Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. Lena sp. KFR
Penyusun:
Stanley Haryono
2009.04.0.0003
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Columna vertebralis adalah struktur tulang yang kompleks dan fleksibel yang
merupakan pilar utama tubuh dan dibentuk oleh tulang-tulang tidak beraturan,
disebut vertebrae. Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :
Cervicales (7)
Thoracicae (12)
Lumbales (5)
Sacroles (5, menyatu membentuk sacrum)
Coccygeae (4, 3 yang bawah biasanya menyatu)
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang
rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum
longitudinalis posterior. Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna
vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana
banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock
absorber
Diskus intervertebralis terdiri dari dua bagian utama : nukleus pulposus di tengah
dan annulus fibrosus disekelilingnya. Diskus dipisahkan dari tulang yang diatas dan
dibawanya oleh lempengan tulang rawan yang tipis (hyalin cartilage plate).
Annulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis:
-
Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan menyilang
konsentris mengelilingi nukleus pulposus sehingga bentuknya seakanakan menyerupai gulungan (coiled spring)
Daerah transisi.
Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan (hyaluronic
long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai sifat sangat
2.2. Definisi
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) adalah keluarnya nukleus pulposus dari
discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal
menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorso lateral menekan radix spinalis
sehingga menimbulkan gangguan.
(3)
membungkuk dan mengangkat. HNP pada daerah lumbal lebih sering terjadi pada
usia sekitar 40 tahun dan lebih banyak pada wanita dibanding pria. HNP servikal
lebih sering terjadi pada usia 20-40 tahun. HNP torakal lebih sering pada usia 50-60
tahun dan angka kejadian pada wanita dan pria sama.
2.4. Etiologi (3)
Idiopatik
Trauma/ strain vertebrae (posisi salah, terus menerus, dengan / tanpa
beban) trauma yang kuat dan tiba-tiba.
Postural
Berkurangnya aliran darah ke discus intervertebralis
Tumpuan beban yang terlalu berat
Ligamentum longitudinalis posterior yang menyempit.
2.6. Patofisiologi
6
yang
terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan
di respon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan
persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk
mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu
bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan
lesi primer pada sistem saraf
saraf
menimbulkan nyeri
yang
kaya
inflamasi. Nyeri
nosiseptor
dirasakan
dari
nervi
sepanjang
nevorum
serabut
saraf
yang
dan
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat,
dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama
beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya
mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan
nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat
muncul dari kolumna spinal. (4)
2.7. Grading
Menurut gradasinya, herniasi dari nukleus pulposus dibagi atas:
1. Protruded intervertebral disc, nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa
kerusakan annulus fibrosus.
2. Prolapsed intervertebral disc, nukleus berpindah tetapi masih didalam
lingkaran annulus fibrosus.
3. Extruded intervertebral disc, nukleus keluar dari annulus fibrosus dan
berada dibawah ligamentum longitudinal posterior.
4. Sequestrated intervertebral disc, nukleus telah menembus ligamentum
longitudinal posterior.
Gejala herniasi toraks sangat bervariasi. Gejala tergantung pada di mana dan
seberapa besar herniasi , di mana ia menekan, dan apakah sumsum tulang
belakang sudah rusak. Nyeri biasanya merupakan gejala pertama. Rasa sakit dapat
berpusat di disk yang terluka tetapi dapat menyebar ke satu atau kedua sisi
punggung tengah. Selain itu, pasien biasanya merasakan rasa sakit seperti pita di
sekitar dada depan. Pasien mungkin akhirnya melaporkan sensasi seperti tertusuk
dan mati rasa. Yang lain mengatakan otot kaki atau lengan mereka merasa lemah.
Bahan disk yang menekan terhadap sumsum tulang belakang juga dapat
menyebabkan perubahan fungsi usus dan kandung kemih. (8)
Manifestasi
klinis
herniasi
pada
daerah
lumbal
yang
timbul
tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi ke segala arah,
tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah
postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tandatanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke
arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina.
(5)
kemungkinan
dirasakan
pada
kaki.
