Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 11 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa serta Peraturan Bupati Grobogan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa, maka dalam rangka kelancaran, ketertiban dan Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa di Kabupaten Grobogan, dengan ini perlu kami sampaikan petunjuk teknis penyusunan struktur Organisasi dimaksud. Selanjutnya diminta bantuan Saudara untuk menyampaikan kepada Desa-desa diwilayah Saudara. Adapun petunjuk teknis dimaksud adalah sebagai berikut : A. Persiapan 1. Kepala Desa membentuk tim penyusun Peraturan Desa tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dengan susunan sebagai berikut : a. Kepala Desa sebagai Penanggung Jawab b. Sekretaris Desa Sebagai Ketua c. Sekretaris d. Anggota Sekretaris dan Anggota tim adalah dari Perangkat Desa lainnya sesuai kondisi di desa masing-masing. 2. Tim melaksanakanan verivikasi dan validasi data terakhir mengenai luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa guna penentuan pola minimal atau maksimal. B. Penentuan Pola Minimal atau Pola Maksimal Penentuan Pola Minaimal atau Pola Maksimal oleh tim ditentukan dengan didasarkan pada : 1. Jumlah Penduduk yaitu : a. Jumlah Penduduk < 2.500 jiwa diberikan bobot nilai 15 b. Jumlah Penduduk 2.501 s/d 7.500 jiwa diberikan bobot nilai 20 c. Jumlah Penduduk 7.501 s/d 12.500 jiwa diberikan bobot nilai 25 d. Jumlah Penduduk > 12.500 jiwa diberikan bobot nilai 30 2. Luas Wilayah Desa yaitu : a. Luas wilayah < 3 KM2 diberikan bobot nilai 15 b. Luas wilayah 3,1 s/d 15 KM2 diberikan bobot nilai 20 c. Luas wilayah 15,1 s/d 27 KM2 diberikan bobot nilai 25 d. Luas wilayah > 27 KM2 diberikan bobot nilai 30 3. Kekayaan Desa yang menjadi Pendapatan Asli Desa yaitu ditentukan sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Desa < Rp. 50.000.000,- diberikan bobot nilai 15 b. Pendapatan Asli Desa Rp. 50.000.001,- s/d Rp. 100.000.000,- diberikan bobot nilai 20 c. Pendapatan Asli Desa Rp. 100.000.001,- s/d Rp. 150.000.000,- diberikan bobot nilai 25 d. Pendapatan Asli Desa > Rp. 150.000.000,-diberikan bobot nilai 30 4. Jumlah bobot nilai dari ketiga indikator tersebut dijadikan dasar penetuan pola minimal atau pola maksimal yaitu sebagai berikut : a. dalam hal jumlah bobot nilai dari ketiga indikator sebagaimana dimaksud pada angka 1 s/d 3 < 50, maka struktur organisasi pemerintah desa adalah dengan pola minimal dengan 3 jabatan Kaur di bawah Sekretaris Desa. b. dalam hal jumlah bobot nilai dari ketiga indikator sebagaimana dimaksud pada angka 1 s/d 3 > 50, maka struktur organisasi pemerintah desa dapat ditetapkan dengan pola maksimal dengan 5 jabatan kaur di bawah Sekretaris Desa. Penetapan pola pada struktur organisasi pemerintah desa ini mempertimbangkan kebutuhan desa yang memperhatikan kebutuhan organisasi Desa dalam rangka pelayanan masyarakat yang efektif dan efisien. Contoh : - Jumlah penduduk Desa X = 2.500 jiwa, diberi bobot nilai 15. - Luas wilayah Desa X = 15 Km2, diberi bobot nilai 20. - Hasil lelang tanah kas desa X = Rp. 5.400.000,- , akan diberi bobot nilai 15. - Jumlah bobot nilai Desa X = 15+20+15 = 50. Oleh karena jumlah bobot nilai adalah 50 maka struktur organisasi pemerintah desa ditetapkan dengan pola minimal. C. Penyusunan Peraturan Desa 1. Tim penyusun Struktur Organisasi dan Tata kerja Pemerintah Desa menyusun Peraturan Desa tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. 2. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf C angka 1 diajukan oleh Pemerintah desa kepada BPD. D. Pembahasan dan Penetapan Peraturan Desa 1. Pembahasan dan penetapan peraturan desa dilaksanakan sesuai mekanisme yang telah ditetapkan dalam tata tertib BPD. 2. Paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan Peraturan Desa tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, tembusan Perdes dimaksud agar dikirimkan Kepada Bupati melalui Camat.
Demikian untuk menjadikan perhatian dan agar digunakan sebagai
pedoman.
BUPATI GROBOGAN,
H. BAMBANG PUDJIONO, SH.
TEMBUSAN, disampaikan kepada Yth. :
1. Ka. Inspektorat Kab. Grobogan; 2. Ka. Sub Bag. Kesekretariatan dan SANTEL Setda Kab. Grobogan; 3. Arsip.