk dapat menjamin tetap terselenggaranya pelayanan
kedokteran menyeluruh, ada tiga syarat pokok yang perlu
diperhatikan. Ketiga syarat pokok yang dimaksud adalah :
1. Membina hubungan dokter-pasien yang baik (doctor-patient
relationship) Syarat pertama yang harus dimiliki setiap dokter
keluarga untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran

19

menyeluruh, dalam arti dapat memenuhi semua kebutuhan dan


tuntutan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya,
adalah membina hubungan dokter-pasien yang baik. Maksudnya
adalah agar pelbagai kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan
pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga dengan demikian
pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan
pasien

akan

dapat

dilakukan

dengan

sebaik-baiknya.

Sesungguhnyalah terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik


dalam praktek dokter keluarga merupakan suatu persyaratan
yang bersifat mutlak. Dengan baiknya hubungan dokter-pasien
tersebut, bukan saja pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan
pasien akan dapat diketahui, tetapi yang terpenting lagi pelbagai
latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta
pelbagai faktor lainnya lagi dari pasien yang bersangkutan, yang
kesemuanya dinilai mempunyai peranan yang amat penting
dalam

menjamin

keberhasilan

penyelenggaraan

pelayanan

dokter keluarga. Tentu mudah dipahami hubungan dokter-pasien


yang dimaksudkan disini bukanlah hubungan antara dokter
dengan pasien sebagai individu, melainkan hubungan dokter
dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta
dengan seluruh anggota keluarga secara keseluruhan.
2. Memahami berbagai sumber kesehatan yang tersedia di
masyakat (health resources) Syarat kedua yang harus dimiliki
oleh setiap dokter keluarga untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat mengatur
pemanfaatan pelbagai pelayanan kesehatan yang tidak mampu
dilakukan sendiri, adalah mengetahui pelbagai sumber kesehatan
yang tersedia di masyarakat. Apabila pengetahuan tentang
pelbagai sumber kesehatan ini dapat dimiliki, akan dapatlah
dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien dengan

20

sebaik-baiknya.

Pengaturan

yang

dimaksudkan

disini,

sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat dilakukan melalui


dua mekanisme pokok. Pertama, mekanisme konsultasi. Kedua,
serta mekanisme rujukan.
3. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
Syarat ketiga yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga
untuk

dapat

menyeluruh,

menyelenggarakan
dalam

menyelenggarakan

arti

pelayanan

memiliki

pelbagai

kedokteran

kemampuan

untuk

kedokteran

sesuai

pelayanan

dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, adalah


adanya

minat

yang

besar

untuk

mengikuti

pelbagai

perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Dengan adanya


minat

tersebut

kemampuan,

dapatlah
yang

diharapkan

apabila

makin

dapat

meningkatnya

dilakukan

secara

berkesinambungan, pada gilirannya akan mempunyai peranan


yang amat penting dalam menyelenggakan pelbagai pelayanan
kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.
Sesungguhnyalah

terselenggaranya

pelayanan

kedokteran

menyeluruh sangat menentukan keberhasilan pelayanan dokter


keluarga. Terutama apabila pelayanan kedokteran keluarga
tersebut dibiayai secara pra-upaya (pre-payment system). Untuk
mencegah timbulnya kerugian finansial pada terselenggaraan
pelayanan
tersebut,

dokter
yang

keluarga

antara

lain

dengan

pembiayaan

disebabkan

oleh

pra-upaya

pemanfaatan

pelayanan penyembuhanpenyakit (curative services) oleh pasien


secara berlebihan dan berulang-ulang, setiap dokter keluarga
harus dapat menyelenggarakan pelayanan peningkatan derajat
kesehatan (health promotion) dan atau pencegahan penyakit
(preventive services). Kedua jenis pelayanan kedokteran yang
terakhir ini, jelas merupakan bagian dari pelayanan kedokteran
menyeluruh.

Kecuali

itu,

untuk

dapat

mempertahankan

kepesertaan para keluarga pada pelayanan dokter keluarga yang

21

dibiayai secara pra-upaya, yang penting artinya untuk menjamin


mantapnya penghasilan, setiap dokter keluarga harus pula dapat
menyelenggarakan

pelayanan

kedokteran

terpadu,

berkesinambungan dan holistik, yang kesemuanya merupakan


karakteristik pokok dari pelayanan kedokteran menyeluruh.
L. Klinik Dokter Keluarga

Tabel 1. Klinik dokter keluarga

M. Pembiayaan pelayanan Dokter Keluarga


Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan
tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan
prasarana medis dan non medis yang diperlukan (investment cost), tetapi juga
untuk membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan (operational
cost) Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien
dan atau keluarga yang memanfaatkan jasa pelayanan dokter keluarga. Masalah
kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung jawab masing-masing
orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasi masalah
kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia
membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.

22

Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak


macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kali pasien
datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan
melalui program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali
pasien datang berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayaran
tersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hat ini adalah badan
asuransi (Qomariah, 2000).
program

asuransi

dipahami

dahulu

kesehatan
apa

yang

(health

insurance)

dimaksud

dengan

perlulah
asuransi

(insurance). Pada saat ini batasan asuransi barlyak macamnya.