Berjalan,
b e r l a r i , m e n a i k i t a n g g a , d a n m e l u r u s k a n k a k i memperburuk
nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah :
(5)
(5)
dari
bokong
menjalar
ke
10
achilles (APR).
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman
duduk pada sisi yang sehat.
Sindroma kauda equina adalah suatu pola karakteristik dari gejala neuro
muscular dan urogenital yang diakibatkan penekanan dari radix saraf lumbosacral
multiple di bawah level conus medullaris
(10)
11
2.9. Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
amanesis,
pemeriksaan
klinis
umum,
miring/tulang panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.
Derajat gerakan (range of motion) dan spasmus otot.
Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.
Perhatikan cara penderita duduk dan sikap duduknya.
13
Beberapa variasi dari tes ini adalah dorsofleksi kaki yang akan
menyebabkan nyeri bertambah (Bragards sign) atau dorsofleksi
ibu jari kaki (Sicards sign).
b. Tes Laseque menyilang / crossed straight leg raising test (Tes
OConell).
Tes ini sama dengan tes Laseque tetapi yang diangkat tungkai
yang sehat. Tes positif bila timbul nyeri radikuler pada tungkai yang
sehat (biasanya perlu sudut yang lebih besar untuk menimbulkan
nyeri radikuler dari tungkai yang sakit).
2. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal.
a. Tes Naffziger
Dengan menekan kedua vena jugularis selama 2 menit atau
dengan melakukan kompresi dengan ikatan sfigmomanometer
selama 10 menit tekanan sebesar 40mmHg sampai pasien
merasakan penuh di kepala. Dengan penekanan tersebut
mengakibatkan
tekanan
intrakranial
meningkat
yang
akan
Pemeriksaan radiologi
(11)
14
dan
melindungi
dan
meningkatkan
fungsi
tulang
(5)
tirah
baring
untuk
mengurangi
nyeri
mekanik
dan
tekanan
intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan
menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke
aktifitas biasa.
Posisi
tirah
baring
menyandarkan punggung,l u t u t
dan
yang
dianjurkan
punggung
adalah
bawah
dengan
pada
posisi
(5)
15
2. Medikamentosa (5)
inflamasi.
Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis
3.Rehabilitasi Medik
Traksi pelvis
Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi,peregangan
terhadap diskus intervertebralis, peregangan dan penambahan gerakan
sendi apofisial pada prosesus artikularis
Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme
otot.keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat
edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin.
Rehabilitasi Medik
High
frequency
current (HFC
CFM)
Arus
(5)
kontinu
elektromagnetik (CEM)
Berfrekuensi 27MHz dan panjang gelombang 11,06 m, dapat memberikan efek
lokal antara lain Mempercepat resolusi inflamasi kronik, Mengurangi nyeri,
Mengurangi spasme, Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous
16
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.
Terapi latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung
seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa
kelenturan dan penguatan.Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas
fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan
latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran
darah semakin meningkat. (5)
Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan berdasarkan
kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap badan
melawan kekuatan dari luar. Kemampuan mempertahankan sikap tubuh melibatkan
aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap. Aktivitas motorik terapi ini
bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi mempertahankan
sikap tubuh.(11)
Tujuan terapi ini: (11)
sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.
Mengurangi nyeri
17
18
(5)
untuk
mengangkat
panggul
d a n berubah ke posisi
duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada paha untuk
posisi panggul.
S a a t d u d u k , l e n g a n m e m b a n t u m e n ya n g g a b a d a n . S a a t a k a n
duduk
sehingga
memudahkan
gerakan
dan
tidak
m e m b e b a n i p u n g g u n g s a a t bangkit.
Terapi operasi
19
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan
neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi konservatiplah yang
harus diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru namun nyerinya tidak
tertahan atau defisit motoriknya sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan
untuk operasi atau tidak sebaiknya diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf.
