Professional Documents
Culture Documents
KONSTRUKSI TRADISIONAL
DAN TANGGAPAN
TERHADAP ALAM
(STUDI KASUS LUMBUNG TRADISIONAL BALI)
IKETUT DIRGANTARA
25209038
PROGRAM ARSITEKTUR
SEKOLAH ARSITEKTUR,
PERENCANAAN, DAN
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
2010
Abstrak
Sebagian besar masyarakat bali bergerak di sektor pertanian dan pariwisata. Persentase persawahan di
Bali khususnya bagian barat, jauh lebih besar dari presentase permukiman. Hal tersebut membuktikan
bahwa penghasilan padi di Bali sangat besar. Sehingga secara turun temurun, diciptakanlah desain
bangunan sebagai tempat menyimpan padi yang lebih dikenal masyarakat bernama lumbung.
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui kearifan lokal yang terkandung dalam desain bangunan
tradisional lumbung, dalam menanggapi pengaruh iklim dan lingkungan sehingga bahan pangan yang di
dalam lumbung tetap terjaga untuk jangka waktu yang panjang. Hasil dari laporan ini adalah bahwa
desain lumbung yang dilihat sekarang, memang benar sudah tanggap terhadap lingkungan dan alam yang
telah teruji selama bertahun-tahun. Manfaat dari laporan ini adalah untuk mencari ide-ide kreatif dari
kearifan lokal yang tentunya berpengaruh pada desain masa kini yang responsif terhadap alam dan
lingkungannya.
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Luas wilayah Bali sebesar 5,636 km². Letak
geografis provinsi 114° BT - 40° BT, 8°LS- 48° LS. Ketinggian maksimum 300 m dan minimum 22m.
Curah hujan maksimal 355 mm perbulan dan minimal 50 mm perbulan. 1 Suhu udara 27. 70°C,
kelembaban rata-rata 77.70%2. Melihat kondisi iklim yang demikian dan curah hujan yang tinggi perlu
dipikirkan strategi dari segi desain terutama untuk penyimpanan bahan pangan. Bukan hanya dari segi
tanggapan terhadap iklim dan lingkungan tetapi yang penting diingat adalah dari segi waktu. Sebelum
ditemukannya bibit unggul, waktu panen bisa mencapai 6 bulan, dan persediaan bahan pangan harus
memenuhi waktu tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut diciptakanlah bangunan yang bernama
lumbung.
Lumbung adalah bangunan tradisional Bali yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
padi. Lumbung dapat dibedakan menjadi tiga jenis.3 Antara lain : Kelumpu, Kelingking dan Jineng.
Lumbung memiliki beberapa fungsi adalah sebagai berikut : pada bagian atas lumbung digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan hasil pertanian. Di banjar yang sebagian besar penduduknya sebagai petani,
lumbung dibuat untuk menyimpan hasil pertanian milik banjar. Lumbung dadia digunakan untuk
menyimpan bahan pangan dan bahan upacara di desa. Bangunan lumbung juga berfungsi sebagai
ungkapan identitas yang dapat menunjukkan status sosial. Halaman disekitar lumbung digunakan sebagai
tempat berkumpul dan tempat menjemur padi. Lumbung juga berfungsi sebagai tempat memuja Dewi Sri
sebagai dewa kemakmuran. Fungsi lumbung lainnya adalah sebagai tempat melaksanakna kerja-kerja
sosial dalam kehidupan beradat dan beragama.
Dari penjelasan diatas, maka dalam laporan ini, penulis ingin membahas bagaimana sebuah
lumbung mampu menanggulangi masalah lingkungan dan alam dalam upaya mempertahankan hasil
pertanian dalam jangka waktu yang lama. Pembahasan ini penting melihat kedepan kearifan lokal makin
ditinggalkan padahal banyak makna yang terkandung di dalam suatu pemikiran tradisional yang bisa
dipakai untuk teknologi masa mendatang.
1
Klimat Negara, artikel online (9 mei 2010) http://staklimnegara.net/Tabel%20Evaluasi%20CH.html
2
Indonesia Investment coordinating board artikel online (9 mei 2010)
http://regionalinvestment.com/sipid/id/area.php?ia=51&is=33
3
Arsitektur Rumah Tradisional Bali, Udayana University Press, hal : 99
I.2 Rumusan masalah
Apakah yang menyebabkan desain lumbung mampu menanggulangi masalah iklim dan lingkungan
sekitar?
Adapun tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui strategi desain lumbung dalam
menghadapi tantangan iklim dan lingkungan dalam upaya melindungi hasil pertanian dalam jangka waktu
yang lama. Diharapkan nanti hasil dari laporan ini berguna sebagai kilasan singkat tentang bangunan
Lumbung tradisional Bali dalam upaya mengangkat kearifan lokal.
Laporan ini akan membahas desain lumbung hanya sebatas segi struktur, konstruksi dan bahan yang
digunakan.
BAB II PEMBAHASAN
4
Dwijendra. N. K. Acwin Arsitektur Rumah Tradisional Bali, Udayana University Press, hal : 111
II.1.2 Sub Struktur 5
5
Dwijendra. N. K. Acwin Arsitektur Rumah Tradisional Bali, Udayana University Press, hal : 112
II.1.3 Super Struktur 6
6
Sulistyawati, Lumbung Tradisional Bali dan Perkembangannya, 1998
II.1.3 Upper Struktur 7
Atap lumbung berbentuk kampiah (pelana) tinggi, melengkung dan cembung, sehingga ruang
dalam yang terbentuk menjadi lebih luas daripada ruang yang ada di bagian badan dan kaki. Ruangan
inilah yang digunakan sebagai tempat menyimpan padi. Bentuk atap melengkung berguna agar dapat
menampung padi lebih banyak, sebagai usaha pengkondisian ruang, dan air hujan akan cepat jatuh, serta
padi di dalam ruang tidak menjadi lembab. Ujung bawah atap memiliki bentuk lengkungan lebih vertikal,
berfungsi untuk mempersulit tikus masuk ke ruang penyimpanan padi.
02 05
06 01. Raab
01
07 02. Iga-iga
03. Apit-apit
03 04. Kolong
05. Langit-langit
04 08 06. Iga-iga
09
07. Apit-apit
08. Ulap-ulap
09. Pintu kuadi
03
02
01
04
7
Sulistyawati, Lumbung Tradisional Bali dan Perkembangannya, 1998
Denah bale
8
II.2 Bahan
Bangunan sebagai tempat kehidupan manusia bertujuan untuk mencapai keserasian dengan manusia
bertujuan untuk mencapai keserasian dengan manusiasebagai penggunanya dan alam sebagai wadahnya,
termasuk di dalamnya bengunan lumbung lumbung bali, salah satu usaha perwujudan hal tersebut adalah
dengan pemilihan bahan material dari alam sekitar bangunan tersebut berada.
8
Dwijendra. N. K. Acwin Arsitektur Rumah Tradisional Bali, Udayana University Press, hal : 121
berbatu basalt digunakan batu tersebut untuk
bangunan begitu juga dengan desa yang
menghasilkan batu kapur atau padas.
Daftar pustaka
Dwijendra. N. K. Acwin. 2008. Arsitektur Rumah Tradisional Bali. Denpasar: Udayana University Press.