Dua antaranya :
1. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi (Breider and Breadles,1972)
2. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung
dengan menerima suatu premi meningkatkan dirinya untuk
memberi ganti rugi kepada si tertanggung yang mungkin di
derita karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung
ketidak pastian dan yang akan mengakibatkan kehilangan,
kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (kitab UU Hukum
dagang, 1987) Untuk indonesia, sekalipun pengertian yang
berlaku adalah sesuai dengan ketentuan KUH Dagang, jadi hanya
merupakan suatu perjanjian antara si penanggung dengan si
tertanggung, namun pada akhir-akhir ini mulai timbul banyak
pendapat seyogiyanya pengertian asuransi lebih diperluas.
Pengertian asuransi tidak terbatas hanya pada memberikan
perlindungan kepada si penanggung saja, melainkan juga kepada
seluruh anggota masyarakat. Pengertian asuransi yang seperti ini

23

dikenal dengan nama asuransi sosial (socialin insurance), yang


asuransi kesehatan termasuk ke dalamnya
Bentuk - Bentuk Pembiayaan Pra-Upaya
Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka
pada saaat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyak diterapkan. Pada
dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan.
Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:
1. Sistem kapitasi (capitation system)
Yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka
waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar
oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh
frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan
oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan.
2. Sistem paket (packet system)
Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan
kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang
dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak
ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan
oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang
dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan
biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan
nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group)
yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.
3. Sistem anggaran (budget system)

24

Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan
penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada
sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah
disepakati (Danasari, 2008).

N. Pengendalian Biaya Kesehatan


Dengan diterapkannya sistem pembayaran pra-upaya, maka
telah merupakan kewajiban bagi penyelenggara pelayanan untuk
berupaya mengendalikan biaya kesehatan (cost containment)
yang

sebaik-baiknya,

sedemikian

rupa

sehingga

resiko

pembiayaan dapat diperkecil. Untuk dapat mengendalikan biaya


kesehatan

ini,

ada

beberapa

prinsip

pokok

yang

harus

diperhatikan oleh penyelenggara pelayanan. Prinsip pokok yang


dimaksud adalah: 1. Mengutamakan pelayanan pencegahan
penyakit Prinsip pokok pertama yang harus diperhatikan oleh
penyelenggara
pelayanan

pencegahan

penyembuhan
diterapkan,

pelayanan
penyakit.

pasti

akan

adalah

lebih

penyakit,
Apabila
besar

mengutamakan

bukan

prinsip

pokok

peranannya

pelayanan
ini

dapat

dalam

upaya

mengendalikan biaya kesehatan. Karena memanglah biaya


pelayanan pencegahan penyakit memang jauh lebih murah dari
pada biaya pelayanan penyembuhan penyakit. Bentuk-bentuk
pelayanan penceghan penyakit yang dapat dilakukan banyak
macamnya. Yang terpenting di antaranya ialah melakukan
penyuluhan

kesehatan,

pemeriksaan

kesehatan

berkala,

imunisasi serta pelayanan keluarga berencana.

25

2. Mencegah pelayanan yang berlebihan Prinsip pokok yang


diperhatikan oleh penyelenggara petayanan adalah mencegah
pelayanan yang berlebihan. Jika memang tidak ada indikasinya,
pemeriksaan penunjang tidak perlu dilakukan. prinsip yang sarna
juga berlaku untuk tindakan dan ataupun pernberian obat.
Dengan

perkataan

deselenggarakan

lain,

harus

pelayanan

memenuhi

kedokteran

serta

sesuai

yang
standar

pelayanan yang telah ditetapkan.


3. Membatasi konsultasi dan rujukan Pelayanan konsultasi dan
apalagi rujukan, memerlukan biaya tambahan. Untuk mencegah
biaya kesehatan, penyelenggara pelayanan harus berupa untuk
membatai konsultasi atau rujukan. Pelayanan konsultasi atau
rujukan tersebut hanya dilakukan apabila benar-benar diperlukan
saja. Apabila ketiga prinsip diatas dapat diterapkan, manfaatnya
bukan

saja

akan

besar

dalam

memperkecil

risiko

biaya

penyelenggara pelayanan, tetapi juga badan asuransi kesehatan.


Apabila keadaan yang seperti ini dapat diwujudkan, pada
gilirannya juga akan menguntungkan penyelenggara pelayanan
sendiri. Karena sesungguhnyalah pada program asuransi yang
menerapkan sistem pembiayaan praupaya, sering diterapkan
sistem intensif, antara lain dalam bentuk bonus bagi para dokter
yang berhasil menghemat pengeluaran. Dalam keadaan yang
seperti ini kedudukan penyelenggara pelayanan adalah sebagai
penjaga gawang (gate keeper) program asuransi kesehatan.

26

BAB III
KESIMPULAN
1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan. Klinik menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan
(perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter,
dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).
2. Fungsi dokter keluarga: Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan),
Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan), Decision Maker (Pembuat
Keputusan), Manager, Community Leader (Pemimpin Masyarakat).
3.

Syarat

Penyelenggaraan

Pelayanan

Kedokteran

Keluarga

Menyeluruh seperti
Membina hubungan dokter-pasien yang baik (doctor-patient
relationship) dan Memahami berbagai sumber kesehatan yang
tersedia di masyakat (health resources).
4. Mekanisme pembayaran bisa berupa fee-for-service atau pra-upaya

27

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta


Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On
Family Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore
Danakusuma, Muhyidin. 2004. Pengantar Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Komunitas. IDI : Jakarta
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta
Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta
PDKI. 2006. Standar Profesi Dokter Keluarga. Depok: PDKI

28

You might also like