Faktor sosio ekonomi yang ikut menentukan operasi secepatnya atau tidak ialah
profesi penderita. Seorang yang tidak dapat beristirahat cukup lama karena
persoalan gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani tindakan operatif secepat mungkin
daripada terapi konservatif ynag akan memerlukan cuti berkali-kali. Bilamana
penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat penyelidikan
mielografi. Berdasarkan mielogram itu dokter ahli bedah saraf dapat memastikan
adanya HNP serta lokasi dan ekstensinya. Diskografi merupakan penyelidikan
diskus yang lebih infasif yang dilakukan bilamana mielografi tidak dapat meyakinkan
adanya HNP, karena diskrografi adalah pemeriksaan diskus dengan menggunakan
kontras, untuk melihat seberapa besar diskus yang keluar dari kanalis vertebralis.
Diskectorny dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general
anesthesia. Hanya sekitar 2 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk
berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan
darah.
Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus
yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih
ekstensif mungkin diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama
untuk sembuh (recovery).
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan fragmen of
nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan ray dan
chemonucleosis.
Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam
herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini
merupakan salah satu alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
20
Kapan kita boleh melakukan latihan setelah cidera diskus? Biasanya penderita boleh
memulai latihan setelah 4 s/d 6 minggu setelah ia diperbolehkan bangun atau turun
dari tempat tidur. (1)
Pantangan (1)
Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya
gejala setelah episode awal.
Edukasi (1)
Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan
tempat tidur harus dipasang papan atau plywood agar kasur jangan
melengkung. Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang
lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit
diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada
sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap tubuh
waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu
tidur terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur rumah
sakit.
Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh bangun
untuk mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar
orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air
besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang
belakang lumbal lebih berat lagi.
Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan
dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan
gerakan sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.
21
Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat
dilakukan pelvic traction, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara pelvic
traction, sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak
menjemukan penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa
yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan melakukan
flexion excersise dan abdominal excersise.
2.12. Prognosis
(5)
konservatif.
Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi
Pada pasien yang dioperasi : 90 % mengalami perbaikan terutama pada nyeri
tungkai dan kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%
22
DAFTAR PUSTAKA
1. https://bimaariotejo.wordpress.com/2009/07/07/hernia-nukleus-pulposus-h-np/
2. https://agussulastri.files.wordpress.com/2013/01/artikel-hnp.pdf
3. https://freddypanjaitan.wordpress.com/2011/10/09/hernia-nukleus-ppulposushnp/
4. http://rspwinterna.wordpress.com/2013/07/07/hernia-nukleus-pulposus-hnp/
5. Azhariyah RA. Hernia nucleus pulposus. Fakultas kedokteran universitas
trisakti.
Semarang.
Citated
dec
28,
2014.
Available
from
http://www.scribd.com/doc/46867336/Hernia-Nukleus-Pulposus#scribd
6. Gillard DM. Lumbar disc herniation. Citated dec 28, 2014. Available from :
http://www.chirogeek.com/Herniation/Herniation%20Page/disc-herniationpage.html
7. https://fisioterapidotme.wordpress.com/2014/05/29/hernia-nukleus-pulposushnp/
8. Chappell ET. A patient guide to thoracic disc herniation. US top spinal
surgeons. (posted august 10, 2009. Citated dec 28, 2014). Available from :
http://topspinalsurgeons.blogspot.com/
9. Staehler RA. Cervical herniated disc symptomps and treatment option. Spinehealth. (posted june 17, 2014. Citated dec 28, 2014). Available from :
http://www.spine-health.com/conditions/herniated-disc/cervical-herniated-discsymptoms-and-treatment-options
10. Dowodu ST. Cauda equina and conus medullaris syndromes. Medscape
(posted dec 18, 2014. Citated dec 28, 2014). Available from : Funnisa PA.
rehabilitasi medik pada penderita hernia nucleus pulposus. Liviaelvaretta.
(posted
april
7,
2010.
Citated
dec
28,
2014).
Available
from
http://putrialthafunnisa.wordpress.com/2010/07/04/rehabilitasi-medik-padapenderita-hernia-nukleus-pulposus/
11.
https://dokterblog.wordpress.com/2009/05/17/diagnosis-danpenatalaksanaan-nyeri-punggung-bawah-di-puskesmas/
23