Professional Documents
Culture Documents
221
TUJUAN
Peserta memiliki keterampilan dalam melakukan mediasi untuk
menemukan penyelesaian terbaik yang dapat diterima oleh pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik.
POKOK BAHASAN
☺ Mediasi Konflik
☺ Tahapan Mediasi
☺ Peran Mediator
WAKTU
Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran 3 X 40 menit
METODE
Metode yang digunakan diantaranya
☺ Berbagi Pengalaman
☺ Diskusi kelompok
222
PROSES PEMBELAJARAN
Kegiatan 1: Mediasi Konflik
223
2. Bagilah peserta dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
untuk mendiskusikan studi kasus 10.1 tentang ‘Relokasi
Pasar’. Berdasarkan hasil kajian kelompok bagaimana peran
mediator untuk menyelesaikan kasus tersebut, sebagai
panduan gunakan matrik sebagai berikut;
Keterampilan mediasi bagi pemimpin dan tokoh masyarakat tidak hanya mencakup
kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak, tetapi dilatih
untuk menjadi seorang mediator yang memiliki kapasitas dalam mempertemukan
kepentingan kedua belah pihak yang berbeda. Tidak saja dapat diterima oleh kedua
belah pihak—juga memiliki kualitas personal yang cukup tinggi. Melalui pelatihan
ini, peserta diberikan pengetahuan dasar tentang mediasi dan langkah-langkah
praktis mediasi dalam proses penyelesaian konflik. Fasilitator disarankan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta berbagi pengalaman tentang kasus-kasus
sengketa atau perselisihan yang pernah diselesaikan melalui proses
mediasi. Kembangkan kemampuan personal mencakup cara berfikir,
kedewasaan, fokus terhadap solusi, kesabaran, dan etika sebagai
mediator. Peserta perlu diberikan pemahaman tentang kepribadian
mediator yang menuntut kemampuan untuk berpartisipasi,
menempatkan posisi tidak tergantung—menghakimi, menjaga
emosi dan fokus terhadap masalah yang dihadapi oleh semua
pihak.
224
Lembar Permainan 10.1
‘Baju Kertas’
Format : Kelompok
Waktu : 5 — 10 Menit
Tempat : Di dalam ruangan
Materi : Kertas koran, Metaplan, lem, gunting
dan spidol
Peserta : 20 — 25 orang
Deskripsi
Permainan ini melatih kemampuan peserta untuk melakukan mediasi dengan pihak atau kelompok
lain dalam menyelesaikan pakaian yang terbuat dari kertas. Peserta dibagi dalam empat kelompok.
Kelompok 1 mengajukan penawaran jenis dan kriteria pakaian yang akan di buat. Kelompok 2
diminta untuk membuat rancangan—-desain visual sesuai permintaan. Kelompok 3 merumuskan
langkah-langkah secara tertulis bagaimana pembuatannya. Kelompok 4 membuat pakaian tersebut.
Hasilnya diserahkan kepada kelompok pertama—dapat menerima dan menolak hasilnya sesuai
dengan kriteria yang telah disepakati. Permainan ini memberikan refleksi—gambaran tentang proses
mediasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk menghasilkan bentuk keputusan yang
dapat diterima. Pada awal permainan kelompok akan cenderung untuk melakukan tindakan sesuai
dengan keinginan dan gagasannya—tanpa melihat pada kebutuhan, kapasitas-keahllian dan kondisi
masing-masing. Dalam proses ini peserta akan berupaya untuk melakukan mediasi (sebagai
mediator) untuk menterjemahkan keinginan—harapan pihak-pihak yang berkepentingan bukan
berorientasi pada kepentingan dan posisi dirinya
Tujuan
1. Menunjukkan bahwa setiap orang—kelompok membutuhkan bantuan pihak ketiga yang mampu
menjembatani kebutuhan dan menjalin hubungan dengan pihak lain untuk memenuhi
tuntutannya.
2. Memahami bahwa cara atau proses mediasi sangat penting dalam mencapai situasi yang dapat
diterima oleh semua pihak yang berkepentingan dalam konflik.
3. Memahami bahwa mediasi dapat membantu melakukan proses pertukaran sumber daya,
225
kepentingan yang mendorong upaya penyelesaian konflik.
Cara Permainan
1. Berikan penjelasan umum kepada peserta tentang permainan yang akan dilakukan. Mintalah
mereka untuk berdiri semua.
2. Setelah mereka berdiri. Bagilah peserta dalam 4 kelompok masing-masing berjumlah antara
4-5 orang.
• Kelompok 1: mengajukan ide atau gagasan tentang pakaian yang ingin dibuat dengan
menetapkan jenis pakaian dan kriterianya (misalnya: pakaian kerja, pakaian musim
dingin—Bersaku, berkerah, rapih, tidak cacat, dsb)
4. Lakukan beberapa tahap kegiatan yang dipandu langsung oleh fasilitator sesuai dengan tugas
masing-masing kelompok. Pertama, mengajukan ide atau gagasan; Kedua, membuat
alternatif rancangan gambar; Ketiga, merumuskan deskripsi dan langkah-langkah produk;
Keempat, pembuatan pakaian sesuai dengan pesanan. Pada langkah pertama hingga ketiga
masing-masing diberi waktu 3-5 menit. Khusus untuk langkah keempat diberikan waktu 10-15
menit.
