Professional Documents
Culture Documents
Pada
saat
melakukan
percobaan
ini,
orang
coba
tidak
saat
melakukan
percobaan
ini,
orang
coba
tidak
pada daerah samping lidah orang coba dapat mengenali tekanan pada
jarak 1mm dan tidak dapat membedakan tekanan pada jarak 2mm.
Pada antero posterior lidah orang coba dapat mengenali tekanan
pada jarak 1mm dan tidak dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm.
Pada bagian dorsal lidah orang coba tidak dapat mengenali tekanan pada
jarak 1mm dan 2mm. Pada daerah palatum orang coba dapat mengenali
tekanan pada jarak 1mm dan tidak dapat mengenali tekanan pada jarak
2mm. Pada daerah mukosa orang coba dapat mengenali tekanan pada
jarak 1mm dan tidak dapat mengenali tekanan pada jarak 2 mm. Pada
gusi orang coba tidak dapat mengenali tekanan pada jarak 1mm dan
dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm.
Pada bibir atas orang coba dapat mengenali tekanan pada jarak 1
mm dan tidak dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm. Pada bibir
bawah orang coba dapat mengenali tekanan pada jarak 1mm dan tidak
dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm. Pada daerah dahi orang coba
dapat mengenali tekanan denhan jarak 1mm dan tidak dapat mengenali
tekanan pada jarak 2mm. Pada hidung orang coba tidak dapat mengenali
tekanan pada jarak 1mm dan dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm.
Pada daerah cuping telinga orang coba dapat mengenali tekanan pada
jarak 1mm dan tidak dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm. Pada
daerah pipi kiri-kanan orang coba tidak dapat mengenali tekanan pada
jarak 1mm dan dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm. Pada daerah
dagu orang coba tidak dapat mengenali tekanan pada jarak 1mm dan
dapat mengenali tekanan pada jarak 2mm. Pada daerah leher orang coba
dapat mengenali tekanan pada jarak 1mm dan tidak dapat mengenali
tekanan pada jarak 2mm. Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan
kurang pekanya orang coba terhadap rangsangan sehingga tidak dapat
mengenali tekanan jangka.
3.2.3
Pada
saat
melakukan
percobaan
ini,
orang
coba
tidak
rangsangan
termis
yaitu
dengan
menguunakan
60o ,
70o ,
80o , dan
90o .
gigi insisiv subjek dalam status vital. Sedangkan pada gigi molar
pertama bawah setelah diberi Chlor-ethyl tidak menimbulkan
ngilu dan terasa dingin. Hal ini menunjukkan bahwa rangsangan
dari Chlor-ethyl berhenti sehingga tidak terjadi ngilu dan
merupakan pertanda bahwa gigi masih vital.
3.2.6.2 Test Vitalitas Gigi dengan Suhu Panas
Dari data hasil percobaan yang didapat, diketahui bahwa
tes vitalitas gigi terhadap suhu panas dapat menentukan
ketahanan gigi. Gigi insisivus lebih sensitive terhadap
rangsangan suhu panas daripada gigi molar. Hal ini disebabkan
lapisan enamel dari gigi insisive lebih tipis daripada lapisan
enamel dari gigi molar, sehingga rangsangan lebih mudah masuk
ke tubuli dentin, dan kemudian dilanjutkan ke pulpa, yang
merupakan tempat persarafan gigi berada. Sedangkan untuk
rangsangan termis ditanggapi oleh reseptor ruffini.
3.2.6.3 Test Vitalitas Gigi dengan Tekan
Pada percobaan kali ini, dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui vitalitas gigi dengan rangsangan tekan, pada
percobaan kali ini, kelompok kami menggunakan orang coba
dengan jenis kelamin perempuan, dan didapatkan hasil pada gigi
insisive pertama setelah ditekan dengan kaca mulut gigi orang
coba terasa agak ngilu, sedangkan pada gigi molar bawah kanan,
saat ditekan dengan kaca mulut, gigi orang coba tidak terasa
ngilu. Dari data percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa gigi
insisive pertama lebih sensitive terhadap rangsangan tekan
dibandingkan dengan gigi molar pertama bawah kanan.
3.2.6.4 Test Perkusi Gigi dan Palpasi