5. Untuk memastikan proses ini berjalan dengan baik, fasilitator mengamati proses ini, dan
agar tidak berlarut-larut berikan panduan atau tanda waktu yang cukup untuk melakukan
proses negosiasi.
6. Jika pekerjaan telah selesai mintalah kelompok 1-3 untuk memberikan apresiasi dengan
memberikan penilaian—bandingkan hasilnya dengan jenis, kriteria dan gambar yang telah
dibuat oleh kelompok sebelumnya.
7. Buatlah resume—hukmah dari permainan ini dan kaitkan dengan fungsi dan peran mediator
dalam menyelesaikan beragam kepentingan dalam masyarakat
226
Diskusi
1. Apa yang dipikirkan oleh peserta ketika melakukan tugas pembuatan baju dalam kelompok ?
2. Kesulitan apa saja yang dirasakan oleh kelompok dalam menyelesaikan permainan ini ?
3. Apa yang dirasakan peserta pada saat melakukan mediasi untuk menjembatani kebutuhan
dan kepentingan antarkelompok?
4. Kecenderung perilaku sikap atau tindakan apa yang dilakukan oleh kelompok pada saat
melakukan mediasi untuk menyelesaikan pekerjaan ?
Variasi
Permainan ini dapat dilakukan dalam kelompok yang lebih luas dimana setiap kelompok mendapat
tugas yang sama mulai dari perencanaan hingga produksi. Memperluas topiknya sesuai dengan
pekerjaan, hobi, kerjasama tim, dan lain-lain. Berikan kesempatan kepada kelompok melakukan
pameran dari hasil kerja setiap kelompok. Akan suasana lebih menarik dapat diiringi musik.
Permainan ini dapat melatih kemampuan peserta untuk membuka dialog, menemukan ide dan
gagasan, menyatukan perbedaaan dan menutup sebuah proses mediasi.
Kunci
Permainan ini memberikan pengalaman tentang bagaimana melakukan dialog, transaksi dengan
pihak lain. Melalui permainan ini peserta dilatih untuk menyelesaikan berbagai kesulitan dalam
penyelesaian tugas dengan melakukan proses mediasi secara benar terutama pada saat penggalian
kebutuhan, permasalahan, dan menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
227
228
Lembar Kasus 10.1
‘Relokasi Pasar’
Anda adalah seorang pemimpin atau tokoh masyarakat yang cukup disegani. Desa yang
sangat subur—dikenal sebagai penghasil palawija dan padi organik berkualitas. Sebagian
besar penduduknya menggantungkan mata pencahariannya dari pertanian. Karena
letaknya sangat strategis. Pemda berencana akan membangun pasar di desa Anda yang
berfungsi sebagai terminal produk pertanian yang dapat melayani beberapa desa
disekitarnya. Setelah konflik dan Tsunami daerah ini ditetapkan sebagai satu desa
penerima bantuan dari pemerintah melalui program pengembangan kecamatan. Salah satu
alasannya desa ini paling parah mengalami kerusakan. Pada tahun ini Dinas Perindustrian,
Koperasi dan Perdagangan berencana melakukan relokasi pasar induk kaget yang terletak
di pusat kota kabupaten. Hal ini juga telah menjadi usulan dalam MAD dan disetujui untuk
di danai melalui APBD kabupaten. Setelah melalui kajian teknis dan proses tender telah
dilakukan. Terjadi permasalahan menyangkut ganti rugi tanah dan proses relokasi pasar
lama ke pasar baru terutama para petani dan pedagang khawatir tidak memperoleh
tempat dan bersaing dengan pendatang baru dari desa atau kecamatan lain. Khusus untuk
ganti rugi lahan seluas dua hektar, pada mulanya pemilik setuju dengan harga yang telah
ditetapkan yaitu 1m2 seharga Rp. 40.000. Namun tidak berapa lama pemiliknya telah
meninggal, ahli warisnya mulai mempersoalkan status tanah tersebut, mereka
menganggap harga itu tidak layak. Mereka meminta untuk dinegosiasikan ulang.
Akibat ada beberapa pedagang yang tidak setuju dengan relokasi—karena pada saat
MAD mereka tidak terakomodasi. Mereka memprovokasi petani dan pedagang lain untuk
menolak dipindahkan. Mereka khawatir jika pasar itu dipindahkan mereka tidak
diprioritaskan mendapat kios baru, pemerintah daerah memberikan peluang kepada
petani atau pedagang lain untuk mengisi kios baru dan biaya sewa rencana akan dinaikan
karena menyangkut pemeliharaan pasar. Mereka khawatir, jika tidak diatur akan
menimbulkan permasalahan baru menyangkut persaingan—pendapatan berkurang, dan isu
rasis antara pendatang dan penduduk asli yang akan mengisi pasar tersebut. Disamping itu
muncul premanisme calo-calo yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan mereka.
229
Masyarakat sudah mulai mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan kebutuhan
sehari-hari karena banyak pedagang pasar tidak beroperasi karena sebagian telah
mengosongkan kios-kiosnya. Pemerintah daerah masih belum memberikan kepastian
kapan pasar yang baru akan dibangun. Beberapa perwakilan masyarakat datang dan
meminta kepada Anda untuk mencarikan jalan keluar dari permasalahan ini.
230